Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PENYULUHAN GIZI

METODE CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP


PERILAKU MEMILIH MAKANAN JAJANAN MURID
DI SD NEGERI KELURAHAN SAKO
PALEMBANG 2012
Mardiana, Nurul Salasa Nilawati, Eliza
Dosen jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Palembang

ABSTRAK

Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan merupakan modal pembangunan, oleh karena itu
tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Berbagai alasan seringkali menyebabkan anak tidak
sempat sarapan pagi di rumah yang akhirnya akan membentuk suatu kebiasan jajan di sekolah, secara umum
jajanan yang dijual pedagang kaki lima di sekolah dasar kualitasnya sangat memprihatinkan bila ditinjau dari
aspek kesehatan Maka untuk mengurangi paparan anak sekolah terhadap makanan jajanan yang tidak sehat
dan tidak aman perlu dilakukan usaha promosi keamanan pangan terutama kepada murid sekolah dasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan gizi dengan menggunakanan metode ceramah
dan leaflet terhadap perilaku memilih makanan jajanan murid di SD Negeri Kelurahan Sako Palembang
tahun 2012. Jenis penelitian adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan menggunakan rancangan
penelitian pre test dan post test dengan kelompok kontrol, , waktu penelitian selama 3 bulan. Yang menjadi
sampel penelitian adalah siswa kelas V dan VI dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditentukan.Analisis
data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat, dengan uji statistik paired t test dan independent
t test pada tingkat kepercayaan 95 % dan derajat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki, rentang umur 9 – 13 tahun, ada pengaruh penyuluhan
gizi metode ceramah dan leaflet terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan murid sekolah dasar dalam
memilih makanan jajanan dengan p= 0,035, p= 0,020,dan p = 0,010 berturut-turut. Kesimpulan penelitian ini
adalah penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet berpengaruh dalam meningkatkan perilaku memilih
makanan jajanan murid. Disarankan kepada pihak sekolah memberikan pendidikan dasar dan pengawasan
secara aktif mengenai makanan atau jajanan yang baik dikonsumsi dan tidak, serta perlu pengawasan di
sekitar lingkungan sekolah akan jajanan yang bergizi dan tidak bergizi.

Daftar Pustaka : 20 ( 2003 – 2010 )


Kata Kunci : Penyuluhan ceramah dan leaflet, Perilaku makanan jajanan

PENDAHULUAN pagi. Anak yang tidak sarapan pagi akan mengalami


kekosongan lambung sehingga kadar gula darah
Anak sekolah merupakan generasi penerus akan menurun padahal gula darah merupakan
bangsa dan merupakan modal pembangunan, oleh sumber energi utama bagi otak dampak negatifnya
karana itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan adalah ketidakseimbangan sistem syaraf pusat yang
ditingkatkan. Upaya kesehatan tersebut adalah diikuti dengan rasa pusing, badan gemetar atau
perbaikan gizi terutama di usia sekolah dasar yaitu rasa lelah. Dalam keadaan demikian anak akan
usia 7-12 tahun. Gizi yang baik akan menghasilkan sulit untuk dapat menerima pelajaran dengan baik
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas yaitu sehingga konsentrasi belajar terganggu yang akan
sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta berakibat pada prestasi belajar anak (Moehji S,
produktif (Dep.kes.RI 2005). 2005).
Ada berbagai alasan yang seringkali Secara umum jajanan yang dijual pedagang
menyebabkan anak tidak sempat sarapan pagi kaki lima di sekolah dasar kualitasnya sangat
yang akhirnya akan membentuk suatu kebiasaan memprihatinkan bila ditinjau dari aspek kesehatan.
membeli makanan jajanan di sekolah seperti waktu Data Badan POM tahun 2010 menunjukkan adanya
yang sangat terbatas, jarak sekolah yang cukup jauh, jajanan yang tidak memenuhi syarat dengan
terlambat bangun pagi atau tidak ada selera sarapan ditemukannya dari 2.984 sampel yang diuji,

ISSN 0126-107X 17
Jurnal Kesehatan. Volume I No. 11 Juni 2013

45% diantaranya tidak memenuhi syarat karena peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan
mengandung BTP yang dilarang seperti boraks, murid.
formalin, rhodamin B, methanol yellow atau BTP Tatanan sekolah merupakan salah satu
yang diperbolehkan seperti benzoate, sakarin, ruang lingkup promosi kesehatan, dalam promosi
dan siklamat namun penggunaannya melebihi kesehatan metode atau media diposisikan sebagai
batas serta ada yang tidak memenuhi uji cemaran sarana untuk membuat suasana yang kondusif
mikroba karena mengandung Escherichia Coli terhadap perubahan perilaku yang positif terhadap
(E.Coli). Hasil penelitian tersebut menujukkan kesehatan (Notoatmodjo, 2005) Cara effektif dalam
rendahnya perlindungan pada anak sekolah padahal pendekatan kelompok adalah metode ceramah,
mengkonsumsi jajanan saat bersekolah sudah dengan metode ini dapat terjadi proses perubahan
jadi aktifitas rutin mereka (Permata, 2010 dalam perilaku kearah yang diharapkan melalui peran
Dinatia). aktif sasaran dan saling tukar pengalaman sesama
Makanan jajanan dapat menyumbang asupan sasaran, sementara leaflet dapat memberikan
energi bagi anak sekolah sebanyak 36%, protein informasi secara detail yang tidak mungkin bila
29% dan zat besi 52%. Maka untuk mengurangi disampaikan secara lisan, sasaran dapat melihat
paparan anak sekolah terhadap makanan jajanan isinya secara santai dan sangat ekonomis, serta
yang tidak sehat dan tidak aman perlu dilakukan praktis karena mengurangi kebutuhan mencatat.
usaha promosi keamanan pangan baik kepada pihak Melalui observasi yang dilakukan peneliti
sekolah, guru, orang tua, murid serta pedagang dalam survei pendahuluan, peneliti ingin
(Judarwanto 2008). melakukan promosi kesehatan dengan penyuluhan
Faktor- faktor yang mempengaruhi pemilihan menggunakan metode ceramah dan pembagian
makanan jajanan meliputi faktor intern dan faktor leaflet pada murid di SD Kelurahan Sako Palembang
ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan sebab di SDN 113 dan 114 di kelurahan ini letaknya
khususnya pengetahuan gizi, kecerdasan, persepsi, berhadapan langsung dengan jalan raya dan banyak
emosi dan motivasi dariluar. Pengetahuan gizi adalah penjual makanan dan minuman di dalam dan di luar
kepandaian memilih makanan yang merupakan pagar sekolah serta banyak murid yang membeli
sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih makanan jajanan tersebut.
makananjajanan yang sehat. Pengetahuan gizi anak
sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan
jajanan (Notoatmodjo, 2003). METODOLOGI PENELITIAN
Sikap seorang anak adalah komponen penting
yang berpengaruh dalam memilih makanan jajanan. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 113
Sikap positif anak terhadap kesehatan kemungkinan dan 114 Kelurahan Sako Palembang, penelitian
tidak berdampak langsung pada perilaku anak dilakukan selama3 (tiga) bulan yaitu dari bulan
menjadi positif, tetapi sikap yang negatif terhadap September sampai November 2012. Jenis penelitian
kesehatan hampir pasti berdampak pada perilakunya. ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi
(Notoatmodjo, 2003). Berkaitan dengan perilaku Experiment) dengan menggunakan rancangan
jajan anak sekolah, beberapa hal yang perlu penelitian pretest dan postest dengan kelompok
diteliti antara lain adalah seberapa besar tingkat kontrol, dimana sampel akan diuji pengetahuan,
pengetahuan dan sikap anak yang mendukung sikap dan tindakan dalam memilihi makanan jajanan
pemilihan makanan jajanan. Pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa
anak tersebut apakah berhubungan dengan perilaku penyuluhan gizi dengan metode ceramah tanya
anak dalam memilih jenis makanan jananan jawab dan pembagian leaflet sedangkan kelompok
(Khomsan 2003). kontrol/ pembanding tidak diberi perlakuan sama
Hasil penelitian Tampubolon (2009) tentang sekali.
pengaruh media visual poster dan leaflet makanan Sampel yang diambil dalam penelitian
sehat terhadap perilaku konsumsi makanan jajanan ini adalah murid kelas V dan kelas VI dengan
pelajar kelas khusus SMA Negeri 1 Panyabungan kriteria inklusi : seluruh murid kelas V dan kelas
Kabupaten Mandailing Natal terbukti bahwa VI, bersedia menjadi responden, dalam keadaan
pemajangan poster dan pemberian leaflet dapat sehat dan hadir pada saat peneitian, murid dapat
mempengaruhi perilaku konsumsi makanan jajanan berkomunikasi dengan baik. Kriteria eksklusi
para pelajar tersebut, demikian juga penelitian : sampel tidak digunakan dalam penelitian jika
Dinatia B (2011) tentang pengaruh penyuluhan sedang sakit. Kriteria yang sama juga diambil
dengan metode ceramah dan poster terhadap sampel untuk kelompok pembanding. Hasil
perilaku konsumsi jajanan murid SD di kecamatan perhitungan besar sampel diperoleh sebanyak 36
Sibolga terbukti bahwa penyuluhan dengan orang untuk masing-masing kelompok. Dengan
metode ceramah dan poster berpengaruh terhadap memperhitungkan kemungkinan droup out, maka

18 ISSN 0126-107X
Mardiana, Nurul Salasa Nilawati, Eliza, Pengaruh Penyuluhan Gizi Metode Ceramah Dan Leaflet Terhadap
Perilaku Memilih Makanan Jajanan Murid Di SD Negeri Kelurahan Sako Palembang 2012

dipersiapkan cadangan sampel sebanyak 10% Tabel 2.


untuk setiap kelompok (10% x 36) + 36= 39,6 Rerata dan Simpangan Baku Skor Pretest dan
atau dibulatkan menjadi 40 murid untuk masing – Postest pada Variabel Sikap Murid
masing kelompok Rerata Skor nilai Selisih
Cara pengambilan sampel untuk menentukan Kelompok p
Pretest Postest rerata
jumlah murid yang akan diambil perkelas Perlakuan 8,30 ± 1,067 8,78 ± 0,974 0,48 0,024
menggunakan tehnik Proporsional Stratified Pembanding 7,88 ± 1,362 7,65 ± 1,610 -0,23 0,298
Random dan cara pengambilan sampel dengan
simpel random sampling Hasil analisis Tabel 2 menunjukkan bahwa
Data yang diperoleh di analisis menggunakan setelah diberikan penyuluhan metode ceramah dan
paired t test untuk melihat pengaruh penyuluhan leaflet pada kelompok perlakuan, skor rerata dan
terhadap perilaku dan uji t independent untuk simpangan baku variabel sikap murid meningkat
melihat perbedaan rerata dua kelompok. Keputusan dari 8,30 (± 1,067) ke 8,78 (±0,974) dengan selisih
pengujian hipotesis penelitian didasarkan pada rerata 0,48. dan p = 0,024 artinya setelah diuji
tingkat kepercayaan 95% dan derajat kemaknaan dengan paired t test terdapat perbedaan antara
α = 0,05. sebelum dan sesudah perlakuan.
Sedangkan pada kelompok pembanding
mengalami penurunan dari pretest ke postest yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN 7,88 (± 1,362) ke 7,65 (± 1,610) dengan selisih
rerata sebesar -0,23 dan p = 0,298 artinya setelah
Karakteristik Responden diuji dengan paired t test tidak terdapat perbedaan

Responden adalah murid kelas 5 dan 6 dengan Tabel 3


rentang usia 9 – 13 tahun, sebagian besar berusia Rerata dan Simpangan Baku Skor Pretest dan
10 tahun yaitu 45 % pada kelompok perlakuan dan Postest pada Variabel Tindakan murid
32,5 % pada kelompok pembanding. Sebagian besar Kelompok Rerata skor nilai Selisih p
responden berjenis kelamin laki-laki yaitu 62,5 % Pretest Postest
rerata
pada kelompok perlakuan dan 60 % pada kelompok
Perlakuan 9,10 ± 0,982 9,58 ± 0,594 0,48 0,004
pembanding. Lebih banyak responden yang duduk Pembanding 9,13 ± 0,757 8,93 ± 1,185 -0,20 0,331
di kelas 5 yaitu 52,5 % pada kelompok perlakuan
dan 55 % pada kelompok pembanding. Hasil analisis Tabel 3 menunjukkan bahwa
setelah diberikan penyuluhan metode ceramah dan
Analisis Univariat leaflet pada kelompok perlakuan skor rerata dan
simpangan baku variabel tindakan murid meningkat
Tabel 1. dari 9,10 (± 0,982) ke 9,58 (± 0,594) dengan selisih
Rerata dan Simpangan Baku Skor Pretest dan rerata 0,48 dan p = 0,004 artinya setelah diuji dengan
Postest pada Variabel Pengetahuan Murid paired t test terdapat perbedaan antara sebelum dan
Rerata skor nilai Selisih sesudah perlakuan.
Kelompok p
Pretest Postest rerata Sedangkan pada kelompok pembanding
Perlakuan 7,80 ± 1,990 8,80 ± 1,539 1 0,001 mengalami penurunan dari pretest ke postest yaitu
Pembanding 7,25 ± 1,822 7,33 ± 2,055 0,08 0,819 dari 9,13 (± 0,757) ke 8,93 (± 1,185) dengan selisih
rerata sebesar -0,20 dan p = 0,298 artinya setelah
Hasil analisis Tabel 1 menunjukkan bahwa diuji dengan paired t test tidak terdapat perbedaan
setelah diberikan penyuluhan metode ceramah
dan leaflet pada kelompok perlakuan, skor rerata Analisis Bivariat
dan simpangan baku variabel pengetahuan murid
meningkat dari 7,80 (±1,990) menjadi 8,80 (±1,539) Tabel 4.
dengan selisih rerata 1 dan p = 0,001 artinya setelah Selisih Rerata Skor Pengetahuan Murid Sekolah
diuji dengan paired t test terdapat perbedaan antara Dasar dalam Memilih Makanan Jajanan Kelompok
sebelum dan sesudah perlakuan. Perlakuan dan Pembanding
Sedangkan pada kelompok pembanding Selisih pengetahuan
menunjukkan terjadi peningkatan dari pretest sebelum dan sesudah
Kelompok perlakuan p
ke postest yaitu dari 7,25 (±1,822) menjadi 7,33
(±2,055) dengan selisih rerata sebesar 0,08 dan p = Mean ± SD
0,819 artinya setelah diuji dengan paired t test tidak Perlakuan 1,00 ± 1,783
terdapat perbedaan. Pembanding 0,08 ± 2,055 0,035

ISSN 0126-107X 19
Jurnal Kesehatan. Volume I No. 11 Juni 2013

Hasil analisis statistik Tabel 4 dengan dan tindakan murid menunjukkan bahwa pada
menggunakan uji t Independent menunjukan bahwa kelompok perlakuan ketiga variabel mengalami
ada selisih rerata antara pengetahuan sebelum dan peningkatan skor, p < 0,05 berarti ada perbedaan
sesudah diberi penyuluhan dengan p = 0,035. Hal ini atau ada pengaruh yang bermakna pada perilaku
menunjukan bahwa ada perbedaan yang bermakna murid dalam memilih makanan jajanan setelah
pada pengetahuan murid mengenai pemilihan diberikan penyuluhan metode ceramah dan leaflet,
makananan jajanan antara kelompok perlakuan dan sedangkan pada kelompok pembanding menujukkan
kelompok pembanding. bahwa ketiga variabel yaitu pengetahuan, sikap dan
tindakan p > 0,05 yang secara statistik menunjukkan
Tabel 5. tidak ada perbedaan yang bermakna antara pretest
Selisih Rerata Skor Sikap Murid Sekolah Dasar dan postest terhadap perilaku murid dalam memilih
dalam Memilih Makanan Jajanan Kelompok makanan jajanan.
Perlakuan dan Pembanding
Selisih Sikap sebelum dan
Perbedaan Perubahan Pengetahuan, Sikap dan
Kelompok sesudah perlakuan p
Tindakan Murid Pada Kelompok Perlakuan
dan Kelompok Pembanding
Mean ± SD
Pengetahuan
Perlakuan 0,48 ± 1,281
0,020 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Pembanding 0,23 ± 1,349 nilai rerata skor pengetahuan pada kelompok
yang menerima perlakuan mengalami peningkatan
Hasil analisis statistik Tabel 5 dengan (Tabel 1). Peningkatan pengetahuan ini disebabkan
menggunakan uji t Independent menunjukan bahwa oleh karena telah diberikan intervensi berupa
ada selisih rerata antara sikap murid sebelum dan penyuluhan dan pembagian leaflet mengenai
sesudah diberi penyuluhan dengan p = 0,020. Hal ini makanan jajanan secara berulang sebanyak 4 kali
menunjukan bahwa ada perbedaan yang bermakna selama 1 bulan sehingga dapat mempengaruhi
pada sikap murid mengenai pemilihan makananan murid dalam menerima informasi yang diberikan
jajanan antara kelompok perlakuan dan kelompok dan dapat meningkatkan pengetahuan murid.
pembanding.
Kemudian pengetahuan pada kelompok
Tabel 6. pembanding (tanpa perlakuan, Tabel 1) terjadi
Selisih Rerata Skor Tindakan Murid Sekolah kenaikan skor rerata yang dapat disebabkan oleh
Dasar dalam Memilih Makanan Jajanan Kelompok adanya bias ingatan. Terjadinya bias ingatan
Perlakuan dan Pembanding karena bias pengulangan test yaitu adanya test yang
berulang mengakibatkan adanya pengingatan akan
Selisih Tindakan sebelum
Kelompok dan sesudah perlakuan p
item-item yang ditanyakan pada kuesioner.
Berdasarkan hasil analisis statistik uji t
Mean ± SD
independent didapatkan p = 0,035 yang berarti
Perlakuan 0,48 ± 0,987 0,010 ada perbedaan/ pengaruh pengetahuan murid
Pembanding 0,20 ± 1,285 dalam memilih makanan jajanan antara kelompok
perlakuan dan kelompok pembanding.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan Penelitian ini sesuai dengan penelitian
uji t Independent menunjukan bahwa ada selisih yang dilakukan oleh Rahmawati (2007) terjadi
rerata antara tindakan murid sebelum dan sesudah peningkatan skor pengetahuan ibu setelah diberi
diberi penyuluhan dengan p = 0,010. Hal ini penyuluhan dengan menggunakan modul (p =
menunjukan bahwa ada perbedaan yang bermakna 0,001), hal ini juga sesuai dengan penelitian
pada tindakan murid mengenai pemilihan Khairunnisak (2008) tentang pengaruh penyuluhan
makananan jajanan antara kelompok perlakuan dan sayur dan buah terhadap pengetahuan remaja
kelompok pembanding. putri SMAN 1 Julok Kabupaten Aceh Timur juga
menyimpulkan bahwa penyuluhan dalam bentuk
ceramah dengan memperlihatkan contoh sayur dan
PEMBAHASAN buah serta pemberian leaflet mampu meningkatkan
pengetahuan remaja putri tentang sayur dan buah.
Perbedaan rata-rata Pengetahuan, sikap dan Menurut Notoatmodjo (2003), keuntungan
tindakan murid sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan leaflet antara lain sasaran dapat
pada ke dua kelompok menyesuaikan dan belajar secara mandiri serta
Pada hasil analisa statistik uji paired t test praktis karena mengurangi kebutuhan mencatat.
terhadap skor rerata pretest pengetahuan, sikap Sasaran dapat melihat isinya di saat santai dan

20 ISSN 0126-107X
Mardiana, Nurul Salasa Nilawati, Eliza, Pengaruh Penyuluhan Gizi Metode Ceramah Dan Leaflet Terhadap
Perilaku Memilih Makanan Jajanan Murid Di SD Negeri Kelurahan Sako Palembang 2012

sangat ekonomis. Lembarannya dapat dibolak balik makanan yang mereka senangi saja, misalnya es,
sangat membantu meningkatkan pengetahuan. gula-gula atau makanan-makanan lain yang kurang
Dalam penelitian ini pengetahuan murid nilai gizinya.
melalui pemberian penyuluhan metode ceramah Berdasarkan hasil analisis statistik uji t
dan pembagian leaflet meningkat, dikarenakan independent didapatkan p = 0,020 yang berarti ada
peneliti telah memberikan proses belajar mengajar perbedaan/ pengaruh sikap murid dalam memilih
dengan memanfaatkan semua alat inderanya seperti makanan jajanan antara kelompok perlakuan dan
indera pandang, dengar dan lainnya. Pemberian kelompok pembanding.
ceramah dengan menggunakan audio visual dan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
menampilkan gambar-gambar yang menarik sangat Tampubolon (2009) tentang pengaruh media visual
membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk poster dan leaflet makanan sehat terhadap perilaku
tugas-tugas mengingat, mengenali dan mengingat konsumsi makanan jajanan pelajar kelas khusus
kembali dan menghubung-hubungkan fakta dan SMA Negeri 1 Panyabungan Kabupaten Mandailing
konsep sehingga menimbulkan proses tanya jawab Natal terbukti bahwa pemajangan poster dan
antara peneliti dan murid dan pada akhirnya mereka pemberian leaflet dapat mempengaruhi sikap para
dapat menjawab kuesioner yang diberikan. pelajar tersebut terhadap makanan jajanan.
Pengetahuan gizi sangat diperlukan dalam Sejalan juga dengan penelitian Pulungan
upaya pemilihan makanan yang akan dikonsumsi, dalam Bintaria (2011) mengenai pengaruh metode
dengan tujuan agar makanan tersebut memberikan penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dan
gizi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. sikap dokter kecil dalam Pemberantasan Sarang
Pengetahuan gizi sebaiknya telah ditanamkan sedini Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD)
mungkin. Anak yang didasari dengan pengetahuan di Kecamatan Helvetia menyimpulkan bahwa
gizi yang baik akan memperhatikan keadaan gizi metode ceramah dengan leaflet maupun ceramah
setiap makanan yang dikonsumsinya. Pengetahuan dengan film berpengaruh secara signifikan terhadap
anak dapat diperoleh baik secara internal maupun peningkatan pengetahuan dan sikap dokter kecil.
eksternal. Pengetahuan secara internal yaitu Menurut Azwar (2007) salah satu faktor
pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah
berdasarkan pengalaman hidup. Pengetahuan pengaruh orang lain yang dianggap penting. Orang
secara eksternal yaitu pengetahuan yang berasal yang biasanya dianggap penting oleh individu
dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih
gizi bertambah. tinggi, teman sebaya, teman dekat, dan guru. Pada
umumnya anak cenderung untuk memiliki sikap
searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Sikap Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup
dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai hanyalah kecenderungan untuk mengadakan
rerata skor sikap pada kelompok yang menerima tindakan terhadap suatu objek dengan suatu cara.
perlakuan mengalami peningkatan (Tabel 2). Sikap Jadi, sikap adalah pandangan, pendapat, tanggapan
seseorang dipengaruhi oleh faktor internal yaitu ataupun penilaian dan juga perasaan seseorang
faktor psikologis dan faktor fisiologis serta faktor terhadap stimulus atau objek yang disertai dengan
eksternal berupa intervensi yang datang dari luar kecenderungan untuk bertindak (Notoatmodjo,
individu misalnya berupa penyuluhan, pendidikan 2003).
dan pelatihan. (Walgito B. 1994). Dalam penelitian ini perubahan sikap
Kemudian pada kelompok pembanding dipengaruhi sejauh mana isi komunikasi atau
(tanpa perlakuan, Tabel 2) terjadi penurunan skor rangsangan diperhatikan, dipahami dan diterima
rerata sikap. Hal ini disebabkan karena tidak oleh murid sehingga memberi respon positif.
adanya stimulus mengenai makanan jajanan pada Metode penyuluhan dipengaruhi oleh faktor bahan
kelompok ini. Penurunan skor rerata sikap disini bisa atau materi yang diajarkan, suasana, waktu, alat
karena kelompok ini belum pernah mendapatkan yang digunakan, kondisi penyuluh dan murid serta
penyuluhan mengenai makanan jajanan yang aman kepentingan penyuluhan. Peningkatan skor sikap
dan sehat sehingga mereka terbiasa bebas memilih karena murid telah memahami bahaya bahan-bahan
jajanan. Dalam usia ini anak-anak gemar sekali makanan yang terkandung dalam makanan jajanan
jajan. Mungkin sudah menjadi kebiasaan di rumah bagi kesehatan baik masa sekarang maupun masa
atau akibat pengaruh teman. Kadang-kadang anak- yang akan datang seperti yang dijelaskan dalam
anak ini menolak untuk makan pagi di rumah, dan materi penyuluhan
sebagai gantinya meminta uang jajan. Jajanan yang
mereka beli dapat berupa barang, bahan-bahan atau

ISSN 0126-107X 21
Jurnal Kesehatan. Volume I No. 11 Juni 2013

Tindakan menambah pengetahuan dan sikap yang di dukung


oleh tindakan murid ke arah positif dalam memilih
Nilai rerata skor tindakan pada kelompok makanan jajanan.
perlakuan mengalami peningkatan (Tabel 3). Hal
ini disebabkan oleh karena murid telah mendapatkan
penyuluhan yang berulang kali di sampaikan oleh KESIMPULAN
peneliti mengenai pengaruh positif dan negatif
makanan jajanan. Perilaku yang didasari oleh 1. Gambaran perilaku murid pada kelompok
pengetahuan akan bertahan lama daripada perilaku perlakuan pretest dan postest
yang tidak didasari oleh pengetahuan Jadi, sebelum
seseorang berperilaku baru, dia harus tahu terlebih - Rerata Skor pengetahuan 7,80 dan 8,80 selisih
dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut rerata 1
(Notoatmodjo, 2003). - Rerata Skor sikap 8,30 dan 8,78 selisih rerata
Pada kelompok pembanding terjadi 0,48
penurunan skor rerata tindakan disebabkan mereka - Rerata Skor tindakan 9,10 dan 9,58 selisih
tidak diberikan perlakuan/ penyuluhan sama sekali 0,48
mengenai makanan jajanan yang sehat, serta Gambaran perilaku murid pada kelompok
kurangnya informasi dari pihak sekolah mengenai pembanding pretest dan postest
cara pemilihan makanan jajanan terhadap murid - Rerata Skor pengetahuan 7,25 dan 7,33 selisi
sementara makanan jajanan yang tersedia di dalam rerata 0,08
dan di luar pagar sekolah beraneka ragam. - Rerata Skor sikap 7,88 dan 7,65 selisih rerata
Berdasarkan hasil analisis statistik uji t -0,23
independent didapatkan p = 0,010 yang berarti - Rerata Skor tindakan 9,13 dan 8,93 selisih
ada perbedaan/ pengaruh penyuluhan gizi metode rerata -0,20
ceramah dan leaflet terhadap tindakan murid 2. Ada perbedaan/ pengaruh penyuluhan
dalam memilih makanan jajanan antara kelompok gizi metode ceramah dan leaflet terhadap
perlakuan dan kelompok pembanding. pengetahuan murid antara kelompok perlakuan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dan kelompok pembanding (p=0,035)
Bintaria S, (2011) menyimpulkan bahwa 3. Ada perbedaan/ pengaruh penyuluhan gizi
penyuluhan dengan metode ceramah dan poster metode ceramah dan leaflet terhadap sikap
terhadap perilaku konsumsi makanan jajanan murid murid antara kelompok perlakuan dan
di SD sangat berpengaruh terhadap peningkatan kelompok pembanding (p=0,020)
tindakan murid dengan perbedaan rata-rata=9,990 4. Ada perbedaan/ pengaruh penyuluhan gizi
dan taraf signifikan=0,000. metode ceramah dan leaflet terhadap tindakan
Sejalan juga dengan penelitian Ira Rahmawati murid antara kelompok perlakuan dan
dkk bahwa penyuluhan dengan media modul kelompok pembanding (p=0,010)
dan audio visual sangat berpengaruh (p<0,05)
terhadap tindakan ibu balita gizi kurang dan
buruk di Kabupaten Kota Waringin Barat Propinsi SARAN
Kalimantan Tengah.
Menurut Notoadmodjo (2003) Setelah 1. Peran orang tua
seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, Sangat diharapkan peran orang tua murid
kemudian mengadakan penilaian terhadap apa yang dalam memberikan makanan yang bergizi
diketahui, proses selanjutnya diharapkan dia akan dan mengajarkan anak untuk mengonsumsi
melaksanakan apa yang diketahui atau disikapinya. atau memilih makanan jajanan yang bergizi.
Inilah yang disebut tindakan kesehatan. Tindakan Pendekatan yang baik dengan anak dan
anak sekolah terhadap makanan tercermin dari komunikasi atau cara penyampain pendidikan
kebiasaan makannya. dasar mengenai makanan jajanan yang bergizi
Dalam penelitian ini kebiasaan makan anak dapat membuat anak lebih berhati-hati dalam
sekolah sangat khas dan berbeda sehingga perlu memilih makanan atau jajanan. Perhatian dari
perhatian khusus, terutama bila kebiasaan jajan kedua orang tua sangat diperlukan terutama pada
tersebut kurang baik akan dapat mengakibatkan jajanan dan makanan kesukaannya. Makanan
penurunan status gizi. Adanya pengaruh penyuluhan yang diberikan saat dirumah hendaknya
tentang makanan jajanan murid pada kelompok memperhatikan nilai gizi dengan menyesuaikan
perlakuan terhadap peningkatan skor tindakan, kondisi sosial ekonomi keluarga.
menunjukkan bahwa materi penyuluhan yang
diberikan telah benar-benar dipahami sehingga

22 ISSN 0126-107X
Mardiana, Nurul Salasa Nilawati, Eliza, Pengaruh Penyuluhan Gizi Metode Ceramah Dan Leaflet Terhadap
Perilaku Memilih Makanan Jajanan Murid Di SD Negeri Kelurahan Sako Palembang 2012

2. Peran guru Rahmawati Ira dkk, 2007, Pengaruh Penyuluhan


Sangat diharapkan peran guru di sekolah guna Dengan Media Audio Visual terhadap
memberikan pendidikan dasar dan pengawasan Peningkatan Pengetahuan, Sikap, Dan
secara aktif mengenai makanan atau jajanan yang perilaku Ibu Balita Gizi Kurang dan
baik dikonsumsi dan tidak baik untuk dikonsumsi. buruk di Kabupaten Kota Waringin Barat
Perlu pengawasan di sekitar lingkungan sekolah Propinsi Kalimantan Tengah
akan jajanan yang bergizi dan tidak bergizi dan Judarwanto, W. 2008. Perilaku Makan Anak
melarang pedagang di sekitar sekolah menjual Sekolah. http://gizi.net. Diakses pada tanggal
makanan yang tidak bergizi. Perlu penanganan 4 Januari 2011.
secara khusus dari pemerintah untuk menangani Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi untuk
permasalahan ini. Sosialisasi mengenai asupan Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada:
gizi yang dibutuhkan oleh anak sekolah dasar Jakarta.
dapat dilakukan sebagai upaya promotif untuk Lucie, S. 2005. Teknik Penyuluhan dan
meningkatkan status gizi anak sekolah dasar. Pemberdayaan Masyarakat. Penerbit Ghalia
Indonesia: Bogor.
Mudjajanto, E. S. 2006. Keamanan Makanan
DAFTAR PUSTAKA Jajanan Tradisional. Penerbit Buku Kompas:
Jakarta.
Anjelisa, dkk. 2010. Sosialisasi Cara Penggunaan Moehji, S, 2003 Ilmu Gizi Daur Kehidupan,
Obat yang Baik melalui Penyebaran Poster Jakarta : Bhratara Niaga Media
dan Leaflet pada Unit Pelayanan Kesehatan Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku
di Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Kesehatan. PT. Rineka Cipta: Jakarta
Pengabdian MasyarakaTahun ke III (1): 73- Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian
90. Kesehatan. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Amir Aswita, 2008 Pengaruh penyuluhan model Purtiantini, 2010, Hubungan Pengetahuan dan
pendampingan terhadap perubahan status Sikap Mengenai Pemiihan Makanan
gizi anak usia 6-24 bulan. Tesis Gizi Kesmas Jajanan dengan Perilaku Anak Memilih
Undip. Semarang. Makanan di SDIT Muhammadiyah A l
Azwar Syaifudin, 2007 Sikap Manusia, Pustaka Kautsar Gumpang Kartasura. Skripsi
Pelajar Offset Universitas Muhammadiyah Surakarta
Bintaria S Dinatia, 2011, Pengaruh Suharjo. 2003. Berbagai Cara pendidikan Gizi.
penyuluhan dengan metode ceramah dan Bumi Aksara. Jakarta.
poster terhadap perilaku konsumsi Walgito B. Psikologi Sosial Suatu Pengantar,
makanan jajanan murid di SD Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, 1994).
Kelurahan Pincuran Kerambil Kec. Yulianingsih, P. 2009. Hubungan Pengetahuan
Sibolga Sambas Kota Sibolga tahun Gizi Dengan Sikap Anak SekolahDasar
2011. Dalam Memilih Makanan Jajanan di
Depkes RI. 2005. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Madrasah IbtidaiyahTanjunganom,
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Kecamatan Baturetno, Wonogiri. Karya
http://depkes.go.id. Diakses pada tanggal 4 Tulis Ilmiah.Program Studi Diploma III Gizi
Januari 2011. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Depkes RI. 2007. Panduan Promosi Kesehatan
di Sekolah. http://
depkes.go.id. Diakses pada tanggal 4 Januari
2011.
Handayani, L. 2008. Pengaruh Poster sebagai
Promosi Kesehatan terhadap Perilaku Ibu
dalam Pemberian MP-ASI pada Baduta
(6-24 bulan) di Posyandu Kelurahan Asam
Kumbang Kecamatan Medan Selayang
Tahun 2008. Skripsi Gizi Kesehatan
Masyarakat USU. Medan.
Ishak S,Ismail D, Wilopo SA.2005. Perbandingan
Efektifitas Metode Partisipatif dengan
Informatif dalam meningkatkan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Diare
Anak Balita

ISSN 0126-107X 23

Anda mungkin juga menyukai