Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM KEGIATAN MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH SEI LEKOP


TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat maka

tuntutan pengelolaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (MFKRS)

semakin tinggi karena Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit, pengunjung/ pengantar

pasien, pasien dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari

gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan pemberian

pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit yang tidak

memenuhi standar.

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik

tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan

teknologi dan kehidupan social ekenomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan

pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya. Selain dituntut mampu memberikan pelayanan dan pengobatan yang

bermutu, rumah sakit juga dituntut harus melaksanakan dan mengembangkan program

Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit seperti yang tercantum dalam buku Standar

Pelayanan Rumah Sakit dan terdapat dalam instrument akreditasi rumah sakit.

Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya pasal

165;”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya

pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja”. Berdasarkan pasal

diatas maka pengelola tempat kerja di rumah sakit mempunyai kewajiban untuk menyehatkan

para tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja disamping

keselamatan kerja. Rumah sakit harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap

pasien, penyedia layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya

di rumah sakit. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk melaksanakan upaya Kesehatan dan

Keselamatan Kerja yang dilaksanakan secara integrasi dan menyeluruh sehingga risiko

1
terjadinyaPenyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di rumah sakit

dapat dihindari.

MFKRS merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit

khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan bagi SDM rumah sakit, pasien,

pengunjung/pengantar pasien, masyarakat sekitar rumah sakit. Hal ini secara tegas dinyatakan

didalam Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal (1) yakni “Dalam

upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala

minimal tiga (3) tahun sekali. Kesehatan dan Keselamatan Kerja termasuk salah satu standar

pelayanan yang dimulai dalam akreditasi rumah sakit.

Selain itu seperti yang tercantum dalam pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 tahun

2009 tentang Rumah Sakit bahwa Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,

prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan yang memenuhi unsur Kesehatan

dan Keselamatan Kerja.

Rumah Sakit merupakan tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan

dan kesehatan sumber daya manusia RS, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun

lingkungan RS seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 66 Tahun

2016.

Untuk mewujudkan pelayanan yang lebih prima dan professional kepada masyarakat,

terbentuklah organisasi MFK di Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop mempunyai tugas untuk

menjamin keselamatan dan keamanan seluruh pasien, pengunjung dan karyawan rumah sakit.

Oleh karena itu segala fasilitas dan sarana harus memadai dan tidak menimbulkan risiko bagi

orang-orang disekitarnya.

Program kerja MFKRS diharapkan mampu mengelola dan meminimalisir potensi risiko di

lingkungan dimana pasien dirawat dan staff bekerja. Untuk itu diperlukan juga peran serta dari

manajemen, seluruh karyawan dan semua orang yang berada di rumah sakit saat terlaksananya

program.

2
II. LATAR BELAKANG

Negara-negara pengimpor suatu produk strategis terutama negara maju baik belahan dunia

barat maupun timur telah mensyaratkan penerapan sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen

Lingkungan, Social Accountability (Social Clause), Sertifikasi Produk, dan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Persyaratan tersebut dimaksudkan untuk memulai standar

baik internasional, regional maupun badan sertifikasi.

Untuk membuktikan bahwa persyaratan tersebut telah dipenuhi oleh suatu perusahaan,

harus dibuktikan dengan cara pengukuran kinerja keselamatan dan kesehatan kerja yang

merupakan bagian dari proses akresitasi maupun sertifikasi. Pengukuran kinerja tersebut

merupakan salah satu aspek penting dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,

dan dengan konsep manajemen modern, maka aspek pengukuran kinerja tersebut digunakan

dalam berbagai kegiatan perusahaan yang dimulai sejak tahap perencanaan, konstruksi sampai

tahap operasional.

Sesuai dengan ISO 14000 bahwa Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

merupakan sikap yang berkelanjutan, dimana salah satu tahapan penting yakni melaksanakan

monitoring atau pengukuran kinerja penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan.

Pengukuran kinerja tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan, kelemahan dan

kekurangan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah diterapkan

dalam perusahaan. Terjadinya kecelakaan pada umumnya ditimbulkan oleh beberapa faktor

penyebab, oleh karena itu terjadinya kecelakaan harus diteliti faktor-faktor penyebabnya dengan

upaya utuk menentukan usaha-usaha pembinaan dan pengawasan keselamatan kerja yang tepat

efektif dan efisien sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan dapat dicegah.

Mengelola risiko harus dilakukan secara konprehensif melalui pendekatan manajemen

sebagaimana terlihat dalam risk manajemen standar AS/NZS 4360 yang meliputi temuan

konteks, identifikasi risiko, analisa risiko, evaluasi risiko, pengendalian risiko, indikasi,

pemantauan dan tinjauan ulang. Langkah awal mengembangkan manajemen risiko untuk

menetukan konteks yang diperlukan karena manajemen risiko sangat luas. Salah satu diantaranya

adalah manajemen risiko MFK. Untuk manajemen risiko MFK juga diperlukan penentuan

konteks yang akan dikembangkan misalnya risiko dan kerja, hygiene, dan lain-lain. Penentuan

3
konteks ini diselaraskan dengan visi misi serta sasaran yang ingin dicapai. Lebih lanjut

ditetapkan pula kriteria risiko yang sesuai dengan organisasi setelah menetapkan konsep

manajemen risiko dan selanjutnya adalah melakukan identifikasi bahaya analisa dan evaluasi

risiko serta menentukan langkah atau strategi pengendaliannya.

III. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Memberikan perlindungan dan jaminan keselamatan dan keamanan bagi pasien,

pengunjung dan seluruh karyawan selama berada di lingkungan Rumah Sakit Santa

Elisabeth Sei Lekop.

2. Tujuan Khusus

a) Memberikan jaminan Keselamatan dan Keamanan bagi pasien, staff dan pengunjung

rumah sakit, serta memberikan proteksi terhadap sarana dan prasarana rumah sakit

terhadap risiko kehilangan dan pengrusakan dan kerusakan.

b) Melakukan pengelolaan dan pengendalian bahan B3 secara benar dan aman.

c) Mempersiapkan rumah sakit untuk dapat menghadapi dan menangani kemungkinan

terjadinya bencana.

d) Mengurangi risiko kerugian secara materi dan terlebih jiwa manusia dari

kemungkinan bahaya kebakaran dan sejenisnya.

e) Memiliki kemampuan dan keterampilan tentang penanggulangan akibat kebakaran

yang terjadi di lingkungan rumah sakit.

f) Memastikan bahwa peralatan medis rumah sakit dapat difungsikan secara optimal

tanpa menimbulkan risiko.

g) Terpeliharanya semua system utilitas rumah sakit.

IV. KEGIATAN POKOK

1. Keselamatan dan keamanan

2. Penanggulangan Bahan berbahaya dan Beracun (B3) beserta limbahnya

3. Penanggulangan bencana (emergency)

4
4. Proteksi kebakaran (fire safety) – property dan para penghuni dilindungi dari bahaya

kebakaran dan asap

5. Peralatan medis – pemilihan, pemeliharaan dan penggunaan teknologi dengan cara

yang aman untuk mengurangi risiko.

6. Sistem penunjang (utilitas) – pemeliharaan sistem listrik, air dan system penunjang

lainnya dengan tujuan untuk mengurangi risiko kegagalan operasional.

5
V. RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Identifikasi Analisa Risiko Evaluasi Tata kelola risiko Pelaporan Monitoring Edukasi staf
Risiko Risiko Insiden dan Review
insiden
1. Keselamatan - Inventarisasi - Melakukan Membuat Melakukan pengendalian Pelaporan - Observasi - Melakukan
dan keamanan daerah yang Analisa dari kriteria risiko terhadap acces orang dilakukan lokasi / sosialisasi
berisiko setiap kejadian dari setiap unit yang tidak berwewenang, setiap ada lapangan. daerah risiko
- Identifikasi Seperti: acces kerja untuk kehilangan, kerusakan temuan - Monitoring kepada staf
staf, orang yang menentukan fasilitas dengan dilapangan perbaikan 2 kali
pengunjung, tidak risiko dapat mengalokasikan dengan fasilitas. setahun
pedagang / berwewenang, diterima pembiayaan sesuai mengisi form - Melakukan - Pelatihan
vendor. kehilangan, (tingkat risk dengan tingkat pelaporan pemeriksaan keterampilan
- Melakukan kerusakan low), tidak kebutuahan seperti: hazard atau fasilitas Satpam
asesmen fasilitas, dll dapat diterima - Daftar area berisiko kejadian secara
risiko selama - Mengukur (tingkat risk - Membuat denah/peta (menyediakan berkala spt:
masa tingkat high dan very daerah berisiko form lantai, atap,
renovasi. kemungkinan high) dan - Memberi dan pelaporan dinding,
- Identifikasi terjadinya dapat ditolerir mengganti kejadian) jendela,
fasilitas fisik insiden dari (tingkat risiko simbol/rambu-rambu pintu,
(mencatat setiap kejadian medium) daerah berisiko. meuble dan
semua - Menyediakan terhadap acces - Pemberian kartu pengkabelan.
perabot yang penujuk arah / orang yang pengenal kepada - Membuat
tajam dan lokasi rumah tidak pengunjung / vendor rencana
rusak, sakit di setiap berwewenang, - Menyusun kebijakan perbaikan
fasilisitas akses masuk kehilangan, dan SPO pemberian dari hasil
yang perlu rumah sakit. kerusakan identitas pada pegawai, pemeriksaan.

6
perbaikan) - Melakukan fasilitas pengunjung dan
- Perpanjangan perhitungan dengan cara pedagang.
izin fasilitas untuk melakukan - Memasang CCTV di
- Pengotrolan mengetahui evaluasi: lokasi yang dianggap
keamanan nilai risiko. - 6 bulan sekali berisiko
- 1 x setahun - Membuat Map lokasi
CCTV
- Menuyusun MFK di
setiap unit
- Membuat panduan dan
SPO selama masa
pembangunan dan
renovasi (kerja sama
dengan PT).
- Membuat anggaran
untuk pengadaan dan
perbaikan fasilitas yang
rusak.
- Membuat anggaran
untuk perijinan
fasilitas.
No Kegiatan Identifikasi Analisa Risiko Evaluasi Tata kelola risiko Pelaporan Monitoring Edukasi staf
Risiko Risiko Insiden dan Review
insiden
2. Bahan - Melakukan Melakukan Evaluasi - Membuat pedoman - Menyediaka - Monitoring Sosialissi
Berbahaya dan identifikasi analisa risiko risiko pengelolaan B3. n form pemakaian penangan B3

7
Beracun (B3) B3 terhadap dilakukan: - Melakukan laporan APD. dilakuan 1 x
dan limbahnya - Melakukan penggunaan B3 - 6 bulan perencanaan pengadaan kejadian - Monitoring setahun.
identifikasi mulai dari: sekali B3. tumpahan, unit
lokasi B3 - Penyimpanan. - 1 tahun - Membuat ketentuan paparan dan independent.
- Melengkapi - Penggunaan. sekali penanganan limbah insiden - Observasi
tanda / rambu - Tumpahan B3. berbahaya. lainnya. penggunaan
dan pelabelan - Melengkapi denah / B3.
B3. tanda B3.
- Kontrak yang
dilengkapi MSDS.
- Melengkapi APD.
- Melakukan pelabelan
B3
- SPO pengadaan,
penyimpanan,
pengamaman dan
penanganan tumpahan.

No Kegiatan Identifikasi Analisa Risiko Evaluasi Tata kelola risiko Pelaporan Monitoring Edukasi staf
Risiko Risiko Insiden dan Review
insiden
3. Penanggulang - Mengidentifi Melakukan Evaluasi - Membuat progam - Pelaporan - Observasi - Pelatihan /
an Bencana kasi bencana analisa jenis risiko penanggulangan insiden lapangan. simulasi
(Emergency) internal dan bahaya, ancaman dilakukan: bencana, kebakaran dan dilakukan - Cheklis penanggulan
external di dan kejadian yang - 6 bulan evakuasi / disaster plan. pada saat perlatan gan bencan,
rumah sakit. ditemukan. sekali - Membuat pedoman kejadian kebakaran: kebakaran a

8
- 1 tahun penanggulangan kepada fire alarm, dan evakuasi
sekali bencana / disaster plan. pimpinan APAR dan kepada staf.
- Membentuk tim rumah sakit. Hydrant.
disaster plan
- Menyediakan denah
evakuasi
- Membuat SPO
penanggulangan
bencana dan kebakaran.
- SPO evakuasi, SPO
pelaporan kejadian
Bencana.
No Kegiatan Identifikasi Analisa Risiko Evaluasi Tata kelola risiko Pelaporan Monitoring Edukasi staf
Risiko Risiko Insiden dan Review
insiden
4. Proteksi - Identifikasi Melakukan Evaluasi - Menyususn program Pelaporan - Monitoring Simulasi
Kebakaran area yang analisa jenis risiko penanggulangan insiden dan penanggulang
(fire Safety) – berisiko bahaya, ancaman dilakukan: kebakaran, dilengkapi dilakukan observasi an kebakaran.
sistem
property dan kebakaran. dan kejadian yang - 6 bulan dengan kerangka pada saat
kebakaran:
para penghuni - Melakukan ditemukan. sekali acuan. kejadian deteksi dini /
dilindungi dari patroli - 1 tahun - Membuat sistem kepada fasilitas
bahaya kebakaran. sekali evakuasi yang aman, pimpinan kebakaran
kebakaran dan - Identifikasi penanganan
- Menyusun jalur rumah sakit.
kebakaran
asap daerah yang evakuasi, dan jalur
harus aman. - Membuat ketentuan evakuasi.
- Melakukan penyimpanan bahan - Observasi
kepatuhan

9
asesmen mudah terbakar lar.
risiko pada termasuk merokok.
saat renovasi rambu/labelnya. - Monitoring
dan - Pemeliharaan APAR, kepatuhan
pembangunan Smoke detector, Head unit
Detector, Hydrant, independente
sprinker. rhdp
program
- Pemasangan rambu
larangan merokok.
No Kegiatan Identifikasi Analisa Risiko Evaluasi Tata kelola risiko Pelaporan Monitoring Edukasi staf
Risiko Risiko Insiden dan Review
insiden
5. Peralatan - Identifikasi - Melakukan Evaluasi - Menyusun program Pelaporan Melakukan Pelatihan
Medis- peralatan analisa jenis risiko pengelolaan peralatan insiden pengecekan pengoperasian
pemilihan, yang bahaya, dilakukan: medis. dilakukan secara terus- dan
pemeliharaan berisiko. ancaman dan - 6 bulan - Melakukan pada saat menerus pemeliharaan
dan - Melakukan kejadian yang sekali pemeliharaan rutin kejadian dengan peralatan
penggunaan asesmen ditemukan - 1 tahun peralatan medis. kepada menyediakan medis.
teknologi risiko sekali - Kalibrasi peralatan pimpinan kartu cheklis
dengan cara peralatan medis secara rutin. rumah sakit. peralatan
yang aman medis. medis.
untuk
mengurangi
risiko
6. Sistem - Identifikasi Melakukan Evaluasi - Menyusun program Pelaporan Melakukan Pelatihan
penunjang peralatan analisa jenis risiko pemeliharaan sistem insiden pengecekan kepada staf
(utilitas) – yang berisiko bahaya, ancaman dilakukan: utilisasi listrik, air dan dilakukan secara terus- tentang

10
Pemeliharaan - Melakukan dan kejadian yang - 6 bulan sistem pendukung pada saat menerus pengoperasian
system listrik, asesmen ditemukan. sekali lainnya. kejadian dengan dan
air dan system risiko - 1 tahun - Melakukan kepada menyediakan pemeliharaan
penunjang peralatan sekali pemeriksaan dan pimpinan kartu cheklis sistem
lainnya berisiko. pengujian fasilitas. rumah sakit. peralatan utilisasi, listrik
dengan tujuan medis. dan
mengurangi pendukung
risiko . laiinya.

11
VI. SASARAN

NO SASARAN TARGET
KEGIATAN
1. Keselamatan dan Keamanan
1) Inventarisasi daerah yang berisiko. Lab, RO, Farmasi, Genset, 100 %
Penyimpanan O2, Dapur, OK,
Kamar Bayi, Penitipan barang
pasien, akses IGD
2) Identifikasi fasilitas fisik (mencatat Fasilitas dan peralatan 100 %
semua perabot yang tajam dan
rusak, fasilisitas yang perlu
perbaikan).
3) Identifikasi staf, pengunjung, Staf, pengunjung, pedagang
pedagang / vendor.
4) Melakukan asesmen risiko selama Bangunan, pekerja 100 %
masa renovasi.
5) Perpanjangan izin fasilitas. 1) Izin mengenai bangunan 100 %
2) Izin operasional RS
3) Izin Ipal
4) Izin Genset
5) Izin radiologi
6) Sertifikat pengamanan /
pemadaman kebakaran
7) Sistem kelistrikan
8) Izin TPS B3
9) Izin Instalasi Petir
10) Izin lingkungan
11) Izin Incinerator
6) Pengontrolan Keamanan. Pintu Utama, Ruang Bayi, 100 %
acces ke IGD
2. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) 100 %
dan limbahnya
1) Melakukan identifikasi B3 dan B3 100 %
Melampirkan MSDS
2) Melakukan identifikasi lokasi B3
3) Penggantian simbol/label/rambu B3 Tempat penyimpanan B3 100 %
yang mengalami kerusakan.
3. Penanggulangan Bencana 100 %
(Emergency)
1) Mengidentifikasi bencana internal Bencana external dan internal 100 %
dan external di rumah sakit.
2) Penggantian atau penambahan tanda Seluruh unit RSESL 100 %
Emergency Exit.

12
3) Pelatihan evakuasi pasien. MFK, perwakilan unit 100 %
4. Proteksi Kebakaran (fire Safety) – 100 %
property dan para penghuni dilindungi
dari bahaya kebakaran dan asap
1) Identifikasi area berisiko Daerah berisiko kebakaran 100 %
kebakaran.
2) Asesmen risiko area berisiko Daerah berisiko kebakaran 100 %
kebakaran.
3) Pengurangan risiko kebakaran, Area berisiko 100 %
dengan cara pemberian/penggantian
symbol bahan mudah terbakar dan
penerapan kawasan tanpa rokok
pada area-area berisiko.
4) Pemeriksaan dan Peralatan kebakaran 100 %
pengujianperalatan proteksi
kebakaran sebagai pendeteksi dini
kebakaran dan asap oleh Dinas
Ketenaga Kerjaan.
5) Pelatihan penanggulangan - MFK 100 %
kebakaran. - Perwakilan unit
6) Latihan Hidrant. - MFK 100 %
- Perwakilan unit
7) Penggantiaan atau penambahan Kawasan tanpa rokok 100 %
tanda Kawasan Tanpa Rokok.
5. Peralatan Medis - pemilihan, 100 %
pemeliharaan dan penggunaan
teknologi dengan cara yang aman
untuk mengurangi risiko
1) Identifikasi peralatan berisiko. Peralatan berisiko 100 %
2) Melakukan asesmen risiko peralatan Peralatan berisiko 100 %
medis.
3) Melakukan pemeliharaan rutin Peralatan medis 100 %
peralatan medis.
4) Kalibrasi peralatan medis. Peralatan medis 100 %
6. Sistem Penunjang (utilitas) – 100 %
Pemeliharaan system listrik, air dan
system penunjang lainnya dengan
tujuan mengurangi risiko
1) Identifikasi sistem utiliti. Listrik, air, telp, SIMRS 100 %
2) Melakukan asesmen risiko sistem Listrik, air, telp, SIMRS 100 %
utiliti.
3) Pengujian kualitas air. ATB 100 %

13
4) Pengujian kualitas air untuk CSSD CSSD 100 %
5) Melakukan pemeliharaan rutin Listrik, air, telp, SIMRS 100 %
terhadap sistem utiliti rumah sakit.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

No Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1. Keselamatan dan
Keamanan
1) Inventarisasi daerah
berisiko
2) Mengadakan
inventiarisasi /
identifikasi area risiko
dan fasilitas fisik
(mencatat semua
perabot yang tajam dan
rusak, fasilisitas yang
perlu perbaikan).
3) Identifikasi staf,
pengunjung, pedagang /
vendor.
4) Melakukan asesmen
risiko selama masa
renovasi.
5) Perpanjangan izin
fasilitas
6) Pengontrolan
Keamanan
2. Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) dan
limbahnya
1) Melakukan identifikasi
B3.
2) Penggantian
simbol/tanda B3 yang
mengalami kerusakan.
3. Penanggulangan
Bencana (Emergency)
1) Mengidentifikasi

14
bencana internal dan
external di rumah sakit
2) Penggantian atau
penambahan tanda
Emergency Exit.
3) Pelatihan evakuasi
pasien.
4. Proteksi Kebakaran
1) Identifikasi area
berisiko kebakaran.
2) Asesmen risiko area
berisiko kebakaran.
3) Pengurangan risiko
kebakaran, dengan cara
pemberian/penggantian
symbol bahan mudah
terbakar dan penerapan
kawasan tanpa rokok
pada area-area berisiko.
4) Pemeriksaan dan
pengujian.
5) Peralatan proteksi
kebakaran sebagai
pendetiksi dini
kebakaran dan asap
6) Pelatihan penanggulangan
kebakaran.
7) Latihan pengoperasian
hydrant
8) Penggantiaan atau
penambahan tanda
Kawasan Tanpa Rokok.
9) Perbaikan dan
penambahan alarm
kebakaran
5. Peralatan Medis

1) Identifikasi peralatan
berisiko.
2) Melakukan asesmen
risiko peralatan medis.
3) Melakukan
pemeliharaan rutin

15
peralatan medis.
4) Pemeriksaan dan
kalibrasi peralatan
medis.
6. Sistem Penunjang (utilitas) – Pemeliharaan system listrik, air dan system penunjang
lainnya dengan tujuan mengurangi risiko.
1) Identifikasi sistem
utiliti
2) Melakukan asesmen
risiko sistem utiliti.
3) Melakukan
pemeliharaan rutin
terhadap instalasi-
instalasi rumah sakit.

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAAN DAN PELAPORAN


1. Pencatatan dilakukan terhadap semua kegiatan.
2. Pelaporan dilaksanakan setiap selesai kegiatan.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan kegiatan dilakukan setiap meyelesaikan kegiatan dan Evaluasi dilakukan setiap
6 bulan dan setahun sekali.

Batam, 01 Februari 2019


MFK Rumah Sakit Santa Elisabeth Sei Lekop

Dibuat Oleh :

Sr. Vincentia Kho, FSE


Ketua MFK

16

Anda mungkin juga menyukai