Anda di halaman 1dari 5

Quality Jurnal Kesehatan, Vol. 1 No. 1, Mei 2018, Hal.

38 - 42

Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Animasi Terhadap


Pengetahuan Dan Sikap Tentang Makanan Bergizi,
Seimbang Dan Aman Bagi Siswa SD 08 Cilandak Barat
Jakarta Selatan Tahun 2017
Vera Suzana Dewi Haris
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta I
Email : vera_Sdh@yahoo.co.id

Abstrak students of SDN 08, West Cilandak, Sourth


Jakarta. The data was analyzed using Wilcoxon
Masalah gizi akan berdampak pada menurunnya test. This research was conducted in August to
kualitas sumber daya manusia, untuk itu September 2017. The data analysis results show a
pendidikan tentang gizi perlu sekali diberikan discrepancy between the elementary students’
pada anak sekolah dasar karena umumnya anak- knowledge and behavior relating to nutrition
anak lebih memilih makan jajanan daripada prior to and post guidance with animation media
makan masakan ibu di rumah. Media animasi (p value = 0.000). The conclusion of this research
merupakan media pembelajaran yang dapat is knowledge and behavior of elementary students
memberi kemudahan pemahaman siswa dalam post guidance on nutritional, balanced, and
pemberian pendidikan/penyuluhan tentang gizi. secured foods using animation is improving
Rancangan penelitian ini adalah eksperimen semu compared to the previous condition (prior to
one group pretest-posttest design. Subjek guidance). Animation media-based guidance has
penelitian adalah siswa sekolah dasar kelas V di an effect to the elementary students’ knowledge
SDN 08 Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Data and behavior concerning nutritional, balanced,
dianalisis menggunakanuji Wilcoxon. Penelitian and secured foods.
ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai
dengan September 2017. Hasil analisis data Keywords: Guidance, nutrition, elementary
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan students, education, behavior.
pengetahuan dan sikap siswa SD tentang gizi
sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan
dengan media animasi (nilai p = 0,000). Simpulan Pendahuluan
dari penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap
siswa SD sesudah pemberian penyuluhan tentang
makanan bergizi, seimbang dan aman dengan Anak sekolah merupakan generasi penerus
animasi lebih baik daripada sebelum pemberian bangsa dan merupakan modal pembangunan.
penyuluhan. Terdapat pengaruh penyuluhan Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu
dengan media animasi terhadap pengetahuan dan dibina dan ditingkatkan. Upaya kesehatan
sikap siswa SD tentang makanan bergizi, tersebut adalah perbaikan gizi terutama di
seimbang dan aman. usia sekolah dasar yaitu usia 7-12 tahun. Gizi
Kata Kunci : Penyuluhan, gizi, animasi, anak yang baik akan menghasilkan sumber daya
SD, pengetahuan, sikap. manusia yang berkualitas, yaitu sehat, cerdas,
dan memiliki fisik yang tangguh serta
Abstract produktif. Jadi perbaikan gizi anak sekolah
dasar khususnya merupakan langkah strategis
Nutrition issues will impact to the karena dampaknya secara langsung berkaitan
declining quality of human resources, hence dengan pencapaian SDM yang berkualitas.1
nutrition education is vital for elementary Salah satu faktor yang mempengaruhi status
students as mainly children have high tendency in gizi anak adalah kebiasaan makan. Anak
choosing snacks over homemade foods. Animation sekolah umumnya lebih memilih makan
media is part of learning media which provides jajanan daripada makan masakan ibu di
further accessibility in delivering rumah. Kebiasaan anak senang jajan dapat
education/guidance on nutrition. The research berdampak buruk sebab banyak makanan
design is quasi experiment with one group pretest-
posttest design. The research subject is fifth grade
jajanan yang tidak aman dan tidak sehat

38
Vera Suzana D.H, Pengaruh Penyuluhan.... 39

beredar. Mengonsumsi makanan jajanan yang meningkat secara signifikan setelah diberikan
tidak aman dan tidak sehat dapat intervensi berupa media audiovisual karena
menyebabkan anak terkena penyakit dan pada media audiovisual responden dapat
dapat menurunkan status gizi anak.2 melihat gambar-gambar.7 Penelitian yang
Walaupun mempunyai nilai gizi yang dilakukan oleh oleh Arifin (2013),
cukup untuk memenuhi kecukupan gizi anak menyatakan animasi adalah membuat
usia sekolah, namun jajanan yang ada di presentasi statis menjadi presentasi hidup.8
sekolah banyak yang tidak aman. Hal ini Animasi merupakan perubahan visual
dibuktikan dari profil Pangan Jajanan Anak sepanjang waktu dan elemen yang
Sekolah (PJAS) dalam laporan semester bertpengaruh besar pada proyek multimedia.
BPOM (2012), pengambilan sampel yang Pernyataan yang sama oleh Balazinski &
dilakukan pada para penjaja PJAS di 876 Przybylo (2005) pada Journal of
Sekolah Dasar/ Madarasah Ibtidaiyah yang Manufacturing Systems dalam penelitiannya
tersebar di 30 kota di Indonesia. Jumlah yang berjudul Teaching Manufacturing Pro-
sampel yang diambil adalah 6.213 sampel cesses Using Computer Animation,
dengan rincian: 4.778 (76.9%) sampel menyebutkan bahwa penggunaan media
memenuhi syarat dan 1.435 (23.10%) sampel animasi dalam pembelajaran dapat
tidak memenuhi syarat. Penyebab sampel mengurangi waktu proses pembelajaran serta
tidak memenuhi syarat antara lain karena hasil tes meningkat sebesar 15%.9
menggunakan bahan berbahaya yang dilarang Ditambahkan pula oleh Aksoy (2012) dalam
untuk pangan, menggunakan bahan tambahan jurnal Scientific Research yang berjudul The
pangan melebihi batas maksimal, Effects of Animation Technique on the 7th
mengandung cemaran logam berat melebihi Grade Science and Technology Course
batas maksimal, mengandung cemaran menyatakan bahwa, metode animasi lebih
mikroba melebihi batas maksimal dan efektif daripada metode pengajaran secara
mengandung cemaran bakteri patogen.3 tradisional dalam menaikkan hasil belajar
Pendidikan gizi pada hakikatnya adalah siswa.10 Tujuan penelitian ini adalah untuk
suatu kegiatan atau usaha menyampaikan mengukur tingkat pengetahuan dan sikap
pesan gizi kepada masyarakat, kelompok, tentang makanan bergizi, seimbang dan aman
atau individu dengan harapan agar bisa dengan menggunakan media audiovisual
memperoleh pengetahuan tentang gizi yang yaitu media animasi pada anak-anak sekolah
lebih baik sehingga dapat berpengaruh sikap agar lebih mudah dipahami dalam
dan perilaku. Beberapa faktor yang penyampaian materi.
mempengaruhi proses pendidikan gizi yaitu
metode, materi atau pesannya, pendidik atau Metode
petugas yang melakukannya, dan alat-alat
bantu atau media yang digunakan untuk Penelitian ini termasuk penelitian kuasi
menyampaikan pesan. 4 eksperimental dengan menggunakan
Pendidikan gizi tidak dapat lepas dari rancangan one group pre- and post-test.
media karena melalui media, pesan-pesan Sampel adalah siswa kelas V yang bersekolah
yang disampaikan dapat lebih menarik dan di SDN 08 Cilandak Barat sebanyak 62
dipahami, sehingga sasaran dapat orang. Siswa kelas V sekolah dasar dilakukan
mempelajari pesan tersebut sehingga sampai pretest dan posttest, dan diberikan pendidikan
memutuskan untuk mengadopsi prilaku yang kesehatan dengan metode ceramah
positif.4 Media penyuluhan kesehatan menggunakan media animasi tentang
menurut Setiawati dan Dermawan, (2008) makanan bergizi, beragam, seimbang, dan
dalam Kapti, 2010 merupakan salah satu aman. Analisis data yang digunakan analisis
komponen dari proses pembelajaran yang deskriptif dan uji statistikWilcoxon.
akan mendukung komponen-komponen yang
lain.5 Media diartikan sebagai segala bentuk
Hasil
atau saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dan informasi.6
Penelitian Rahmawati, dkk (2007) Gambaran karakteristik responden
menyebutkan bahwa pengetahuan dan sikap berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
40 Jurnal Health Quality Vol. 1 No. 1, Mei 2018, Hal. 38 - 42

- Cukup 3 4,8
- Kurang 2 3,2

Karakeristik Jumlah %
Tabel di atas menggambarkan
Umur pengetahuan dan sikap siswa SD tentang
makanan bergizi, seimbang dan aman
10 tahun 3 4,8 sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
11 tahun 32 51,6 dengan media animasi. Terdapat peningkatan
12 tahun 25 40,3 pengetahuan siswa SD yaitu dari 53,2% (33
13 tahun 1 1,6 orang) pengetahuannya cukup sebelum
14 tahun 1 1,6 diberikan penyuluhan menjadi 90,3% (56
orang) memiliki pengetahuan baik sesudah
Jenis Kelamin diberikan penyuluhan dengan media animasi
Laki-laki 29 46,8 tentang makanan bergizi, simbang dan aman.
Perempuan 33 53,2 Dari sikap siswa SD tentang makanan
bergizi, seimbang dan aman juga terdapat
peningkatan dari responden yang paling
Berdasarkan Tabel 1 di atas, terlihat banyak memiliki sikap cukup 59,7% (37
bahwa dari 62 responden 51,6% (32 orang) orang) menjadi 91,9% (57 orang) memiliki
berumur 11 tahun dan 53,2% (33 orang) sikap baik.
responden berjenis kelamin perempuan.
Gambaran pengetahuan dan sikap siswa Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan
SD tentang makanan bergizi, seimbang dan dan sikap siswa SD tentang makanan bergizi,
aman sebelum dan sesudah diberikan seimbang dan aman sebelum dan sesudah
penyuluhan dengan media animasi dapat pemberian penyuluhan dengan media animasi
dilihat pada Tabel 2 dibawah ini. dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini.

Tabel 2 Pengetahuan dan Sikap siswa SD Tabel 3 Perbedaan Pengetahuan dan


tentang Makanan Bergizi, Sikap siswa SD tentang Makanan
Seimbang dan Aman Sebelum Bergizi, Seimbang dan Aman
dan Sesudah Pemberian Sebelum dan Sesudah Pemberian
Penyuluhan dengan Animasi Penyuluhan dengan Animasi
Jumlah
Variabel % Variabel Z Nilai p*
(n=62)
Hitung
Pengetahuan
Sebelum Pengetahuan
-
sebelum dan 0,000
- Baik 24 38,7 5,692
sesudah
- Cukup 33 53,2 Sikap
-
- Kurang 5 8,1 sebelum dan 0,000
6,186
sesudah
Pengetahuan * Uji Wilcoxon
Sesudah Dari Tabel 3 terlihat bahwa terdapat
- Baik 56 90,3 perbedaan yang bermakna (p<0,005) antara
- Cukup 5 8,1 pengetahuan dan sikap siswa SD tentang
- Kurang 1 1,6 makanan bergizi, seimbang dan aman
sebelum dan sesudah pemberian penyuluhan
Sikap Sebelum dengan animasi.
- Baik 19 30,6
- Cukup 37 59,7 Pembahasan
- Kurang 6 9,7
Pengetahuan siswa tentang makanan
Sikap Sesudah bergizi, seimbang, dan aman saat pre-test
- Baik 57 91,9 paling banyak berada pada tingkat cukup.
Vera Suzana D.H, Pengaruh Penyuluhan.... 41

Setelah dilakukan penyuluhan dengan media audiovisual yaitu media animasi yang
animasi, diperoleh hasil post– test bertemakan gizi seimbang.14
pengetahuan siswa terbanyak berada pada Animasi adalah suatu perubahan yang
tingkat baik. Salah satu faktor yang terjadi pada objek, dalam jarak dan waktu
menyebabkan masih rendahnya pengetahuan yang tertentu. Perubahan dapat berupa
siswa adalah kurangnya sosialisasi dan perubahan posisi, bentuk, dan warna.
pengetahuan mengenai makanan bergizi, Pentingnya animasi sebagai media adalah
seimbang aman. Salah satu faktor yang memiliki kemampuan untuk memaparkan
menyebabkan masih rendahnya pengetahuan sesuatu yang rumit atau komplek serta sulit
siswa adalah kurangnya sosialisasi dan dijelaskan dengan hanya gambar atau kata-
pengetahuan mengenai gizi seimbang. Pada kata saja.15 Media animasi dapat digunakan
tahun 2003 dan 2005 Departemen Kesehatan untuk menjelaskan materi yang secara nyata
RI telah mengeluarkan buku Pedoman Gizi tidak dapat terlihat oleh mata.16 Pengetahuan
Seimbang namun kurangnya sosialisasi dan sebagian besar diperoleh melalui indera
publikasi mengenai hal tersebut membuat penglihatan (30%) dan indera pendengaran
masyarakat kurang mengenal pedoman gizi (10%). Media ini dapat meningkatkan
seimbang.11 perhatian, konsentrasi dan imajinasi anak
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan kemudian anak tersebut diharapkan mulai
ada pengaruh penyuluhan dengan media belajar menerapkan hal yang dipelajari
animasi terhadap pengetahuan dan sikap sehingga akhirnya dapat membentuk
siswa tentang makanan bergizi, seimbang dan pengetahuan dan sikap yang baik dalam
aman. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan menjalankan gizi seimbang.17 Hal ini sejalan
yang disampaikan oleh WHO bahwa dengan penelitian Utomo (2012)
pengunaan metode/media pendidikan sangat menyebutkan bahwa terjadi peningkatan dari
menentukan keberhasilan penyampaian siklus ke siklus untuk keterampilan
pendidikan kesehatan.12 Menurut Allport menyimak dengan menggunakan animasi
sikap yang terbentuk pada seseorang pada siswa kelas VI SD Negeri 3 Tempursari
dipengaruhi oleh beberapa komponen Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri.
18
diantaranya adalah komponen kognitif yang
berhubungan dengan kepercayaan dan
pendapat atau pemikiran seseorang terhadap Kesimpulan
objek. Dalam hal ini, sikap siswa terhadap
pemilihan makanan bergizi, beragam, Pengetahuan dan sikap siswa tentang
seimbang, dan aman dipengaruhi oleh makanan bergizi, seimbang dan aman
penginderaan terhadap gambar atau objek sebelum penyuluhan Dalam kategori cukup
pada animasi yang telah dikenalkan selama dan sesudah penyuluhan dengan media
proses penyuluhan.4 animasi menjadi baik. Terdapat perbedaan
Pendidikan gizi diperlukan untuk pengetahuan dan sikap siswa tentang
meningkatkan pengetahuan gizi siswa, makanan bergizi, seimbang dan aman
membentuk sikap positif terhadap makanan sebelum dan sesudah penyuluhan dengan
bergizi dalam rangka membentuk kebiasaan media animasi.
makan yang baik. Alasan utama yang
menyebabkan terjadinya peningkatan Saran
pengetahuan dan sikap tentang gizi seimbang
adalah melalui media pendidikan yang Diharapkan media animasi dapat diterima
digunakan dan cara penyampaian materi oleh siswa sekolah dasar sebagai media baru
pendidikan. Media pendidikan berfungsi dalam proses pembelajaran mengenai
untuk mengerahkan indera sebanyak makanan bergizi, seimbang dan aman. Dapat
mungkin kepada suatu objek sehingga dikembangkan media lain bersama media
mempermudah persepsi.13 Media pendidikan animasi yang dapat meningkatkan
membuat seseorang dapat lebih mengerti pengetahuan dan sikap siswa tentang
informasi atau materi yang dianggap rumit makanan bergizi, seimbang dan aman.
menjadi lebih mudah. Dalam hal ini, media
pendidikan gizi yang digunakan adalah media
Daftar Pustaka
42 Jurnal Health Quality Vol. 1 No. 1, Mei 2018, Hal. 38 - 42

Research. Vol.3,No.3,304-308. Tahun 2012.


1. Depkes RI. 2005, Pedoman Perbaikan Gizi Anak Diakses dari http://www.SciRP.org/journal/ce
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, pada tanggal 10 Agustus 2017.
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, 11. Soekirman, 2011. Ilmu Gizi dan Aplikasinya.
Jakarta. Direktorat Jendral, Jakarta.
2. Haryanto. 2002. Pola Makan Anak Sekolah,
http://www.gizi.net diakses pada tanggal 12 12. Mubarak dan Iqbal, W. 2007. Promosi
Agustus 2017 pukul 00.20 WIB. Kesehatan: sebuah pengantar proses belajar
3. BPOM RI. 2012. Laporan Semester 2 BPOM mengajar dalam pendidikan. Graha Ilmu,
2012. Badan Pengawasan Obat dan makanan RI Yogyakarta.
2012
4. Notoadmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan, Teori 13. Marisa, Nuryanto. 2014. Pengaruh Pendidikan
dan Aplikasi nya. PT Rineka Cipta, Jakarta. Gizi Melalui Komik Gizi Seimbang Terhadap
5. Kapti, R. E. 2010. Efektifitas Audiovisual Sebagai Pengetahuan dan Sikap Pada Siswa SDN
Media Penyuluhan Kesehatan Terhadap Bendungan di Semarang. Journal of Nutrition
Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam College, 3(4), 925– 932.
Tatalaksana Balita Dengan Diare di Dua Rumah
Sakit Kota Malang. Universitas Indonesia 14. Puspita, I, D. 2012. Retensi Pengetahuan, Sikap,
6. Sadiman, Arief S, R. Rahardjo, Anung Haryono dan Perilaku Pasca Pelatihan Gizi Seimbang
dan Rahardjito. 2009. Media Pendidikan: Pada Siswa Kelas 5 dan 6 di 10 Sekolah Dasar
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Terpilih Kota Depok Tahun 2012. Universitas
Jakarta: Rajawali Pers. Indonesia.
7. Rahmawati, I., Sudargo, T., Paramastri, I. 2007.
Pengaruh Penyuluhan Dengan Media 15. Adjie, S. (2005). Macromedia Flash Professional
Audiovisual Terhadap Peningkatan Pengetahuan, 8. Lampung: Dian Rakyat.
Sikap, dan Perilaku Ibu Balita Gizi Kurang dan
Buruk di Kabupaten Kotawaringin Barat 16. India, 2010. “Penggunaan Animasi dalam
Propinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Gizi Klinik, Pelajaran Biologi”.
4 (2), 69– 77. http://biosman11.blogspot.com/2010/03/penggun
8. Arifin, A. Z. 2013. Pemanfaatan Media Animasi aan-animasi-dalam-pembelajaran.html. Diakses
Dalam Peningkatan Hasil belajarPada tanggal 23 Mei 2017.
Pembelajaran Sholat Kelas V di SDN 2
Semangkak Klaten Tengah JawaTengah. 17. Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Ilmu Perilaku. PT Rineka Cipta, Jakarta.
9. Balazinski, M. & Przybylo, A. (2005). Teaching
manufacturing processes using computer 18. Utomo, W. P. 2012. Peningkatan Kualitas
animation, Journal of Manufacturing Sistem, Pembelajaran Keterampilan Menyimak (Buku
2005; 24, 3. ProQuest pg.237 Diakses dari Error! Teks Anak Yang Dibacakan Guru) Menggunakan
Hyperlink reference not valid. pada tang-gal 21 Media Film Animasi Pada Peserta Didik Kelas VI
Juli 2012. SD Negeri 3 Tempursari Kecamatan Sidoharjo
10. Aksoy, G. (2012) The Effects of Animation Kabupaten Wonogiri . Universitas
Technique on the 7th Grade Science and Muhammadiyah Surakarta.
Technology Course. Journal of cientific

Anda mungkin juga menyukai