Anda di halaman 1dari 7

KEMAS 8 (1) (2012) 67-73

Jurnal Kesehatan Masyarakat


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

PENYULUHAN GIZI DENGAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN


PENGETAHUAN TENTANG KEAMANAN MAKANAN JAJANAN

Khairuna Hamida , Siti Zulaekah, Mutalazimah

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Survei pendahuluan di SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta menunjukkan tingkat
Diterima Maret 2012 pengetahuan siswa tentang keamanan makanan jajanan di sekolah masih rendah, yaitu
Disetujui April 2012
55%. Perlu strategi yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang keamanan
Dipublikasikan Juli 2012
makanan jajanan sekolah. Permasalahan penelitian adalah bagaimana perbedaan
pengetahuan siswa tentang keamanan makanan jajanan di sekolah setelah diberikan
Keywords: penyuluhan dengan media komik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Comic;
perbedaan pengetahuan siswa tentang keamanan makanan jajanan di sekolah setelah
food safety;
Students knowledge
diberikan perlakuan menggunakan strategi yang berbeda. Metode penelitian ini adalah
pengembangan, jenis penelitian eksperimen semu dengan menggunakan pretest dan
posttest dengan kelompok kontrol. Sampel berjumlah 70 berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi. Uji statistik menggunakan Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil penelitian
menunjukkan ada peningkatan pengetahuan (p=0,0001) artinya ada pengaruh setelah
intervensi. Perbedaan peningkatan pengetahuan antar kelompok menghasilkan p=
0,0001 berarti ada perbedaan antar kelompok, di mana kelompok dengan media komik
memiliki peningkatan pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok
tanpa media komik. Simpulan penelitian adalah peningkatan pengetahuan dengan
media komik lebih efektif daripada tanpa media komik.

COMICS FOR NUTRITION COUNSELING TO IMPROVE SNACK SAFETY


KNOWLEDGE

Abstract
Preliminary survey in Kauman elementary school Muhammadiyah 2 Surakarta showed
the level of students knowledge about street food safety was still low (55%). Need strategy
to improve students knowledge of food safety school snacks. Research problem was how
difference in students knowledge of food safety after giving information with comics
medium. Research purpose was to determine differences in students knowledge of food
safety after given treatment using different strategies. Research method was development by
quasi experimental study using pretest-posttest control group. The samples in this study were
70 samples, based on inclusion and exclusion criteria. The statistical test used Wilcoxon
and Mann Whitney. The result showed there was in knowledge increase (p=0.0001),
intervention effect. The difference increased knowledge among groups p = 0.0001, it means
there was difference between the groups, group with comics medium better than group
without comics. Research conclusion, knowledge improvement with comic medium was
more effective than no comics medium.

2012 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 1858-1196


Jl. A Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57102
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 67-73

Pendahuluan dan dampaknya bagi kesehatan (Judarwanto,


2006). Salah satu usaha untuk mengurangi pa-
Ketersediaan dan keamanan pangan paran anak sekolah terhadap makanan jajanan
merupakan hak dasar manusia. Masalah terse- yang tidak sehat dan tidak aman adalah dengan
but saat ini menjadi keprihatinan dunia ka- promosi keamanan pangan baik kepada pihak
rena ratusan juta manusia dilaporkan mende- sekolah, guru, orang tua, anak sekolah, serta
rita penyakit akibat keracunan pangan (Brug, pedagang (Agustin, 2009; Stalling, 2008; Chap-
2005; Bradley, 2009). Salah satu kelompok in, 2004).
masyarakat yang sering mengalami masalah Berbagai metode telah dikembangkan
akibat keracunan makanan jajanan adalah anak dunia pendidikan dalam menyampaikan pe-
sekolah (BPOM, 2009). Jajanan anak sekolah san yang bertujuan meningkatkan pengetahu-
merupakan masalah yang perlu diperhatikan an sikap dan ketrampilan. Ceramah dan tanya
masyarakat, khususnya orang tua dan guru jawab adalah metode yang cukup efektif sebagai
karena makanan jajanan ini sangat berisiko penyampaian pesan . Salah satu media penyu-
terhadap cemaran biologis atau kimiawi yang luhan yang dapat digunakan untuk menarik
banyak mengganggu kesehatan, baik jangka perhatian siswa adalah gambar. Gambar dapat
pendek maupun jangka panjang. Berdasarkan menimbulkan kreatifitas siswa yang beragam
data Kejadian Luar Biasa (KLB) pada jajanan dalam membahasakannya. Keunggulan me-
anak sekolah tahun 2004-2006, kelompok siswa dia gambar ini yaitu dapat memperjelas suatu
Sekolah Dasar (SD) paling sering mengalami permasalahannya dengan melihat gambar yang
keracunan pangan. Menurut WHO keracunan jelas dan sesuai dengan pokok bahasan. Siswa
makanan yang dapat menyebabkan kematian akan lebih jelas terhadap suatu pokok bahasan
mencapai 2,2 juta orang dan sebagian besar atau materi yang disampaikan guru.
terjadi pada anak-anak. Hal ini didukung oleh Bentuk media gambar yang dimodifikasi
survey BPOM tahun 2004 yang menunjukkan dengan tulisan dalam media pendidikan sering
bahwa 60% jajanan sekolah tidak memenuhi disebut dengan komik. Komik adalah suatu
standar mutu dan keamanan. Survey BPOM bentuk kartun yang mengungkapkan karakter
tahun 2007 juga membuktikan bahwa 45% ja- dan memerankan suatu cerita dalam urutan
janan sekolah merupan makanan jajanan yang yang erat dihubungkan dengan gambar dan di-
berbahaya (BPOM, 2009). rancang untuk memberikan hubungan kepada
Makanan jajanan memegang peranan pembaca..Kelebihan komik menurut adalah:
yang cukup penting dalam memberikan asu- komik tidak berbahaya dan tidak merusak mi-
pan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak nat baca anak-anak. Komik dapat memperkaya
usia sekolah. Konsumsi makanan jajanan anak kecerdasan visual dan bisa mendorong anak
sekolah perlu diperhatikan karena aktivitas belajar mencocokan antara latar belakang de-
anak yang tinggi. Konsumsi makanan jajanan ngan kejadian yang dipaparkan dalam cerita.
anak diharapkan dapat memberikan kontri- Komik punya peranan yang positif yaitu me-
busi energi dan zat gizi lain yang berguna un- ngembangkan kebiasaan membaca. Dunia
tuk pertumbuhan anak (Sutardji, 2007; Susan, anak-anak penuh dengan imajinasi dan krea-
2010; Guarantor, 2006). si. Itulah sebabnya sebagian besar anak-anak
Hasil survei di Bogor pada tahun 2004 menyukai gambar, sketsa dan komik. Komik
menunjukkan sebanyak 36% kebutuhan energi adalah salah satu alat media yang menyenang-
anak sekolah diperoleh dari makanan jajanan kan untuk anak belajar. Edukasi melalui media
yang dikonsumsinya. Akan tetapi tingkat kea- komik ini diharapkan mampu membentuk pola
manan makanan jajanan saat ini masih mem- pikir yang tepat agar anak mampu memilih ja-
prihatinkan karena banyak makanan jajanan janan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan baik Komik juga dapat membantu pemaha-
mutu maupun keamanannya. Salah satu penye- man anak tentang suatu informasi, dalam hal
bab kurangamannya makanan jajanan ini ada- ini tentang keamanan makanan jajanan. Anak-
lah kurangnya pengetahuan produsen dan kon- anak banyak yang lebih menyukai gambar kar-
sumen tentang persyaratan keamanan pangan tun atau karikatur dibandingkan dengan gam-

68
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 67-73

bar poster. Perpaduan antara gambar dengan isi coba dilaksanakan di SDIT Muhammadiyah Al
tentang keamanan makanan jajanan ini dapat Kautsar Gumpang Kartasura. Jumlah sampel
memberikan suatu informasi serta pendidikan sebanyak 8 orang murid kelas IV dan 2 orang
pada anak yang lebih mudah dipahami dan guru. Uji coba dilakukan untuk mengetahui
dimengerti maksud dan tujuannya. Anak juga keterbacaan komik, materi dan mencari ma-
dapat menikmati gambar lucu yang dikemas sukan-masukan lain untuk penyempurnaan
dengan tema keamanan makanan jajanan, ser- komik.
ta dapat pula dijadikan suatu hiburan dan ada Pengambilan data dilakukan dengan
maksud pendidikan di dalamnya. melakukan dua kegiatan pada kelompok sub-
Hasil observasi tentang keamanan maka- yek yang berbeda yaitu satu kelompok diberi
nan jajanan di SD Muhammadiyah 2 Kauman penyuluhan dengan menggunakan ceramah
menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tidak dan kelompok yang satu diberi penyuluhan
baik sebanyak 55%. Oleh karena itu peneli- dengan komik dan ceramah. Masing-masing
ti tertarik untuk meneliti peran komik untuk kelompok subyek diberi kuesioner, selanjutnya
meningkatkan pengetahuan siswa tentang kea- masing-masing subyek diminta untuk meng-
manan makanann jajanan. Tujuan penelitian isi sendiri kuesioner yang ditunggu langsung
ini adalah mengetahui efektifitas penyuluhan dan dikembalikan pada peneliti. Uji statistik
gizi dengan media komik dalam meningkatkan Wilcoxon digunakan untuk menganalisis per-
pengetahuan siswa tentang keamanan maka- bedaan pengetahuan awal dan akhir pada tiap
nan jajanan sekolah. Siswa sekolah dasar. kelompok. Sedangkan untuk mengetahui per-
bedaan peningkatan pengetahuan antar kedua
Metode kelompok digunakan uji Mann Whitney.

Jenis penelitian ini adalah quasy experi- Hasil dan Pembahasan


ment dengan rancangan pretest posttest control
group. Dalam penelitian ini digunakan dua SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakar-
kelompok perlakuan, yaitu: kelompok yang di- ta berada di Kampung Batik Kauman, Pasarkli-
beri ceramah tanpa media komik dan kelom- won, Surakarta. SD Muhammadiyah 2 Kauman
pok yang diberi ceramah dengan media komik. Surakarta mempunyai satu kantin dan satu ko-
Pada kelompok ceramah tanpa media komik perasi sekolah yang berada di dalam kompleks
dilakukan di SD Al-Irsyad dan pada kelompok sekolah. Koperasi dikelola oleh pihak sekolah
ceramah dengan media komik dilakukan di SD dan kantin dikelola oleh para wali murid. Ko-
Muhammadiyah 2 Kauman. perasi hanya menjual alat tulis, seragam seko-
Populasi penelitian ini adalah siswa se- lah, makan dan minuman kemasan, sedang-
kolah dasar yang bersekolah di SD Al-Irsyad kan kantin sekolah selain menjual makanan
dan SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta dan minuman kemasan kantin sekolah juga
dengan jumlah populasi 116 siswa. Subyek pe- menjual makanan matang. Salah satu contoh
nelitian ini berjumlah 70 subyek berdasarkan makanan matang yang disediakan adalah nasi
kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen peneli- bungkus, es kucir dan aneka gorengan. Ketika
tian yang digunakan adalah kuisioner peng- siswa membeli gorengan kertas yang dipakai
etahuan giz.i Skor pengetahuan diukur dengan membungkus adalah kertas koran. Selain ma-
kuesioner sebanyak 20 pertanyaan. Skor mini- kanan yang dijual di kantin dan koperasi seko-
mal adalah 0 dan skor maksimal adalah 20, lah, siswa dapat membeli makanan di luar pa-
jawaban salah nilai 0 dan benar nilai 1. Dengan gar sekolah pada saat istirahat maupun waktu
cut of point pengetahuan baik skor 80% dan pulang sekolah. Penjual makanan keliling ba-
tidak baik bila skor < 80% (Madaniyah, 2004). nyak yang mangkal di sekitar lingkungan seko-
Komik yang digunakan sebagai media disusun lah, baik pada waktu istirahat maupun waktu
oleh peneliti dengan bantuan ahli media. Ko- pulang sekolah. Makanan yang dijual berma-
mik berisi materi-materi mengenai keamanan cam-macam antara lain siomay, batagor, tem-
makanan jajanan. Uji coba komik dilakukan pura dan bakso. Dimana makanan ini banyak
dengan cara focus group discussion (FGD). Uji menggunakan saos yang berwarna mencolok.

69
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 67-73

Gulali dan agar-agar yang dijual juga berwarna kemasan makanan, Bab III. Tentang tanggal
mencolok. kadaluarsa, Bab IV. Tentang bahan tambahan
Sekolah Dasar Al-Irsyad terletak di Jl. makanan.
Kapten Mulyadi 167 Pasarkliwon Surakarta. SD Tahap evaluasi pada pengembangan ko-
Al-Irsyad mempunyai satu kantin yang bera- mik dilakukan oleh ahlimedia (desain grafis),
da di dalam kompleks sekolah. Jenis makanan staf pengajar dan 8 siswa di SDIT Muhamma-
yang disediakan di kantin tersebut adalah ma- diyah Al Kautsar Gumpang Kartasura. Tujuan
kanan dan minuman matang. Salah satu con- evaluasi adalah untuk mengetahui keterbacaan
toh makanan matang yang disediakan adalah komik, materi dan mencari masukan-masukan
gorengan, dimana setelah digoreng diletakan lain untuk penyempurnaan komik. Evaluasi
dalam tempat yang dilapisi kertas koran. Selain dilakukan dengan metode Focus Group Discus-
makanan yang dijual di kantin sekolah, siswa sion (FGD). Hasil FGD menunjukkan bahwa 6
dapat membeli makanan di luar pagar sekolah sampel mengatakan huruf yang digunakan da-
pada saat istirahat maupun waktu pulang se- lam komik masih ada yang ukurannya terlalu
kolah. Penjual makanan keliling banyak yang kecil sehingga sulit untuk dibaca dan ukuran
mangkal di sekitar lingkungan sekolah, baik huruf masih banyak yang berbeda ukurannya,
pada waktu istirahat maupun waktu pulang se- 3 sampel mengatakan warna komik kurang
kolah. Makanan yang dijual bermacam-macam bervariasi dan 2 orang guru mengatakan ko-
antara lain siomay, batagor, tempura dan bak- mik masih banyak menggunakan kalimat tidak
so dimana makanan ini banyak menggunakan baku.
saos yang berwarna mencolok. Penggunaan bahasa dalam komik ini
Pengembangan media komik sebagai menurut staf pengajar di SDIT Muhammadiyah
media penyuluhan tentang keamanan makanan Al Kautsar Gumpang Kartasura perlu diperbai-
jajanan sekolah dalam upaya untuk meningkat- ki. Bahasa dalam dialog komik ini disarankan
kan pengetahuan siswa dengan menggunakan untuk menggunakan kalimat yang baku agar
model pengembangan media pendidikan, yaitu kelompok sasaran lebih mudah memahami.
tahap identifikasi kebutuhan, pemilihan bahan Materi dalam komik perlu diperluas lagi agar
baku komik, tahap perumusan materi dan isi siswa lebih paham isi penyuluhan. Gambar ko-
komik, tahap penulisan teks dan pembuatan mik menurut staf pengajar sudah cukup baik,
gambar, perhitungan biaya, tahap evaluasi, dan tetapi warna gambar perlu divariasi agar lebih
tahap revisi. menarik lagi.
Komik dipilih sebagai media alat ban- Tahap revisi dari uji coba keterbacaan
tu penyuluhan tentang keamanan makanan komik dan hasil wawancara dalam tahap evalu-
jajanan sekolah karena komik merupakan me- asi menjadi bahan untuk memperbaiki komik
dia cetak yang memuat suatu cerita dan gambar, ini. Warna komik lebih divariasi lagi. Usulan
praktis dan mudah dibawa kemana saja. Kelebi- pada evaluasi belum semuanya dapat dipenuhi
han lain dari media cetak ini adalah mudah di- karena tujuan dari pengembangan komik ini
pahami dengan adanya gambar yang sederhana adalah sebagai alternatif pengembangan media
ditambah kata-kata dengan bahasa sehari-hari pembelajaran kesehatan secara umum, khu-
membuat komik dapat dibaca semua orang. Pe- susnya tentang keamanan makanan jajanan se-
milihan bahan baku komik disesuaikan dengan kolah bagi siswa sekolah dasar.
pertimbangan biaya yang ada, isi komik dicetak Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan menggunakan kertas HVS dan dijilid usia terendah subyek adalah 8 tahun dan usia
menggunakan jilid spiral. tertinggi adalah 10 tahun. Pada kelompok ce-
Tahap perumusan masalah dan isi sesuai ramah tanpa media komik terdapat 2,9% sub-
dengan tujuan pendidikan (penyuluhan) de- yek berusia 8 tahun, usia 9 tahun sebesar 57,1%
ngan komik yaitu meningkatkan pengetahuan dan usia 10 tahun sebesar 40%. Sedangkan
siswa tentang keamanan makanan jajanan se- pada kelompok ceramah menggunakan media
kolah. Materi komik tentang keamanan ma- komik terdapat 71,4% subyek berusia 9 tahun,
kanan jajanan sekolah yaitu meliputi: Bab I. dan 28,6% subyek berusia 10 tahun. Hasil pe-
Tentang keamanan makanan, Bab II. Tentang nelitian ini juga menunjukkan bahwa pada

70
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 67-73

kelompok ceramah tanpa media komik terba- kelompok nilai rata-rata pada kelompok ce-
nyak adalah laki-laki yaitu 54,3% dan kelom- ramah dengan media komik adalah 2,63 dan
pok ceramah menggunakan media komik su- untuk kelompok ceramah tanpa media komik
byek terbanyak adalah perempuan yaitu 71,2%. perubahan nilai rata-rata adalah 1,11. Peruba-
Nilai pengetahuan awal diambil pada han nilai pengetahuan tentang keamanan ma-
awal penelitian sebelum subyek diberikan per- kanan jajanan pada kelompok ceramah dengan
lakuan. Nilai pengetahuan akhir diambil pada media komik lebih besar dibandingkan dengan
akhir penelitian setelah subyek diberikan per- kelompok ceramah tanpa media komik.
lakuan. Sedangkan perubahan nilai pengeta- Hasil uji normalitas perubahan nilai
huan adalah nilai pengetahuan akhir dikurangi pengetahuan berdistribusi tidak normal, selan-
dengan nilai pengetahuan awal. jutnya dilakukan uji Mann Whitney. Hasil uji
Pada kelompok ceramah tanpa media Mann Whitney pada kedua kelompok diper-
komik, nilai pengetahuan awal minimal adalah oleh nilai p-value sebesar 0,001. Hal ini menun-
7 dan maksimal 20 dengan rata-rata 15,94 se- jukkan terdapat perbedaan pengetahuan yang
dangkan nilai pengetahuan akhir minimal ada- signifikan antara kelompok ceramah tanpa me-
lah 7 dan maksimal 20 dengan rata-rata 17,06. dia komik dan kelompok ceramah dengan me-
Peningkatan nilai pengetahuan pada kelompok dia komik. Rata-rata pengetahuan meningkat
ini meningkat sebesar 1,12 point. lebih tinggi setelah diberi penyuluhan dengan
Hasil uji Wilcoxon pengetahuan awal media komik.
dan akhir pada kelompok ceramah tanpa me- Hasil penelitian ini sejalan dengan pe-
dia komik diperoleh nilai p = 0,000. Hasil nelitian Rahmad (2008) bahwa pemberian alat
analisis tersebut menunjukkan terdapat per- bantu media dalam proses belajar erat hubu-
bedaan pengetahuan yang signifikan antara ngannya dengan peningkatan prestasi belajar
pengetahuan awal dan akhir pada kelompok siswa. Hal tersebut tampak pada perbedaan
ceramah tanpa media komik. Rata-rata peng- hasil belajar siswa dari rata-rata perolehan nilai
etahuan meningkat setelah diberi penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah sebesar
sehingga terdapat manfaat penyuluhan tentang 6,6. Sementara perolehan nilai dengan metode
keamanan makanan jajanan dengan metode dengan menggunakan media OHP mempunyai
ceramah di SD Al-Irsyad. rata-rata nilai sebesar 7,1.
Pada kelompok ceramah dengan media Distribusi tingkat pengetahuan kedua
komik, nilai pengetahuan awal minimal adalah kelompok tentang keamanan makanan jajanan
9 dan maksimal 20 dengan rata-rata 16,14 se- dapat di lihat pada tabel 4. Tingkat pengeta-
dangkan nilai pengetahuan akhir minimal ada- huan siswa sebelum diberi penyuluhan tentang
lah 9 dan maksimal 20 dengan rata-rata 18,77. keamanan makanan jajanan dalam kategori
Peningkatan nilai pengetahuan pada kelompok pengetahuan baik sebesar 62,9% dan yang
ini meningkat sebesar 2,63 point. tidak baik adalah 37,1%. Tingkat pengetahuan
Hasil analisis perbedaan pengetahuan siswa setelah diberi penyuluhan dalam kategori
awal dan akhir pada kelompok ceramah tanpa baik sebesar 74,3% dan yang tidak baik sebesar
media komik dengan uji Wilcoxon diperoleh 25,7%.
nilai p= 0,001. Hasil analisis tersebut menun- Hasil penelitian in menunjukkan bahwa
jukkan terdapat perbedaan pengetahuan yang sebelum diberi penyuluhan tentang keamanan
signifikan antara pengetahuan awal dan akhir makanan jajanan pengetahuan subyek sebagian
pada kelompok ceramah dengan media komik. besar tidak baik, hal ini disebabkan informasi
Rata-rata nilai pengetahuan meningkat setelah yang diterima siswa tentang keamanan ma-
diberi penyuluhan, hal ini menunjukkan bah- kanan jajanan masih kurang dan subyek belum
wa terdapat manfaat pemberian penyuluhan pernah mendapatkan materi atau penyuluhan
tentang keamanan makanan jajanan dengan serupa. Sesudah diberi penyuluhan tentang
media komik pada anak SD Muhammadiyah 2 keamanan makanan jajanan jumlah subyek
Kauman. yang berpengetahuannya baik meningkat 11,4
Peningkatan nilai pengetahuan ten- % karena informasi yang diperoleh sesudah pe-
tang keamanan makanan jajanan pada kedua nyuluhan dapat diterima dengan baik.

71
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 67-73

Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Awal dan Akhir pada Kedua Kelompok

Kelompok Perlakuan
Variabel Ceramah tanpa Media Ceramah dengan Media p
Komik Komik
Perubahan Nilai Pengetahuan
Minimal 0 0 0,001
Maksimal 5 8
Rata-rata 1,11 2,63
Selisih nilai kedua kelompok 1,12 2,63

Tabel 2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Siswa Pada Tiap Kelompok

Kelompok Intervensi
Variabel
Ceramah tanpa Media Komik Ceramah dengan Media Komik
Tingkat Pengetahuan Awal
Baik 22 (62,9 %) 23 (65,7 %)
Tidak Baik 13 (37,1 %) 12 (34,3 %)
Tingkat Pengetahuan Akhir
Baik 26 (74,3 %) 32 (91,4 %)
Tidak Baik 9 (25,7 %) 3 ( 8,6 %)

Pada kelompok ceramah dengan me- memperoleh konsep-konsep lain yang berbe-
dia komik terlihat bahwa tingkat pengetahuan da dengan apa yang dimaksudkan guru, siswa
siswa sebelum diberi penyuluhan tentang kea- kurang menangkap apa yang dimaksudkan
manan makanan jajanan dalam kategori penge- oleh guru, jika ceramah berisi istilah-istilah
tahuan baik sebesar 65,7% dan yang tidak baik yang kurang/tidak dimengerti oleh siswa dan
adalah 34,3%. Tingkat pengetahuan subyek akhirnya mengarah kepada verbalisme, tidak
setelah diberi penyuluhan dalam kategori baik memberikan kesempatan kepada siswa untuk
sebesar 91,4% dan tidak baik sebesar 8,6%. Ta- memecahkan masalah, kurang memberikan
bel 4 menunjukkan bahwa peningkatan peng- kesempatan kepada siswa untuk mengem-
etahuan siswa setelah diberi penyuluhan p bangkan kecakapan dan kesempatan menge-
tentang keamanan makanan jajanan dengan luarkan pendapat, guru lebih aktif sedangkan
media komik lebih besar dibandingkan den- murid bersikap pasif.
gan tanpa media. Hal ini karena informasi yang Pada kelompok ceramah menggunakan
diperoleh sesudah penyuluhan dapat diterima media komik siswa lebih aktif dan tertarik kare-
dengan baik dan dilengkapi dengan cerita dan na adanya media komik. Manfaat media dalam
gambar yang menarik sehingga siswa lebih jelas proses pembelajaran antara lain: pengajaran
menerima informasi. akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
Peningkatan pengetahuan pada kelom- dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa,
pok ceramah tanpa media komik lebih rendah bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya
dibandingakan dengan kelompok ceramah sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan
menggunakan media komik terjadi karena pe- memungkinkan siswa menguasai tujuan pemb-
nyuluhan tanpa media memiliki beberapa kele- elajaran yang lebih baik, metode mengajar akan
mahan. Kelemahan-kelemahan penyuluhan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
tanpa menggunakan media diantaranya adalah verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru
interaksi yang terjadi cenderung bersifat cen- sehingga siswa tidak bosan, siswa lebih banyak
tered (berpusat pada guru), guru kurang da- melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
pat mengetahui dengan pasti sejauh mana mendengarkan uraian guru, tetapi juga mel-
siswa telah menguasai bahan ceramah, siswa akukan aktivitas lain seperti mengamati.

72
Khairuna Hamida, dkk. / KEMAS 8 (1) (2012) 67-73

Pengetahuan manusia diperoleh melalui kan efisiensi pendidikan gizi, maka pendidikan
persepsinya terhadap stimulus dengan meng- gizi yang diberikan kepada siswa sebaiknya
gunakan alat indera. Hasil persepsi berupa in- menggunakan media yang disukai anak. Salah
formasi akan disimpan dalam sistem memori satu media yang bisa digunakan adalah komik
untuk diolah dan diberi makna, selanjutnya yang pelaksanaannya bisa dimasukkan dalam
informasi tersebut digunakan (retrival) pada proses belajar mengajar di sekolah. Media
saat diperlukan. Seseorang dapat memperoleh klinik merupakan media pengajaran yang me-
pengetahuan dengan mengoptimalkan kemam- nyebabkan proses belajar siswa menjadi lebih
puan perceptual dan perhatiannya serta meng- menarik yang kemudian dapat menumbuhkan
atur penyimpanan informasi secara tertib. motivasi belajar dan metode mengajar menjadi
Pengetahuan terbagi dalam dua kategori yaitu lebih bervariasi.
pengetahuan yang diterapkan dalam berbagai
situasi general (general knowledge) dan penge- Ucapan Terimakasih
tahuan yang berkenaan dengan tugas atau per-
soalan tertentu (specific knowledge). Atas keterlaksanaan kegiatan penelitian
Pemanfaatan sumber belajar berupa me- secara lancar, maka peneliti mengucapkan teri-
dia pembelajaran, dapat meningkatkan keingi- makasih kepada kepala sekolah dan guru di SD
nan dan minat baru, membangkitkan motivasi Al-Irsyad dan SD Muhammadiyah 2 Kauman,
dan merangsang kegiatan belajar dan bahkan Surakarta atas dukungan dan kerjasamanya,
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. terimakasih juga para siswa yang digunakan se-
bagai subjek penelitian.
Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pengajaran sangat membantu keefek-
Daftar Pustaka
tifan proses pembelajaran dan penyampaian
pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Disamping BPOM. 2009. Sistem Keamanan Pangan Terpadu
membangkitkan motivasi dan minat siswa, me- Jajanan Anak Sekolah. http://bpom.go.id. Di-
dia pembelajaran juga dapat membantu siswa akses tanggal 6 April 2010
meningkatkan pemahaman, menyajikan data Nova. 2007. Efektivitas Pembelajaran Biologi Meng-
dengan menarik dan terpecaya serta memadat- gunakan Media Komik Pada Materi Pokok
kan informasi. Penelitian ini sejalan denagn ha- Perencanaan Lingkungan Terhadap Hasil Be-
sil penelitian yang dilakukan oleh Nova (2007), lajar Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah
8 Surakarta. Universitas Muhammadiyah
bahwa pembelajaran dengan menggunakan
Surakarta
media komik dapat meningkatkan hasil belajar Rahmad. 2008. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dalam
biologi siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 8 Mata Pelajaran Ekonomi Antara Yang Meng-
Surakarta khususnya pada materi pokok pence- gunakan Media Visual OHP Dengan Yang
maran lingkungan sebesar 30%. Tidak Menggunakan Media Visual OHP Pada
Siswa Kelas X Semester 1 SMA Muhammadi-
Penutup yah 1 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008.
Pendidikan Akuntansi Universitas Muham-
madiyah Surakarta
Ada perbedaan peningkatan pengeta-
Sutardji., M. Azinar. 2007. Tingkat Konsumsi Energi
huan tentang keamanan makanan jajanan anta- dan Konsumsi Protein serta Hubungannya
ra kelompok yang diberi penyuluhan meng- dengan Status Gizi Anak Asuh Usia 10-18 Ta-
gunakan metode ceramah tanpa media komik hun (Studi pada Penyelenggaraan Makanan
dan kelompok yang diberi ceramah mengguna- di Panti Asuhan Pamardi Putra Kabupaten
kan media komik. Dalam rangka meningkat- Demak). Jurnal Kemas, 2(2):168-173

73

Anda mungkin juga menyukai