I. PENDAHULUAN
Peningkatan pelayanan kesehatan rumah sakit tehadap masarakat
sudah diatur dalam Undang-undang dan tidak lepas dari adanya fasilitas yang
dimiliki RS, baik fasilitas fisik bangunan gedung, halaman/ ground ,fasilitas
peralatan peralatan penunjang pelayanan RS lainnya.
Aktifitas di RS melibatkan karyawan / petugas, staf, paramedik,
pengunjung, pasien dan tidak kalah pentingnya peranan kelurga pasien, oleh
sebab itu manajemen perlu merencanakan kegiatan yang mampu memberikan
jaminan bahwa seluruh fasilitas beserta seluruh peralatan pelayanan dalam
kondisi sesuai standar, sehingga seluruh aktivitas dan personil di RS termasuk
pasien, keluarga pasien dan pengunjung beserta harta bendanya terjamin
keselamatan dan keamanannya.
Penanggulangan bencana RUMAH SAKIT UMUM BAITUL HIKMAH
sangat diperlukan, merupakan kesatuan yang terdiri dari berbagai unit kerja
di RS dalam upaya melakukan pencegahan, mitigasi serta penagnggulangan
musibah missal dan bencana baik yang terjadi di RS maupun bencana yang
terjadi di luar RS.
Perencanaan keselamatan dan keamanan di RS itu meliputi,
pemeriksaan, pemeliharaan pelaporan ,tindak lanjut dan evalusai yang rutin
dan terjadwal terhadap seluruh fasilitas fisik di lingkungan rumah sakit berikut
alat alat penunjang pelayanan.
Pengelolaan B3 di RUMAH SAKIT UMUM BAITUL HIKMAH yang
mencakup kegiatan menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan,
menggunakan dan atau membuang B3 dilakukan secara baik dan benar,
sehingga pengguna dan penanganan B3 akan aman serta tidak mencemari
lingkungan dan membahayakan mahluk hidup lainnya.
Penggolong B3 adalah bahan yang dalam wujud zat (padat, cair dan gas)
dalam kondisi tertentu akan mudah meledak, mudah terbakar, korosif,
beracun, nengandung radioaktif, menyebabkan iritasi, sedangkan yang
digolongkan limbah B3 adalah setiap limbah yang dihasilkan mempunyai
kandungan bahan yang berbahaya dan beracun yang sifat dan atau
konsentrasinya secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan
1
dampak kerusakan dan pencemaran pada lingkungan hidup dan/atau
membahayakan kesehatan dan kehidupan manusia.
Perawatan dan penyelamatan pasien terutama pasien Sumber listrik
utama untuk penerangan dan kegiatan operasional rumah sakit berasal dari
pasokan listrik / PLN. Segala bentuk kegagalan yang diakibatkan berhentinya
pasokan listrik PLN akan menimbulkan masalah terhadap kegiatan pelayanan
dan membahayakan pelaksanaan yang sedang dalam penanganan kegawatan.
Untuk kesinambungan pelayanan rumah sakit diwajibkan berupaya
untuk menjamin pasokan listrik selama 24 jam setiap hari sepanjang tahun,
Oleh karena itu , selain sumber listrik dari PLN RSUD memiliki unit genset
yang dapat menyediakan sumber listrik cadangan apabila PLN mengalami
kerusakan/pemadaman. Sistim utiliti tersebut ditunjang dengan sistim kunci
yang harus diperiksa dipelihara dan di uji coba secara berkala di
dokumentasikan untuk mencegah kegagalan sistim sehingga mengancam
keselamatan pasien, pengunjung dan staf rumah sakit.
Dalam rangka keselamatan pasien maka diperlukan jaminan keamanan
penggunaan setiap alat medis di RSU Baitul Hikmah, bidang Teknik Medis
sebagai unit kerja yang bertanggung jawab terhadap kinerja, fungsi alat sesuai
standar, menyusun program kerja tahunan yang merencanakan pemeliharaan
rutin, verifikasi (internal), kalibrasi (eksternal) , pemeriksaan dan perbaikan,
mengusulkan penarikan alat medis yang sudah tidak layak fungsi. Untuk itu
perlu adanya audit fasilitas peralatan medis di RSU Baitul Hikmah demi
keselamatan dan keamanan karyawan dan pasien.
2
Kerja
8. Keputusan Menkes Rl No. 28 / Menkes / SK / I / 1995 tentang
petunjuk pelaksanaan umum penanggulangan medik korban
bencana
9. Keputusan Menkes Rl No. 205 / Menkes / SK / III / 1999 tentang
petunjuk pelaksanaan permintaan dan pengiriman bantuan medik
darirumahsakit rujukan saat bencana
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
448/Menkes/SK/VI/1993 tentang Pembentukan Tim Kesehatan
Penanggulangan Korban Bencana di setiap RS.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonsia Nomor
28/Menkes/SK/I/1995 tentang Petunjuk Pelaksanaan Umum
Penanggulangan Medik Korban Bencana.
12. Keputusan Kepala Bapedal No 124 tahun 1997 tentang Panduan
Aspek Kesehatan Masyarakat dalam penyusunan AMDAL.
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indosesia Nomor
205/Menkes/SK/III/1999 tentang Pengiriman Bantuan Medik dari
Rumah Sakit Rujukan pada saat Bencana
14. Keputusan Menteri Tenaga Kerjadan Transmigrasi RI No : Kep.75/
Men /2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI)
No: SNI : 04-0225- 2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasai
Listrik.
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
12/Menkes/SK/I/2002 tentang Pedoman Koordinasi
Penanggulangan Bencana di Lapangan.
16. Keputusan Menteri Kesehatan RI 907/MENKES/SK/VII/2002
tanggal 29 Juli 2002 tentang Syarat syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum
17. Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 1075/MENKES/SK/VII/2003,
tentang Pedoman Sistim Informasi Manajemen Kesehatan Kerja
18. Keputusan Menteri Kesehatan RI N0: 1204/MENKES/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehahatan Lingkungan RumahSakit.
19. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
66/Menkes/SK/II/2006 tentang Pedoman Manajemen SUmber
Daya Manusia (SDM) Kesehatan Dalam Penanggulangan Bencana.
20. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
783/Menkes/SK/X/2006 tentang RegionalisasiPusat Bantaun
Penenganan Krisi Kesehatan Akibat Bencana.
21. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
876/Menkes/XI/2006 tentang Kebijakan danstrategi Nasional
3
Penanganan Krisi dan Masalah Kesehatan Lain.
22. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
145/Menkes/SK/I/2007 tentang Pedoman Penanggulangan
Bencana Bidang Kesehatan.
23. Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 432/MENKES/IV/2007
tentang Pedoman Manajemen Kesehatandan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit.
24. Kep Men Kes RI No 129/MenKes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
25. Keputusan Menkes Rl No.1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
26. Keputusan Menteri Kesehastan RI No:
1087/MENKES/SK/VIII/2010, tentang StandarKesehatan dan
k\KeselamatanKerja di RumahSakit.
27. SK DirJend perlindungandan Perawatan Tenaga Kerja No: Kpts-
40/DP/1978 tentang Pemasangan Instalasi di Tempat Kerja.
28. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No: PER.01/MEN/1982 tentang
Pemakaian Bejana Tekan
29. Peraturan Menteri Tenagakerja RI No: PER.04/MEN/1985 tentang
Pesawat Tenaga dan Produksi
30. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No: PER.05/MEN/1985 Tentang
Pesawat Angkat dan Angkut.
31. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No : PER.02/MEN/1989 tentang
Pemakaian Instalasi Penyalur Petir.
32. Permenkes No. 363/Menkes/Per/IV/1998 tentang Pengujian dan
Kalibrasi alat kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan
33. Kepmen Tenaga Kerja RI Nomor 75/MEN/2002 tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI)-04-0225-2000-
mengenai PUIL
34. Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air
35. Peraturan pemerintah RI No: 36 tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU No 28 tahun 2002.
36. Peraturan Menteri pekerjaan Umum RI No: 29/PRT/M/2006 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
37. Permen LH no 3 tahun 2009 tentang Tatacara Pemulihan Lahan
Terkontaminasi limbah B3
38. Peraturan Pemerintah No 27 tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan
2. Gambaran Umum:
Dalam era tuntutan masyarakat tentang pelayanan kesehatan sangat
tinggi saat ini , peran teknologi sangat diperlukan dalam kehidupan
4
manusia, salah satunya adalah dalam dunia kesehatan dan kedokteran.
Pesatnya kemajuan ilmu kedokteran tidak terlepas dari makin canggihnya
peralatan kesehatan. Tidak pelak lagi kehadiran rumah sakit ditengah
masarakat makin dirasakan mutlak perlu ditunjang alat kedokteran yang
canggih. Diagnosa akurat dihasilkan oleh peralatan modern yang serba
canggih.
Peran manusia dalam mengelola peralatan kesehatan sangat
diperlukan untuk mendaya gunakan peralatan tersebut dengan lebih
effisien, bermanfaat ,teratur dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan demikian daya guna peralatan kesehatan yang canggih
tersebut menjadi sarana yang aman bagi keselamatan pasien baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Terganggunya fasilitas yang mungkin terjadi dilingkungan RS yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat mengusik dan mengganggu
keselamatan dan keamanan seperti, kegagalan jaringan listrik dari PLN (mati
lampu), terhentinya/ terganggunya pasokan air bersih, gangguan pada
peralatan medis, kehilangan / kerusakan harta benda, dan lain sebagainya..
Sebagai petunjuk semua unit kerja di Rumah Sakit Umum
Daerah Ambarawa, khususnya unit kerja yang mempunyai resiko
bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan terutama yang berhubungan dengan resiko kebakaran
agar diperoleh satu dasar, satu pengertian dan pemahaman tatacara deteksi
dini dan pelaksanaan penanggulangan kebakaran yang benar. Merupakan
suatu usaha mengatasi kejadian kebakaran, termasuk
melokalisir/mencegah kemungkinan meluasnya kebakaran ke area sekitar
RS, mengevakuasi pasien/ karyawan serta usaha penyelamatan jiwa dan
harta benda. Serta melakukan pelatihan-pelatihan untuk pencegahan dan
pemadaman kebakaran bagi seluruh karyawan di lingkungan RS.
RUMAH SAKIT UMUM BAITUL HIKMAH dengan segala aktifitas
operasional pelayanannya merupakan pengguna, penyimpan dan penghasil
limbah B3, Kemungkinan resiko pencemaran , kontaminasi dan bahaya lain
yang timbul harus dikendalikan dan dikelola dengan benar.
Kepatuhan dan kedisiplinan terhadap perlakuan pada B3 meliputi cara
Bahan Berbahaya dan Beracun
1. Pengendalian pada saat pemesanan atau pembelian.
2. Penempatan, pelabelan, kelengkapan dokumen MSDS setiap bahan
kimia B3 pada saat penyimpanan.
5
3. Pelabelan pada setiap lokasi atau ruang penyimpanan bahan
bahan yang tergolong berbahaya, mudah terbakar, mudah
meledak.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum:
6
efektif dan efisien agar semua fasilitas baik fisik bangunan/
gedung ,peralatan medis, utilitas tetap dalam keadaan aman
untuk keselamatan setiap staf, pasien, keluarga pasien,
pengunjung beserta harta bendanya
2. Rumah sakit dapat mengidentifikasi dan mengendalikan secara
aman pada Bahan dan Limbah Berbahaya. Bahan berbahaya
dan limbahnya tersebut meliputi bahan kimia, bahan kemoterapi
bahan dan limbah radioaktif, gas dan uap berbahaya serta
limbah medis, limbah infeksius lain sesuai ketentuan yang
berlaku.
B. Tujuan Khusus.
8
Menentukan cara pencegahannya
Menentukan cara penanganan/
penanggulangan jika terjadi.
3. Pemeriksaan fasilitas 1. Inspeksi rutin terhadap area dan
fisik dan area berisiko / fasilitas fisik yang dianggap berisiko
Audit Fasilitas secara 2. sesuai dengan risk register di butir 2
berkala Hasil inspeksi didokumentasikan
untuk tindak lanjut,
4. Identifikasi pengunjung, Pemberian kartu identitas (badge)
tamu/duta farmasi, sementara atau tetap yang dapat
penunggu pasien, membedakan dengan jelas antara
petugas vendors pengunjung, tamu/duta farmasi, petugas
(penyewa lahan) dan staf vendor dan staf
RSU Baitul Hikmah.
5. Monitoring penggunaan Pengawasan secara konsisten terhadap
kartu identitas seperti semua pengunjung rumah sakit termasuk
yang dimaksud butir 4 staf RSU Baitul Hikmah
6. Pengawasan pada Pengawasan rutin menggunakan CCTV di
tempat tempat area beberapa titik
berisiko
7. Sosialisasi dan Pertemuan berkala dengan badan
pembekalan kepada independent untuk pembekalan.
badan independent
penyewa lahan di RSU
Baitul Hikmah tentang
area berisiko,
pencegahan dan
penanggulanngan
8. Monitoring kepatuhan Inspeksi berkala di area penyewa
badan independen lahan/vendors
terhadap peraturan yang
berlaku di RSU Baitul
Hikmah
9. Mengamankan area 1. Memasang tanda peringatan pada
pembangunan akses menuju area pengerjaan.
2.
Memberi pagar pengaman di area
fisik/gedung
pengerjaan
baru/renovasi
10. Monitoring dan Evaluasi 1. Monitoring pelaksanaan program
9
2. Evaluasi pelaksanaan program
3. Mendokomentasikan / melaporkan
pelaksanaan program.
10
9 Monitoring pelaksanaan 1. Mengamati ndan memeriksa
butir 8 kepatuhan pelaksanaan butir 8
2. Kegiatan dan hasil pengamatan di
dokumentasikan
10 Monitoring kepatuhan 1. Mengamati kepatuhan pelaksanaan
penggunaan peralatan penggunaan peralatan terkait
perangkat penanganan Bahan
terkait bahan berbahaya
berbahaya dan limbah serta
sesuai SPO termasuk penanganan jika terjadi tumpahan/
APD 2. paparan, termasuk penggunaan APD
Kegiatan dan hasil pengamatan di
dokumentasikan
11 Monitoring pelaksanaan 1. Mengamati kepatuhan saat
penanganan saat terjadi penanganan jika terjadi tumpahan/
tumpahan /paparan paparan, termasuk penggunaan APD
2. Kegiatan dan hasil pengamatan di
bahan berbahaya dan
limbah dokumentasikan
12 Memeriksa semua 1. Memeriksa dokumen perizinan terkait
dokumen perizinan masa berlaku
terkait penanganan 2. Mengajukan perpanjangan perizinan
bahan berbahaya beserta pada dokumen yang habis masa
limbah berlaku.
13 Sosialisasi dan 1. Pertemuan berkala dengan badan
penyuluhan berkala dan independen / penyewa lahan RS
rutin kepada badan untuk penyuluhan tentang bahan
independen/ penyewa berbahaya dan limbah
2.
lahan area RS tentang Penyuluhan cara penanganan bahan
bahaya dan penanganan berbahaya yang ada di area masing
bahan berbahaya di area masing
masing masing
14 Monitoring kepatuhan 1. Mengamati kepatuhan badan
badan independen pada independen melaksanakan peraturan
penanganan bahan 2. yang berlaku
berbahaya dilingkungan
Kegiatan dan hasil pengamatan di
masing masing
dokumentasikan
C. Program Manajemen Penanggulangan Bencana.
14
1 Identifikasi daerah paling Menentukan area berisiko terhadap
berisiko terhadap kegagalan kegagalan sistim utilitas
sistim urilitas
2 Pengkajian kebutuhan air Mengumpulkan data kebutuhan
minum tiap bulan pasokan air minum tiap bulannya
3 Pengkajian kebutuhan listrik Mengumpulkan data penggunaan
tiap bulan enerji listrik tiap bulannya
4 Uji coba sumber air minum laboratorium dan di dokumentasikan
alternatif
5 Uji coba sumber daya listrik Pemanasan sumber daya listrik
alternatif alternatif dan didokumentasikan
6 Monitoring hasil uji coba air Pengamatan hasil dokumentasi
minum dan listrik alternatif serangkaian uji coba dan kajian
7 Evaluasi hasil monitoring Koreksi dan perbaikan jika ada hasil
yang kurang memenuhi baku mutu
8 Identifikasi sistim kunci Daftar lokasi dan instalasi sistim
kunci
9 Pemeriksaan sistim kunci Pemeriksaan rutin dan berkala dan di
dokumentasikan
10 Pemeliharaan sistim kunci Pemeliharaan sistim kunci berkala dan
rutin dan didokumentasikan
11 Uji coba sistim kunci Uji coba sistim kunci dengan
mengirimkan sample untuk diuji
laboratorium. Pelaksanaan berkala
12 Monitoring dan evaluasi Pertemuan membuat
kesimpulanprogram
16
RSU Baitul 2. berdasar butir 1. lebih terarah berdasar
Hikmah Menentukan kegiatan
score/nilai tingkat butir 1
3. bahaya yang
ditimbulkan.
4. Menentukan cara
pencegahannya
Menentukan cara
penanganan/pena
nggula-ngan jika
terjadi.
17
penggunaan konsisten terhadap keamanan kedisipila memberika
nan penggu
kartu semua pengunjung pengunjung n kepada
naan tanda
identitas rumah sakit termasuk dan staf yang
pengenal
staf RSU Baitul bersang-
Hikmah. kutan.
18
9 Mengamank 1. Memasang tanda Area Memperke Memasang
cil resiko
an area peringatan pada pembangu rambu
nan/ keselama
pembangu 2. akses menuju peringa tan
tan
renovasi
nan area pengerjaan. pengunjun sekitar
Memberi pagar aman bagi
fisik/gedung g RS proyek
pengaman di area pengunjung
baru/renova
pengerjaan RS
si
Rincian Cara
No Kegiatan Sasaran Sasaran
Kegiatan Pelaksan
Pokok Umum Khusus
aan
1 Identifikasi Bahan Penanganan Pertemuan Mengum
Bahan dan berbahaya bahan dengan bagian pulkan
limbah dan limbah berbahaya / bidang data
berbahaya di di RS dan limbah terkait untuk bahan
RSU Baitul teridentifikas RS efisien mengumpulka berbaha
Hikmah. i dan efektif n data bahan ya dan
berbahaya dan limbah
limbah B3
2 Membuat RS Daftar bahan Membuat Menyu
daftar Mempunyai berbahaya daftar dari sun data
inventarisasi daftar bahan terdaftar hasil yang
bahan berbahaya untuk pertemuan diperoleh
berbahaya di ditangani (butir 1) dari butir
RSU Baitul secara benar 1 dalam
Hikmah. sebuah
daftar
3 Penyusunan Tersusunnya Adanya Membuat Menyu
pedoman pedoman pedoman pedoman sun
19
penanganan, penanganan penangangan sesuai pedoman
penyimpanan bahan bahan peraturan berdasar
dan berbahaya berbahaya perundangan peratura
penggunaan dan limbah pemerintah RI n
bahan tentang pemerint
berbahaya penanganan ah yang
secara aman bahan berlaku
dan diterapkan berbahaya dan
limbah di RS,
4 Pelaksanaan Implementasi Bahan Melaksanakan Sosialisas
pedoman pada secara berbahaya pedoman i dan
butir 3 menyeluruh terkendali secara implemen
oleh bagian penyediaan menyeluruh tasi
terkait dan
pemanfaatan
nya
5 Monitoring Pelaksanaan Mencegah 1.Mengamati Melaku
pelaksanaan penanganan tumpahan dan kan
butir 4, dan bahan paparan dan mengawasi pengamat
investigasi jika berbahaya kontaminasi pelaksanaan an dan
terjadi berkesinamb pedoman investigas
tumpahan, ungan dan secara terus i pada
paparan dan menyeluruh menerus. pelaksan
insiden terkait 2.Melakukan aan
dengan B3 dan investigasi penangan
limbah B3 jika terjadi an bahan
tumpahan berbaha
atau ya dan
paparan limbah
bahan
berbahaya
dan limbah
3.Kegiatan
dan hasil
pengamatan
di
dokumentasi
kan
20
kontaminasi jenis dan sifat
bahan bahan
berbahaya berbahaya
dan limbah
7 Monitoring Terlaksanany Ketertiban 1.Memeriksa Pengamat
pelaksanaan a pelabelan pemasangan berkala pada an rutin
dengan tertib label dan
pemasangan pelaksanaan
berkala
label bahan butir 6.
2. Kegiatan
berbahaya
dan hasil
beserta limbah pengamatan
di
dokumentasi
kan
8 Pelaksanaan Pemusnahan Terkendaliny Melaksanakan Bekerja
pemusnahan limbah a limbah sesuai sama
limbah teratur bahan pedoman/pan dengan
berbahaya berbahaya duan /SPO pihak
dengan benar pembuangan ketiga
limbah
berbahaya dan
beracun
2. Kegiatan
dan hasil
pengamatan
di
dokumentasi
kan
12 Memeriksa Rumah sakit Ketaatan 1.Memeriksa Memerks
semua mempunyai pada dokumen a
dokumen izin peraturan perizinan dokumen
perizinan penanganan perundangan terkait masa perizinan
terkait bahan pemerintah berlaku yang
penanganan berbahaya 2.Mengajukan terkait
bahan dan limbah perpanjanga dengan
22
berbahaya n perizinan bahan
beserta limbah pada berbahay
dokumen a
yang habis
masa
berlaku.
23
Pokok Umum Kegiatan Khusus Melaksana
kan
Kegiatan
1. Identifikasi Adanya Rapat/pertemua Upaya Rapat-
antisipasi
kemungki identifikasi n menentukan rapat
terhadap
nan terjadinya kondisi jika bencana.
bencana bencana terjadi bencana
eksternal dan rencana
dan internal tindak lanjut.
2. Menyusun Tersusunnya Menetapkan Teridentifikasi Hazadr
rencana rencana jenis, nya jenis Vulnerabi
penanggula penanggula kemungkinan wabah, lity
ngan ngan bencana dan bencana, dan Assess
bencana konsekuwensi dan kejadian ment
(Disaster dari kejadian emergency
Emergency wabah,bencana lainnya baik
Plan). , dan kondisi internal Rapat
emergency maupun
lainnya. ekternal RS.
Menetapkan Kejelasan
peran RS dalam peran rumah
penanngulanga sakit.
n bencana. Tersusunnya
Merencanakan strategi
strategi komunikasi
komunikasi Tersusunnya
pada saat pengelolaan
kejadian. sumber daya
Pengelolaan pada waktu
sumber daya kejadian
waktu kejadian Tersusunnya
termasuk pengorganisas
sumber daya ian pada
alternative. waktu
Pengorganisasi kejadian.
an jika terjadi Tersusunnya
24
kejadian. uraian tugas,
Menetapkan peran dan
tugas, peran tanggungjawa
dan b staf pada
tanggungjawab waktu
staf pada saat kejadian.
kejadian. Tersusunnya
Merencanakan rencana
pengelolaan pengelolaan
kegiatan klinis kegiatan klinis
pada waktu pada waktu
kejadian. kejadian,
Merencanakan Tersusunnya
koordinasi, rencana
komunikasi koordinasi,
dan informasi komunikasi
pada waktu dan informasi
kejadian. pada waktu
Pengelolaan kejadian.
jika terjadi Disepakatinya
pertentangan cara
kepentingan pengelolaan
pribadi dan jika terjadi
tanggungjawab konflik
penugasan staf. kepentingan.
3. Pelatihan Staf RS Pelatihan Pelatihan
penanggula berkompeten penanggulangan inhouse
ngan menanggulang bencana bagi staf setahun
bencana i bencana. rumah sakit. sekali.
diikuti
seluruh staf
dan badan
independent
di RS.
4. Meningkatk Terwujudnya Pertemuan setian rapat
an koordinasi tiga bulan sekali
25
koordinasi internal. untuk koordinasi
internal di kesiagaan
rumah bencana.
sakit.
5. Meningkatk Terwujudnya Pertemuan Rapat
an koordinasi koordinasi lintas
koordinasi lintas sektor. sector dalam
lintas sector kesiagaan
dalam bencana.
kesiagaanw
abah,
bencana,
dan
keadaan
emergenci
lain.
26
bahaya
terorisme dan
penculikan
bayi.
7. Uji coba/ Staf dan Menjalin Merencana
simulasi penyewa lahan komunikasi kan,menga
disaster mampu dengan ju
emergency mendplikasi penyedia. kan,menga
dan kan angsung Menjadwalkan nggarkan
debriefing bila terjadi kegiatan dan
(diikuti staf bencana. Koordinasi melaksana
dan badan internal kan uji
penyewa Pelaksanaan simulasi.
lahan). simulasi.
8. Monitoring Terlaksananya Monitoring Menban
dan monitoring, pelaksanaan dingkan
evaluasi evaluasi dan program. pelaksa
pelaporan Mengevaluasi naan
program pelaksanaan dengan
penanngula program. jadwal
ngan bencana. Melaporkan rapat
pelaksanaan evaluasi.
program Pelapora
kepada n
direktur. tertulis.
27
penanggula penyimpanan
ngannya dan
penanganan
secara aman
bahan mudah
terbakar
termasuk gas
medik,seperti
O2.
2. Deteksi dini Terpeliharanya Pengecekan >80 % peralatan Melakukan
kebakaran sarana terhadap alat- detektor pengeceka
& asap prasarana alat detektor kebakaran di n minimal
alat-alat kebakaran maintenance 1 tahun
detektor misal detektor sekali
kebakaran panas, alarm
kebakaran,
patroli
kebakaran, dll
3. Kajian Keselamatan Melakukan Selesainya Rapat tim
resiko bangunan di kajian terhadap kajian untuk
kebakaran dalam dan RS bahaya yang pembuata
pada saat terkait dengan n kajian
ada setiap
pembangun pembangunan
an di RS di dalam atau
atau tempat berdekatan
yang dengan
berdekatan bangunan yang
dengan RS dihuni pasien
4 Menyusun Seluruh staf Membentuk tim Terbentuknya Rapat tim
pedoman RS penyusunan pedoman fire untuk
penanggula pedoman fire emergency plan menyusun
ngan emergency plan pedoman
bencana dan
kebakaran merencanakan
di RS (fire program
28
emergency pengamanan
plan) kebakaran,
termasuk di asap /
dalamnya kedaruratan
bagaimana lain yang bukan
meredakan kebakaran
kebakaran
dan
pengendalia
n asap
5. Menyusun Adanya jalur Menentukan 100% terpenuhi Pembuata
jalur evakuasi jalan keluar dengan kondisi n tanda-
evakuasi & sampai titik yang aman dan alat laik pakai tandanya
jalan keluar kumpul tidak terhalang dari bahan
yang aman dengan bahan bila terjadi scotlite
dengan khusus kebakaran serta warna
melengkapi memasang hijau di
penandaan tanda-tanda dinding
(signage) evakuasi sesuai dan lantai
sampai ke aturan
titik
kumpul
6. Pelatihan Terlatihnya Melakukan 100% staf Pelatihan
penanggula semua staf di pendidikan dan terlatih Internal
ngan dalam pelatihan bagi
bencana lingkungan RS staf untuk
kebakaran dapat
melindungi
secara efektif &
mengevakuasi
pasien bila
terjadi
kedaruratan
7 Uji coba / Terlaksananya Mengadakan Terlaksananya Mengadak
simulasi simulasi simulasi simulasi an
penanggula pengamanan penanganan sekurang- simulasi
29
ngan kebakaran di dan pengaman kurangnya 2 pengaman
bencana RS kebakaran kali setahun an
kebakaran misal kebakaran
mekanisme minimal 2
penghentian / kali
supresi seperti setahun
selang air,
sistem
penyemburan
sekurang-
kurangnya
setahun sekali
30
badan (selain staf RS) monitoring yang monitoring oleh 1 bulan
independen yang bekerja diisi secara tim sekali
(kantin) di dalam berkala untuk untuk
yang berada wilayah RS memastikan pelaksana
di RS dalam bahwa badan annya
mematuhi tersebut
fire mematuhi
emergency rencana
plan pengamanan
kebakaran
Cara
No Kegiatan Sasaran Rincian Sasaran Melaksanakan
Pokok Umum Kegiatan Khusus Kegiatan
33
Seleksi alat kesehatan
2 Inventarisasi 1 Mengumpulkan data Seluruh Data peralatan
peralatan Medis peralatan medis yang peralatan Medis medis ter update
ada di RS RS terinventaris
Membuat Inventaris
2
peralatan medis
3 Pemeriksaan Peralatan medis diperiksa Peralatan medis Tidak ganggu
peralatan Medis secara berkala dan rutin dalam kondisi jalannya pelayanan
baik
4 Uji coba Peralatan medis diuji Peralatan medis Tidak mengganggu
peralatan medis coba operasional dan dalam kondisi jalannya pelayanan
sesuai fungsinya aman untuk
ketentuan dan operasional
fungsi
15 2016
Nama kegiatan 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
No
3 Audit Fasilitas
4 Identifikasi pengunjung
5. Monitorinng identifikasi
pengunjung
6 Pengawasan area berisiko
7 Sosialisasi/pembekalan badan
independen
8 Monitoring kepatuhan badan
independen
9 Pengamanan daerah JIKA ADA RENOVASI
pembangunan/renovasi
10 Monitoring dan evaluasi
program
15 2016
No Nama kegiatan 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11
0
35
1 Identifikasi bahan & limbah B3
7 Pelabelan wadah B3
10 Monitoring pembuangan B3
No Kegiatan 1 2016
5
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Kajian resiko kebakaran,
pencegahan &
penanggulangannya
2. Deteksi dini kebakaran &
asap
3. Kajian resiko kebakaran
pada saat ada
37
pembangunan di RS atau
tempat yang berdekatan
dengan RS
4. Menyusun pedoman
penanggulangan
bencana kebakaran di
RS (fire emergency plan)
termasuk di dalamnya
bagaimana meredakan
kebakaran dan
pengendalian asap
5. Menyusun jalur evakuasi
& jalan keluar yang
aman dengan
melengkapi penandaan
(signage) sampai ke titik
kumpul
6. Pelatihan
penanggulangan
bencana kebakaran
38
pelaporan seluruh
kegiatan program
penanggulangan
bencana kebakaran
15 2016
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
No Nama kegiatan
15 2016
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
No Nama kegiatan
1 Inventarisasi
peralatan medis
2 Inspeksi peralatan
medis
39
3 Uji coba peralatan
medis
4 Pemeliharaan
peralatan medis
5 Kalibrasi peralatan
medis
6 Pelatihan teknisi
7 Monitoring
pemeriksaan/
pemeliharaan
8 Melengkapi peralatan
bengkel teknik
9 Evaluasi pelaksanaan
program
41
E. Program Manajemen Utilitas.
Kendal,
Direktur RSU Baitul Hikmah
dr Luqman Hakiem
42