Oleh :
1. Annisa Pritadevi J310160057
2. Delima Dwi N J310160068
3. Amalia Lestari J310160070
4. Putri Demylia S J310160083
A. Pendahuluan
Keamanan makanan jajanan anak sekolah dasar merupakan masalah yang
perlu menjadi perhatian masyarakat, khususnya orang tua, pendidik, dan pengelola
sekolah karena makanan anak sekolah berisiko terhadap cemaran biologis, fisik maupun
kimiawi yang sangat membahayakan kesehatan anak (Suci, 2009). Badan Pengawas
Obat dan Makanan Republik Indonesia (2013) menemukan 7.200 sampel yang diambil
dari 990 pedagang jajanan anak sekolah (PJAS) yang tersebar di 30 kota di Indonesia
terdapat 1.720 (23.89%) sampel tidak memenuhi syarat. Banyak jajanan anak sekolah
yang mengandung bahan kimia dan cemaran mikroba dapat menjadi peluang siswa
untuk mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari anak SD dari
bahaya makanan tidak sehat adalah dengan memberikan edukasi gizi. Memberikan
pendidikan tentang makanan sehat selama masa anak-anak tidak hanya dapat mencegah
beberapa penyebab penyakit utama dan kematian, tetapi juga dapat menurunkan biaya
kesehatan dan dapat meningkatkan kualitas hidup. Drummond (2010) juga
menyebutkan edukasi gizi merupakan bagian terpenting dari kurikulum sekolah dan
dapat memberikan pengaruh positif terhadap pengetahuan, sikap, serta tindakan anak-
anak. Salah satu faktor keberhasilan pendidikan gizi adalah metode dan media yang
digunakan.
Penggunaan berbagai macam metode dan media saat ini telah dikembangkan
dalam dunia pendidikan. Salah satu media pendidikan yang dapat digunakan dalam
menyampaikan pesan gizi kepada anak usia sekolah dasar adalah media berupa
nutrition card. Pemilihan media ini sebagai alternatif dalam menyampaikan pesan gizi
karena berdasarkan hasil observasi, saat ini bermain kartu menjadi salah satu permainan
yang sering dilakukan oleh anak-anak. Media pendidikan ini berisi pesan-pesan gizi
khususnya mengenai keamanan makanan jajanan yang dituangkan dalam bentuk
gambar. Dengan adanya media ini diharapkan anak-anak dapat dengan mudah
memahami materi yang disampaikan dan dapat mempraktikkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Metode Penelitian
Responden pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 5A dan 5B SDN
Keputih No. 25 Surabaya. Alasan memilih siswa kelas 5 adalah karena siswa yang
duduk di bangku kelas 5 sudah memiliki tingkat pemahaman yang lebih baik jika
dibandingkan dengan kelas dibawahnya. Selain itu anak kelas 5 sudah mampu
meneruskan materi yang sudah diperoleh kepada keluarga ataupun teman sebayanya.
Karakteristik Responden
Apabila
Peserta didik peserta didik
yang yang
Fasilitator
Kartu Kartu membawa membawa
memberikan
dirandom dibagikan kartu berisi kartu berisi
pertanyaan
oleh kepada jawaban jawaban
kepada peserta
fasilitator peserta didik berdiri dan tidak berdiri,
didik
menyebutkan maka akan
jawabannya diberi
hukuman
Kelebihan dari media ini adalah lebih mengutamakan unsur permainan yang
sesuai dengan karakteristik anak sekolah dasar yang senang bermain dan penggunaan
kartu sudah tidak asing lagi di kalangan anak-anak sehingga lebih mudah dalam
memainkannya. Adapun kelemahan dari media ini adalah tidak bisa dimainkan sendiri
dan harus menggunakan fasilitator. Sebelum memberikan pendidikan gizi, fasilitator
diberikan pelatihan terlebih dahulu mengenai materi yang harus disampaikan dan cara
memainkan Nutrition Card.
C. Pembahasan
Skor/Nilai Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Intervensi dengan Media Nutrition
Card dan Papan Tulis
D. Kesimpulan
Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan yang signifikan sesudah diberikan
pendidikan gizi dengan menggunakan media Nutrition Card. Nutrition Card sebagai
alternatif media dalam menyampaikan pesan gizi, merupakan media yang
mengutamakan unsur permainan. Proses pendidikan dengan menggunakan alat peraga
(media) berarti mencoba memperlihatkan situasi yang hampir sama dengan realita
kepada sasaran. Dengan demikian, sasaran akan lebih mudah dan cepat dalam
memahami pesan-pesan yang disampaikan.