Oleh :
dr. Arlene Widjaja
Pembimbing :
dr. Febby Hallytha
Dokter Internsip
Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat
5 Maret 2019 – 5 Juli 2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai faktor salah satunya
adalah status gizi anak balita, sebab anak balita sebagai generasi penerus yang
bangsa.
Masalah gizi pada anak balita yang dihadapi Indonesia saat ini adalah masalah
pertumbuhan anak balita yakni dengan Berat Badan (BB) di Bawah Garis Merah
(BGM). Berat badan di Bawah Garis Merah adalah keadaan kurang gizi tingkat
berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan
Bawah Garis Merah (BGM) adalah keadaan anak balita yang mengalami
gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi sehingga pada saat ditimbang berat
badan anak balita di bawah garis merah pada KMS atau status gizi buruk (BB/U <
RI (2005), anak balita BGM adalah anak balita yang saat ditimbang berat badannya
2
KMS adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan anak balita berdasarkan
indeks antropometri Berat Badan menurut Umur (BB/U) yang berfungsi sebagai
alat bantu untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak balita. Catatan pada
KMS dapat menunjukkan status gizi balita. Balita dengan pemenuhan gizi yang
cukup memiliki berat badan yang berada pada daerah berwarna hijau, sedangkan
warna kuning menujukkan status gizi kurang, dan jika berada di Bawah Garis
Proporsi gizi buruk dan kurang di Indonesia turun 19,6% menjadi 17,7% pada
tahun 2018 namun di pronvinsi DKI Jakarta, proporsi gizi buruk dan kurang di
tahun 2018 tetap meningkat dibandingkan dengan tahun 2013. Berdasarkan profil
kesehatan DKI Jakarta tahun 2017 yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan DKI
Jakarta, dari sekitar 391.164 balita yang ditimbang, 5.898 balita berada di bawah
garis merah atau sebesar 1,5 %, dibandingkan dengan tahun 2016 ditemukan 937
kasus balita berada dibawah garis merah (BGM), atau sebesar 0,47%, dan terus
meningkat pada tahun 2018. Peningkatan penemuan kasus balita di bawah garis
merah pada tahun 2017 disebabkan beberapa faktor salah satunya peningkatan
program skrining gizi buruk di seluruh wilayah Jakarta. Balita ditimbang pada
tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 158,405 balita yang
3
Gambar 1. Jumlah Balita di Timbang dan Balita di Bawah Garis Merah (BGM)
Gambar 2. Presentase Balita Dengan Gizi Buruk Provinsi DKI Jakarta Tahun
2012-2017
4
BGM merupakan penyebab pertama kematian anak balita yaitu sebesar 54%
kematian anak balita. Indonesia sebagai peringkat kelima dunia yang anak balitanya
mengalami gangguan pertumbuhan dengan jumlah anak balita yang berat badannya
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya adalah:
5
1.3 Tujuan
Kuningan Barat.
Kuningan Barat.
Kuningan Barat.
6
1.4 Manfaat
1.4.2.1 Memberikan informasi kepada balita dan keluarga balita BGM tehadap
1.4.3.2 Menambah pengetahuan penulis mengenai ilmu kesehatan gizi dan ilmu
kesehatan masyarakat.
rendah
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Balita atau Bawah Lima Tahun adalah anak yang telah menginjak usia di
atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun
Balita merupakan individu yang berumur 0-5 tahun, dengan tingkat plastisitas otak
yang masih sangat tinggi sehingga akan lebih terbuka untuk proses pembelajaran
dan pengayaan. Balita juga bisa menggunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-59
bulan. Balita terbagi menjadi dua golongan yaitu balita dengan usia satu sampai tiga
tahun dan balita dengan usia tiga sampai lima tahun (Soekirman,2006).
KMS (Kartu Menuju Sehat) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan
(Kementerian Keseharan RI, 2010). Fungsi KMS ada 3 yaitu, alat untuk
(pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI dan imunisasi) dan untuk alat edukasi
( cara pemberian makanan anak dan perawatan bila menderita diare ). Kartu KMS
balita 2008 dibedakan antara anak laki-laki (biru) dan anak perempuan (merah
muda), kartu KMS diisi setiap bulan dan dilihat pertumbuhan anaknya.
yaitu naik dan tidak naik, bila berat badan naik anjurkan ibu untuk mempertahankan
8
kondisi anak dan berikan nasihat tentang pemberian makan anak sesuai dengan
umurnya. Bila berat badan tidak naik 1 kali, tanyakan dan catat keadaan anak bila
ada keluhan dan kebiasaan makan anak, berikan penjelasan kemungkinan penyebab
berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu, serta anjurkan untuk datang pada
penimbangan berikutnya. Bila berat badan tidak naik 2 kali atau berada di Bawah
Garis Merah (BGM) rujuk anak ke puskesmas atau pustu atau poskesdes
9
2.2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
makanan kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta
pangan serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran.
tingginya angka gizi kurang pada balita yang disebabkan oleh asupan gizi yang
sebenarnya tujuan yang hendak dicapai sama, yaitu untuk memenuhi kebutuhan gizi
balita.
sekaligus sebagai pembelajaran bagi ibu dari balita sasaran. PMT pemulihan
diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal. Pemberian makanan
tambahan hanya dikonsumsi oleh balita gizi kurang atau gizi buruk dan diberikan
Jika bahan lokal terbatas dapat digunakan makanan pabrikan yang tersedia di
10
untuk keamanan pangan. Diutamakan berupa sumber protein hewani dan nabati
serta sumber vitamin dan mineral terutama berasaal dari sayur dan buah. PMT
pemulihan ini diberikan sekali dalam satu hari selama 90 hari berturut-turut atau 3
bulan. Makanan tambahan pemulihan dapat berupa pabrikan dan lokal. PMT
biskuit yang tiap 100 gram PMT mengandung 450 kalori, 14 gram lemak, 9 gram
B1, B2, B3, B6, B12, D, E, K, dan Asam Folat) dan 7 mineral (besi, zink, fosfor,
selenium, dan kalsium). Setiap bungkus PMT Balita terdiri dari 12 keping biskuit
atau 540 kalori (45 kalori per biskuit). Usia 6-11 bulan diberikan 8 keping per hari
selama 1 bulan, setara dengan 20 bungkus PMT Balita. Usia 12-59 bulan diberikan
12 keping per hari selama 1 bulan, setara dengan 30 bungkus PMT Balita. Bila berat
badan telah sesuai, pemberian PMT Balita dihentikan dan untuk selanjutnya
berbasis bahan makanan lokal ada dua jenis yanitu berupa Makanan Pendamping
Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk bayi dan anak usia 6 – 23 bulan dan makanan
tambahan untuk pemulihan anak balita 24-59 bulan berupa makanan keluarga.
tambahan yang diberikan kepada balita yang disediakan oleh kader posyandu.
Tujuan PMT Penyuluhan adalah sebagai sasaran penyuluhan kepada orang tua
balita tentang makanan kudapan (snack) yang baik diberikan untuk balita, sebagai
sarana untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi balita dan sebagai sarana untuk
11
menggerakkan peran serta masayarakat dalam mendukung kesinambungan
penyelenggaraan posyandu.
Pengertian Status Gizi Menurut Gibson (1990), status gizi adalah keadaan
tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke
dalam tubuh dan juga perwujudan manfaatnya. Hadi (2005), status gizi adalah
merupakan suatu ekspresi satu aspek atau lebih dari nutriture yang dibutuhkan
individu dalam suatu variable. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variable tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam
Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor resiko
untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik pada seseorang akan
Kelompok bayi dan anak balita adalah salah satu kelompok umur yang
rentan terhadap penyakit-penyakit kekurangan gizi, oleh sebab itu indikator yang
paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah dengan melalui
Terjadinya gizi buruk pada anak bukan saja disebabkan oleh rendahnya
tidak tahu melakukan penilaian status gizi pada anaknya, sepertinya masyarakat
12
atau keluarga hanya tahu bahwa anak harus diberikan makan seperti halnya orang
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian
1. Antropometri
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
2. Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
3. Biokimia
diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yag digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa
13
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi menjadi tiga
penilaian yaitu, survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi (Supariasa dkk,
2002:20).
2. Statistik Vital
data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang
14
3. Faktor Ekologi
sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya.
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti
Dalam menentukan status gizi balita harus ada ukuran baku yang sering
Gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah
2005). Kelebihan berat badan pada balita terjadi karena ketidakmampuan antara
energi yang masuk dengan keluar, terlalu banyak makan, terlalu sedikit olahraga
atau keduanya. Kelebihan berat badan anak tidak boleh diturunkan, karena
penyusutan berat akan sekaligus menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk
15
b. Gizi baik (well nourished)
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup
fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada
Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih
nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-
rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori. Di
Indonesia, kasus KEP (Kurang Energi Protein) adalah salah satu masalah gizi utama
diklasifikasikan menjadi :
16
BAB III
METODE PENELITIAN
Barat. Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan April tahun 2019 sampai Juni
2019.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat dari
pengukuran tinggi badan dan berat badan secara langsung yang dilakukan saat
Data diambil dari orang tua responden menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS) pasien serta wawancara yang berisikan riwayat pola makan pasien yang
meliputi jenis makan, jumlah makan, dan frekuensi makan menggunakan metode
Food Record. Langkah dari Food Record yang pertama meminta ibu dari subjek
17
penelitian mencatat makanan yang dikonsumsi dalam Ukuran Rumah Tangga
(URT) / gram (nama masakan, cara persiapan, dan pemasakan bahan makanan),
lalu peneliti memperkirakan / estimasi URT kedalam ukuran berat (gram) untuk
kedalam zat gizi dengan Daftar Komposisi (DKBM) dan yang terakhir
Populasi target :
Populasi terjangkau :
Kuningan Barat yang memiliki perbandingan antara berat badan per usia
Kuningan Barat yang memiliki perbandingan antara berat badan per usia
berada di bawah garis merah pada KMS dan menderita penyakit lain.
18
3.7 Sampel
19
BAB IV
4.1 Hasil
hasil :
Balita
Usia : 4 tahun
Tinggi Badan : 98 cm
Agama : Islam
20
Identitas Orangtua
Keluarga yang serumah : ibu, ayah, 2 kakak (14 tahun dan 7 tahun), 1 nenek.
Riwayat Kelahiran
21
Riwayat Imunisasi
- Tengkurap : 4 bulan
- Merangkak : 9 bulan
- Merambat : 10 bulan
- Berjalan : 16 bulan
- Menggambar : 48bulan
22
4.2 Pembahasan
An. Fauziah merupakan balita Bawah Garis Merah (BGM) di wilayah Kuningan
Barat, yaitu di wilayah kerja Posyandu Bougenville III. Posyandu Bougenville III
memiliki total anak balita berjumlah 106 anak. Dari 106 anak di Posyandu
Bougenville III terdapat 1 anak BGM An. Fauziah. Telah dilakukan pengukuran
antropometri pada An. Fauziah selama 3 bulan, dari April 2019 hingga Juni 2019,
pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Karena hal tersebut, An. Fauziah mendapat
puskesmas
terlihat adanya penambahan berat badan pada bulan April ke bulan Mei sebanyak
1,4 kg, status gizi anak Fauziah naik ke garis kuning. Terdapat beberapa faktor yang
berpengaruh pada status gizi An. Fauziah, diantaranya jumlah dan jenis makanan
23
PMT, tingkat pengetahuan orangtua tentang gizi yang terkandung dalam makanan,
ekonomi keluarga
Anak Fauziah makan utama 3-4 kali sehari, jam 9 pagi, jam 12 siang, jam 4
sore, diselingi dengan minum susu atau makan biscuit PMT. Menu makanan yang
sering diberikan pada An. Fauziah setiap kali makan adalah nasi putih 1/2 centong
nasi dengan lauk telur ayam 1 butir, tahu, tempe, sop baso, makaroni, sawi / timun,
mie/ soun. Menu ayam 2 kali seminggu dan terkadang ikan tongkol. An. Fauziah
Pemberian biskuit PMT pada An. Fauziah rutin dilakukan setiap 2 minggu
sekali dengan diberikan 2 kotak PMT. Satu kotak PMT berisi 21 bungkus, 1
bungkus berisi 4 keping biskuit, yang dimana anak BGM 1 harinya harus
Status gizi balita juga dipengaruhi oleh pendapatan keluarga. Dilihat dari
hasil wawancara pendapatan keluarga yaitu Rp 1.500.000 per bulan dari ayah dan
Rp 750.000 per bulan dari nenek. Tingkat pendapatan keluarga merupakan faktor
penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas makanan sehingga keluarga yang
Hubungan pola makan dengan balita BGM. Pola makan anak merupakan salah satu
24
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
anak Fauziah selama 3 bulan yaitu bulan April-Juni 2019 serta diberikan intevensi
edukasi pola makan, anak Fauziah dikategorikan sebagai anak dengan BGM pada
bulan April 2019 dan terkategori sebagai garis kuning pada bulan Mei dan Juni
2019 berdasarkan kurva KMS (berat badan terhadap usia). Intervensi yang
diberikan sejak awal pengamatan memberikan hasil yang positif berupa kenaikan
berat badan yang cukup signifikan saat diimplementasikan dengan baik. Dari
pengamatan pun ternyata tidak terbukti jika tingkat keaktifan seorang anak
berpengaruh terhadap rendahnya berat badan anak selama pola makan yang
diberikan benar.
5.2. Saran
Saran yang diberikan kepada keluarga dengan Anak BGM yaitu pentingnya
untuk lebih mengetahui pola makan yang baik pada anak serta efek buruk yang
dapat ditimbulkan dari kurangnya berat badan pada anak agar kesadaran dari orang
didapatkan dari kader masyarakat atau tenaga medis di wilayah sekitar yang
25
Lampiran
26
27
REFERENCE
Harahap, S.M., BGM pada Anak Balita. 2015. [on line]. Dari:
Yogyakarta. 2011.
Group.
http://www.depkes.go.id/article/print/16122100005/perbaikan-gizi-untuk-
28
generasi-agar-mampu-menangkan-persaingan.html [Accessed 21 May
2019].
Departemen Kesehatan RI, 2000. Gizi Seimbang menuju Hidup Sehat bagi
content/uploads/2012/05/Pedoman-Penggunaan-KMS_SK-Menkes.pdf
29