PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Oleh :
175130027P
FAKULTAS KESEHATAN
2019
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu berdasarkan masalah yang ada dilapangan maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “pengaruh pemberian
edukasi gizi dengan media permainan edukasi ular tangga terhadap
perubahan pengetahuan dan sikap konsumsi makanan jajanan sehat pada
anak sekolah dasar”. Peneliti memilih anak sekolah dasar sebagai subjek
penelitian karena anak usia sekolah adalah investasi bangsa dan mereka
adalah generasi penerus. Oleh sebab itu generasi penerus ini harus tetap
dijaga kualitas hidupnya.Upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia harus dilakukan sejak dini, maka peneliti memilih anak sekolah
dasar agar mendapatkan pendidikan mengenai gizi sedini mungkin.
5
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut masalah yang menjadi dasar
dilakukannya penelitian ini adalah bahwa penulis ingin mengetahui :
“Adakah pengaruh pemberian penyuluhan dengan permainan ular
tangga terhadap pengetahuan dan sikap mengkonsumsi jajanan
sehat siswa-siswikelas V SDN 1 Sukarame Kota Bandar Lampung
Tahun 2019.”
1.4.Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan dengan
permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap
mengkonsumsi jajanan sehat siswa-siswi kelas V di SDN 1
Sukarame Kota Bandar Lampung Tahun 2019.
1.4.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik usia dan jenis kelamin siswa
siswi di SDN 1 Sukarame Kota Bandar Lampung.
b. Untuk mengetahui skor pengetahuan mengenai makanan
jajanan sehat sebelum dan sesudah pemberian edukasi dengan
media permainan ular tangga pada siswa siswi di SDN 1
Sukarame Kota Bandar Lampung.
c. Untuk mengetahui skor sikap mengenai makanan jajanan sehat
sebelum dan sesudah pemberian permainan ular tangga pada
siswa-siswi kelas V SDN 1 Sukarame Kota Bandar Lampung
Tahun 2019.
d. Untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan dengan
permainan ular tangga terhadap pengetahuan mengkonsumsi
jajanan sehat pada siswa-siswikelas V di SDN 1 Sukarame
Kota Bandar Lampung.
e. Untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan dengan
permainan ular tangga terhadap sikap mengkonsumsi jajanan
sehat pada siswa-siswi di kelas VSDN 1 Sukarame Kota
Bandar Lampung.
7
1.5.Manfaat Penelitian
1.5.1. Teoritis
Memberi masukan dan untuk melaksanakan penelitian lebih lajut
yang berkaitan degan prilaku mengkonsumi jajanan sehat pada
siswa – siswi sekolah dasar.
1.5.2. Aplikatif
a. Hasil penelitian ini dapat membantu pihak pendidikan dalam
memberikan informasi dan pengetahuan kepada sisawa siswi
mengenai pentingnya mengkonsumi jajanan sehat pada siswa –
siswi sekolah dasar.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi
mengenai prilaku konsumsi jajanan sehat kepada siswa-siswi kelas
V di SDN 1 Sukarame Kota Bandar Lampung Tahun 2019.
1.6.Ruang Lingkup
Tujuan penelitian ini untuk diketahuinya pengaruh penyuluhan dengan
permainan ular tangga terhadap pengetahuan dan sikap yang di lihat dari
pengetahuan anak tentang konsumsi jajanan sehat. Penelitian ini
dilakukan untuk diketahuinya peningkatan siswa-siswi kelas V yang
mengkonsumsi jajanan sehat di sekolah SDN 1 Sukarame Kota Bandar
Lampung. Sample pada penilitian ini adalah anak usia sekolah dasar (6-
12 tahun). Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan mei tahun 2019.
Variable dependen adalah konsumsi jajanan sehat dan dapat di lihat dari
jumlah anak dalam konsumsi jajanan sehat di sekolah. Sedangkan
variabel independen yaitu penyuluhan dengan media permainan edukasi.
Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Subjek penelitian ini adalah SDN 1 Sukarame Kota Bandar Lampung
Tahun 2019.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Status gizi pada anak ditentukan oleh konsumsi pangan dan pola asuh
yang diperolehnya. Semakin baik kondisi pangan dan pola asuh yang
diperoleh, baik dari segi kualitas maupun kuantitas maka akan semakin
baik pula status gizi anak (Hardinsyah, 2007).Anak usia sekolah banyak
mengkonsumsi makanan ringan atau snack sebab pada umumnya anak
tidak dapat mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak sehingga
membutuhkan snack agar kebutuhan gizinya terpenuhi (Brown dalam
Fitri 2012).
Karakteristik kognitif yang dimiliki anak usia sekolah adalah sebagai
berikut :
a. Anak sudah mampu memberikan perhatian pada beberapa aspek
b. Anak mulai memiliki alasan rasional dan sistematik
c. Anak mulai mengembangkan rasa percaya diri sendiri, semakin
independen dan mempelajari perannya dalam keluarga, di sekolah
maupun masyarakat.
d. Egosentris anak mulai berkurang, anak mulai dapat menerima
pendapat orang lain.
e. Terkait dengan pola makan, anak mulai menyadari pentingnya
9
secara teratur. Anjuran pola makan dalam beberapa dekade terakhir telah
memperhitungkan proporsi setiap kelompok pangan sesuai dengan
kebutuhan yang seharusnya. Contohnya,saat ini dianjurkan mengonsumsi
lebih banyak sayuran dan buah-buahan dibandingkan dengan anjuran
sebelumnya. Demikian pula jumlah makanan yang mengandung gula,
garam dan lemak yang dapat meningkatkan resiko beberapa PTM,
dianjurkan untuk dikurangi. Akhir-akhir ini minum air dalam jumlah yang
cukup telah dimasukkan dalam komponen gizi seimbang olehkarena
pentingnya air dalam proses metabolisme dan dalam pencegahan
dehidrasi.
tubuh. Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik juga
memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme
zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan
zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.
b. Camilan/snack
Camilan merupakan makanan yang biasa dikonsumsi diluar
makanan utama. Camilan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu
camilan basah dan camilan kering. Camilan basah contohnya :
gorengan, lemper, kue lapis, donat, dan jelly. Sedangkan camilan
keringcontohnya : brondong jagung, keripik, biskuit, kue kering,
dan permen.
c. Minuman
Minuman dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu minuman yang
disajikan dalam gelas dan minuman yang disajikan dalam
kemasan. Contoh minuman yang disajikan dalam gelas antara lain
: air putih,es teh manis, es jeruk dan berbagai macam minuman
campur (escendol, es campur, es buah, es doger, jus buah, es
krim). Sedangkan minuman yang disajikan dalam kemasan
contohnya : minuman ringan dalam kemasan (minuman soda, teh,
sari buah, susu yoghurt).
d. Jajanan Buah
Buah yang biasa menjadi jajanan anak sekolah yaitu buah yang
masih utuh atau buah yang sudah dikupas dan dipotong. Buah
utuh contonya: buah manggis, buah jeruk. Sedangkan buah
potong contohnya : pepaya, nanas, melon, semangka, dan lain-
lain.
2. Boraks
Boraks merupakan bahan pengenyal berbahaya yang sering
digunakan pada bakso. Boraks bersifat akumulatif terhadap
kesehatan. Kalau dosisnya sudah tinggi bisa timbul gejala pusing-
pusing, muntah, mencret, bahkan kematian.
3. Sakarin
Sakarin merupakan bahan pemanis buatanyang berbahaya.
Biasanya digunakan pada produk es sirop. Sakarin dapat
menyebabkan kanker kantung kemih dan bersifat karsinogenik
pada binatang.
4. Siklamat
Siklamat merupakan bahan pemanis buatan berbahaya yang
biasanya digunakan pedagang dalam pembuatan sirop. Siklamat
berpotensi menyebabkan pengecilan testikular dan kerusakan
kromosom.
5. Rhodamin B
Rhodamin B merupakan bahan pewarna merah untuk tekstil, namun
ada beberapa pedagang nakal yang menyalahgunakaannya sebagai
pewarna limun, sirop, permen, ikan asap, sosis, makaroni goreng.
Rhodamin B dapat memicu kanker, keracunan, iritasi paru-paru,
mata, tenggorokan, hidung, dan usus.
6. Metanil Yellow
Bahan pewarna makanan yang berbahaya yang sering dipakai
sebagai pewarna kerupuk, makanan ringan, kembang gula, sirop
dan manisan. Zat pewarna ini biasanya berwarna lebih terang dan
memiliki rasa agak pahit. Metanil Yellow dapat menyebabkan
kanker, keracunan, tenggorokan, hidung, dan usus.
21
2.1.6. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu
pengindraan sampai mengahasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat
gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman
dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah
makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta
bagaimana hidup sehat (Notoatmodjo,2003)
Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan bahan
makanan dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan
semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.
Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh terhadap
status gizi seseorang. Status gizi baik atau optimal terjadi apabila
tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status
gizi kurang tejadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau
lebih zat gizi essential. Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila
tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah yang berlebihan sehingga
menimbulkan efek yang membahayakan (Almatsier, 2001).
Suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi
didasarkan pada tiga kayakinan, yaitu :
a. Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan
kesejahteraan.
b. Setiap orang akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu
menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang
optimal, pemeliharaan dan energi.
c. Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk
dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi
(Safriana,2012)
22
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain,
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhdap suatu objek tertentu. Penilaian ini
dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat (Notoatmodjo,
2005).
a. Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif pada umumnya akan mencari jawaban atas
fenomena yang menyangkut berapa banyak, berapa sering,
berapa lama dan sebagainya, maka biasanya penelitian kuantitatif
ini menggunakan metode wawancara dan angket(Notoatmodjo,
2014)
a) Wawancara
Wawancara terbagi menjadi dua yaitu wawancara tertutup dan
wawancara terbuka, dengan menggunakan instrument (alat
pengukur/pengumpul data) kuesioner. Wawancara tertutup
adalah suatu wawancara dimana jawaban responden atas
pertanyaan yang diajukan telah tersedia dalam opsi jawaban,
responden tinggal memilih jawaban mana yang mereka anggap
paling benar atau paling tepat. Sedangkan wawancara terbuka,
dimana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka,
sedangkan responden boleh menjawab apa saja sesuai dengan
pendapat atau pengetahuan responden sendiri (Notoatmodjo,
2014)
b) Angket
Seperti halnya wawancara, angket juga dalam bentuk terbuka dan
tertutup. Instrumen atau alat ukurnya seperti wawancara, hanya
jawaban responden disampaikan lewat tulisan (Notoatmodjo,
2014)
b. Kualitatif
Pada umumnya penelitian kualitatif bertujuan untuk menjawab
bagaimana suatu fenomena itu terjadi. Metode-metode
pengukuran pengetahuan dalam metode penelitian kualitatif ini
antara lain :
a) Wawancara Mendalam
Mengukur variabel pengetahuan dengan menggunakan metode
wawancara mendalam, adalah peneliti mengajukan suatu
25
2.1.8. Sikap
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi
yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-
tidak baik dan sebagainya. Campbell, 1950 mendifinisikan sangat
sederhana, yakni :”An individual’s attitude is syndrome of response
consistensy with regard to object.” Jadi jelas, disini dikatakan bahwa
sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons
stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan,
perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain (Notoatmodjo,2005)
NewComb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa
sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap
belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi
merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup
(Notoatmodjo, 2005).
Terdapat tiga komponen pokok pada sikap menurut Allport dalam
26
Notoatmodjo,2005, yaitu :
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek. Artinya,
bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang
terhadap objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian orang tersebut terhadap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap
adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau
perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau
berperilaku terbuka (tindakan).
1) Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap juga dapat dilakukan berdasarkan jenis atau metode
penelitian yang digunakan.
a. Kuantitaf
Pengukuran sikap dalam penelitian kuantitatif, juga dapat menggunakan
dua cara seperti pengukuran pengetahuan, yaitu :
1) Wawancara
Metode wawancara untuk pengukuran sikap sama dengan wawancara
untuk mengukur pengetahuan. Bedanya hanya substansi pertanyaan saja.
Apabila ada pengukuran pengetahuan pertanyaan-pertanyaan menggali
jawaban apa yang diketahui oleh responden. Tetapi pada pengukuran
sikap pertanyaan-pertanyaannya menggali pendapat atau penilaian
responden terhadap objek.
2) Angket
Demikian juga pengukuran sikap menggunakan metode angket, juga
menggali pendapat atau penilaian responden terhadap objek kesehatan,
melalui pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban tertulis
(Notoatmodjo,2014).
b. Kualitatif
Pengukuran sikap dalam metode penelitian kualitatif, substansi
pertanyaannya juga sama dengan pertanyaan-pertanyaannya pada
penelitian sikap pada penelitian kuantitatif seperti yang telah disebutkan.
28
1) Wawancara mendalam
Seperti pertanyaan-pertanyaannya dalam penelitian kuantitatif untuk
sikap, tetapi pertanyaan bersifat menggali pendapat atau penilaian
responden terhadap objek.
Diskusi Kelompok Terfokus (DKT)Seperti pertanyaan-pertanyaannya
dalam penelitian kuantitatif untuk sikap, tetapi pertanyaan bersifat
menggali pendapat atau penilaian responden terhadap objek.
2.1.10. Penyuluhan
Pusat penyuluhan kesehatan masyarakat Depkes menyatakan bahwa
penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses belajar untuk
mengembangkan pengertian yang benar dan sikap yang posistif dari
29
c. Menarik
Permainan ular tangga merupakan peralatan yang memungkinkan
dan dapat memotivasi anak untuk melakukan berbagai kegiatan,
serta tidak memerlukan pengawasan yang terus menerus, atau
penjelasan panjang lebar mengenai cara penggunaannya. Sehingga,
anak akan bebas dengan penuh kesukaan dan kegembiraan dalam
mengekspresikan kegiatan kreatifnya.
Faktor
predisposisi:
- Pengetahuan
- Kepercayaan
- Nilai-nilai
- Sikap
- keyakinan
- Rasa percaya
diri
- Tradisi
1. Materi yang telah
Faktor diberikan
pemungkin: 2. Tujuan
Proses - Kemampuan pembelajaran
Belajar 3. Fasilitas
sumber daya pendukung
- Ketersediaan 4. Karakteristik siswa
fasilitas 5. Gaya belajar siswa
- Keterjangkaua
n (jarak dan
biaya)
- Kebijakan
pemerintah
Faktor penguat:
- Keluarga
- Teman sebaya
- Guru
- Media massa
2.4.Kerangka Konsep
Salah satu faktor yang memengaruhi gizi seseorang adalah kurangnya
pengetahuan tentang gizi, oleh sebab itu terdapat beberapa upaya dalam
peningkatan derajat kesehatan masyarakat salah satunya adalah dengan
merubah perilaku dalam kesehatan dengan cara meningkatkan
pengetahuan/pendidikan (Wulandari, 2007).
Dalam kerangka konsep yang akan di teliti adalah bagaiamana pengaruh
pemberian penyuluhan jajanan sehat dengan media permainan ular tangga
38
2.5.Hipotesis
Ha :
1. Ada pengaruh pemberian penyuluhan dengan media permainan
edukasi terhadap pengetahuan mengkonsumsi jajanan sehat pada
siswa-siswi di SDN 1 Sukarame Kota Bandar Lampung. 16.2
2. Ada pengaruh pemberian penyuluhan dengan media permainan
edukasi terhadap sikap mengkonsumsi jajanan sehat pada siswa-
siswi di SDN 1 Sukarame Kota Bandar Lampung.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.2. Sampel
40
a. Kriteria Inklusi
Kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi
yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010).
1. Siswa-Siswi kelas V yang berstatus aktif di SDN 1 Sukarame
Kota Bandar Lampung.
2. Siswa-Siswi yang bersedia mengikuti seluruh rangkaian
penelitian.
3. Siswa-Siswi yang bisa membaca dan menulis.
4. Siswa-siswi sehat jasmani dan rohani
b. Kriteria Ekslusi
Ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010).
1 Siswa menolak untuk berpartisipasi
2 Siswa-siswi yang tidak pernah jajan
3 Siswa yang sedang sakit
N
𝑛=
1 + N. (e)²
Keterangan :
41
n : Jumlah Sampel
Rumus :
N
𝑛=
1 + N. (d)²
N
𝑛=
1 + N. (d)²
153
𝑛=
1 + 153 . (0,1)²
153
𝑛=
2,53
Tabel 3.1
3.4. Variabel
Variabel independen adalah variable yang apabila nilainya berubah akan
mempengaruhi variabel yang lain. Variabel dependen adalah variable
43
Tabel 3.2
a. Informed consent
Peneliti memberikan lembar permohonan dan persetujuan menjadi
siswa selama penelitian berlangsung.Lembar persetujuan diberikan
agar siswa mengerti maksud, tujuan, serta dampak dari
penelitian.Setelah siswa membaca dan mengerti informasi pada
lembar persetujuan dan permohonan, siswa bersedia untuk menjadi
responde.Serta dalam hal ini peneliti tidak memiliki hak untuk
memaksa siswa ikut berpartisipasi.
b. Anomity
Peneliti merahasiakan nama siswa. Peneliti hanya menulis kode pada
lembar kuesioner.
c. Confidentially
Semua informasi yang telah diperoleh selama penelitian, dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti dengan menuliskan kode pada lembar
kuesioner tanpa keterangan nama lengkap dan alamat penelitian.
d. Safety
Pada saat penelitian, peneliti memantau kondisi siswa baik secara fisik
maupun psikologis siswa.Tujuannya untuk meminimalisir hal yang
tidak diinginkan selama dan setelah penelitian dilakukan.
post-test.
c. Teknik Permainan
Permainan ular tangga yang telah disiapkan diberikan pada
siswa-siswi yang menjadi kelompok intervensi. Cara bermain
dari permainan ular tangga ini yaitu setiap kelompok terdiri
atas 5-6 siswa-siswi, jadi media yang dibutuhkan sebanyak 8
media, kemudian 5-6 siswa-siswi tersebut bergantian
melempar dadu, dan berjalan menggunakan pion sesuai angka
yang keluar saat dadu dikocok. Pemain harus membacakan
dengan suara keras ke seluruh anggota kelompok, informasi
apa yang terdapat pada kotak dimana pion berhenti dan kotak
yang dilewati. Jika pion berada pada kotak yang menunjukkan
aktifitas positif maka pemain tersebut mengikuti tanda panah
keatas. Jika pion berada pada kotak dengan perilaku negatif,
maka pemain tersebut mengikuti tanda panah kebawah.
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri dan dibantu
oleh dua orang teman peneliti lainnya.
3.8.2. Editing
Peneliti melakukan pengecekan lembar hasil penelitian apakah sudah
lengkap, jelas dan relevan, sehingga diharapkan tidak ada kesalahan
lagi saat sudah di entri dalam program komputer.
3.8.3. Coding
Setelah semua kuesioner diedit, selanjutnya peneliti merubah data
berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan.
3.8.4. Processing
Peneliti memasukan data dari lembar kuesioner ke program komputer
agar data dianalisis, dengan cara melakukan analisis univariat dan
analisis bivariat dengan menggunakan langkah-langkah yang telah
ditentukan.
3.8.5. Cleaning
Peneliti melakukan pengecekan kembali data yang telah dientri
kedalam computer agar tidak terdapat kesalahan, jika tidak ada
kesalahan, maka peneliti melakukan pembersihan data dengan tujuan
merahasiakan data privasi responden.