Anda di halaman 1dari 27

PROGRAM KERJA

TIM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


(K3 RS)
RUMAH SAKIT ISLAM ‘AISYIYAH NGANJUK
TAHUN 2024

I. PENDAHULUAN
Dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien dan memberikan rasa aman
dan selamat kepada petugas, pasien dan pengunjung rumah sakit, rumah sakit wajib
mengimplementasikan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan rumah sakit. Hal ini diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 Rumah Sakit. Salah
satu langkah dalam melaksanakan K3RS di tempat kerja adalah dengan melakukan perencanaan
K3 yang berupa pembuatan program kerja K3RS. Dalam hal ini manajemen harus berusaha keras
untuk mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko, mencegah kecelakaan dan cidera dan
memelihara kondisi aman.
Peraturan perundangan dan pemeriksaan oleh yang berwenang didaerah menentukan
bagaimana fasilitas dirancang, digunakan dan dipelihara. Seluruh rumah sakit, tanpa
memperdulikan besar kecilnya dan sumber daya yang dimiliki, harus mematuhi rencana
manajemen dan keselamatan fasilitas.
Yang utama rumah sakit harus mematuhi peraturan perundangan, kemudian rumah sakit
harus lebih memahami tentang detail fasilitas fisik yang mereka tempati. Mereka mulai secara
proaktif mengumpulkan data dan menggunakan dalam strategi mengurangi risiko dan
meningkatkan keselamatan dan keamanan lingkungan asuhan pasien.

1
II. LATAR BELAKANG
Setiap institusi usaha / perusahaan industri maupun jasa rumah sakit pasti menginginkan
produktifitas yang tinggi dari semua sumber dayanya termasuk sumber daya manusianya. Di lain
pihak sumber daya manusia mempunyai keterbatasan dalam kesehatan dan kemampuan fisiknya.
Keterbatasan dalam kesehatan fisik seseorang pada kenyataanya juga dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya adalah kondisi lingkungan kerja / frsik bangunan perusahaan. Kondisi
lingkungan tersebut diantaranya sanitasi, pengelolaan limbah dan bahan berbahaya,dan
keamanan dari peralatan yang ada serta tentunya pengelolaan kesehatan fisik dari sumber daya
manusia itu sendiri.
Segala usaha untuk menjaga kondisi lingkungan dan kesehatan sumber daya manusia itu
semua tidak akan tidak ada artinya bila dibarengi dengan antisipasi terhadap kemungkinan
bencana yang mungkin terjadi, terutama bahaya kebakaran yang mungkin dapat terjadi diwaktu
yang tidak dapat diperhitungkan.
Termasuk didalamnya adalah segala upaya yang dilakukan didalam lingkungan Rumah
Sakit Islam Aisyiyah Nganjuk, yakni mewujudkan sistem manajemen fasilitas dan keselamatan
ditempat kerja dalam rangka mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


a. Tujuan Umum
Terlaksananya program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan yang meliputi sumber daya
manusia, sarana prasarana dan lingkungan rumah sakit terpelihara dan mampu bekerja secara
optimal.
b. Tujuan Khusus
1. Memberikan jaminan keselamatan dan keamanan bagi pasien, karyawan dan pegunjung
rumah sakit, serta memberikan proteksi terhadap sarana dan prasarana rumah sakit
terhadap risiko kehilangan, kerusakan dan kerusakan.
2. Menyediakan fasilitas yang aman, efektif dan efisien.

2
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Sub Tim Manajemen Risiko Lingkungan / Fasilitas
Dalam program manajemen resiko tersebut termasuk melakukan pengkajian dan penanganan
risiko pada keselamatan, keamanan, pengelolaan B3, proteksi kebakaran, penanganan
kedaruratan dan bencana, peralatan medis dan sistem utilitas. Pengkajian dan penanganan
risiko dimasukkan dalam daftar risiko manajemen fasilitas keselamatan (MFK). Berdasarkan
daftar risiko tersebut, dibuat profil risiko MFK yang akan menjadi prioritas dalam pemantauan
risiko di fasilitas dan lingkungan rumah sakit. Pengkajian, penanganan dan pemantauan risiko
MFK tersebut akan diintegrasikan ke dalam daftar risiko rumah sakit untuk penyusunan
program manajemen risiko rumah sakit
Berdasarkan Regulasi :
1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 31 Tahun 2020 Tentang Jabatan Fungsional Penguji Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2o2i Tentang Penyelenggaraan
Bidang Perumahsakitan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar
Kegiatan Usaha Dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Sektor Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2019 Tentang
Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Di Lingkungan Kementerian Kesehatan
Rencana Kegiatan :
 Membuat perencanaan dan menyusun program Manajemen Resiko Lingkungan / Fasilitas
 Sosialisasi Manajemen Resiko Fasilitas dan Lingkungan kepada Unit unit kerja
 Memimpin rapat PENGKAJIAN Resiko ( dalam Risk Register ) Managemen Fasilitas dan
Keamanan , yang meliputi :
- Resiko Keselamatan (tiap 6 bulan) (MFK 3)
- Resiko Keamanan (tiap 6 bulan) (MFK 4)
- Resiko B3 (MFK 5)
- Resiko Kebakaran (MFK 6)
- Resiko Peralatan Medik (MFK 7)
- Resiko Kebencanaan (MFK 9)
 Menyusun Risk Register tahunan
3
 Membuat laporan PEMANTAUAN Resiko setiap 6 bulan sekali kepada direktur
 Ronde Fasilitas bulanan

2. Sub Tim Keselamatan dan Keamanan, Konstruksi dan Renovasi.


A. Ruang lingkup kemanan meliputi : bangunan, prasarana, fasilitas, area konstruksi, lahan,
dan peralatan rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf, atau
pengunjung.
B. Ruang lingkup Keamanan meliputi : perlindungan dari kehilangan, kerusakan, gangguan,
atau akses atau penggunaan yang tidak sah.
C. Ruang lingkup Konstruksi dan renovasi meliputi : Risiko terhadap pasien, staf, dan
pengunjung diidentifikasi dan dinilai selama konstruksi, renovasi, pembongkaran, dan aktivitas
pemeliharaan lainnya.
D. Pengawasan pada para tenant/penyewa lahan yang melakukan kegiatan di dalam area
lingkungan rumah sakit
Berdasarkan Regulasi :
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 25/Prt/M/2007 Tanggal 9 Agustus 2007
Tentang Pedoman Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
2. Petunjuk Teknis Izin Mendirikan, Izin Operasional Dan Peningkatan Kelas Rumah Sakit
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2017
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit
4. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Gawat Darurat Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik Dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan Ri Tahun 2012
5. Undang – Undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Rencana Kegiatan :
1) Penanggung jawab program pengelolaan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit
2) Rekomendasi Penyediaan fasilitas pendukung yang aman untuk mencegah kecelakaan
dan cidera, penyakit akibat kerja, mengurangi bahaya dan risiko, serta mempertahankan
kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung.
3) Rekomendasi Pengendalian pajanan kerja yang berbahaya, seperti pajanan terhadap obat
– obatan beracun dan tingkat kebisingan yang berbahaya serta Pajanan infeksi Menular.

4
4) Monitoring dan evaluasi Pemeriksaan dan pemantauan fasilitas dan lingkungan secara
berkala dan dilaporkan sebagai dasar perencaan anggaran untuk tindak lanjut perbaikan,
penggantian atau upgrading.
5) Penanggung jawab program pengelolaan Keamanan Lingkungan di Rumah Sakit
6) Memantau pemberian identitas/tanda pengenal pada pasien, staf, pekerja kontrak,
penyewa lahan/tenan, keluarga (penunggu pasien), atau pengunjung (pengunjung diluar
jam besuk dan tamu RS) sesuai dengan regulasi RS
7) Memantau pemeriksaan dan pemantauan keamanan fasilitas dan lingkungan secara
berkala dan membuat tindak lanjut perbaikan
8) Pemantauan pada daerah berisiko keamanan sesuai penilaian risiko di rumah sakit.
Pemantauan dilakukan dengan penempatan petugas keamanan (sekuriti) dan memasang
kamera sistem CCTV yang dapat dipantau oleh sekuriti
9) Melindungi semua individu yang berada di lingkungan RS terhadap kekerasan, kejahatan,
dan ancaman.
10) Menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan barang milik pribadi
maupun rumah sakit.
11) Melakukan Pre Construction Risk Assessment (PCRA)
12) Melakukan Infection Control Risk Assessment (ICRA)
13) Meminimalkan risiko selama pembongkaran, konstruksi, dan renovasi
14) Mendokumentasikan kepatuhan kontraktor

3. Sub Tim Pelatihan dan Pelayanan Kesehatan Kerja


A. Ruang lingkup Pelatihan: Seluruh staf di rumah sakit dan para tenant/penyewa lahan
dilatih dan memiliki pengetahuan tentang K3, termasuk penanggulangan kebakaran.
B. Ruang lingkup Pelayanan Kesehatan kerja meliputi segala usaha RS untuk memberikan
perlindungan Kesehatan, keselamatan, dan keamanan karyawan selama bekerja di dalam
lingkungan RS.
Berdasarkan Regulasi :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. PP No 88 Tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja

Rencana Kegiatan :
1) Pelatihan :
 Keselamatan Kerja
5
 Keamanan Lingkungan, termasuk pengelolaan kekerasan di tempat kerja.
 Pengelolaan B3 dan Limbah B3, Simulasi Tumpahan (Spill Kit)
 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bekerja sama dengan PPI.
 Pelatihan Proteksi Kebakaran, APAR, HIDRANT, dan Simulasi Kebakaran
 Pelatihan Peralatan Medik
 Pelatihan system utilitas
 Pelatihan Penanganan Kedaruratan dan bencana
 Pelatihan pengelolaan fasilitas dan program keselamatan mencakup vendor, pekerja
kontrak, relawan, pelajar, peserta didik, peserta pelatihan, dan lainnya
 Pelatihan lainnya yang dibutuhkan.
2) Pemeriksaan Kesehatan :
- Skrining Kesehatan awal
- Pemeriksaan Kesehatan Berkala
- Pemeriksaan Kesehatan Insidental
3) Vaksinasi / imunisasi pencegahan C19
4) Rekomendasi Pengelolaan Kesehatan mental staf, seperti pada kondisi kedaruratan
penyakit infeksi/pandemic , melalui bimbingan rohani (mengaji dan taklim rutin)
5) Rekomendasi tambahan gizi / vitamin selama pandemi.

4. Sub Tim Pengelolaan B3 dan Limbah B3


Ruang lingkup Bahan dan limbah berbahaya meliputi : Pengelolaan B3 termasuk penggunaan
radioaktif serta bahan berbahaya lainnya dikontrol, dan limbah berbahaya dibuang dengan
aman.
Berdasarkan Regulasi :
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.12/Menlhk/Setjen/Plb.3/5/2020 Tentang Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.4/Menlhk/Setjen/Kum.1/1/2020 Tentang Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit

6
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
Rencana Kegiatan :
1) Inventarisasi B3 serta limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, simbol, dan lokasi.
2) Pencatatan Setiap pengadaan atau pembelian B3 dan pemasok (supplier) wajib
melampirkan Lembar Data Keselamatan.
3) Pemberian label/rambu – rambu yang tepat pada B3 serta limbahnya.
4) Monitoring Penanganan, penyimpanan dan penggunaan B3 serta limbahnya.
5) Monitoring Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan penggunaan, prosedur bila terjadi
tumpahan, atau paparan atau pajanan.
6) Pelatihan penanganan B3 dan limbah B3.
7) Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, terpapar dan insiden lainnya.
8) Dokumentasi termasuk ijin, lisensi atau persyaratan peraturan lainnya.
9) Menyediakan Eye Washer/ Body Washer
10) Menyediakan Spill Kit
11) Menyediakan TPS B3

5. Sub Tim Proteksi Kebakaran


Ruang lingkup program Proteksi kebakaran meliputi : Melakukan penilaian risiko yang
berkelanjutan untuk meningkatkan perlindungan seluruh aset, properti dan penghuni dari
kebakaran dan asap.
Berdasarkan Regulasi :
1. UU NO. 11 tahun1970 tentang keselamatan kerja
2. Kepmenaker No. 186/Men/1999 -- Unit PenanggulanganUnit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat KerjaKebakaran di Tempat Kerja
3. Instruksi Menaker No. 11/M/BW/1997 -- Pengawasan KhususPengawasan Khusus
K3 Penanggulangan KebakaranK3 Penanggulangannya
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Pengamanan
Rokok Bagi Kesehatan
5. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Dan Menteri Dalam Negeri Nomor
188/Menkes/Pb/I/2011 Nomor 7 Tahun 2011

7
Rencana Kegiatan :
1) Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko kebakaran seperti penyimpanan dan
penanganan bahan – bahan yang mudah terbakar secara aman, termasuk gas medis
yang mudah terbakar seperti oksigen, penggunaan bahan yang non combustible, bahan
yang waterbase dan lainnya yang dapat mengurangi potensi bahaya kebakaran.
2) Pengendalian potensi bahaya dan risiko yang terkait dengan konstruksi apapun di atau
yang berdekatan atau yang berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien.
3) Penyediaan rambu dan jalan keluar/evakuasi yang aman serta tidak terhalang apabila
terjadi kebakaran.
4) Penyediaan system peringatan dini secara pasif meliputi detector asap, detector panas,
alarm kebakaran, dll.
5) Penyediaan fasilitas pemadaman api secara aktif meliputi APAR, hidran, system sprinkle,
dll.
6) Sistem pemisahan (pengisolasian) dan kompartemenisasi pengendalian api dan asap.
7) Kebijakan larangan merokok di seluruh area RS
8) Melakukan Fire Risk Assesment
9) Menginventarisasi, memeriksa, mengujicoba dan memelihara Peralatan pemadaman
kebakaran aktif dan sistem peringatan dini serta proteksi kebakaran secara pasif.

6. Sub Tim Penanganan Kedaruratan dan Bencana


Ruang lingkup program Penanganan kedaruratan dan bencana meliputi: Risiko diidentifikasi
dan respons terhadap epidemi, bencana, dan keadaan darurat direncanakan dan efektif,
termasuk evaluasi integritas struktural dan non struktural lingkungan pelayanan dan perawatan
pasien.
Berdasarkan Regulasi :
Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 Tentang
Penanggulangan Bencana Di Rumah Sakit
Rencana Kegiatan :
a. Mengidentifikasi risiko bencana internal dan eksternal dalam Analisa kerentanan
bahaya / HVA ((Hazard Vulnerability Analysis)
b. Membuat Program pengelolaan bencana di rumah sakit berdasarkan hasil Analisa
kerentanan bahaya / HVA ((Hazard Vulnerability Analysis)

8
c. melakukan simulasi penanggulangan bencana (disaster drill) minimal setahun
sekali termasuk debriefing
d. menyiapkan area dekontaminasi sesuai ketentuan pada instalasi gawat darurat

7. Sub Tim Peralatan Medis


Ruang lingkup Peralatan medis meliputi : Peralatan dipilih, dipelihara, dan digunakan dengan
cara yang aman dan benar untuk mengurangi risiko.
Berdasarkan Regulasi :
1. Pedoman Pelayanan Kalibrasi Peralatan Kesehatan Departemen Kesehatan Ri -
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Direktorat Instalasi Medik Tahun 1992
2. Pedoman peralatan medik bagi pelayanan bayi baru lahir, bayi dan balita pengoperasian
dan pemeliharaan,-- jakarta : kementerian kesehatan ri. 2011
3. Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2022
Tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 2 Tahun
2018 Tentang Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik Dan Intervensional
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2019 Tentang
Penghapusan Dan Penarikan Alat Kesehatan Bermerkuri Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2017 Tentang Cara Uji
Klinik Alat Kesehatan Yang Baik
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2017 Tentang Izin
Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro Dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Elektromedik
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2015 Tentang
Pengujian Dan Kalibrasi Alat Kesehatan
Rencana Kegiatan :
a. Identifikasi dan penilaian kebutuhan alat medik dan uji fungsi sesuai ketentuan
penerimaan alat medik baru.

b. Inventarisasi seluruh peralatan medis yang dimiliki oleh rumah sakit dan peralatan
medis kerja sama operasional (KSO) milik pihak ketiga; serta peralatan medik
9
yang dimiliki oleh staf rumah sakit jika ada Inspeksi peralatan medis sebelum
digunakan.

c. Pemeriksaan peralatan medis sesuai dengan penggunaan dan ketentuan pabrik


secara berkala. Pengujian yang dilakukan terhadap alat medis untuk memperoleh
kepastian tidak adanya bahaya yang ditimbulkan sebagai akibat penggunaan alat.

d. Pemeliharaan preventif dan kalibrasi, dan seluruh prosesnya didokumentasikan.

e. Pemantauan, pemberitahuan kerusakan (malfungsi) dan penarikan (recall)


peralatan medis yang membahayakan pasien.

f. melaporkan insiden keselamatan pasien terkait peralatan medis.

8. Sub Tim Sistem Utilitas


Ruang lingkup Sistem utilitas meliputi: Listrik, air, gas medik dan sistem utilitas lainnya
dipelihara untuk meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian.
Berdasarkan Regulasi :
1. Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor 1439/menkes /sk/xi/2002
tentang penggunaan gas medis pada sarana pelayanan kesehatan.
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 24/Prt/M/2008 Tanggal 30 Desember
2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Baku Mutu Air Limbah
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Dan Prasarana Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Penggunaan Gas Medik Dan Vakum Medik Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6. Permenkes Nomor 3 Th 2020 Ttg Klasifikasi Dan Perijinan Rumah Sakit
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2306/Menkes/Per/Xi/2011
Tentang Persyaratan Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit
Rencana Kegiatan :
a. inventarisasi sistim utilitas dan komponen kritikalnya setiap tahun.
b. inspeksi secara berkala pada Sistem utilitas dan komponen kritikalnya
c. Uji berkala system utilitas
d. Pemeliharaan system utititas
10
e. Perbaikan system utilitas dan komponen kritikalnya
f. menyediakan Air bersih selama 24 jam setiap hari, 7 hari dalam seminggu
g. Mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi bila terjadi
kegagalan listrik
h. Mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling tinggi bila terjadi
kegagalan air bersih terkontaminasi atau terganggu
i. Penanganan untuk mengurangi resiko kegagalan listrik dan kegagalan air bersih
terkontaminasi
j. mempunyai sumber listrik dan air bersih cadangan dalam keadaan darurat /
emergensi.
k. Melakukan uji coba sumber air bersih dan listrik cadangan / alternatif
sekurangnya 6 bulan sekali atau lebih sering dan mendokumentasikannya
l. Melakukan uji hasil uji sumber listrik / cadangan / alternatif dan
mendokumentasikannya
m. mempunyai tempat dan jumlah bahan bakar untuk sumber listrik cadangan /
alternatif yang mencukupi.
n. Mendokumentasikan Pelaksanaan pemantauan mutu air bersih paling sedikit 1
(satu) tahun sekali. Untuk pemeriksaan kimia minimal setiap 6 (enam) bulan atau
lebih sering bergantung pada ketentuan peraturan perundang- undangan, kondisi
sumber air, dan pengalaman sebelumnya dengan masalah mutu air.
o. Mendokumentasikan Pemeriksaan air limbah dilakukan setiap 3 (tiga) bulan atau
lebih sering bergantung pada peraturan perundang-undangan, kondisi sumber air,
dan hasil pemeriksaan air terakhir bermasalah.
p. Melakukan pemantauan hasil pemeriksaan air dan perbaikan bila diperlukan.

11
V. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan Waktu PIC ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A. Sub Tim Manajemen Risiko Lingkungan / Fasilitas B.

1. Membuat perencanaan dan menyusun program Bu -


Fadilla ,,beru
Manajemen Resiko Lingkungan / Fasilitas
pa proker

2. Sosialisasi Manajemen Resiko Fasilitas dan Lingkungan Bu Rp.1.250.000


Fadilla ,berup (internal)
kepada Unit unit kerja (internal dan external)
a sosialisasi Rp.5.000.000
dan rapat (external)

3. Memimpin rapat PENGKAJIAN Resiko Bu Fadilla, Rp.5.000.000


berupa rapat

4. Menyusun Risk Register tahunan Bu Fadilla ,


berupa rapat

5. Membuat laporan PEMANTAUAN Resiko setiap 6 bulan Bu Fadilla, -


sekali kepada direktur
6 Ronde Fasilitas dr.David, Rp.10.000.000
berupa
Ronde
Bulanan ke
unit unit

12
No Kegiatan Waktu PIC ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

B. Sub Tim Keselamatan dan Keamanan, Konstruksi dan Renovasi. a.

1. Penanggung jawab program pengelolaan Keselamatan dr.David -


Kerja di Rumah Sakit
2. Rekomendasi Penyediaan fasilitas pendukung yang dr.David, Rp.1.250.000
berupa (internal)
aman untuk mencegah kecelakaan dan cidera, penyakit
Refrehing Rp.5.000.000
akibat kerja, mengurangi bahaya dan risiko, serta materi (external)
Keselama
mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga,
tan dan
staf, dan pengunjung. (internal dan external) keamana
n

3. Pengendalian pajanan kerja yang berbahaya, seperti dr.David -


berupa
pajanan terhadap obat – obatan beracun dan tingkat
sosialisasi
kebisingan yang berbahaya serta Pajanan infeksi ke unit
unit
Menular

13
4. Monitoring dan evaluasi Pemeriksaan dan pemantauan dr.David, Rp.20.000.000
dilaporkan
fasilitas dan lingkungan secara berkala dan dilaporkan
berupa
sebagai dasar perencaan anggaran untuk tindak lanjut laporan
perbaikan, penggantian atau upgrading.
5. Penanggung jawab program pengelolaan Keamanan Pak Dwi -
Lingkungan di Rumah Sakit
6 Memantau pemberian identitas/tanda pengenal pada Security -
berupa
pasien, staf, pekerja kontrak, penyewa lahan/tenan,
identifikas
keluarga (penunggu pasien), atau pengunjung i pasien,
ID card,
(pengunjung diluar jam besuk dan tamu RS) sesuai
patroli,
dengan regulasi RS CCTV,
dan jam
Besuk

7 pemeriksaan dan pemantauan keamanan fasilitas dan Pak Dwi, -


berupa
lingkungan secara berkala dan membuat tindak lanjut
laporan
perbaikan
8 Pemantauan pada daerah berisiko keamanan sesuai Pak Dwi -
beserta
penilaian risiko di rumah sakit. Pemantauan dilakukan
security,
dengan penempatan petugas keamanan (sekuriti) dan ipsrs, dan
SIMRS
memasang kamera sistem CCTV yang dapat dipantau
oleh sekuriti

14
9 Melindungi semua individu yang berada di lingkungan RS Pak Dwi -
beserta
terhadap kekerasan, kejahatan, dan ancaman.
security

10 Menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan, atau Pak Dwi -


beserta
pengrusakan barang milik pribadi maupun rumah sakit
security,
ipsrs, dan
SIMRS

11 Melakukan Pre Construction Risk Assessment (PCRA) dr.David, Rp.50.000.000


Pak Dwi, (Baru)
Rp.10.000.000
mas Leli (Pemeliharaan)

12 Melakukan Infection Control Risk Assessment (ICRA) dr.David, -


Pak Dwi,
mas Leli,
dan bu
Lastri

13 Rekomendasi Meminimalkan risiko selama dr.David, Rp.


Pak Dwi, 2.000.000
pembongkaran, konstruksi, dan renovasi
mas Leli,
dan bu
Lastri

14 Mendokumentasikan kepatuhan kontraktor dr.David, -


Pak Dwi,
mas Leli,
dan bu
Lastri

15
No Kegiatan Waktu PIC ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

C. Sub Tim Pelatihan dan Pelayanan Kesehatan Kerja a.

1. Pelatihan Keselamatan Kerja dan Keamanan, dr.David, Rp.1.250.000


(internal)
berupa refreshing keilmuan
Rp.5.000.000
(eksternal)

2. Pelatihan Kesehatan Kerja external Pak Dwi, Rp.5.000.000

3. Pengelolaan B3 dan Limbah B3, Simulasi Tumpahan Bu Nita, Bu Rp.1.250.000


Lastri, Bu (internal)
(Spill Kit),
Widya. Rp.5.000.000
berupa refreshing keilmuan, dan kunjungan ke unit - unit (eksternal)

4. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bekerja sama Bu Nita, Bu -


Lastri
dengan PPI. berupa sosialisasi dan video.
5. Pelatihan Proteksi Kebakaran, APAR, HIDRANT, dan Pak Hendro Rp.1.250.000
(internal)
Simulasi Kebakaran, berupa refreshing keilmuan.
Rp.5.000.000
(eksternal)

6 Pelatihan Peralatan Medik, berupa refreshing keilmuan Bu Khoirun Rp.1.250.000


Nisa

7 Pelatihan system utilitas, berupa refreshing keilmuan Pak Rp.1.250.000


Sunyoto (internal)
Rp.5.000.000
16
(eksternal)

8 Pelatihan Penanganan Kedaruratan dan bencana, Pak Hendro Rp.1.250.000


berupa refreshing keilmuan
9 Pelatihan pengelolaan fasilitas dan program keselamatan Pak Hendro Rp.1.250.000
mencakup vendor, pekerja kontrak, relawan, pelajar,
peserta didik, peserta pelatihan, dan lainnya, berupa
refreshing keilmuan
Pelatihan lain yang dibutuhkan : Bu Rp.20.000.000
Istikomah
a. Tindakan-tindakan untuk mengendalikan pajanan
kerja yang berbahaya, seperti pajanan terhadap
obat- obatan beracun dan tingkat kebisingan
yang berbahaya
b. Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terkait cara
pemberian asuhan pasien yang aman
c. Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terkait
pengelolaan kekerasan di tempat kerja
d. Pendidikan, pelatihan, dan intervensi terhadap
staf yang berpotensi melakukan kejadian tidak
diharapkan (KTD) atau kejadian sentinel
e. Tata laksana kondisi terkait pekerjaan yang
umum dijumpai seperti cedera punggung atau
17
cedera lain yang lebih darurat
10 a. Pemeriksaan Kesehatan Karyawan Baru i N s i d e n T a l dr.David, Rp.100.000.000
bu
Istikomah

b. Pemeriksaan kesehatan Berkala dr.David,


bu
Istikomah

c. Identifikasi dan Pencegahan Penularan Penyakit i N s i d e n T a l dr.David,


bu
infeksi melalui Tracing dan Surveilance
Istikomah,
(pengawasan) Medik dan Lingkungan Kerja bu Lastri

d. Identifikasi Penyakit dan Kecelakaan Akibat i N s i d e n T a l dr.David,


bu
Kerja dengan Pemantauan, pencatatan dan
Istikomah,
pelaporan bu Lastri

e. Pemeriksaan Kesehatan untuk menanggulangi : i N s i d e n t a l dr.David,


bu
Penyakit menular dan Tidak menular, Penyakit
Istikomah,
dan Kecelakaan Akibat Kerja, Penanganan dan bu Lastri
Dukungan psikologis Pasca Pajanan oleh binroh
dengan buku konseling dukungan pasca
paparan.
11 Vaksinasi / imunisasi pencegahan C19 s U d a h b o s t er 2 dr.David, menyesuaika
bu n
Istikomah

18
12 Rekomendasi Pengelolaan Kesehatan : dr.David, menyesuaika
bu n
a. mental staf, seperti pada kondisi kedaruratan
Istikomah
penyakit infeksi/pandemic , bimbingan pasca
kekerasan psikologis melalui bimbingan rohani
(mengaji dan taklim rutin)
b. Senam pagi Jumat
13 Rekomendasi tambahan gizi / vitamin selama pandemic, dr.David, menyesuaika
bu n
berupa vitamin, telor, dan lainnya.
Istikomah

No Kegiatan Waktu PIC ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

D. Sub Tim Pengelolaan B3 dan Limbah B3 a.

1. Inventarisasi B3 serta limbahnya yang meliputi jenis, Bu Nita Rp.20.000.000

jumlah, simbol, dan lokasi


2. Pencatatan Setiap pengadaan atau pembelian B3 dan Bu Nita
pemasok (supplier) wajib melampirkan Lembar Data
Keselamatan.
3. Pemberian label/rambu – rambu yang tepat pada B3 Bu Nita -
serta limbahnya.
4. Monitoring Penanganan, penyimpanan dan penggunaan Bu Nita Rp.3.324.000
19
B3 serta limbahnya. (limbah B3
non medis)

5. Monitoring Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dan Bu Nita -


penggunaan, prosedur bila terjadi tumpahan, atau
paparan atau pajanan., berupa kunjungan ke unit - unit
6 Pelatihan penanganan B3 dan limbah B3, berupa Bu Nita Rp.1.250.000
refreshing
7 Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, terpapar dan I N S I D E N T A L Bu Nita
insiden lainnya, berupa laporan
8 Dokumentasi termasuk ijin, lisensi atau persyaratan Pak Dwi, Rp.50.000.000
Bu Nita
peraturan lainnya, berupa perizinan
9 Menyediakan Eye Washer/ Body Washer Pak Dwi -

10 Menyediakan Spill Kit Bu Nita, bu -


Widya

11 Menyediakan TPS B3 Bu Nitaa, -


Pak Dwi

20
No Kegiatan Waktu PIC ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

E. SUB TIM PROTEKSI KEBAKARAN a.

1. Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko Pak Hendro Rp.20.000.000


berupa
kebakaran seperti penyimpanan dan penanganan bahan
FSRA
– bahan yang mudah terbakar secara aman, termasuk
gas medis yang mudah terbakar seperti oksigen,
penggunaan bahan yang non combustible, bahan yang
waterbase dan lainnya yang dapat mengurangi potensi
bahaya kebakaran.
2. Pengendalian potensi bahaya dan risiko yang terkait Pak
Hendro, Bu
dengan konstruksi apapun di atau yang berdekatan atau
Fadilla
yang berdekatan dengan bangunan yang ditempati berupa
penyusuna
pasien.
n Daftar
Resiko

3. Penyediaan rambu dan jalan keluar/evakuasi yang aman Pak Hendro


serta tidak terhalang apabila terjadi kebakaran.
4. Penyediaan system peringatan dini secara pasif meliputi Pak Hendro
detector asap, detector panas, alarm kebakaran, dll.
5. Penyediaan fasilitas pemadaman api secara aktif meliputi Pak Hendro Rp.500.000

21
APAR, hidran, system sprinkle, dll. (cek isi APAR)
Rp.10.000.000
(isi APAR)

6 Sistem pemisahan (pengisolasian) dan Pak Hendro


kompartemenisasi pengendalian api dan asap
7 Kebijakan larangan merokok di seluruh area RS, berupa Pak
Hendro,
SK dan kebijakan
Security

8 Melakukan Fire Risk Assesment Pak Hendro

9 Menginventarisasi, memeriksa, menguji coba dan Pak Hendro


memelihara Peralatan pemadaman kebakaran aktif dan
sistem peringatan dini serta proteksi kebakaran secara
pasif.

No Kegiatan Waktu PIC ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

F. Sub Tim Penanganan Kedaruratan dan Bencana G.

1. Mengidentifikasi risiko bencana internal dan eksternal Pak Rp.20.000.000


Hendro
dalam Analisa kerentanan bahaya / HVA ((Hazard
Vulnerability Analysis)
2. Membuat Program pengelolaan bencana di rumah sakit Pak
Hendro
berdasarkan hasil Analisa kerentanan bahaya / HVA
22
((Hazard Vulnerability Analysis)
3. melakukan simulasi penanggulangan bencana (disaster Pak
Hendro
drill) minimal setahun sekali termasuk debriefing
4. menyiapkan area dekontaminasi sesuai ketentuan pada Pak -
Hendro,
instalasi gawat darurat
Pak Dwi

No Kegiatan Waktu PIC ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

G. Sub Tim Peralatan Medis H.

1. Identifikasi dan penilaian kebutuhan alat medik dan uji Bu Rp.20.000.000


Khoirun
fungsi sesuai ketentuan penerimaan alat medik baru.
Nisa

2. Inventarisasi seluruh peralatan medis yang dimiliki oleh Bu


Khoirun
rumah sakit dan peralatan medis kerja sama operasional
Nisa
(KSO) milik pihak ketiga; serta peralatan medik yang
dimiliki oleh staf rumah sakit jika ada Inspeksi peralatan
medis sebelum digunakan.

3. Pemeriksaan peralatan medis sesuai dengan Bu -


Khoirun
penggunaan dan ketentuan pabrik secara berkala.
Nisa
Pengujian yang dilakukan terhadap alat medis untuk

23
memperoleh kepastian tidak adanya bahaya yang
ditimbulkan sebagai akibat penggunaan alat.

4. Pemeliharaan preventif dan kalibrasi, dan seluruh Bu Rp.4.200.000


Khoirun
prosesnya didokumentasikan
Nisa

5. Pemantauan, pemberitahuan kerusakan (malfungsi) dan Bu Khorin -


Nisa
penarikan (recall) peralatan medis yang membahayakan
pasien.

6. melaporkan insiden keselamatan pasien terkait peralatan i n s i d e n t a L Bu Khrin -


Nisa
medis.

No Kegiatan Waktu PIC ANGGARAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

H. SUBTIM SISTEM UTILITAS

1. inventarisasi sistim utilitas dan komponen kritikalnya Pak Rp.20.000.000


Sunyoto
setiap tahun.
2. inspeksi secara berkala pada Sistem utilitas dan Pak
Sunyoto
komponen kritikalnya
3. Uji berkala system utilitas Pak

24
Sunyoto

4. Pemeliharaan system utititas Pak


Sunyoto

5. Perbaikan system utilitas dan komponen kritikalnya i n s i d e N t a l Pak


Sunyoto

6. menyediakan Air bersih dan Listrik selama 24 jam setiap Pak Rp.33.000.000
Sunyoto (listrik)
hari, 7 hari dalam seminggu Rp.6000.000
(air)

7. Mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling Pak


Sunyoto
tinggi bila terjadi kegagalan listrik
8 Mengidentifikasi area dan pelayanan yang berisiko paling Pak
Sunyoto
tinggi bila terjadi kegagalan air bersih terkontaminasi atau
terganggu
9 Penanganan untuk mengurangi resiko kegagalan listrik i n s i d e N t a l Pak
Sunyoto
dan kegagalan air bersih terkontaminasi
10 mempunyai sumber listrik dan air bersih cadangan dalam Pak Rp.3000.000
Sunyoto
keadaan darurat / emergensi
11 Melakukan uji coba sumber air bersih dan listrik Pak
Sunyoto
cadangan / alternatif sekurangnya 6 bulan sekali atau
lebih sering dan mendokumentasikannya
12 Melakukan uji hasil uji sumber listrik / cadangan / Pak

25
alternatif dan mendokumentasikannya Sunyoto

13 mempunyai tempat dan jumlah bahan bakar untuk Pak Rp.1.680.000(B


Sunyoto BM Genzet)
sumber listrik cadangan / alternatif yang mencukupi Rp.5.040.000
(BBM Genzet
Pemadaman)

14 Mendokumentasikan Pelaksanaan pemantauan mutu air Pak


Sunyoto
bersih paling sedikit 1 (satu) tahun sekali. Untuk
pemeriksaan kimia minimal setiap 6 (enam) bulan atau
lebih sering bergantung pada ketentuan peraturan
perundang- undangan, kondisi sumber air, dan
pengalaman sebelumnya dengan masalah mutu air
15 Mendokumentasikan Pemeriksaan air limbah dilakukan Pak
Sunyoto
setiap 3 (tiga) bulan atau lebih sering bergantung pada
peraturan perundang-undangan, kondisi sumber air, dan
hasil pemeriksaan air terakhir bermasalah
16 Melakukan pemantauan hasil pemeriksaan air dan Pak
Sunyoto
perbaikan bila diperlukan

26
27

Anda mungkin juga menyukai