04
RUMAH SAKIT TINGKAT IV 02.07.04
SURAT KEPUTUSAN
SK / 024 / VI /2019
Tentang
PANDUAN PENANGGULANGAN BENCANA
RUMAH SAKIT Tk IV 02.07.04
Menetapkan :
b. Struktur Komando
Komando Tim
Penanggulangan
Bencana
3. Penanganan Umum
Pada situasi bencana aspek koordinasi dan kolaborasi diperlukan untuk
mengatur proses pelayanan terhadap korban dan mengatur unsure penunjang yang
mendukung proses pelayanan sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya.
a. Penanganan Korban
Proses penanganan yang diberikan kepada korban dilakukan
secepatnya untuk mencegah resiko kecacatan dan atau kematian, dimulai
sejak dilokasi kejaidan, proses evakuasi dan proses transportasi ke IGD atau
area berkumpul. Kegiatan dimulai sejak korban tiba di IGD.
Penanggung jawab : Ketua tim medical support IGD
Tempat : Triage-IGD/area berkumpul
Prosedur :
1) Di lapangan :
a) Lakukan triage sesuai engan berat ringanya kasus (Hijau, Kuning,
Merah, Hitam).
b) Menentukan priroritas penanganan.
c) Evakuasi korban ketempat yang lebih aman.
d) Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang di alami.
e) Transportasi korban ke IGD.
2) Di Rumah Sakit
a) Lakukan triage oleh tim medic.
b) Penempatan korban sesuai hasil triage.
c) Lakukan stabilisasi korban.
d) Berikan tindakan definitive sesuai dengan kegawatan dan situasi yang
ada (Merah, Kuning, Hijau, Hitam)
e) Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasus (ruang perawatan dan
OK)
f) Lakukan rujukan bila diperlukan baik karena pertimbangan medis
maupun tempat perawatan.
b. Pengelolaan baran milik korban
Barang milik korban hidup baik berupa pakaian, perhiasan, dokumen,
ditempatkan secara khusus untuk mencegah barang tersebut hilang maupun
tertukar. Sedangkan barang milik korban meninggal, setelah di dokumentasi
oleh coordinator tim forensic, selanjutnya diserahkan ke pihak kepolisian yang
bertugas di forensic.
Tempat : Ruang Triage-IGD
Penanggungjawab : Kepala Ruangan Triage IGD
Prosedur :
1) Catat barang yang dilepaskan dari korban atau dibawa oleh korban.
2) Bila ada keluarga maka barang tersebut diserahkan kepada keluarga
korban dengan menandatangani form catatan.
3) Tempatkan barang milik korban pada kantong plastic dan disimpan di
lemari/locker terkunci.
4) Bila sudah 1 minggu barang milik korban belum diambil baik oleh pasien
sendiri maupun keluarganya, maka barang-barang tersebut diserahkan
kepada sub bagian humas dengan menandatangani dokumen serah terima,
selanjutnya kepala sub bagian humas menghubungi pasien maupun
keluarganya. Apabila dalam waktu 1 bulan barang belum diambil, maka
barang tersebut diserahkan oleh kepala bagian hukum dan humas ke
polsek setempat.
c. Pengosongan Ruangan dan Pemindahan Pasien
Pada situasi bencana maka ruangan perawatan tertentu harus
dikosongkan untuk menampung sejumlah korban dan pasien-pasien diruangan
tersebut harus dipindahkan keruangan yang sudah ditentukan.
Penanggung jawab : Kepala Komite Keperawatan
Prosedur :
1) Kepala komite keperawatan menginstrusikan kepala ruangan yang
dimaksud untuk mengosongkan ruangan.
2) Kepala ruangan berkoordinasi ke kepala ruangan lain untuk memindahkan
pasienya.
3) Kepala ruangan dan wakil serta perawat primer menjelaskan pada pasien
dan keluarganya alas an pengosongan ruangan.
4) Kepala ruangan mencatat ruangan-ruangan tempat tujuan pasien pindah
dan mengistruksikan petugas billing untuk melakukan mutasi pada system
billing.
5) Kepala ruangan melaporkan proses pengosongan ruangan kepada kepala
komite keperawatan.
d. Pengelolaan Makanan Korban dan Petugas
Makanan untuk pasien dan petugas, persiapan dan distribusinya
dikoordinir oleh Intsalasi Gizi sesuai dengan permintaan tertulis yang
disampaikan oleh kepala ruangan maupun penanggung jawab pos. makanan
yang dipersiaqpkan dengan memperhitungkan sejumlah makanan cadangan
untuk antisipasi kedatangan korban baru maupun petugas baru.
Tempat : Instalasi Gizi dan posko donasi makanan
Penanggung jawab : Kepala Instalasi Gizi
Prosedur :
1) Instalasi gizi mengkoordinasikan jumlah korban dan petugas yang ada
keruangan/posko sebelum mempersiapkan makanan pada setiap waktu
makan.
2) Instalasi gizi mengumpulkan semua permintaan makanan dari
ruangan/posko.
3) Instalasi mengkoordinir persiapan makanan dan berkolaborasi dengan
posko donasi makanan untuk mengetahaui jumlah donasi makanan yang
akan di distribusikan.
l. Penanganan Keamanan
Kemanan diupayakan semaksimal mungkin pada area-area transportasi
korban dari lokasi ke IGD, pengamanan sekitar Triage dan IGD pada umumnya
serta pengamanan pada unit perawatan dan pos-pos yang didirikan.
Tempat : Alur masuk ambulance ke IGD, seluruh uni
pelayanan
Penanggung jawab : Kepala K3RS
Prosedur :
1) Atur petugas sesuai dengan wilayah pengamanan.
2) Lakukan koordinasi dengan petugas keamanan.
3) Atur dan arahkan pengunjung ke lokasi yang ditentukan pada saat bencana
internal.
4) Lakukan control rutin dan teratur.
5) Damping petugas bila ada keluarga yang mengamuk.
m. Pengelolaan Informasi
Informasi baik berupa data maupun laporan dibuat sesuai dengan form
yang ditentukan sehingga tidak terjadi kesimpang siuran mengenai jumlah
korban baik korban hidup, korban meninggal, asal, tempat perawatan korban
dan status evakuasi ke luar rumah sakit. Informasi ini meliputi identitas korban,
SDM dan fasilitas yang diperlukan untuk penanganan korban.
Tempat : Pos Infromasi
Penanggung jawab : IT
Prosedur :
1) Lengkapi semua data korban yang mencakup nama pasien, umur, dan
alamat/asal Negara, dari korban rawat jalan, rawat inap dan meninggal
serta evakuasi dan lengkapi dengan data tindakan yang telah dilakukan.
2) Informasi di update setiap 12 jam untuk 2 hari pertama (jam 08.00 dan jam
20.00) dan 24 jam untuk hari-hari berikutnya (jam 08.00).
3) Infromasi ditulis pada papan informasi yang dipasang di pos infromasi.
4) Setiap lembar infromasi yang keluar ditandatangani oleh komandan
bencana dan diserahkan kepada pihak yang membutuhkan oleh
penanggung jawab pos informasi.
n. Pengelolaan Media
Wartawan dari media cetak dan elektronik akan berada hamper 24 jam
disekitar rumah sakit untuk meliput proses pelayanan dan kunjungan tamu ke
unit pelayanan perlu dikelola dengan baik.
Tempat : Ruangan IT
Penanggung jawab : Kepala IT
Prosedur :
1) Registrasi dan berikan kartu identitas semua media serta wartawan yang
datang.
2) Sampaikan bahwa semua informasi dapat diperoleh dari pos informasi.
3) Koordinasikan dengan petugas pengamanan rumah sakit untuk
pengaturannya.
4) Peliputan media hanya diijinkan kepada yang sudah memperoleh kartu
identitas.
5) Peliputan langsung pada korban bencana atas seijin yang bersangkutan.
p. Identifikasi Korban
Semua korban bencana yang dirawat menggunakan label. Label yang
dipasangkan pada pasien berisi identitas dan hasil triage. Setelah dilakukan
tindakan lifesaving, label akan dilepas dan disimpan pada rekam medic yang
bersangkutan.
Tempat : Ruang Triage IGD, Kamar Jenazah
Penanggung jawab : Ketua Rekam Medik
Prosedur :
1) Pasangkan label pada semua lengan atas kanan korban hidup saat masukl
ruangan triage atau korban meninggal pada saat masuk kamar jenazah,
serta dibuatkan rekam mediknya.
2) Control semua korban bencana dan pastikan sudah menggunakan label.
q. Pengelolaan Jenazah
Untuk kejadian bencana, jenazah akan langsung dikirim ke ruang
jenazah, pengelolaan jenazah seperti identifkasi, menentukan sebab kematian
dan menentukan jenis musibah yang terjadi, penyimpanan dan pengeluaran
jenazah dilakukan di kamar jenazah.
Tempat : Kamar Jenazah
Penanggung jawab : Ketua unit jenazah
Prosedur :
1) Registrasi semua jenazah korban bencana yang masuk ke Rumah Sakit
melalui kamar jenazah.
2) Bila diperlukan, dilakukan identifikasi pada korban untuk menentukan sebab
kematian.
3) Siapkan surat-surat yang diperlukan untuk identifikasi, penyerahan
kekeluarga, pengeluaran jenazah dan evakuasi dari Rumah Sakit serta
sertifikat kematian.
4) Buat laporan jumlah dan status jenazah kepada ketua medical support dan
pos pengolahan data.
b. Organisasi
Dalam keadaan bencana (disaster plant) seperti ini maka secara
otomatis pengorganisasian penanggulangan bencana yang telah ditetapkan
menjadi aktif.
c. Perencanaan SDM
Perencanaan sumber daya manusia untuk menghadapi
penanggulangan bencana ditentukan berdasarkan jumlah korban yang ada
pada saat itu dan jumlah tenaga. Ketentuan perencanaan SDM adalah
sebagai berikut :
1) Siaga 3 : jumlah korban yang datang 3-4 orang
Dokter IGD dan perawat IGD yang berdinas dibantu oleh beberapa
perawat poliklinik/ruang rawat yang sedang berdinas agar dapat
memenuhi kebutuhan tenaga.
2) Siaga 2: jumlah korban yang datang 5-10 orang
Diperlukan tambahan tenaga perawat dari perawatan sesuai kebutuhan.
3) Siaga 1 : jumlah korban lebihg dari 10 orang
Diperlukan tambahan tenaga dari unit pelayanan keperawatan yang
sedang tidak berdinas.
d. Perencanaan Komunikasi
Komunikasi dalam penanggulangan bencana di rumah sakit
merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu ada hal-hal yang harus
dipenuhi dalam berkomunikasi yaitu :
1) Komunikasi dilakukan dengan singkat jelas dan benar.
2) Bagi pengirim berita sebutkan identitas, nama instansi dan alamat serta isi
berita yang menyebutkan jenis kejadian, lokasi kejadian, jumlah korban
dan tindakan yang telah dilakukan.
3) Penerima harus mencatat identitas pelapor, jam menerima berita, isi
berita dan mencari kebenaran berita tersebut melaporkan ke atasan.
Alat-alat komunikasi yang dapat diapakai antara lain :
a) Telepon
b) Faximilie
c) Pesawat HT
d) Handphone
e. Perencanaan Logistik
Perbekalan logistik umum dan obat-obat serta alat umum maupun alat
medis sangat diperlukan saat penanggulangan bencana. Hal menjadi
peranan penting bagi tim medis pendukung logistic untuk merencanakan
pelaksanaan sesuai dengan kondisi pada saat itu.
f. Perencanaan Transportasi
Perencanaan transportasi juga tidak kalah pentingnya untuk
pengangkutan korban, oleh karena itu pimpinan disaster dapat menggunakan
alat transportasi ambulan untuk merujuk korban kerumah sakit rujukan dan
bilamana perlu dapat berkoordinasi dengan ambulan gawat darurat.
g. Pelaporan
1) Informasi cepat tentang jumlah beratnya korban. Korban harus segera di
laporkan dalam 2 sampai dengan 4 jam.
2) Dilakukan evaluasi secara cepat dan tepat oleh pimpinan disaster dan tim
disaster dibuatkan laporannya untuk disampaikan kepada direktur rumah
sakit.
2) Organisasi
Secara otomatis organisasi penanggulangan bencana menjadi aktif
sesuai ketentuan yang berlaku.
3) Perencanaan SDM
Perencanaan sumber daya manusia untuk menghadapi
penanggulangan bencana ditentukan berdasarkan golongan kebakaran dan
jumlah korban yang ada pada saat itu. Dengan demikian dapat dibuatkan
perencanaan sumber daya manusia sebagai berikut :
Golongan kebakaran
a) Kebakaran ringan : untuk nmemadamkan api diperlukan 1-2 orang
dari pegawai yang dinas atau yang berada disekitar kejadian saja
dengan menggunakan 2 APAR.
b) Kebakaran sedang : untuk memadamkan api diperlukan 3-5 orang
dari pegawai yang dinas dengan APAR yng jumlahnya lebih banyak,
2-3 orang untuk evakuasi pasien, dokumenn ataupun barang
berharga lainnya yang ada diruangan / lokasi kejadian.
c) Kebakaran berat : untuk memadamkan api diperlukan bantuan dari
dinas kebakaran, dengan mengerahkan seluruh pegawai yang
berdinas saat itu untuk melakukan evakuasi.
d) Jumlah korban yang ada
Berdasarkan jumlah korban pada saat itu mnaka untuk
memobilisasi perencanaan sumber daya manusia dapat digunakan
ketentuan pada penanggulangan bencana missal.
4) Perencanaan Komunikasi
` Komunikasi dalam penanggulangan bencana di rumah sakit merupakan
hal yang sangat penting. Untuk itu ada hal-hal yang harus dipenuhi dalam
berkomunikasi yaitu :
a) Komunikasi dilakukan dengan singkat jelas dan benar.
b) Bagi pengirim berita sebutkan identitas, nama instansi dan alamat serta
isi berita yang menyebutkan jenis kejadian, lokasi kejadian,m jumlah
korban dan tindakan yang telah dilakukan.
c) Penerima harus mencatat identitas pelapor, jam menerima berita, isi
berita dan mencari kebenaran berita tersebut melaporkan ke atasan.
5) perencanaan Logistik
Perencanaan logistic umum dan obat-obatan dan alat umum maupun
alat medis sangat diperlukan saat penanggulangan bencana menjadi
peraanan penting bagi tim pendukung logistic untuk merencanakan
pelaksanaan sesuai dengan kondisi saat itu.
6) Perencanaan Transportasi
Peranan transportasi juga tidak kalah pentingnya untuk pengangkutan
korban, oleh karena itu pimpinan disaster dapat menggunakan alat
transportasi ambulan untuk merujuk korban kerumah sakit rujukan bilamana
perlu dapat berkoordinasi dengan ambulan 118.
7) Pelaporan
a) Informasi tentang jumlah beratnya korban harus segera di dapat dalam
waktu 2 sampai dengan 4 jam.
b) Dilakukan evaluasi secara cepat dan tepat oleh pimpinan disaster dan tim
disaster.
c) Dibuatkan laporannya untuk disampaikan kepada kepala rumah sakit.
b. Gempa Bumi
Dampak terjadinya gempa ini dapat merupakan bencana external namun
bila dampak gempa pada areal rumah sakit maka hal ini merupakan situasi
bencana yang terjadi di rumah sakit.
1) Metodeologi
a) Siapapun dan dimanapun lokasi, tetap tenang, jangan panik, jangan
berlari, ikuti petunjuk arah jalur evakuasi.
b) Segera berlindung dibawah meja/tempat tidru dan hindari bahan yang
mudah jatuh.
c) Tunggu perintah evakuasi dari tim penyelamat, jangan segera keluar
ruangan saat gempa terjadi.
d) Padamkan aliran listrik serta jauhi jaringan listrik.
e) Setelah kejadian gempa selesai, seluruh personil harus segera
berkumpul ditempat terbuka yang telah ditentukan untuk mendapatkan
instruksi lebih lanjut
2) Organisasi
Secara otomatis organisasi penanggulangan bencana menjadi aktif
sesuai ketentuan yang berlaku.
3) Perencanaan SDM
Perencanaan sumber daya manusia untuk menghadapi
penanggulangan bencana akibat gempa bumi ditentukan berdasarkan
jumlah korban yang ada pada saat itu.
4) Perencanaan Komunikasi
Komunikasi dalam penanggulangan bencana di rumah sakit
merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu ada hal-hal yang harus
dipenuhi dalam berkomunikasi yaitu :
a) Komunikasi dilakukan dengan singkat jelas dan benar.
b) Bagi pengirim berita sebutkan identitas, nama instansi dan alamat serta
isi berita yang menyebutkan jenis kejadian, lokasi kejadian,m jumlah
korban dan tindakan yang telah dilakukan.
c) Penerima harus mencatat identitas pelapor, jam menerima berita, isi
berita dan mencari kebenaran berita tersebut melaporkan ke atasan.
5) perencanaan Logistik
Perencanaan logistic umum dan obat-obatan dan alat umum maupun
alat medis sangat diperlukan saat penanggulangan bencana menjadi
peraanan penting bagi tim pendukung logistic untuk merencanakan
pelaksanaan sesuai dengan kondisi saat itu.
6) Perencanaan Transportasi
Peranan transportasi juga tidak kalah pentingnya untuk pengangkutan
korban, oleh karena itu pimpinan disaster dapat menggunakan alat
transportasi ambulan untuk merujuk korban kerumah sakit rujukan bilamana
perlu dapat berkoordinasi dengan ambulan 118.
7) Pelaporan
a) Informasi tentang jumlah beratnya korban harus segera di dapat dalam
waktu 2 sampai dengan 4 jam.
b) Dilakukan evaluasi secara cepat dan tepat oleh pimpinan disaster dan tim
disaster.
c) Dibuatkan laporannya untuk disampaikan kepada kepala rumah sakit.
7. Program Pelatihan
Rumah sakit membuat program pelatihan bagi seluruh karyawan dalam usaha
peningkatan kapasitas khususnya di bidang kegawatan dan manajemen
bencana yang terintegrasi.
Pelaksanaannya meliputi :
a. Pelatihan dan simulasi bencana gempa bumi.
b. inhouse training dan pengenalan manajemen bencana bagi seluruh karyawan
rumah sakit.
c. Workshop untuk mereview dan merevisi (bila diperlukan) rencana
kedaruratan rumah sakit minimal setahun sekali.
d. Simulasi dan drill bencana dilakukan secara teratur sesuai kebutuhan rumah
sakit.
BAB IV
DOKUMENTASI