BLUD RS Konawe
1. Pendahuluan
Umum :
Agar semua aspek program manajemen risiko
menghasilkan data yang berharga untuk meningkatkan
program dan selanjutnya dapat mengurangi risiko di
rumah sakit agar tercipta lingkungan yang aman, sehat
dan produktif untuk semua orang agar proses pelayanan
berjalan baik dan lancar.
Khusus :
a. Meningkatkan profesionalisme komite K3RS dalam
hal pelaksanaan dan pendukung program
b. Terpenuhinya persyaratan standar yang ditetapkan 2
c. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas rumah sakit
8
Tabel 1. Kegiatan Komite K3RS
BULAN
No KEGIATAN Ja Fe Ma Ap Me Ju Jul Ag Se Ok No De
1 n b r r i n t p t v s
Ronde Fasilitas
2
Pemeriksaan kesehatan
berkala
3
Pemberian imunisasi
Hepatitis B
4
Melaksanakan Pelatihan
K3RS
5
Membuat Evaluasi Program
MFK
6 Pelatihan Hiperkes
1
0
Lampiran
Komponen 1
Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit
Standar keselamatan dan keamanan di Rumah Sakit bertujuan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan cidera serta
mempertahankan kondisi yang aman bagi sumber daya manusia
Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
lingkungan Rumah Sakit.
KEGIATAN PREVENTIF
Perlindungan spesifik dengan pemberian imunisasi
pada SDM Rumah Sakit dan pekerja yang bekerja
pada area/tempat kerja yang berisiko dan
berbahaya (antara lain; thypoid, hepatitis, influenza
dan Ca.Cervix)
Pemeriksaan kesehatan bagi pegawai sebelum
bekerja, berkala dan khusus sesuai dengan risiko
pekerjaan. Langkah pemeriksaan kesehatan berkala
yang dilakukan berdasarkan risiko pekerjaannya
Pelaksanaan program fit to work dalam rangka
penentuan jenis pekerjaan yang sesuai dengan
status kesehatan pekerja Rumah Sakit.
Surveilans medik
Menganalisis hasil pemeriksaan kesehatan
sebelum bekerja, berkala dan khusus,data rawat
jalan, data rawat inap seluruh sumber daya
manusia Rumah Sakit
Memberikan rekomendasi dan tindak lanjut hasil
analisis
6
Surveilans lingkungan kerja
Menilai, menganalisa dan mengevaluasi hasil
pengukuran lingkungan kerja
Memberikan rekomendasi hasil evaluasi pengukuran
lingkungan kerja
7
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek
keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah upaya meminimalkan
risiko penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) terhadap sumber daya
manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung,
maupun lingkungan Rumah Sakit. Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlah, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup serta mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup sekitarnya. Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) adalah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
yang mengandung B3. Untuk di Rumah Sakit, limbah medis termasuk
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
9
Inventarisasi dan pengecekan sarana proteksi
kebakaran pasif dan aktif
Proteksi kebakaran secara aktif, contohnya APAR,
hidran, detector api, detector asap, sprinkler, dan
lain- lain.
Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya jalur
evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik
kumpul aman, ram, kompartemen, dan lain-lain.
Mengetahui potensi bahaya kebakaran yang ada di
tempat kerja, dengan membuat daftar potensi- potensi
bahaya kebakaran yang ada di semua area Rumah
Sakit.
Mengetahui lokasi dan area potensi kebakaran secara
spesifik, dengan membuat denah potensi berisiko tinggi
terutama terkait bahaya kebakaran.
Inventarisasi dan pengecekan sarana proteksi
kebakaran pasif dan aktif
Proteksi kebakaran secara aktif, contohnya APAR,
hidran, detektor api, detektor asap, sprinkler, dan
lainlain.
Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya jalur
evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik
kumpul aman, ram, kompartemen, dan lain-lain.
1
0
Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
yang mudah terbakar dan gas medis;
Pelarangan bagi sumber daya manusia Rumah Sakit,
pasien, pendamping pasien, dan pengunjung yang dapat
menimbulkan kebakaran (peralatan masak-memasak);
Larangan merokok.
Inspeksi fasilitas/area berisiko kebakaran secara berkala
Menyusun kebijakan, pedoman dan SPO terkait
keselamatan kebakaran
Pengendalian Kebakaran
Alat pemadam api ringan, Deteksi asap dan api, Sistim
alarm kebakaran, Penyemprot air otomatis (sprinkler),
Pintu darurat, Jalur evakuasi, Tangga darurat,
Pengendali asap, Tempat titik kumpul aman,
Penyemprot air manual (Hydrant), Pembentukan tim
penanggulangan kebakaran Pelatihan dan sosialisasi
Simulasi Kebakaran Minimal dilakukan 1 tahun sekali untuk setiap gedung. Hal
penting yang perlu diperhatikan dalam pencegahan dan penanggulangan
kebakaran:
Rumah Sakit perlu menguji secara berkala rencana
penanganan kebakaran dan asap, termasuk semua alat
yang terkait dengan deteksi dini dan pemadaman serta
mendokumentasikan hasil ujinya.
Bahaya terkait dengan setiap pembangunan di
dalam/berdekatan dgn bangunan yang dihuni pasien.
Yaitu dengan melakukan :
Melakukan pemantauan, terutama yang terkait
dengan penggunaan bahan-bahan mudah terbakar,
penggunaan sumber panas / api dan
Melakukan sosialisasi terhadap pihak ketiga/ kontraktor
terkait pencegahan kebakaran.
1
1
Sistem peringatan dini, sistem deteksi dini,
smoke, heat, ion atau flame detector, alarm
kebakaran, dan patroli kebakaran, antara lain :
Seperangkat alat yang merupakan sistem dari
pemadam kebakaran yang terintegrasi yang harus
dipahami oleh setiap pegawai yang ada dilokasi atau
area tersebut
Seperangkat alat yang merupakan sistem dari
pemadam kebakaran yang terintegrasi bersifat
otomatis yang merupakan bagian dari proteksi aktif
yang disesuaikan dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
Patroli kebakaran dilakukan secara rutin d) Sosialisasi
bagi semua karyawan yang ada dilokasi atau area
tersebut.
Mekanisme penghentian/supresi (suppression) seperti
selang air, supresan kimia (chemical suppressants)
atau sistem penyemburan (sprinkler)
1
2
Mengidentifikasi jangka waktu untuk pemeriksaan,
pengujian, dan pemeliharaan semua komponen-
komponen sistem utilitas yang beroperasi di dalam
daftar inventaris, berdasarkan kriteria seperti
rekomendasi produsen, tingkat risiko, dan
pengalaman Rumah Sakit
Memberikan label pada tuas-tuas kontrol
sistem utilitas untuk membantu pemadaman
darurat secara keseluruhan atau sebagian.
Memastikan dilakukannya dokumentasi setiap
kegiatan sistem utilitas.
Komponen 6
Pengelolaan Peralatan Medis Dari Aspek Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Peralatan medis merupakan sarana pelayanan di Rumah
Sakit dalam memberikan tindakan kepada pasiennya,
perawatan, dan pengobatan yang digunakan untuk
diagnosa, terapi, rehablitasi dan penelitian medik baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pengelolaan
peralatan medis dari aspek keselamatan dan Kesehatan
Kerja adalah upaya memastikan sistem peralatan medis
aman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
Rumah Sakit
1
5
LAPORAN BULANAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA RUMAH SAKIT (K3RS)
Mengetahui,
Direktur BLUD RS Konawe Ketua Komite K3RS
Mengetahui,
Direktur BLUD RS Konawe Ketua Komite K3RS