Anda di halaman 1dari 13

RUMAH SAKIT GRAHA HERMINE

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN


KESELAMATAN

RUMAH SAKIT GRAHA HERMINE


Jl. Jendral Suprapto. Ruko Asih Raya Blok B. No 06 – 15 Batu Aji
Telp : (0778) 363318. Fax : (0778) 363164 Email : graha_hermine@yahoo.com
KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah
memberikan taufik serta hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita masih di beri kesempatan untuk
menghirup udara, Sekaligus berkarya dan beraktivitas untuk negara tercinta kita Republik
Indonesia umumnya dan RS. Graha Hermine pada khususnya. Semoga setiap gerak dan langkah
yang kita laksanakan, merupakan suatu ibadah yang akan memperoleh ridho dan rahmat dari
Allah SWT. Aamiin.
Penyusunan Program ini di jadikan sebagai acuan dalam menentukan langkah dan arah
kegiatan ini yang tertib dan tertur serta bertujuan memberikan pelayanan yang maksimal pada
masyarakat RS. Graha Hermine khususnya pasien dan keluarga pasien.
Untuk mewujudkan semua itu kami mengharapkan dukungan dari semua pihak  baik dari
Direktur, Manager, Kepala Bagian, serta semua pelaksana yang ada di RS. Graha Hermine ini.
Kami menyadari program kerja ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Hal ini
dikarenakan kemampuan kami yang masih minim. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan guna perbaikan di masa mendatang.
Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu dalam mensukseskan jalannya program kerja ini.

Batam, 19 Januari 2019


Penyusun

RUMAH SAKIT GRAHA HERMINE


Komplek Ruko Asih Raya No. 06-15 Batu Aji, Batam

ii
Telp : (0778)363 318,363127. Fax :(0778) 363164. Email :graha_Hermine@yahoo.com

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA HERMINE
No : 182/Dir/SK/RSGH/I/2019

TENTANG

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


DI RUMAH SAKIT GRAHA HERMINE

DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA HERMINE

Menimbang : a Bahwa untuk mendukung terwujudnya Visi dan Misi RS. Graha
Hermine serta dalam rangka mengahadapi tuntutan akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas serta mengutamakan
keselamatan pasien, anti sipasi situasi kondisi yang sangat
dinamis baik internal maupun eksternal maka perlu adanya
kebijakan manajemen fasilitas dan keselamatan sebabagai
pedoman dalam pelaksanaan pelayanan di Rumah Sakit Graha
Hermine
b Bahwa untuk kepentingan tersebut diatas, maka perlu di terbitkan
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Graha Hermine

Mengingat : 1 Peraturan Mentri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang


Keselamatan Kerja
2 Undang-undang RI no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
3 Undang - Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
4 Undang-undang RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5 Peraturan Menteri Kesehatan No. 472 / Menkes / Per / V / 1996
tentang pengamanan barang berbahaya bagi kesehatan

6 Peraturan Menteri Tanaga Kerja dan Transmigrasi no.


Per:01/Men/1979 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Konstruksi Bangunan
7 Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 / Menkes /
SK / XII / 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit

8 Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1405 / Menkes / SK /


XI / 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri

iii
9 Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 432 / Menkes / SK /
IV / 2007 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di rumah sakit

10 Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129 / Menkes / SK /


II / 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT GRAHA HERMINE

TENTANG MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


Kesatu :
MemberlakukanKebijakanManajemenFasilitas Dan Keselamatan
sebagaimana dalam terlampir dalam Keputusan ini
Kedua : Segala biaya yang timbul akibat diterbitkannya Keputusan ini
dibebankan pada anggaran Rumah Sakit
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan ketentuan

Apabila di kemudian hari terdapat kesalahan akan di perbaharui sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Batam
Pada tanggal : 19 Januari 2019
Direktur RS. Graha Hermine

dr. Fajri Israq, MARS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

iv
SK DIREKTUR iii

DAFTAR ISI v

A. PENDAHULUAN 1

B. LATAR BELAKANG 1

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS 3

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 4

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 5

F. SASARAN 6

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 7

H. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN 8

v
PROGRAM KERJA

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

A. Pendahuluan
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian
dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai
karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan
dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi dan bersinergi satu sama lain.
Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus
diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat
semakin kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit.
Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit pada Pasal
29 ayat (1) huruf o, disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan upaya kesehatan Rumah
Sakit mempunyai kewajiban memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan
bencana. Kemudian dalam penjelasan pasal 29 ayat (1) huruf o, disebutkan bahwa yang
dimaksud memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanganan bencana adalah bahwa
Rumah Sakit dibangun serta dilengkapi dengan sarana, prasarana dan peralatan yang dapat
difungsikan serta dipelihara sedemikian rupa untuk mendapatkan keamanan, mencegah
kebakaran/bencana dengan terjaminnya keamanan, kesehatan dan keselamatan pasien,
petugas, pengunjung, dan lingkungan Rumah Sakit.
Menurut penjelasan Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 yang
dimaksud dengan keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu Rumah
Sakit yang memberikan pelayanan pasien yang lebih aman. Termasuk di dalamnya
asesmen risiko, identifikasi, dan manajemen risiko terhadap terhadap pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan
menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko.
B. Latar Belakang
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat ( UU No. 36 Tahun Tentang Kesehatan 2009, psl 1 angka 7 ). Salah satu
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan adalah
Rumah Sakit. Yang dimaksud Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

1
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 1 ayat
1 ). Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka keberadaan
fasilitas pelayanan kesehatan harus mencukupi. Dalam hal ini Pemerintah bertanggung
jawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial
bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat ( UU No. 36 tahun 2009,
psl 15 ).
Di samping ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup, kualitas
lingkungan juga merupakan hal yang penting dalam pencapaian derajat kesehatan. Hal ini
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 162 yang
menyebutkan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kemudian dalam pasal
163 ayat (2) disebutkan bahwa lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman,
tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus mengupayakan kesehatan dan keselamatan
kerja pegawainya. Upaya kesehatan kerja tersebut ditujukan untuk melindungi pekerja
agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan ( UU No. 36 Tahun 2009, psl 164 ayat 1 ).
Selain itu Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus dikelola dengan baik. Oleh
karena itu pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja dan menjamin
lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja
( UU No. 36 Tahun 2009, psl 164 ayat 6 ).
Di sisi lain Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana,
sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 7 ayat 1 ).
Persyaratan lokasi harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan
lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan
penyelenggaraan Rumah Sakit ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 8 ayat 1 ).
Sedangkan persyaratan bangunan harus memenuhi : a. persyaratan administrasi dan
persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya; b. persyaratan teknis bangunan

2
Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian
pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut.
Prasarana Rumah Sakit dapat meliputi : instalasi air; instalasi mekanikal dan
elektrikal; instalasi gas medik; instalasi uap; instalasi pengelolaan limbah; pencegahan dan
penanggulangan kebakaran; petunjuk, standard dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan
darurat; instalasi tata udara; sistem informasi dan komunikasi; dan ambulan. Di samping
itu prasarana Rumah Sakit juga harus memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta
keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit. Kemudian prasarana
Rumah Sakit harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik. Pengoperasian
dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai
kompetensi di bidangnya dan harus didokumentasi serta dievaluasi secara berkala dan
berkesinambungan ( UU No. 44 tahun 2009, psl 11 ).
Setiap penyelenggaraan Rumah Sakit wajib memiliki izin yang terdiri dari izin
mendirikan dan izin operasional. Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu 2 (dua)
tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun. Izin operasional diberikan untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi
persyaratan ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 25 ).
Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi
secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi Rumah Sakit dilakukan oleh
lembaga independen baik dari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan standar
akreditasi yang berlaku ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 40 ).
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sebagai salah satu standar yang turut
dinilai dalam Akreditasi Rumah Sakit mempunyai kontribusi yang cukup mentukan status
akreditasi. Oleh karena itu Standar Manajeman Fasilitas dan Keselamatan (MFK) harus
diupayakan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Tersedianya fasilitas yang aman, berfungsi dan mendukung bagi pasien, keluarga, staf
dan pengunjung.
2. Tujuan Khusus
Mengelola resiko lingkungan di mana pasien dirawat dan staf bekerja yang meliputi :
a. Keselamatan dan Keamanan;
b. Bahan Berbahaya;

3
c. Manajemen Emergensi;
d. Pengamanan Kebakaran;
e. Peralatan Medis;
f. Sistem Utilitas;

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan Pokok :
a. Mengidentifikasi resiko di lingkungan di mana pasien dirawat dan staf bekerja.
b. Memeriksa Fasilitas Rumah Sakit
c. Memelihara Fasilitas Rumah Sakit
2. Rincian Kegiatan
a. Mengidentifikasi resiko yang disebabkan oleh Fasilitas Rumah Sakit, meliputi :
1) Resiko Keselamatan dan Keamanan seperti : Lantai Licin, Langit-langit jebol,
jalan rusak, bangunan rusak atau runtuh, wc mampet, kendaraan /
transportasi mogok, pompa air rusak, listrik mati, tegangan listrik tidak stabil,
kabel-kabeel electrode putus, alat tidak dikalibrasi, distribusi air terganggu,
kualitas air bersih/minum tidak sesuai standar, air limbah tidak memenuhi
syarat, suhu ruangan terlalu panas menyebabkan malfungsi alat.
2) Resiko Bahan Berbahaya : terkena tumpahan cairan iritan, terhirup uap bahan
berbahaya, ledakan tabung gas, tertelan bahan beracun, terpapar bahan
berbahaya dan beracun.
3) Resiko manajemen emergensi : kebakaran, bencana alam, kerusuhan massal,
keracunan massal, ancaman peledakan, kerusakan bangunan dan runtuhnya
gedung dan air bah banjir.
4) Resiko Kebakaran : korsleting listrik, ledakan tabung gas LPG, ledakan
tabung gas Oksigen, sambaran petir, penyimpanan bahan mudah terbakar.
5) Resiko Peralatan Medis : salah diagnose, tersengat aliran listrik, luka bakar,
terpapar infeksi nosokomial.
6) Resiko sistem utilitas (Listrik, air bersih/minum, air limbah, AC, lift dan
Oksigen): kegiatan operasional pelayanan terganggu untuk listrik di Poliklinik
rawat jalan, ruang ECT, Radiologi, Laboratorium, Fisioterapi, Poli Gigi,
Billing System, Laundry, Sanitasi, Gizi, Administrasi dan Rawat Inap. Untuk
air bersih dan air minum akan mengganggu kegiatan operasional pelayanan
utamanya di rawat inap, Laundry, Gizi, Poli rawat jalan, gedung administrasi.
Air limbah tidak sesuai baku mutu sehingga mencemari lingkungan,

4
kerusakan AC menyebabkan terganggunya fungsi alat, tidak tersedianya
Oksigen dapat mengganggu kegiatan pelayanan. Lift rusak/macet dapat
mengganggu
b. Memeriksa Fasilitas Rumah Sakit
1) Jadwal pemeriksaan Fasilitas Rumah Sakit
2) Uji fungsi alat dan fasilitas
3) Form checklist pemeriksaan
4) Laporan hasil pemeriksaan
c. Memelihara Fasilitas Rumah Sakit
1) Jadwal pemeliharaan fasilitas rumah sakit
2) Kalibrasi dan Uji fungsi fasilitas Rumah Sakit
3) Laporan hasil pemeliharaan fasilitas rumah sakit.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


a. Proses indentifikasi :
1) Menentukan dan mengelompokkan jenis resiko yang mungkin terjadi di lingkungan
rumah sakit sesuai faktor penyebabnya.
2) Membuat denah dan pemasangan rambu-rambu meliputi area berbahaya, tempat-
tempat beresiko dan jalur evakuasi.
3) Menunjuk petugas yang kompeten dan bertanggung jawab.
b. Memeriksa Fasilitas Rumah Sakit :
1) Dibuatkan jadwal harian untuk kegiatan memeriksa fasilitas rumah sakit dengan
mengisi form checklist sesuai jenis pemeriksaan.
2) Ditunjuk petugas pelaksana yang kompeten dan bertanggungjawab.
3) Petugas saat melakukan pemeriksaan fasilitas rumah sakit disertai dengan uji
fungsi.
4) Dibuat pelaporan yang diketahui atasan langsung.
c. Memelihara Fasilitas Rumah Sakit
1) Dibuatkan jadwal pemeliharaan atau servis fasilitas rumah sakit baik yang
dilakukan oleh petugas rumah sakit maupun pihak ketiga pada setiap bulan, tiga
bulan, enam bulan dan satu tahun sekali.
2) Dilakukan kalibrasi :
 Kalibrasi internal rumah sakit : setiap enam bulan sekali oleh petugas rumah
sakit, yaitu alat ECG dan tensimeter.

5
 Kalibrasi eksternal : dilakukan oleh pihak ketiga yang memiliki sertifikat
terkalibrasi setiap satu tahun sekali.
3) Dibuat pelaporan yang diketahui oleh atasan langsung.

F. Sasaran
Sasaran Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) adalah :
1. Pasien
2. Keluarga pasien
3. Pengunjung
4. Staf/petugas
5. Masyarakat sekitar Rumah Sakit
6. Vendor.

6
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

a. Jadwal harian

TANGGAL
NO PEMERIKSAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1. Listrik
2. Alkes
3. Bangunan
6. Oksigen

b. Jadwal bulanan

BULAN
NO PEMERIKSAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Listrik/Genset v v v v v v v v v v v v
2. Alkes v
3. Bangunan v v v v v v
4. Air Bersih v v
5. APAR v v v v v v v v v v v v
6. AC v v v v v v v v v v v v
7. Lift
8. Air Limbah v v v v v v v v v v v v
9.
10.
11.
12.

7
H. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
1. Pencatatan
Acuan yang dipakai dalam pencatatan kegiatan adalah :
a. Kasus di lapangan
b. Frekuensi kejadian kasus
c. Jumlah kejadian/kasus dalam periode tertentu
d. Jumlah kasus teratasi
e. Jumlah kasus tidak teratasi
f. Penyebab dan akibat kasus tidak teratasi
g. Pelimpahan kepada pihak ketiga terhadap kasus yang tidak teratasi
2. Pelaporan
Laporan program kerja/kegiatan dibuat setiap 1 (satu) tahun sekali dan
diserahkan kepada Ketua Tim Akreditasi Rumah sakit.
3. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dilakukan secara berkala sesuai jadwal.
a. Indikator Masukan (Input)
b. Indikator Proses (Proces)
c. Indikator Keluaran (Output)

Anda mungkin juga menyukai