2
PROGRAM KERJA
I. PENDAHULUAN
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat
maka tuntutan pengelolaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
semakin tinggi karena Sumber Daya Manusia rumah sakit, pasien, pengunjung maupun
masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapat perlindungan dari gangguan kesehatan dan
kecelakaan kerja maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit.
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat, selain dituntut
mampu memberikan pelayanan dan pengobatan yang bermutu, rumah sakit juga dituntut
harus melaksanakan dan mengembangkan program K3 di rumah sakit (K3RS) yang
dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga risiko terjadinya Penyakit Akibat
Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di rumah sakit dapat dihindari.
3
pekerja/atasan) dapat mengakibatkan Penyakit dan Kecelakaan Akibat Kerja di Rumah
Sakit.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan juga
dinyatakan bahwa tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik berhak memperoleh
pelindungan atas keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pengelola Rumah Sakit harus
menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap SDM Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit dari berbagai potensi
bahaya di Rumah Sakit. Oleh karena itu, pengelola Rumah Sakit dituntut untuk
melaksanakan upaya kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dilaksanakan secara
terintegrasi, menyeluruh, dan berkesinambungan sehingga risiko terjadinya penyakit akibat
kerja, kecelakaan kerja serta penyakit menular dan tidak menular lainnya di Rumah Sakit
dapat dihindari.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka untuk melindungi sumber daya manusia
Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit
dari risiko kejadian keselamatan dan Kesehatan Kerja, diperlukan penyelenggaraan K3RS
secara berkesinambungan.
III. TUJUAN
Tujuan Umum
Terwujudnya penyelenggara K3RS secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambungan.
Tujuan Khusus
a. Menciptakan tempat kerja yang sehat, selamat, aman dan nyaman bagi sumber daya
manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
Rumah Sakit sehingga proses pelayanan berjalan baik dan lancar.
b. Mencegah timbulnya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), Penyakit Akibat Kerja (PAK),
penyakit menular dan penyakit tidak menular bagi seluruh sumber daya manusia
Rumah Sakit
4
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RS Tugu Ibu Nomor: 083/AA.01/H-
Skrt/IX/ 2016 tentang Memberlakukan struktur organisasi dan susunan pengurus
komite PK3 RS Tugu Ibu tahun 2016-2019, mempunyai program kerja sesuai
dengan PerMenKes RI No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan kesehatan
Kerja Rumah Sakit, seperti berikut ini:
5
B. Keselamatan dan Keamanan Rumah Sakit
Keselamatan adalah suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung,
halaman/ground, peralatan, teknologi medis, informasi serta sistem di lingkungan
Rumah Sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko fisik bagi pegawai, pasien,
pengunjung serta masyarakat sekitar. Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang
yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun non
materil.
6
D. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) di Rumah Sakit bertujuan untuk melindungi sumber daya manusia Rumah
Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit dari
pajanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3).
Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi dan inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit.
2. Menyiapkan dan Memiliki Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS)
3. Menyiapkan sarana keselamatan Bahan Berbahaya dan Beracun
4. Pembuatan Pedoman dan Standar Prosedur Operasional Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun yang Aman.
5. Penanganan keadaan darurat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yaitu simulasi
pelatihan penanganan tumpahan B3.
7
F. Pengelolaan Prasarana/ Utilitas Rumah Sakit Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
Prasarana atau 8rgono utilitas Rumah Sakit adalah 8rgono dan peralatan yang
mendukung pelayanan mendasar perawatan kesehatan yang aman. Sistem ini mencakup
distribusi listrik, air, ventilasi dan aliran udara, gas medis, pipa air, pemanasan, limbah,
dan 8rgono komunikasi dan data. Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek
keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya memastikan sistim utilitas aman bagi
sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit.
Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
upaya memastikan 8rgono peralatan medis aman bagi sumber daya manusia Rumah
Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
8
5. Memastikan dilakukan pemeliharaan promotif dan pemeliharaan terencana pada
peralatan medis
6. Memastikan petugas yang memelihara dan menggunakan peralatan medis
kompeten dan terlatih
Meminimalkan dampak terjadinya kejadian akibat kondisi darurat dan bencana yang
dapat menimbulkan kerugian fisik, material, jiwa, bagi sumber daya manusia Rumah
Sakit, pasien, pendamping pasien, dan pengunjung yang dapat mengganggu operasional
serta menyebabkan kerusakan lingkungan ataupun mengancam finansial dan citra
Rumah Sakit. Oleh sebab itu, Melakukan uji coba (simulasi) kesiapan petugas yang
bertanggung jawab menangani keadaan darurat yang dilakukan minimal 1 tahun sekali.
Adapun kegiatannya adalah sebagai berikut :
1. Menentukan jenis yang kemungkinan terjadi dan konsekuensi bahaya, ancaman dan
kejadian
2. Menetukan integritas structural dilingkungan pelayanan pasien yang ada dan
bagaiman bila terjadi bencana
3. Menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa bencana
4. Menetukan strategi komunikasi pada waktu bencana
5. Mengelola kegiatan klinis selama kejadian termasuk tempat pelayanan alternative
pada waktu kejadian bencana
6. Mengidentifikasi dan penerapan peran serta t5anggung jawab staf selama bencana
7. Proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab
pribadi staf dan tanggung jawab rumah sakit untuk menyediakan pelayanan pasien.
9
J. Pendidikan Dan Pelatihan
1. Pendidikan diselenggarakan setiap tahun untuk memastikan bahwa semua SDM
Rumah Sakit pada tiap shift dapat melaksanakan tanggungjawab mereka secara
efektif, materi pendidikan antara lain meliputi pencegahan penyakit akibat kerja dan
kecelakaan kerja yang mungkin timbul bagi pegawai di Rumah Sakit, 10rgonomic,
kedisplinan penggunaan alat pelindung diri.
2. Selain SDM Rumah Sakit, sosialisasi diberikan pada pengunjung dan pendamping
pasien mengenai kebakaran dan kedaruratan bencana.
3. Pengetahuan SDM Rumah Sakit diuji mengenai peran mereka dalam setiap program
keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan simulasi dan kuesioner. SDM Rumah Sakit
dapat menjelaskan dan/atau menunjukkan peran mereka dalam menanggapi
keadaan darurat atau bencana.
2019
No. Kegiatan Semester I Semester II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Manajemen risiko K3RS √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10
keselamatan dan keamanan
di rumah sakit melalui
grading.
Melakukan upaya
pencegahan kejadian √
keselamatan dan keamanan
rumah sakit.
Kesehatan Kerja
Evaluasi Jenis Pemeriksaan √ √
MCU karyawan
Monitoring dan evaluasi
Karyawan yang
mendapatkan fasilitas
medical check up dan
vaksinasi satu kali dalam
setahun yang dilaksanakan √ √ √
3. sesuai dengan tanggal lahir
karyawan yang
bersangkutan. Terkecuali
karyawan di unit radiologi,
laboratorium, gizi, kesling,
laundry.
Pemeriksaan Kesehatan
secara khusus 1x setahun √
Unit Gizi
Unit Radiologi Sesuai dengan program radiologi.
Mengadakan diklat
(Pelatihan spillkit, APD, & √ √
Hygiene)
Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
Menyusun rencana
manajemen kedaruratan
5. /emergensi dalam rangka
menghadapi wabah dan
bencana alam atau bencana . √
lainnya dengan
melaksanakan pelatihan
simulasi disaster plan.
6. Pengelolaan Prasarana Rumah Sakit Dari Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
11
K3RS melakukan monitoring
dan evaluasi upaya
memastikan sistim utilitas √ √ √ √
aman bagi sumber daya
manusia Rumah Sakit,
pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit.
Pengelolaan Peralatan Medis
7. K3 RS melakukan monitoring
dan evaluasi tentang kondisi √ √ √ √
peralatan medis RSTI yang
aman
Pemantauan dan
9.
monitoring program
pengawasan Manajemen √ √ √ √
Resiko Fasilitas dan
Lingkungan
Pendidikan & Pelatihan Komite PK3 RS
12
IX. PENCATATAN & PELAPORAN
a. Sesuai kegiatan dicatat dan dilaporkan kepada kepala RS Tugu Ibu.
b. Apabila terjadi kejadian luar biasa atau kendala segera dilaporkan kepada
Direktur RS Tugu Ibu.
c. Hasil evaluasi dicatat dan dilaporkan kepada direktur RSTI untuk di
integrasikan guna meningkatkan keamanan dan keselamatan RS Tugu Ibu.
13