i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah
memberikan taufik serta hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita masih di beri kesempatan untuk
menghirup udara, Sekaligus berkarya dan beraktivitas untuk negara tercinta kita Republik
Indonesia umumnya dan RS. Graha Hermine pada khususnya. Semoga setiap gerak dan langkah
yang kita laksanakan, merupakan suatu ibadah yang akan memperoleh ridho dan rahmat dari
Allah SWT. Aamiin.
Penyusunan Program ini di jadikan sebagai acuan dalam menentukan langkah dan arah
kegiatan ini yang tertib dan tertur serta bertujuan memberikan pelayanan yang maksimal pada
masyarakat RS. Graha Hermine khususnya pasien dan keluarga pasien.
Untuk mewujudkan semua itu kami mengharapkan dukungan dari semua pihak baik dari
Direktur, Manager, Kepala Bagian, serta semua pelaksana yang ada di RS. Graha Hermine ini.
Kami menyadari program kerja ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Hal ini
dikarenakan kemampuan kami yang masih minim. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang.
Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu dalam mensukseskan jalannya program kerja ini.
ii
Telp : (0778)363 318,363127. Fax :(0778) 363164. Email :graha_Hermine@yahoo.com
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA HERMINE
No : 182/Dir/SK/RSGH/I/2019
TENTANG
Menimbang : a Bahwa untuk mendukung terwujudnya Visi dan Misi RS. Graha
Hermine serta dalam rangka mengahadapi tuntutan akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas serta mengutamakan
keselamatan pasien, anti sipasi situasi kondisi yang sangat
dinamis baik internal maupun eksternal maka perlu adanya
kebijakan manajemen fasilitas dan keselamatan sebabagai
pedoman dalam pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit Graha
Hermine
b Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, maka perlu di terbitkan
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Graha Hermine
iii
9 Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432 / Menkes / SK /
IV / 2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Batam
Pada tanggal : 19 Januari 2019
Direktur RS. Graha Hermine
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
iv
SK DIREKTUR iii
DAFTAR ISI v
A. PENDAHULUAN 1
B. LATAR BELAKANG 1
F. SASARAN 6
v
PROGRAM KERJA
A. Pendahuluan
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian
dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai
karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan
dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi dan bersinergi satu sama lain.
Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus
diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat
semakin kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit.
Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit pada Pasal
29 ayat (1) huruf o, disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan upaya kesehatan Rumah
Sakit mempunyai kewajiban memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan
bencana. Kemudian dalam penjelasan pasal 29 ayat (1) huruf o, disebutkan bahwa yang
dimaksud memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanganan bencana adalah bahwa
Rumah Sakit dibangun serta dilengkapi dengan sarana, prasarana dan peralatan yang dapat
difungsikan serta dipelihara sedemikian rupa untuk mendapatkan keamanan, mencegah
kebakaran/bencana dengan terjaminnya keamanan, kesehatan dan keselamatan pasien,
petugas, pengunjung, dan lingkungan Rumah Sakit.
Menurut penjelasan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 yang
dimaksud dengan keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu Rumah
Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di dalamnya
asesmen risiko, identifikasi, dan manajemen risiko terhadap terhadap pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan
menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko.
B. Latar Belakang
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat ( UU No. 36 Tahun Tentang Kesehatan 2009, psl 1 angka 7 ). Salah satu
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan adalah
Rumah Sakit. Yang dimaksud Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
1
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 1 ayat
1 ). Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka keberadaan
fasilitas pelayanan kesehatan harus mencukupi. Dalam hal ini Pemerintah bertanggung
jawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial
bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat ( UU No. 36 tahun 2009,
psl 15 ).
Di samping ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup, kualitas
lingkungan juga merupakan hal yang penting dalam pencapaian derajat kesehatan. Hal ini
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 162 yang
menyebutkan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kemudian dalam pasal
163 ayat (2) disebutkan bahwa lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman,
tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus mengupayakan kesehatan dan keselamatan
kerja pegawainya. Upaya kesehatan kerja tersebut ditujukan untuk melindungi pekerja
agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan ( UU No. 36 Tahun 2009, psl 164 ayat 1 ).
Selain itu Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus dikelola dengan baik. Oleh
karena itu pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja dan menjamin
lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja
( UU No. 36 Tahun 2009, psl 164 ayat 6 ).
Di sisi lain Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 7 ayat 1 ).
Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan
lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan
penyelenggaraan Rumah Sakit ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 8 ayat 1 ).
Sedangkan persyaratan bangunan harus memenuhi : a. persyaratan administrasi dan
persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya; b. persyaratan teknis bangunan
2
Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian
pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.
Prasarana Rumah Sakit dapat meliputi : instalasi air; instalasi mekanikal dan
elektrikal; instalasi gas medik; instalasi uap; instalasi pengelolaan limbah; pencegahan dan
penanggulangan kebakaran; petunjuk, standard dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan
darurat; instalasi tata udara; sistem informasi dan komunikasi; dan ambulan. Di samping
itu prasarana Rumah Sakit juga harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta
keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit. Kemudian prasarana
Rumah Sakit harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik. Pengoperasian
dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai
kompetensi di bidangnya dan harus didokumentasi serta dievaluasi secara berkala dan
berkesinambungan ( UU No. 44 tahun 2009, psl 11 ).
Setiap penyelenggaraan Rumah Sakit wajib memiliki izin yang terdiri dari izin
mendirikan dan izin operasional. Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 2 (dua)
tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun. Izin operasional diberikan untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi
persyaratan ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 25 ).
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi
secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi Rumah Sakit dilakukan oleh
lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar
akreditasi yang berlaku ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 40 ).
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sebagai salah satu standar yang turut
dinilai dalam Akreditasi Rumah Sakit mempunyai kontribusi yang cukup mentukan status
akreditasi. Oleh karena itu Standar Manajeman Fasilitas dan Keselamatan (MFK) harus
diupayakan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
3
c. Manajemen Emergensi;
d. Pengamanan Kebakaran;
e. Peralatan Medis;
f. Sistem Utilitas;
4
kerusakan AC menyebabkan terganggunya fungsi alat, tidak tersedianya
Oksigen dapat mengganggu kegiatan pelayanan. Lift rusak/macet dapat
mengganggu
b. Memeriksa Fasilitas Rumah Sakit
1) Jadwal pemeriksaan Fasilitas Rumah Sakit
2) Uji fungsi alat dan fasilitas
3) Form checklist pemeriksaan
4) Laporan hasil pemeriksaan
c. Memelihara Fasilitas Rumah Sakit
1) Jadwal pemeliharaan fasilitas rumah sakit
2) Kalibrasi dan Uji fungsi fasilitas Rumah Sakit
3) Laporan hasil pemeliharaan fasilitas rumah sakit.
5
Kalibrasi eksternal : dilakukan oleh pihak ketiga yang memiliki sertifikat
terkalibrasi setiap satu tahun sekali.
3) Dibuat pelaporan yang diketahui oleh atasan langsung.
F. Sasaran
Sasaran Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) adalah :
1. Pasien
2. Keluarga pasien
3. Pengunjung
4. Staf/petugas
5. Masyarakat sekitar Rumah Sakit
6. Vendor.
6
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
a. Jadwal harian
TANGGAL
NO PEMERIKSAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1. Listrik
2. Alkes
3. Bangunan
6. Oksigen
b. Jadwal bulanan
BULAN
NO PEMERIKSAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Listrik/Genset v v v v v v v v v v v v
2. Alkes v
3. Bangunan v v v v v v
4. Air Bersih v v
5. APAR v v v v v v v v v v v v
6. AC v v v v v v v v v v v v
7. Lift
8. Air Limbah v v v v v v v v v v v v
9.
10.
11.
12.
7
H. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
1. Pencatatan
Acuan yang dipakai dalam pencatatan kegiatan adalah :
a. Kasus di lapangan
b. Frekuensi kejadian kasus
c. Jumlah kejadian/kasus dalam periode tertentu
d. Jumlah kasus teratasi
e. Jumlah kasus tidak teratasi
f. Penyebab dan akibat kasus tidak teratasi
g. Pelimpahan kepada pihak ketiga terhadap kasus yang tidak teratasi
2. Pelaporan
Laporan program kerja/kegiatan dibuat setiap 1 (satu) tahun sekali dan
diserahkan kepada Ketua Tim Akreditasi Rumah sakit.
3. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan secara berkala sesuai jadwal.
a. Indikator Masukan (Input)
b. Indikator Proses (Proces)
c. Indikator Keluaran (Output)