Anda di halaman 1dari 3

8 Standar K3 yang wajib dilaksanakan

di Rumah Sakit

K3 sebagai instansi yang ditunjuk oleh top management dalam menjamin, kenyamanan, keamanan
dan keselamatan pasien, keluarga pasien, pengunjung, dan sumber daya manusia rumah sakit,
dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari yang dijalankan di Rumah Sakit perlu mengacu pada
standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit yang tercantum dalam PERMENKES
RI Nomor 66 Tahun 2016 Tenatang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit dan
KEPMENKES RI Nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.

Standar K3 ini nantinya yang menjadi acuan dalam pengelolaan K3 dan pekerja rumah sakit dalam
melaksanakan kegiatan upaya kesehatan dan keselamatan kerja dan pedoman dalam penyusunan
pembuatan program kerja K3, sehingga Budaya K3 di rumah sakit dapat tercapai dan terealisasikan
dengan baik dan sukses. Adapun kedelapan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit, yaitu :

Manajemen Risiko K3RS

Kita semua tahu bahwa rumah sakit merupakan tempat kerja yang berisiko tinggi menimbulkan
bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan, tidak hanya bagi petugas yang bekerja di rumah sakit
saja akan tetapi dampak bahaya juga dapat dirasakan oleh pasien, pendamping pasien dan juga
pengunjung seperti yang tercantum dalam PERMENKES Nomor 66 Tahun 2016 . Oleh sebab itu
perlu dilakukannya pemetaan, pengidentifikasian serta pengendalian risiko di area rumah sakit
untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan acuan dalam kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja (KK) dan penyakit akibat kerja (PAK).

Pemetaan, pengidentifikasian dan pengendalian risiko bahaya rumah sakit terangkum dalam
Manajemen risiko K3 Rumah Sakit yaitu merupakan proses yang bertahap dan berkesinambungan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja secara komprehensif di
lingkungan Rumah Sakit. Manajemen risiko ini dilakukan untuk identifikasi, evaluasi dan
pengurangan risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan bertujuan untuk mengurangi dampak
dari risiko bahaya di rumah sakit.

Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit

Pengelolaan Keselamatan dan Keamanan di rumah sakit perlu dilakukan karena hal ini berkaitan
dengan memberikan rasa aman, nyaman kepada pasien, pendamping/keluarga pasien, pengunjung
ataupun sumber daya rumah sakit.

Banyak anggapan bahwa Keselamatan dan Keamanan itu mempunyai arti yang sama, padahal
keduanya jelas mempunyai arti berbeda. Keselamatan itu sendiri merupakan keadaan
tertentu dimana gedung, halaman/ground, peralatan, teknologi medis, informasi serta sistem di
lingkungan Rumah Sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko fisik bagi pegawai, pasien,
pengunjung serta masyarakat sekitar.

Sedangkan Keamanan merupakan suatu kondisi yang melindungi properti milik rumah sakit,
sumber daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
rumah sakit dari bahaya pengrusakan dan kehilangan atau akses serta penggunaan oleh mereka
yang tidak berwenang.

Dalam pengelolaan Keselamatan dan Keamanan di rumah sakit, kegiatannya meliputi :

1. Melakukan risiko secara komprehensif dn proaktif untuk mengidentifikasi bangunan,


ruangan/area, peralatan, perabotan, dan fasilitas lainnya yang berpotensi menimbulkan
cedera.
2. Melakukan asesmen risiko prakontruksi (pra construction risk assesmen/PRCA) setiap ada
kontruksi, renovasi, atau penghancuran bangunan/
3. Merencanakan dan melakukan pencegahan dengan menyediakan pendukung fasilitas yang
aman dengan tujuan mencegah kecelakaan dan cedera, mengurangi bahaya dan risiko, serta
mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
4. Menciptakan lingkungan yang aman dengan memberikan identitas (badgename sementara
atau tetap) pada pasien, staf, pekerja kontrak, tenant/penyewa lahan, keluarga/penunggu
pasien, dan pengunjung sesuai dengan regulasi rumah sakit.
5. Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan barang
milik pribadi.
6. Melakukan monitoring pada daerah terbatas seperti ruang bayi dan kamar operasi serta
daerah berisiko lainnya seperti ruang anak, lanjut usia, dan kelompok pasien yang rentan
yang tidak dapat melindungi dirinya sendiri atau memberi tanda minta bantua bila terjadi
bahaya.

Pelayanan Kesehatan Kerja

Pelayanan Kesehatan Kerja adalah upaya pelayanan kesehatan yang diberikan pada SDM Rumah
Sakit secara paripurna meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Pelayan Kesehatan Kerja ini betujuan :

1. Peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik


2. Peningkatan mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pegawai di semua jenis
pekerjaan
3. Pencegahaan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan
4. Perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya

Demi meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan rumah sakit, pelayanan kesehatan kerja terhadap
pegawai ini harus dilakukan pada setiap pegawai, pemeriksaan dimulai dari sebelum masuk
menjadi pegawai, secara berkala yaitu satu tahun sekali dan pemeriksaan terhadap pegawai yang
berada di area risiko berbahaya di rumah sakit.

Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan
Kerja

Adapun pengelolaan B3 dari aspek K3 bertujuan untuk meminimalkan risiko penggunaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) terhadap sumber
daya manusia rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah
sakit.

Berikut kegiatan pengelolaan K3 dari aspek K3 yaitu :

1. Identifikasi dan inventarisasi B3 di rumah sakit


2. Menyiapkan dan memiliki lembar data keselamatan bahan (Material safety data sheet)
3. Menyiapkan saran keselamatan B3
4. Pembuatan pedoman dan Standar Prosedur Operasional (SPO) pengelolaan B3 yang aman
5. Penanganan keadaan darurat B3

Itulah empat standar K3 dari delapan standar yang wajib dilaksanakan di rumah sakit, untuk
keempat standar lainnya akan dibahas di part selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai