Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. ANALISIS SITUASI

Masalah kurang gizi bukanlah hal yang baru namun masalah ini tetap aktual

terutama di negara-negara berkembang terutama pada anak balita. Masalah gizi di

Indonesia lebih banyak terjadi pada anak di bawah lima tahun, meskipun selama

10 tahun terakhir terdapat kemajuan dalam penanggulangan masalah gizi di

Indonesia. Status gizi masyarakat dapat dinilai dari keadaan gizi balita. Masalah

gangguan gizi di Indonesia adalah 4 dari 10 anak balita mengalami gangguan

pertumbuhan fisik dan tingkat kecerdasan disebabkan karena penyakit

kekuarangan gizi berupa Kurang Energi Protein (KEP).1 Anak yang mengalami

gangguan gizi berpengaruh pada tumbuh kembang anak di masa mendatang.

Mereka mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada rentang

waktu ini sehingga membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang

cukup dan memadai.1

Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia. Kesehatan

sendiri bisa diperoleh dengan cara menjaga menjaga gIzi yang seimbang, masih

banyak orang yang tidak mengetahui cara untuk menghitung status gizi Balita

sehingga orang tua tidak mengatur porsi makanan yang dikonsumsi sehari-hari

untuk mencukupi nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh balita. Penyelenggaraan

kegiatan posyandu merupakan sesuatu kegiatan pemantauan. Kegiatan ini

dilakukan dengan melihat naik atau tidaknya berat badan anak, yang dilakukan

sebulan sekali dengan jalan penimbangan anak balita dan penggunaan KMS.

1
Sistem ini kemudian kemudian dikenal dengan SKDN dimana Indikator

Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN, yaitu S : Jumlah

seluruh balita yang ada di wilayah kerja Posyandu, K : Jumlah balita yang

terdaftar dan memiliki KMS, D : Jumlah balita yang datang dan ditimbang, N :

Jumlah balita yang naik berat badannya

Salah satu Indikator untuk mengukur keberhasilan kegiatan program

posyandu adalah N/S. Tingkat Pencapaian Program (N/S) Indikator ini diartikan

sebagai keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai program posyandu. Tingkat

pencapaian program dapat di klasifikasikan menjadi dua kategori Posyandu

berhasil bila N/S lebih dari atau sama dengan 70% dan Posyandu kurang berhasil

bilai nilai N/S kurang dari 70%, tingkat capaian indikator N/S di wilayah kerja

Puskesmas Gadang hanyar sebesar 50,77% dari target 70%.2, 3

Masalah gizi kurang pada balita disebabkan oleh berbagai hal, baik faktor

internal maupun eksternal. Faktor internal yaitu pola makan yang tidak memenuhi

syarat, mengakibatkan rendahnya masukan energi dan protein dalam makanan

sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi dan adanya penyakit

infeksi yang dapat menyebabkan balita tidak mempunyai nafsu makan sehingga

mengakibatkan terjadi kekurangan jumlah makanan dan minuman yang masuk ke

dalam tubuhnya, bahkan penyakit infeksi tersebut merupakan penyebab kematian

balita di Indonesia diantaranya pneumonia 23,6%, diare 16,6%, infeksi berat

15,1%, gizi buruk + BGM 3,6%.4

Faktor penyebab yang paling berpengaruh terhadap timbangan balita yang

tidak naik adalah permasalahan pada asupan makanan, sehingga pemantauan

2
status gizi yang efektif, mudah dan efisien dengan menggunakan aplikasi

kalkulator gizi berbasis android diperlukan saat ini. Mengingat bahwasannya

kegiatan posyandu merupakan kegiatan rutinan yang tidak dilaksanakan setiap

hari dan kapan saja. Sehingga untuk memantau status gizi anak dengan cepat

masih diperlukan tatap muka dengan petugas posyandu pada waktu tertentu.

Selain itu, data data perkembangan yang diperlukan dalam pemantauan status gizi

anak oleh petugas posyandu masih tergolong dalam bentuk data tertulis.

B. PERMASALAHAN

Berdasarkan data dari Puskesmas Gadang Hanyar, ditemukan masalah

berupa indikator N/S yang masih belum tercapai yaitu Indikator N/S dalam

penimbangan bayi 50,77% (Target 70%). Di wilayah kerja Puskesmas Gadang

Hanyar, setiap bulan selalu diadakan kegiatan posyandu. Namun, sebagian besar

dari ibu balita tersebut banyak yang tidak mengetahui status gizi anaknya dan

timbangan anaknya yang tidak meningkat.

Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada latar belakang diatas maka

disusun masalah dalam bentuk problem tree sebagai berikut (gambar 1.1)

3
Gambar 1.1Problem Tree

12 kasus BGM, 2 balita gizi buruk, 10 balita


dengan gizi kurang Dampak

Berat badan Balita tidak meningkat Masalah

Faktor Langsung Faktor Tidak


Langsung:
1. Ketidaksadaran ibu
Tentang status gizi
1. Ketersediaan bahan pangan kurang
Sebab
2. Asupan makanan kurang
2. Pelayanan kesehatan dan sanitasi
kurang efektif
3. Infeksi penyakit.

4. Pola asuh orangtua yang


salah

Berdasarkan survei terhadap 16 responden yang diambil berdasarkan dari

pemeriksaan berat badan balita tidak terjadi peningkatan dalam 2 bulan di wilayah

kerja Puskesmas Gadang Hanyar. Maka dapat disimpulkan beberapa

permasalahan yang menyebabkan tingginya indikator N/S pada wilayah kerja

puskesmas gadang hanyar adalah:

1. Faktor Internal

a. Kesadaran ibu status gizi (43,75%)

b. Asupan makanan tidak tepat (43,75%)

b. Infeksi Penyakit (25%)

c. Pola asuh orang tua (6,25%)

4
2. Faktor Eksternal

b. Ketersediaan pangan (6,25%)

c. Pelayan kesehatan dan Sanitasi (18,75%)

C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Adapun alternatif pemecahan permasalahan yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam menilai status gizi

balita,yaitu:

Tabel 1.1 Daftar Alternatif Pemecahan Masalah

No. Masalah` Pemecahan Masalah


1. Faktor Internal
a. Ketidaksadaran ibu tentang status gizi Penyuluhan dan pelatihan penggunaan
aplikasi Kalkulator gizi untuk menilai
status gizi secara rutin dan kapan saja
b. Asupan Makanan yang kurang Memberikan penyuluhan mengenai
sumber zat makanan karbohidrat,
protein, lemak dengan 3J
(Jadwal,Jenis,Jumlah),
c. Infeksi Penyakit Menggalakan perilaku PHBS dan
imunisasi
d. Pola Asuh Orang tua yang salah Melakukan penyuluhan bagaimana pola
asuh yang baik agar gizi anak terjaga
2. Faktor Eksternal
a. Ketersediaan pangan yang kurang Pemanfaatan pekarangan untuk
ditanami jenis tumbuhan yang dapat
dikonsumsi
b. Pelayanan kesehatan dan sanitasi Optimalisasi fungsi posyandu
kurang efektif

5
D. PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH

Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah

masalah-masalah kesehatan teridentifikasi berdasarkan hasil perhitungan

persentase diatas maka ditentukan prioritas pemecahan masalahnya adalah

Kesadaran ibu status gizi tentang anak dan Asupan makanan dengan skor

indikator (43,75%).

Penentuan prioritas masalah merupakan hal yang sangat penting, setelah

masalah-masalah kesehatan teridentifikasi. Metode yang dapat dilakukan dalam

penentuan prioritas masalah dibedakan atas 2, yaitu: secara scoring dan non-

scoring. Kedua metode tersebut pelaksanaanya berbeda-beda dan pemilihannya

berdasarkan data yang tersedia.

Dalam kegiatan PBL ini, prioritas pemecahan masalah menggunakan teknik

scoring jenis metode Bryant. Cara ini menggunakan 4 macam kriteria, yaitu: (1)

Community Concern, yakni sejauh mana masyarakat menganggap masalah

tersebut penting. (2) Prevalensi, yakni berapa banyak penduduk yang terkena

penyakit tersebut. (3) Seriousness, yakni sejauh mana dampak yang ditimbulkan

penyakit tersebut. (4) Manageability, yakni sejauh mana kita memiliki

kemampuan untuk mengatasinya.6 Menurut cara ini masing-masing kriteria

tersebut diberi scoring, kemudian masing-masing skor dikalikan. Hasil perkalian

ini dibandingkan antara masalah-masalah yang dinilai. Masalah-masalah dengan

skor tertinggi, akan mendapat prioritas yang tinggi pula.

Metode Bryant menggunakan skor yang berdasarkan pada kriteria:

P = besarnya kelompok atau staf yang terkena masalah,

6
S = tingkat keseriusan atau kegawatan masalah,

C = dampak masalah terhadap perusahaan atau istansi terkait,

M = ketersediaan teknisi atau kesediaan perangkat.

Rumus: Total skor = P x S x C x M.

Untuk mendapatkan skor dari kriteia P, S, C, dan M yaitu dengan cara berikut ini :

A. Pada kriteria P diatas skornya didapatkan dari rumus berikut :

P =5- A/O

Keterangan :

P = besarnya kelompok atau staf yang terkena masalah,

A = jumlah aset,

O = jumlah pengguna.

Skor:

1 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat sedikit

2 = jumlah individu/masyarakat yang terkena sedikit

3 = jumlah individu/masyarakat yang terkena cukup besar

4= jumlah individu/masyarakat yang terkena sangat besar

B. Pada kriteria S skor didapatkan dari tingkat keseriusan atau kegawatan suatu

masalah.

Skor:

1 = masalah yang ditimbulkan tidak berat

2 = masalah yang ditimbulkan cukup berat

3 = masalah yang ditimbulkan berat

4 = masalah yang ditimbulkan sangat berat

7
C. Pada kriteria C merupakan dampak masalah terhadap perusahan atau instansi

terkait. Skor:

1 = tidak mendapat perhatian masyarakat

2 = kurang mendapat perhatian masyarakat

3 = cukup mendapat perhatian masyarakat

4 = sangat mendapat perhatian masyarakat

D. Kriteria M dimaksudkan sebagai ketersediaan teknisi atau ketersediaan

perangkat.

Skor:

1 = tidak dapat dikelola dan diatasi

2 = cukup dikelola dan diatasi

3 = dapat dikelola dan diatasi

4 = sangat dapat dikelola dan diatasi

Setelah nilai dari tiap kriteria didapatkan, kemudian nilai dari tiap kriteria

tersebut ditotal dengan cara dikalikan, nilai tertinggi yang akan menjadi prioritas

masalah.

Dibawah ini adalah hasil penentuan prioritas masalah dengan menggunakan

metode skoring teknik Bryant.

8
Tabel 1.2 Prioritas pemecahan permasalahan

NO PEMECAHAN MASALAH P S C M NILAI PRIORITAS

Penyuluhan dan pelatihan


penggunaan aplikasi Kalkulator
1 3 3 4 4 144 1
gizi untuk menilai status gizi bayi/
balita secara rutin dan kapan saja
Memberikan penyuluhan mengenai
sumber zat makanan karbohidrat,
protein, lemak dengan 3J
2. (Jadwal,Jenis,Jumlah), Pelatihan, 3 4 4 3 144 1
dan pembagian aplikasi Kalkulator
gizi untuk menilai status gizi dan
B2SA
Menggalakan perilaku PHBS dan
3. imunisasi 3 3 2 3 54 4

Melakukan penyuluhan bagaimana


4. pola asuh yang baik agar gizi anak 3 3 4 3 108 2
terjaga
Pemanfaatan pekarangan untuk
5. ditanami jenis tumbuhan yang 2 1 2 3 12 5
dapat dikonsumsi
6. Optimalisasi fungsi posyandu 3 3 3 3 81 3

9
BAB II

TARGET, LUARAN, DAN TUJUAN

A. TARGET LUARAN

Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun maka target luaran yang

diharapkan setelah pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan aplikasi kalkulator gizi

untuk menilai status gizi bayi/balita secara rutin dan kapan saja di wilayah kerja

puskesmas Gadang Hanyar dapat ditunjukkan pada tabel 2.1. Hasil dari kegiatan

ini, juga akan digunakan untuk menilai sikap dan pengetahuan sebelum dan

sesudah dilakukan penyuluhan dan pelatihan.

Tabel 2.1 Target Luaran Kegiatan

NO KEGIATAN TARGET LUARAN


1 Penyuluhan dan
pelatihan
penggunaan -Tercapainya capaian N/S di Puskesmas Gadang Hanyar
Aplikasi sesuai target yaitu 70%
Kalkulator Gizi
berdasarkan
KEMENKES

B. TUJUAN KEGIATAN

1. Tujuan Umum

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang gizi bayi/

balita serta untuk pemantauan status gizi melalui penggunaan aplikasi kalkulator

gizi diwilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar.

10
2. TujuanKhusus

a. Menilai pengetahuan ibu sebelum dan sesudah penyuluhan dan pelatihan.

b. Menilai sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan dan pelatihan.

11
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Model Pendekatan

Pada pelaksanaan kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) digunakan

model pendekatan kelompok dimana komunikasi dilakukan pada sekelompok

sasaran pada waktu dan tempat yang sama dengan metode penyuluhan dan

pelatihan.

Metode ini merupakan salah satu cara promosi kesehatan dengan

menerangkan atau menjelaskan sesuatu dengan lisan disertai dengan tanya jawab,

diskusi kepada sekelompok pendengar serta dibantu dengan beberapa alat peraga

yang dianggap perlu dan melatih peserta agar dapat menggunakan aplikasi yang

diberikan, keberhasilan metode ini terletak pada kemampuan narasumber dalam

menguasai materi yang akan disampaikan, dan cara menyampaikannya dengan

tepat.

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan suatu

pembentukan adalah pemilihan metode yang tepat. Pembentukan kesehatan ini

digunakan untuk sasaran kelompok dengan target peserta 20 orang.

B. Sasaran

Sasaran pada kegiatan pembentukan kelompok ini adalah sasaran primer,

sasaran sekunder dan sasaran tersier. Sasaran primer adalah sasaran yang

mempunyai masalah yang diharapkan mau berperilaku seperti yang diharapkan

dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan tersebut. Sasaran primer

12
pada kegiatan ini adalah ibu yang memiliki bayi/balita yang tidak mengalami

peningkatan berat badan dalam 2 bulan terakhir. Sasaran sekunder adalah individu

atau kelompok yang memiliki pengaruh bagi sasaran primer,sasaran sekunder

pada kegiatan ini yaitu keluarga yang memiliki balita di wilayah kerja Puskesmas

Gadang Hanyar Banjarmasin dan sasaran tersier adalah instansi terkait, kader dan

ketua RT setempat.

C. Lokasi Kegiatan

Dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan penggunaan aplikasi

kalkulator gizi di wilayah Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin. Waktu

dan tempat yang tepat harus sesuai situasi dan kondisi masyarakat. Waktu dan

tempat pelaksanakaan penyuluhan dan pelatihan harus terkesan tidak

mengganggu dan merugikan sasaran. Karena dalam kegiatan penyuluhan dan

pelatihan ini yang menjadi sasaran adalah ibu yang memiliki bayi/balita, di

wilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar, maka lokasi kegiatan dilakukan di

Langgar Arr-Rahman di JL Sungai baru RT.10 kelurahan Sungai baru. Di

wilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar Posyandu Tunas Bangsa 1 kegiatan

dilaksanakan di lokasi tersebut dikarenakan pada kelurahan tersebut angka

indikator N/S 57,14% dan pada hari yang sama terdapat program penyuluhan

gizi dari puskesmas di wilayah yang sama sehingga dengan pertimbangan

efektifitas dan angka indikator N/S yang belum tercapai sehingga dipilihlah

lokasi tersebut dan dilaksanakan sesuai dengan sasaran. Alasan dilakukan

kegiatan penyuluhan dan penggunaan aplikasi kalkulator gizi untuk menilai

status gizi bayi/balita di wilayah Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin,

13
dikarenakan belum tercapainya indikator N/S di wilayah Puskesmas Gadang

hanyar tahun 2017.

D. Strategi/ Metode Kegiatan

Dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini, strategi atau metode

kegiatan yang dilakukan adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab. Kegiatan

pembentukan ini menggunakan pendekatan kelompok besar dengan sasaran

ibu-ibu yang memiliki bayi/balita sehingga isi materi dapat tersampaikan pada

target sasaran.

Untuk memperkuat teknik ceramah, diskusi dan tanya jawab dalam

kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini digunakan media berupa LCD

proyektor, slide power point, video mengenai bahaya dari kurang gizi pada

balita, pembagian soal pretest dan postest serta pembagian aplikasi kalkulator

gizi agar ibu mengetahui status gizi bayi/balitanya dan mengetahui bagaimana

cara memenuhi gizi bayi/balita, mengetahui akibat yang ditimbulkan dari

kekurangan gizi dan ibu dapat menghitung status gizi bayi/balitanya secara

mandiri.

Materi-materi pembentukan yang disampaikan dalam kegiatan ini berisi

informasi-informasi atau pesan mengenai cara menjaga gizi seimbang sesuai

B2SA (beragam, Bergizi, seimbang dan aman) pada balita dengan terutama

dengan 3J (jadwal, jenis, jumlah) serta pelatihan cara menggunakan aplikasi

kalkulator gizi.

Manajemen kegiatan pada pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan ini

adalah:

14
1. Perencanaan (Planning)

Penyuluhan ini memiliki tujuan yang jelas yaitu untuk menilai

peningkatan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan dan

pelatihan, serta ibu yang memiliki bayi/balita mau dan bisa menggunakan

aplikasi kalkulator gizi di wilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar

Banjarmasin.

Tingkat keberhasilan dari penyuluhan dan pelatihan ini adalah terdapat

peningkatan pengetahuan dan sikap dapat dilihat melalui kuesioner pre dan

posttest serta 70% serta ibu bisa mengoperasikan aplikasi dilihat dari kuesioner

saat posttest tentang penguasaan aplikasi dengan nilai tiap pertanyaan 20 dan

sebanyak 70% ibu benar menjawab soal yang diberikan dengan nilai minimal 60.

Perencanaan waktu yaitu pada hari Jum’at tanggal 23 maret 2018 jam 09.00 wita

sampai 11.00 WITA.

Proses perencanaan dimulai dari mencari data untuk menentukan

masalah yang terdapat di Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin. Dari data

tersebut, maka dapat diambil satu masalah yang kemudian diangkat menjadi

kegiatan penyuluhan. Setelah menentukan masalah maka dicari solusi dari

pemecahan masalah dengan metode problem tree, setelah mengetahui

permasalahan yang dapat diintervensi maka dilakukan survei tempat dan

sasaran dimana survei dilakukan dengan kuisioner di wilayah kerja Puskesmas

Gadang Hanyar Banjarmasin. Survei tempat ditentukan dari indikator N/S

yang tidak tercapai yang tercatat pada laporan SKDN Puskesmas Gadang

15
Hanyar Banjarmasin setelah dilakukan survei maka dipersiapkan rencana

kegiatan penyuluhan dan pelatihan.

Pengurusan administrasi dilakukan yang terdiri dari pengajuan proposal

kegiatan kepada pembimbing kegiatan PBL dan permohonan izin pelaksanaan

kegiatan kepada Kepala Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin, pemegang

program gizi, serta koordinator UKM. Menentukan jadwal kegiatan

penyuluhan. Jadwal kegiatan disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta.

Kemudian menentukan posisi/seksi dari kegiatan dan membagi tugas sesuai

joblist masing-masing. Setelah seksi kegiatan terbentuk kemudian

mempersiapkan perlengkapan kegiatan pembentukan dan lain-lain yang

dibutuhkan saat kegiatan dan mengumpulkan peserta penyuluhan dan

pelatihan.

16
2. Pengorganisasian (Organizing)

Drg. Juvita

(Kepala Puskesmas)

Dr. yenny Rosifah Muzahadah. AMG

(Koordinator UKM) (Pengelola Program Gizi)

Rangsang Bagus
Prabowo

(Ketua Pelaksana)

Onyx Yulian Putra Ariska Puji Astuti

(Seksi Konsumsi dan


(Seksi Acara dan Dokumentasi)
Perlengkapan)

Gambar 3.1 Susunan Kepanitiaan Penyuluhan dan pelatihan Penggunaan


Aplikasi Kalkulator Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Gadang
Hanyar Banjarmasin.

Persiapan sebelum kegiatan dibantu oleh koordinator UKM dan tenaga

puskesmas pengelola program gizi. Ketua pelaksana mempunyai tugas

bertanggung jawab terhadap kegiatan dari sebelum dilaksanakan, proses hingga

terlaksananya acara kegiatan. Ketua pelaksana juga bertugas dalam menyiapkan

proposal kepada Kepala Puskesmas, dan kader. Tugas dari seksi acara adalah

memastikan jadwal dari kegiatan ini dapat dijalankan sesuai rencana dan tepat

waktu, seksi acara juga bertanggung jawab dalam pemberian materi mulai dari

slide power point, pelatihan penggunaan aplikasi kalkulator gizi hingga

17
penanyangan video penyuluhan dan pelatihan. Seksi perlengkapan memiliki

tanggung jawab untuk memastikan kelengkapan peralatan yang diperlukan dalam

kegiatan ini, baik itu LCD proyektor, stand proyektor, dan aplikasi kalkulator

gizi.Seksi konsumsi dan dokumentasi bertanggung jawab dalam pembagian snack

kepada peserta dan memastikan pemberian snack kepada peserta dan

penyelenggara kegiatan tercukupi, seksi ini juga bertugas dalam dokumentasi

mengambil foto selama kegiatan berlangsung. Semua dokumentasi akan

dilampirkan seksi ini untuk laporan kegiatan PBL.

3. Pelaksanaan (Actuating)

Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini terdiri atas 4 sesi. Sesi

pertama yaitu pengisian kuesioner pretest atau sebelum pemberian materi.

Sesi kedua, yaitu pemutaran video tentang bahaya kekurangan gizi lalu

penyampaian materi tentang indikator N/S dan cara pengoprasian aplikasi

kalkulator gizi, kemudian dilanjutkan dengan praktek langsung penggunaan

aplikasi kalkulator gizi, dan dilanjutkan sesi diskusi & tanya jawab. Sesi

terakhir setelah sesi diskusi dan tanya jawab yaitu pengisian kuesioner

posttest oleh peserta. Adapun susunan acara penyuluhan dan pelatihan

dirangkum dalam tabel berikut:

Tabel 3.1 Daftar Susunan Acara

NO JAM KEGIATAN KEGIATAN


1. 09.00-09.05 Pembukaan
2. 09.05-09.15 Kata sambutan dari kepala puskesmas atau yang mewakili
3. 09.15-09.30 Pretest
4. 09.30-10.00 Penyampaian materi
Materi:
1. Sesi pemutaran video bahaya kekurangan gizi
2. Indikator N/S
3. Pembagian aplikasi kalkulator gizi

18
4. Cara penggunaan aplikasi kalkulator gizi
5. 10.00-10.15 Sesi diskusi dan tanya jawab
6. 10.15-10.30 Posttest
7. 10.30-10.45 Pembagian konsumsi
8. 10.45-10.50 Penutup

4. Evaluasi (Controlling)

a. Jangka Pendek

Diperoleh peningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai cara

memberi asupan gizi yang baik

Dicapainya 70% peserta yang dapat mengoperasikan aplikasi kalkulator gizi.

b. Jangka Menengah

Terjadi peningkatan cakupan indikator N/S sesuai target 70% di wilayah kerja

Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin.

c. Jangka Panjang

Tidak ditemukannya bayi/balita dengan gizi buruk

Pengumpulan data dalam kegiatan pembentukan ini dibagi menjadi dua

data. Data pertama berdasarkan penghitungan kuesioner sebelum pemberian

materi (pretest) yang berisi tentang identifikasi responden dan pertanyaan

untuk menilai tingkat pengetahuan dan sikap mengenai gizi pada balita dan

data kedua berdasarkan penghitungan kuesioner sesudah pemberian materi

(postest) yang berisi tentang identifikasi responden dan pertanyaan untuk

menilai tingkat pengetahuan dan sikap mengenai gizi bayi/balita dan

pertanyaan tentang penggunaan aplikasi pada ibu setelah diberikan materi dan

pelatihan. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan

diagram. Kemudian data yang sudah dikumpulkan diolah dalam bentuk

19
statistik dan persen.

20
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan

1. Perencanaan

Pada perencanaan, proses terdiri dari pengajuan proposal, permohonan izin

kepada puskesmas, persiapan bahan penyuluhan dan pelatihan, survei dengan

kuesioner, penentuan wilayah dan waktu pelaksanaan, permohonan izin dengan

kepala RT wilayah terkait, persiapan undangan kegiatan.

Kendala yang dihadapi dalam proses perencanaan ini adalah penentuan

fokus materi dan pemilihan media penyuluhan dan pelatihan yang efektif. Hal ini

dikarenakan kegiatan penyuluhan dan pelatihan terkait, namun masih tidak

tercapainya indikator N/S di wilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar

Banjarmasin.

Disamping itu, kendala juga didapatkan dalam penentuan siapa saja sasaran

kelompok ini selain ibu yang memiliki balita dalam hal ini tidak menemui

kendala. Kendala ditemui ketika ingin mempersempit sasaran kelompok ini ke

menjadi ibu yang memiliki balita yang tidak meningkat berat badannya. Di awal

perencanaan tim ingin melibatkan ibu yang memiliki balita yang tidak meningkat

berat badannya saja sebagai target penyuluhan dan pelatihan namun, dikarenakan

keterbatasan untuk menjaukau ibu yang memiliki balita yang tidak naik

timbangannya maka dipilihlah ibu yang memiliki bayi/balita.

21
2. Pengorganisasian

Kerjasama dengan pemegang upaya pokok gizi, dan kader posyandu sangat

kooperatif sehingga permasalahan dapat teridentifikasi dengan baik. Kerjasama

yang baik juga terjalin antara kepala puskesmas dan pemegang upaya kesehatan

masyarakat yang sangat mendukung diadakannya penyuluhan dan pelatihan ini.

Kendala dalam perorganisasian yang awalnya dihadapi adalah jumlah pelaksana

kegiatan yang hanya berjumlah 3 responden sehingga cukup sulit dalam

pembagian tugas, namun dapat diatasi karena pelaksana overlapping dalam

mengerjakan tugas. Kemudian, kendala mengumpulkan sasaran kegiatan

dikarenakan transportasi yang terbatas.

3. Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan di Langgar Ar-Rahman di JL. Sungai baru RT 10 di

Kelurahan Sungai Baru Banjarmasin pada tanggal 23 Maret 2018 jam 09.00

WITA s/d 11.00 WITA dan dihadiri 22 responden yang terdiri dari ibu yang

memiliki bayi/balita. Acara dimulai tepat waktu.

Acara dibuka oleh sambutan koordinator gizi Puskesmas Gadang Hanyar.

Dan dilanjutkan penyuluhan dan pelatihan tentang garam beriodium dari

Puskesmas Gadang Hanyar, kemudian dilanjutkan dengan pembagian kuesioner

pretest untuk menilai tingkat pengetahuan dan sikap responden. yang dilanjutkan

dengan pemutaran video tentang bahaya kekurangan gizi, lalu pemaparan dengan

power point tentang Tidak tercapainya indikator N/S di wilayah kerja Puskesmas

Gadang Hanyar, lalu di lanjutkan dengan pembagian Aplikasi kalkultor gizi

kemudian Acara dilanjutkan dengan sesi pelatihan penggunaan aplikasi dan

22
diikuti diskusi sesi tanya jawab. Kemudian di sesi terakhir kembali dibagikan

kuisioner posttest kepada responden sebagai bahan evaluasi. Ditemukan beberapa

kendala dalam sesi ini, yaitu ibu ada 4 orang ibu yang sulit untuk memahami

aplikasi kalkulator gizi, juga terdapat beberapa anak anak yang mulai rewel

sehingga mengganggu konsentrasi ibu.

4. Evaluasi

Gambaran Karakteristik Responden Penyuluhan dan pelatihan

Responden kegiatan penyuluhan dan pelatihan meliputi Ibu yang memiliki

bayi/balita di wilayah posyandu Tunas Bangsa I. Pada kegiatan ini, pada tahap

awal dilakukan pretest melalui kuisioner tentang pengetahuan mengenai gizi bayi

dan balita. Dari 22 responden didapat 2 responden dengan nilai 100, 4 responden

dengan nilai 90, 9 responden dengan nilai 80, 3 responden dengan nilai 70, 2

responden dengan nilai 60 dan 2 responden dengan nilai 50.

Berdasarkan hasil pretest di atas, tingkat pengetahuan responden dapat

dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Distribusi Nilai Pretest dan Posttest Responden

Nilai Pretest Posttest


Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Responden Responden Responden Responden
Menjawab (%) Menjawab (%)
Benar Benar
100 2 7 31,81
9
90 4 18,18 10 45,45

80 9 41 5 22,72

70 3 13,63 - 0

23
60 2 9 - 0

50 2 9 - 0

Setelah dilakukan penilaian pretest dan posttest, didapatkan ada 171

jawaban yang benar pada pretest, dan meningkat menjadi 200 pada posttest.

Distribusi jawaban pretest dan posttest kuesioner dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2. Distribusi Jumlah Responden yang Menjawab dengan Benar Setiap
Soal Pretest dan Posttest
Pertanyaan No Pretest Posttest
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Responden Responden Responden Responden
Menjawab (%) Menjawab (%)
Benar Benar
1 19 22 100
86,36
2 22 100 22 100

3 10 45,45 11 50

4 21 95,45 22 100

5 21 95,45 21 95,45

6 18 81,81 20 91

7 16 72,72 19 86,36

8 20 91 22 100

9 21 95,45 22 100

10 8 36,36 12 54,54

1. Masih Banyak anak yang berat badannya tidak meningkat di daerah

Puskesmas Gadang Hanyar

2. Dampak berat bayi tidak meningkat adalah dapat menjadi Gizi Buruk

3. Penyakit infeksi adalah satu satunya penyebab berat badan anak tidak naik

24
4. Pemeriksaan gizi anak dilakukan tiap 2 bulan

5. Anak ditimbang tiap 2 bulan sekali

6. Kalkulator gizi memudahkan menilai gizi anak

7. Pertumbuhan anak hanya mencakup pertambahan tinggi badan saja

8. 3J adalah Jumlah, Jenis , Jadwal makan anak

9. Makanan yang baik adalah makanan yang segar, bervariasi, tidak

menggunakan penyedap, bumbu yang tajam, zat pengawet dan pewarna

10. Makanan yang mengandung karbohidrat dan protein sudah mencukupi untuk

memenuhi gizi anak

Pada kuesioner pretest selain berisi pertanyaan untuk mengukur

pengetahuan juga disertakan pertanyaan mengenai sikap sebanyak 5 soal.

Dengan skor 1 untuk tiap jawaban Sangat Tidak Setuju, 2 untuk jawaban

Tidak Setuju, 3 untuk jawaban Setuju dan 4 untuk jawaban Sangat Setuju.

Dari hasil pretest didapatkan tidak ada responden dengan nilai 20, 2

responden dengan nilai 19, 2 responden dengan nilai 18, dan 6 responden

dengan nilai 17, 4 responden dengan nilai 16, 7 responden dengan nilai 15, 1

responden dengan nilai 13. Berikut distribusi nilai pertanyaan sikap responden

berdasarkan hasil kuesioner pretest dan posttest.

Tabel 4.3 Distribusi Nilai Pertanyaan Sikap Pada Kuesioner Pretest dan Posttest

Nilai Pretest Posttest


Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Responden Responden Responden Responden
Menjawab (%) Menjawab (%)
Benar Benar
20 8 36,3
- 0

25
19 2 9 4 18,18

18 2 9 1 4,54

17 6 27,27 3 13,63

16 4 18,18 2 9

15 7 31,81 4 18,18

14 0 0 - 0

13 1 4,54 - 0

Pada kuesioner postest selain berisi materi tentang pengetahuan dan sikap

juga berisi materi tentang penguasaan ibu dalam mengoperasikan aplikasi

kalkulator gizi sebanyak 5 soal dengan skor 20 tiap jawaban yang benar dan 0 tiap

jawaban yang salah dari hasil posttest terdapat 4 responden terdapat 4 responden

yang mendapatkan nilai dibawah 80 yaitu 2 responden mendapat nilai 60 dan 2

responden mendapat nilai 40 berikut distribusi nilai pertanyaan penguasaan

aplikasi kalkulator gizi:

Tabel 4.4 Distribusi Nilai Pertanyaan Penguasaan Aplikasi Pada Kuesioner


Posttest

Nilai Posttest
Jumlah Persentase
Responden Responden
Menjawab (%)
Benar
0-20 0 0%

20-40 2 9%

20-60 2 9%

60-80 15 68%

26
80-100 3 14%

B. Pembahasan

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan, dukungan dari pemegang kebijakan sangat

mempengaruhi kelancaran dari sebuah program kerja. Penyuluhan dan pelatihan

tentang aplikasi kalkulator gizi dapat terlaksana dengan baik karena adanya

dukungan dari pihak puskesmas dan pemegang program.

Kendala yang ditemui dalam menentukan fokus materi dapat teratasi dengan

mengacu pada hasil survei yang dilakukan sebelum penyuluhan dan pelatihan

dengan pembagian kuesioner ditemukan faktor penyebab yang berpengaruh

adalah faktor penyebab langsung yaitu asupan makanan sehingga fokus materi

dipilih dari indikator N/S, faktor-faktor yang menyebabkan kurang gizi dan materi

3J (jadwal, Jenis, Jumlah) makanan pada anak.

Penetapan sasaran yang jelas juga merupakan faktor yang penting dalam

kegiatan ini. Sasaran yang benar akan diharapkan dapat efektif meningkatkan

pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita terhadap rendahnya indikator N/S

di wilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar. Kendala dalam penentuan sasaran

dapat diatasi dengan memperluas sasaran namun, masih fokus kepada ibu yang

memiliki balita tidak meningkat berat badannya. Awalnya direncanakan sasaran

hanya terbatas pada ibu yang memiliki balita yang tidak meningkat berat

badannya, kemudian diperluas dengan menambahkan ibu yang memiliki balita.

27
2. Pengorganisasian

Kendala dalam penyuluhan dan pelatihan ini terdapat di masalah

pengorganisasian dimana jumlah responden yang terlibat sangat sedikit sehingga

kesulitan dalam pembagian tugas. Namun, panitia bekerja secara overlapping dan

sangat terbantu dengan kebijakan puskesmas yang mengirimkan pendamping

terutama kader sehingga dapat terbentuk koordinasi yang baik dan membantu

dalam mengumpulkan responden sehingga acara dapat terlaksana dengan lancar.

3. Aktualisasi

Perencanaan yang matang dan dukungan dari pihak terkait membuat proses

penyuluhan dan pelatihan berlangsung lancar. Penyuluhan dan pelatihan dimulai

tidak tepat waktu pada pukul 09:00 WITA. Acara dimulai dengan kata pembukaan

dari kepala bagian Gizi, kemudian dilanjutkan dengan pembagian soal pretest.

Ibu mengerjakan soal pretest selama 10 menit dengan suasana yang kondusif

sehingga ibu dapat berkonsentrasi dengan baik. Dilanjutkan dengan pemutaran

video tentang dampak yang terjadi pada anak kekurangan gizi , lalu dilanjutkan

kembali dengan penyampaian materi tentang penyuluhan dan pelatihan

penggunaan aplikasi kalkulator gizi untuk menilai status gizi bayi/balita di

wilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin dan pembagian aplikasi.

Media pendukung yang tersedia sangat membantu berupa proyektor, video yang

dapat diputar secara jelas dan baik, serta aplikasi kalkulator yang mudah

digunakan. Acara dilanjutkan dengan diskusi dan sesi tanya jawab. Pertanyaan ibu

terkait bagaimana dengan status gizi balita mereka dan bagaimana mengatasi anak

yang tidak mau makan Pertanyaan langsung dibahas oleh narasumber. Responden

28
bersikap kritis dan menunjukkan ketertarikan tinggi. Kemudian dilanjutkan

dengan sesi posttest dengan membagikan kuisioner kepada responden sebagai

bahan evaluasi. Sesi terakhir acara yakni penyampaian kesan dan pesan dari 2

responden responden. Terdapat kendala yaitu ada beberapa ibu yang sulit

memahami cara penggunaan aplikasi hal ini diatasi dengan cara membimbing

secara langsung ibu yang kurang memahami penggunaan aplikasi sehingga ibu

mudah mengerti.

4. Evaluasi

Berdasarkan tabel dan grafik 4.1 diatas, didapatkan pada pretest hanya

terdapat 2 responden mendapat 100 dan terdapat 7 responden pada posttest.

Terdapat 4 responden yang mendapat nilai 90 pada pretest, sedangkan pada

posttest terdapat 10 responden. Terdapat 9 responden yang mendapatkan nilai 80

pada pretest dan 5 responden pada postest. Responden yang mendapat nilai 70

pada pretest ada 3 responden. Terdapat 2 responden yang mendapat nilai 60 pada

pretest. Responden yang mendapat nilai terendah 50 pada pretest ada 2 responden.

Dari hasil diatas menunjukkan adanya peningkatan jumlah responden yang

mendapatkan nilai 100 pada posttest, dan nilai terendah menjadi 70 pada postest.

Kemudian data diatas dilakukan uji normalitas dengan Shapiro Wilk dan

dilanjutkan dengan uji T berpasangan. Hasil uji normalitas data, menunjukkan

nilai p<0,05 yang artinya data ini tidak terdistribusi normal. Kemudian dilanjutkan

uji statistik data berpasangan dengan uji noparametrik Wilcoxon. Hasil uji

Wilcoxon dengan p=0,01 menunjukkan ada perbedaan bermakna pada

pengetahuan ibu sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan dan pelatihan. Pada

29
uji normalitas data sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan dan pelatihan

menunjukkan p<0,005 yang artinya data tidak terdistribusi normal. Uji dilanjutkan

dengan uji nonparametric Wilcoxon dan menunjukkan p=0,01 yang menunjukkan

ada perbedaan bermakna antara sikap sebelum dan sesudah.

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Pengetahuan Ibu Balita

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
PengetahuanSebelum .247 22 .001 .916 22 .062
PengetahuanSesudah .230 22 .004 .813 22 .001

Tabel 4.5 Uji Nonparametrik Wilcoxon Pengetahuan Ibu Balita

PengetahuanSe
sudah –
PengetahuanSe
belum
Z -3.457a
Asymp. Sig. (2-
.001
tailed)

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Sikap Ibu Balita

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
SikapSblm .168 22 .109 .932 22 .133
SikapSsdh .230 22 .004 .824 22 .001

Tabel 4.7 Uji Nonparametrik Wilcoxon Sikap Ibu Balita

SikapSsdh –
SikapSblm
Z -3.213a

30
Asymp. Sig. (2-
.001
tailed)

Berdasarkan grafik 4.2 diatas dari 10 soal yang dijawab, soal nomor 3 yang

berisikan tentang faktor penyebab berat badan tidak naik dan soal nomor 10 yang

berisikan jenis makanan yang bergizi hanya sedikit responden yang menjawab

benar dan soal yang paling mudah di jawab adalah soal nomor 2 dan 4.

Berdasarkan grafik 4.2 didapatkan peningkatan pengetahuan 10 soal tersebut.

Berdasarkan tabel dan grafik 4.3, didapatkan nilai prestest dan posttest

untuk pertanyaan sikap mengenai penyuluhan dan pelatihan penggunaan aplikasi

kalkulator gizi untuk menilai status gizi bayi/balita di wilayah posyandu Tunas

Bangsa I. Dengan skor 1 untuk tiap jawaban Sangat Tidak Setuju, 2 untuk

jawaban Tidak Setuju, 3 untuk jawaban Setuju dan 4 untuk jawaban Sangat

Setuju. Dari hasil pretest didapatkan tidak ada responden dengan nilai 20, 2

responden dengan nilai 19, 2 responden dengan nilai 18, dan 6 responden

dengan nilai 17, 4 responden dengan nilai 16, 7 responden dengan nilai 15, 1

responden dengan nilai 13. Dengan hasil posttest menjadi 8 responden dengan

nilai 20, 4 responden dengan nilai 19, 1 responden dengan nilai 18, 3

responden dengan nilai 17, 2 responden dengan nilai 16 dan 4 responden

dengan nilai 15.

Tabel 4.7. Skor Jawaban Sikap

Nilai Jawaban

4 Sangat Setuju

31
3 Setuju

2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju

Hasil diatas menunjukkan terdapat perbedaan nilai pengetahuan dan sikap

antara sebelum penyuluhan dan pelatihan dengan sesudah penyuluhan dan

pelatihan. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan terdapat peningkatan nilai

pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah kegiatan. Hal ini

membuktikan bahwa penyuluhan dan pelatihan penggunaan aplikasi kalkulator

gizi untuk menilai status gizi bayi/balita di wilayah Puskesmas Gadang Hanyar

dan Asupan makanan sesuai 3J dan B2SA sangat penting dalam meningkatkan

gizi bayi balita.

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa lebih dari 70% ibu sudah

menguasai aplikasi kalkulator gizi berasarkan tabel di dapatkan ibu yang

memperoleh nilai 0-20 sebanyak (0%), ibu yang memperoleh skor 20-40 (9%),

ibu yang memperoleh skor 40-60(9%), ibu yang memperoleh skor 60-80 (68%),

ibu yang memperoleh skor 80-100 (14%) total ibu yang mendapat nilai minimal

60 adalah 82%.

32
BAB V

PENUTUP

B. KESIMPULAN

Pada hari Jum’at, 23 Maret 2018 telah dilaksanakan penyuluhan dan

pelatihan penggunaan aplikasi kalkulator gizi untuk menilai status gizi bayi/balita

di wilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin dan, pembagian aplikasi

kalkulator gizi di wilayah kerja Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin dengan

jumlah peserta 22 ibu yang memiliki balita. Didapatkan hasil yaitu terdapat

peningkatkan nilai pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita terhadap

penggunaan aplikasi kalkulator gizi untuk menilai status gizi bayi/balita diwilayah

kerja Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin dengan membandingkan hasil

pretest dan posttest sebelum dan setelah kegiatan berlangsung serta dengan

mendapatkan perbedaan bermakna setelah diuji dengan uji Wilcoxon dengan

p<0,05

C. SARAN

Bagi Puskesmas

1. Meningkatkan kualitas kegiatan penyuluhan dan pelatihan dan promosi

kesehatan agar dalam setiap kegiatan seluruh peserta yang terlibat mengalami

peningkatan pemahaman dan kesadaran.

2. Memaksimalkan media informasi dan komunikasi dalam setiap kegiatan

penyuluhan dan pelatihan dan promosi kesehatan agar informasi tersebut

dapat tersampaikan pada seluruh lapisan masyarakat.

33
Bagi Dinas Kesehatan

1. Monitoring dan evaluasi terhadap indikator N/S.

2. Monitoring dan evaluasi terhadap ibu yang memiliki balita.

3. Kelanjutan metode dan kreatifitas dalam meningkatkan pengetahuan

masyarakat mengenai dampak kurang gizi.

4. Metode penyuluhan dan pelatihan pada PBL ini dapat diterapkan untuk

puskesmas lainnya.

34

Anda mungkin juga menyukai