Anda di halaman 1dari 8

Available online at https://stikesmus.ac.id/jurnal/index.

php/JKebIn/index
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 11 No 2. Juli 2020 (47-54) 47

PENGARUH PEMBERIAN MODIFIKASI EDUKASI BOOKLET GIZI


BALITA DAN COOKING CLASS TERHADAP PENGETAHUAN
DAN POLA PEMBERIAN MAKAN BALITA

Nur Chabibah1,*, Milatun Khanifah2, Rini Kristiyanti3


1,2,3
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
1
nchabibah@ymail.com*

Abstrak
Latar belakang: Masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80 persen
kematian anak. Faktor tidak langsung seperti pengetahuan gizi (pendidikan orang
tua, pengetahuan tentang gizi, pendapatan orang tua, distribusi makanan, dan
besar keluarga). Pengetahuan orang tua terutama ibu menjadi faktor yang penting
dalam perbaikan gizi anak balita sehingga dapat menunjang perbaikan gizi anak
balita mereka.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian boklet edukasi gizi balita dan cooking
class pada ibu balita terhadap pengetahuan dan pola pemberian makan balita.
Metode: Rancangan penelitian menggunakan quasi-eksperimental pre-test dan
post-test control design group. Besar sampel sebanyak 30 untuk kelompok
intervensi dan control. Teknik sampling menggunakan purposive sampling.
Analisa data dengan uji paired t test pada dengan p-value <0,05 pada intervensi
kepercayaan 95%.
Hasil: Pemberian booklet edukasi gizi balita dan cooking class pada ibu balita
meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita sebanyak 1,15 kali meskipun
secara statistik tidak signifikan (p<0.85; CI: 0.51-2.63). Pemberian edukasi gizi
dan cooking class memberikan perubahan sikap ibu yang memiliki balita dalam
pola pemberian makan pada balitanya (p<0.00; CI: 2.73-22.88)
Simpulan: Terdapat peningkatan pengetahuan pada ibu balita yang diberikan
edukasi booklet gizi balita dan cooking class sebanyak 1,15 kali dan 7 kali lipat
terhadap perubahan sikap pemberian pola makan balita

Kata kunci: Booklet; cooking class; gizi balita

Effects of Educational Modification of Toddler Nutrition Booklets and Cooking


Classes on Knowledge and Patterns of Toddler Feeding

Abstract
Background: Nutrition problems in Indonesia resulted in more than 80 percent of
child deaths. Indirect factors such as nutritional knowledge (parental education,
knowledge about nutrition, parental income, food distribution, and family size).
Knowledge of parents, especially mothers, is an important factor in improving the
nutrition of children under five so that they can support the improvement of their
children's nutrition.
Objective: To determine the effect of toddler nutrition education booklet and
cooking class for toddlers mothers on toddler knowledge and feeding patterns.

10.36419/jkebin.v11i2.372
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 11 No 2. Juli 2020 (47-54) 48
Nur Chabibah et.al (Pengaruh Pemberian Modifikasi Edukasi Booklet Gizi Balita …)

Methode: This research design was quasi-experimental with a pre-test and post-
test control design approach. The sample size in this study was 30 for the
intervention group and 30 for the control group. The sampling technique used in
this study was purposive sampling. Data analysis used paired t test on the
difference between the control and treatment groups. The level of significance
used in this test is p-value <0.05 at 95% confidence interventions.
Results: The provision of nutrition education booklets for toddlers and cooking
classes for mothers of toddlers can increase the knowledge of mothers who have
toddlers even though only 1.15 times even though it is not statistically significant
(p <0.85; CI: 0.51-2.63). However, the provision of nutrition education and
cooking class provides a change in the attitude of mothers who have toddlers in
the feeding patterns of their toddlers (p <0.00; CI: 2.73-22.88)
Conclusion: There is an increase in knowledge in mothers of children under five
who were given education booklet for toddler nutrition and cooking class as much
as 1.15 times and there was a 7-fold increase in changes in attitudes towards
feeding toddlers
Keywords: Booklet; cooking class; toddler nutrition

PENDAHULUAN
Secara global kematian 45% anak Balita terkait dengan undernutrisi. Meskipun
diketahui secara global telah terjadi penurunan angka stunting, wasting, dan
underweight telah terjadi penurunan, namun bukti memperlihatkan beban kurang
gizi pada anak tidak terdistribusi merata tersebar diseluruh negara-negara di dunia.
Berdasarkan survei WHO, beban stunting ternyata lebih besar dibandingkan
dengan beban underweight dan wasting, hasil analisis berdasarkan survei 388
surveinasional pada 139 negara (Laksono, AD. and Megatsari, H., 2020). Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 memperkirakan Prevalensi Balita Gizi Buruk dan
Kurang sebesar 19,6 % yakni sejumlah 4.646.933 Balita Gizi buruk dan kurang
(Riskesdas, 2013 dalam Chabibah, N.U.R., et al., 2019).
Stunting dapat menyebabkan dampak jangka panjang pada fisik, imunologi,
neurokognitif, dan sosial-ekonomi (Putri R. et al., 2020). Untuk anak yang
selamat, stunting dapat menyebabkan peningkatan morbiditas, kemampuan
kognisi yang buruk, perawakan yang pendek, peningkatan resiko kematian
perinatal dan neonatal, penurunan produktifitas saat dewasa, serta
peningkatanpenyakit kronik. Selain itu, pertumbuhan anak mencerminkan kondisi
masyarakat suatu negara. Stunting yang terjadi pada usia emas anak dapat menjadi
indikator subjektif keadilan dan kesejahteraan masyarakat (Yanti, N.D., Betriana
F. and Kartika, I.R., 2020). Terdapat factor langsung dan tidak langsug yang
mempengaruhi terjadinya stunting pada anak. Factor langsung yaitu asupan
makanan dan penyakit infeksi, sedangkan factor tidak langsung seperti
pengetahuan gizi (pendidikan orang tua, pengetahuan tentang gizi, pendapatan
orang tua, distribusi makanan, dan besar keluarga). Masalah anak pendek,
merupakan cerminan dari keadaan sosial ekonomi masyarakat. Karena masalah
gizi pendek diakibatkan oleh keadaan yang berlangsung lama, maka ciri masalah
gizi yang ditunjukkan anak pendek adalah masalah gizi yang bersifat kronis
(Adriani M., & Kartika, V., 2013).

Copyright © 2020, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 11 No 2. Juli 2020 (xxx - xxx) 49
Nur Chabibah et.al (Pengaruh Pemberian Modifikasi Edukasi Booklet Gizi Balita …)

Pengetahuan orang tua terutama ibu menjadi factor yang penting dalam
perbaikan gizi anak balita sehingga dapat menunjang perbaikan gizi anak balita
mereka. Peningkatan pengetahuan memang tidak selalu menyebabkan perubahan
perilaku, perubahan perilaku ditetukan oleh tiga factor yaitu factor pemungkin
(enabling factor), factor penguat (reinforcing factor) dan factor predisposisi
(predisposing factor). Pengetahuan adalah salah satu factor yang mungkin dapat di
rubah secara langsung terhadap respon terhadap kesadaran dan pengetahuan. Oleh
karena itu, pengetahuan dan sikap ibu balita yang baik pasti akan menunjang
perilaku ibu dalam pemberian makanan ke anak balitanya sehingga dapat
memaksimalkan peran ibu dalam pemberian makanan tambahan dan pemberian
makanan rumah tangga yang sesuai dengan kebutuhan anak balita.
Berbagai macam teknik untuk merubah perilaku telah dikenal yaitu dengan
pemberian edukasi, secara teori pemberian edukasi akan diterima lebih optimal
dengan praktik secara langsung sehingga pada penelitian ini penelitimemberikan
modifikasi edukasi dengan media interaktif booklet dan praktik memasak atau
cooking class. Oleh karena itu peneliti tertarik mengambil judul “ Pengaruh
pemberian boklet edukasi gizi balita dan cooking class pada ibu balita
berpengaruh terhadap pengetahuan dan pola pemberian makan balita di
Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan”.

METODE
Penelitian menggunakan rancangan quasi-eksperimental dengan pendekatan
pre-test dan post-test control design group. Populasi dalam penelitian ini adalah
balita dengan gizi kurang (menurut BB/TB) dan balita gizi buruk yang terdapat di
Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwuni I dan II. Sampel tersebut di bagi menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi booklet edukasi gizi balita dan
cooking class (intervensi) dan yang diberi pendidikan kesehatan tentang gizi
seimbang pada balita (non intervensi). Evaluasi pengaruh intervensi dilakukan
sesudah (follow -up) satu bulan, dengan melihat perbedaan pengetahuan dan pola
asuh pemberian makannan pada balita. Teknik sampling yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria balita gizi kurang dan
gizi buruk yang orang tuanya merupakan penduduk tetap di Kecamatan
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 30
untuk kelompok intervensi dan 30 untuk kelompok control.
Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner umum, kuisioner
pengetahuan tentang gizi balita yang sudah dilakukan uji validitas sebelumnya,
cek list status gizi dan instrumen pola pemberian makanan balita. Sedangkan alat
yang digunakan dalam penilaian berat badan adalah timbangan bayi, timbangan
injak merk onemade, untuk mengukur tinggi badan menggunakan microtoise.
Data dianalisa dengan menggunakan uji paired t test pada perbedaan rerata
kelompok kontrol dan perlakuan. Tingkat kemaknaan yang digunakan pada uji ini
adalah p-value <0,05 pada intervensi kepercayaan 95%.

Copyright © 2020, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 11 No 2. Juli 2020 (47-54) 50
Nur Chabibah et.al (Pengaruh Pemberian Modifikasi Edukasi Booklet Gizi Balita …)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pencatatan kohort bayi
Variabel Jumlah (%)
n=70

Riwayat Pemberian ASI

Eksklusif 22 31.43%

Tidak Eksklusif 48 68.57%

Riwayat Pemberian Imunisasi


Lengkap 43 61.43%

Tidak Lengkap 27 38.57 %

Pendidikan Terakhir Ibu

Tamat SD 33 47.14%

Tamat SMP 23 32.86 %

Tamat SMA 9 12.86%

Tamat PT 5 7.14%

Pengetahuan IBU tentang Gizi Balita


Kurang 2 2.86%

Sedang 24 34.29%

Baik 44 62.86%

Pola Pemberian ibu pada Balita

Sangat Baik 0 0%

Baik 44 62.86%

Cukup baik 24 34.29%

Kurang baik 2 2.86%

Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pengetahuan responden pada awal


pengkajian pengetahuan responden lebih dari separuh baik tetapi ada yang masih
mempunyai pengetahuan kurang baik. Sedangkan untuk pola pemberian makan
pada balita sebagian kecil memiliki sikap pemberian makan pada balitanya kurang
baik dan cukup baik sehingga perlu edukasi untuk meningkatkan pengetahuan
sehingga dapat membentuk sikap maupun perilaku yang baik dalam pemberian
makan balita sehingga dapat menunjang kesehatan maupun tumbuh kembang
balita tersebut.

Copyright © 2020, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 11 No 2. Juli 2020 (xxx - xxx) 51
Nur Chabibah et.al (Pengaruh Pemberian Modifikasi Edukasi Booklet Gizi Balita …)

Tabel 2. Analisis Pengaruh Pemberian Booklet Edukasi Gizi Balita Dan Cooking
Class Pada Ibu Balita Terhadap Pengetahuan Dan Pola Pemberian Makan Balita
Di Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan
Variabel Ρ Value OR ∆ CI 95%
Pengetahuan 0.85 1.153 0.512– 2.634
Pola Pemberian Makan 0 7 2.731– 22.889

Berdasarkan tabel 2. di dapatkan bahwa pemberian booklet edukasi gizi


balita dan cooking class pada ibu balita dapat meningkatkan pengetahuan ibu
yang memiliki balita meskipun hanya1,15 kali meskipun secara statistik tidak
signifikan (p<0.85; CI: 0.51-2.63). Namun pemberian edukasi gizi dan cooking
class ini memberikan perubahan sikap ibu yang memiliki balita dalam pola
pemberian makan pada balitanya (p<0.00; CI: 2.73-22.88) .
Berdasarkan Tabel 1. Rata-rata umur balita dalam penelitian ini adalah 21
bulan, kesulitan makan ditemukan ada masa balita. Salah satu penyebab
kekurangan gizi adalah kesulitan makan yan terjadi pada anak balita. Menurut
Soetjiningsih (2013 dalam Karaki, K.B. et al., 2016) kesulitan makan dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kelainan kebiasaan makan, kelainan
psikologis, dan kelainan organik. Menurut peneliti kelainan kebiasaan makan
biasanya disebabkan oleh aktor lingkungan seperti mengikuti kebiasaan makan
teman sebaya atau orangorang sekitar, menyukai dan menolak jenis makanan
yang sama pada waktu yang berbeda, atau suka memakan makanan yang tidak
sesuai dengan usianya. Faktor psikologis sebenarnya masih ada hubungannya
dengan pola asuh karena psikologis anak sangat ditentukan dari cara pengasuhan,
lingkungan dan juga hubungan didalam keluarga, semakin baik hubungan dalam
keluarga maka semakin kecil kemungkinan untuk anak mengalami anoreksia
psikogenik atau kesulitan makan karena gangguan psikologis. Dan factor organik
biasanya terjadi sulit makan pada anak akibat suatu penyakit infeksi atau kelainan
pada organ-organ tertentu seperti gigi dan mulut, gangguan menghisap dan
mengunyah, penyakit bawaan/genetik, dan penyakit infeksi saluran cerna. Hasil
penelitian oleh Nurafriani (2013 dalam Karaki, K.B. et al 2016) didapatkan
faktor-faktor yang berhubungan dengan kesulitan makan pada anak usia 3-5 tahun
berupa jenis makanan dan gangguan psikologis.
Tabel 2. Menunjukkan bahwa ibu balita yang di berikan booklet edukasi
gizi balita dan mengikuti cooking class mengalami peningkatan pengetahuan
1,15kali dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan booklet edukasi gizi balita dan
cooking class, meskipun secara statistic tidak signifikan (p-value: 0.850; CI:
0.512– 2.634). Zulaekhah S. (2012) memaparkan bahwa pengetahuan gizi pada
anak SD meningkat setelah diberikan pendidikan pendidikan gizi setelah dua
minggu sekali dengan alat bantu booklet efektif. Hasil penelitian lain
menunjukkan hasil serupa bahwa pendidikan gizi besi efektif untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap tentang anemia (Jamil, 2000; Rojhani & Bugaj, 2004;
dalam Zulaekhah S., 2012). Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan dapat
ditingkatkan melalui beberapa intervensi yang di lakukan pada sasaran dengan
menggunakan media yang tepat.

Copyright © 2020, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 11 No 2. Juli 2020 (47-54) 52
Nur Chabibah et.al (Pengaruh Pemberian Modifikasi Edukasi Booklet Gizi Balita …)

Media lain yang dapat digunakan pada pendidikan kesehatan gizi adalah
nutrition card. Penelitian Wahyuningsih, et. al (2016) menyimpulkan bahwa
pemberian pendidikan gizi dengan media nutrition card dapat meningkatkan
pengetahuan tentang makanan jajanan anak sekolah. Berdasarkan hasil uji beda
yang telah dilakukan membuktikan bahwa pendidikan gizi yang diberikan dengan
bantuan media nutrition card dapat meningkatkan pengetahuan anak sekolah
dasar. Media yang digunakan juga harus memperhatikan beberapa aspek, seperti
karakteristik sasaran. Anak SD merupakan kelompok umur yang cenderung lebih
menyukai permainan yang aktif sehingga media yang dibuat juga harus
mengandung unsur permainan agar tidak menimbulkan rasa bosan. Nutrition card
sebagai alternatif media dalam menyampaikan pesan gizi merupakan media yang
mengutamakan unsur permainan (Wahyuningsih et. al., 2016). Proses pendidikan
dengan menggunakan alat peraga (media) berarti mencoba memerlihatkan situasi
yang hampir sama dengan realita kepada sasaran. Dengan demikian, sasaran akan
lebih cepat memahami pesan-pesan yang disampaikan (Esmeralda, Nopri., 2020).
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman dan proses belajar.
Keberhasilan dari proses belajar untuk meningkatkan pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah media pendidikan yang
digunakan. Media Pendidikan/penyuluhan yang digunakan dan cara penyampaian
materi pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap seseorang. Media
pendidikan berfungsi untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu
objek sehingga mempermudah persepsi menyebutkan konsep, isi, dan persentasi
yang menarik dalam proses penyampaian pendidikan gizi dapat memudahkan
sasaran dalam menerima pesan gizi (Rini, W.N.E., 2020). Penelitian Damanik
menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan rata-rata skor pengetahuan siswa-
siswi kelas sebelum dan setelah dilakukan intervensi dengan menggunakan
Media Booklet . Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan pengetahuan
sebelum dan sesudah diberikannya penyuluhan melalui media booklet (Damanik
E.N., 2020).
Pola asuh ibu balita yang mendapatkan booklet edukasi dan cooking class
mengalami perubahan sikap dalam memberikan pola asuh gizi pada balitanya 7
kali lebih baik dari ibu balita yang tidak diberikan edukasi booklet gizi dan
cooking class (p value : 0.000; CI: 2.731– 22.889). Karaki, K.B. et al. (2016)
menyatakan terdapat hubungan pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada
anak usia prasekolah. Menurut peneliti pola asuh adalah sikap dan perilaku orang
tua dalam mendidik anak, membimbing anak, berkomunikasi dengan anak dan
melakukan berbagai banyak hal dengan anak untuk pengetahuan dasar anak serta
ikut mempengaruhi dalam membangun karakteristik anak.
Pengetahuan ibu mengenai asupan nutrisi anak dan cara pengasuhan
terkait dengan pendidikan ibu, serta kebiasaan di keluarga dan masyarakat.
Wawasan ini juga dapat diperoleh melalui petugas kesehatan setempat saat
berkunjung ke posyandu dan tempat pelayanan kesehatan terdekat. Sikap,
perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya
yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar akan diresapi kemudian
menjadi kebiasaan pula bagi anaknaknya (Sa’Diyah H. Sari, D.L and Nikmah,
A.N 2020). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kesuma, K.B. et.al. (2015) dari

Copyright © 2020, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 11 No 2. Juli 2020 (xxx - xxx) 53
Nur Chabibah et.al (Pengaruh Pemberian Modifikasi Edukasi Booklet Gizi Balita …)

hasil uji statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara pola asuh orang tua
dengan kesulitan makan pada anak prasekolah (3-5 tahun). Menurut peneliti
bahwa dilihat dari hasil penelitian dan analisis menunjukkan adanya hubungan
yang berarti antara pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada anak usia
prasekolah, ini berarti bahwa pola asuh ibu sangat penting terhadap pembentukan
perilaku dan karakter anak, karena anak seringkali meniru kebiasaan dan perilaku
dari orang tua baik ibu atau ayahnya termasuk menirukan kebiasaan makan ibu
atau ayahnya. Oleh sebab itu, pola asuh sangat mempengaruhi tumbuh kembang
anak terlebih kebiasaan makan sehingga pola asuh yang kurang baik dapat
menyebabkan anak mengalami perilaku sulit makan. Hasil penelitian lainnya
menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki pola asuh dan status gizi
yang baik, terdapat juga responden orang tua memiliki pola asuh yang kurang
baik tetapi status gizi anak baik, hal ini terjadi karena orang tua yang sibuk
bekerja menitipkan anak mereka ke rumah orang tua atau yang memiliki asisten
rumah tangga sehingga kegiatan pengasuhan anak diganti oleh mereka dan anak
pun menjadi terkontrol pola asuh dan status gizinya (Sa’Diyah H. Sari, D.L and
Nikmah, A.N 2020).

SIMPULAN
Terdapat peningkatan pengetahuan pada ibu balita yang diberikan edukasi
booklet gizi balita dan cooking class sebanyak 1,15 kali dan terdapat peningkatan
7 kali lipat terhadap perubahan sikap pemberian pola makan balita setelah di
berikan booklet edukasi gizi dan cooking class.

SARAN
Modifikasi media dalam edukasi dan demonstrasi cara penggunaan perlu
disampaikan untuk memaksimalkan hasil edukasi. Evaluasi secara bertahap juga
meningkatkan sikap responden dalam perilaku pemberian makan.

DAFTAR PUSTAKA
Adriani, M., & Kartika, V. (2013). Pola Asuh Makan Pada Balita Dengan Status
Gizi Kurang Di Jawa Timur, Jawa Tengah Dan Kalimantan Tengah, Tahun
2011. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 16(2 Apr).
Chabibah, N. U. R., Kristiyanti, R., & Khanifah, M. (2019). Inisiasi Pembentukan
Demonstrasi Plot Area Kampung Kelor Untuk Pencegahan
Stunting. Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat
Dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 2, 465-469.
DAMANIK, E.N., 2020. Pengaruh Penyuluhan Tentang Anemia Dengan Media
Booklet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Siswi SMA Swasta Trisakti
Lubuk Pakam.
Esmeralda, Nopri. "Pengaruh Media Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Tentang Diare Pada Anak Di Puskesmas Batu Aji Kota Batam
2018." Zona Kedokteran: Program Studi Pendidikan Dokter Universitas
Batam 9, No. 2 (2020): 53-61.
Karaki, K. B., Kundre, R., & Karundeng, M. (2016). Hubungan Pola Asuh Ibu
Dengan Perilaku Sulit Makan Pada Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) Di

Copyright © 2020, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)
Jurnal Kebidanan Indonesia, Vol 11 No 2. Juli 2020 (47-54) 54
Nur Chabibah et.al (Pengaruh Pemberian Modifikasi Edukasi Booklet Gizi Balita …)

Taman Kanak-Kanak Desa Palelon Kec. Modoinding Minahasa Selatan.


JURNAL KEPERAWATAN, 4(1).
Kesuma, A., Novayelinda, R., & Sabrian, F. (2015). Faktor Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Kesulitan Makan Anak Prasekolah. JOM,
2(2).
Laksono, A.D. And Megatsari, H., 2020. Determinan Balita Stunting Di Jawa
Timur: Analisis Data Pemantauan Status Gizi 2017. Amerta Nutrition, 4(2),
Pp.109-115.
Putri, R. And Nuzuliana, R., 2020. Penatalaksanaan Efektif Dalam Rangka
Peningkatan Pertumbuhan Anak Pada Kasus Stunting. Jurnal Kesehatan
Vokasional, 5(2), Pp.110-123.
Rini, W.N.E., 2020. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Stunting Di Puskesmas Rawasari
Kota Jambi Tahun 2019. Jurnal Kesmas Jambi, 4(1), Pp.23-27.
Sa'Diyah, H., Sari, D.L. And Nikmah, A.N., 2020. HUBUNGAN ANTARA
POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Jurnal
Mahasiswa Kesehatan, 1(2), Pp.151-158.
Wahyuningsih, N. P., Nadhiroh, S. R., & Adriani, M. (2016). Media Pendidikan
Gizi Nutrition Card Berpengaruh Terhadap Perubahan Pengetahuan
Makanan Jajanan Anak Sekolah Dasar. Media Gizi Indonesia, 10(1), 26-31.
Yanti, N.D., Betriana, F. And Kartika, I.R., 2020. Faktor Penyebab Stunting Pada
Anak: Tinjauan Literatur. Real In Nursing Journal, 3(1), Pp.1-10.
Zulaekah, S. (2012). Pendidikan Gizi Dengan Media Booklet Terhadap
Pengetahuan Gizi. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(2), 127-133.

Copyright © 2020, Jurnal Kebidanan Indonesia


ISSN 2086-5562 (print) | ISSN 2579-7824 (online)

Anda mungkin juga menyukai