Anda di halaman 1dari 33

2022

PROGRAM KERJA

RS. JIWA PROF. HB. SAANIN PADANG

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

RSJ PROF. HB. SAANIN PADANG


Jl. Raya Ulu Gadut, Telp (0751) 72001, Fax (0751) 71378
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas selesai disusunnya
Program Kerja Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) di RS. Jiwa Prof. HB.
Saanin Padang. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat

Program Kerja Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) RS. Jiwa Prof.
HB. Saanin Padang ini dibuat untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan kegiatan pengelolaan fasilitas kesehatan di RS. Jiwa Prof. HB. Saanin
Padang.

Diharapkan program kerja ini dapat kita laksanakan dengan sebaik-baiknya


dengan hasil yang cukup memuaskan.

Ketua Tim Penyusun

dr. Wiwi Marma

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
BAB II LATAR BELAKANG.......................................................................................2
BAB III TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS..................................................4
BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN...........................................5
BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN...........................................................9
BAB VI SASARAN.....................................................................................................10
BAB VII JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN........................................................16
BAB VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN......................23
BAB IX PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN.......................24

i
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan


merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang
sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat
keilmuannya masing-masing berinteraksi dan bersinergi satu sama lain. Ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang
harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang
bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit.
Rumah Sakit harus mampu memberikan pelayanan pasien yang lebih aman.
Termasuk di dalamnya asesmen risiko, identifikasi, dan manajemen risiko
terhadap terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk
belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk
mengurangi serta meminimalisir Komitebulnya risiko.
Perkembangan rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
di Indonesia akhir – akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun
pemanfaatan teknologi kedokteran. Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan tetap harus mengedepankan peningkatan mutu pelayanan kepada
masyarakat dengan tanpa mengabaikan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) di rumah sakit. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah sakit perlu
mendapat perhatian serius dalam upaya melindungi kemungkinan dampak
negatif yang ditimbulkan oleh proses pelayanan kesehatan, maupun
keberadaan sarana, prasarana, obat – obatan dan logistik lainnya yang ada di
lingkungan rumah sakit sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja dan kedaruratan termasuk kebakaran dan bencana
yang berdampak pada pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat
disekitarnya.

1
BAB II
LATAR BELAKANG

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang


digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (UU No. 36 Tahun
Tentang Kesehatan 2009, psl 1 angka 7). Salah satu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit.

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka


keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan harus mencukupi. Di samping
ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup, kualitas lingkungan
juga merupakan hal yang penting dalam pencapaian derajat kesehatan.

Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus mengupayakan kesehatan dan


keselamatan kerja pegawainya. Di sisi lain Rumah Sakit harus memenuhi
persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia,
kefarmasian, dan peralatan (UU No. 44 Tahun 2009, psl 7 ayat 1 ).

Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) sebagai salah satu


standar yang turut dinilai dalam Akreditasi Rumah Sakit mempunyai
kontribusi yang cukup mentukan status akreditasi. Oleh karena itu Standar
Manajeman Fasilitas dan Keselamatan (MFK) harus diupayakan memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan.

Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) memiliki ruang lingkup, meliputi :


a. Keselamatan : Meliputi bangunan, prasarana, fasilitas, area konstruksi,
lahan, dan peralatan rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko
bagi pasien, staf, dan pengunjung.

b. Keamanan : Perlindungan dari kehilangan, kerusakan, gangguan, atau


akses penggunaan yang tidak sah.

c. Bahan dan Limbah Berbahaya : Pengelolaan B3 termasuk penggunaan


radioaktif serta bahan berbahaya lainnya dikontrol,, dan limbah
berbahaya dibuang dengan aman.

d. Proteksi Kebakaran : Melakukan penilaian risiko yang berkelanjutan


untuk meningkatkan perlindungan seluruh aset, properti dan penghuni
dari kebakaran dan asap.
2
e. Penanganan Kedaruratan dan Bencana : Risiko identifikasi dan respons
terhadap epidemi, bencana, dan keadaan darurat direncanakan dan
efektif, termasuk evaluasi integritas struktural dan non struktural
lingkungan pelayanan dan perawatan pasien.

f. Peralatan Medis : Peralatan dipilih, dipelihara, dan digunakan dengan cara


yang aman dan benar untuk mengurangi risiko.

g. Sistem Utilitas : Listrik, air, gas medik dan sistem utilitas lainnya
dipelihara untukmeminumalkan risiko kegagalan pengoperasian.

h. Konstruksi dan Renovasi : Risiko terhadap pasien, staf, dan


pengunjung diidentifikasi dan dinilai selama konstruksi, renovasi,
pembongkaran, dan aktifitas pemeliharaan lainnya.

i. Pelatihan : Seluruh staf di rumah sakit dan para tenan/penyewa lahan


dilatih dan memilikipengetahuan tentang K3, termasuk penanggulangan
kebakaran.

j. Pengawasan pada para tenan/penyewa lahan yang melakukan kegiatan


di dalam arealingkungan rumah sakit (jika ada).

3
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. Tujuan Umum
Tersedianya fasilitas dan lingkungan dalam rumah sakit yang aman,
berfungsi baik, danmemberikan lingkungan perawatan yang aman bagi pasien,
keluarga, staff, dan pengunjung.

2. Tujuan Khusus
a. Memberi jaminan keselamatan bahwa bangunan, prasarana, lingkungan,
properti, teknologi media dan informasi, peralatan sistem tidak
menimbulkan risiko fisik bagipasien, keluarga, staff, dan pengunjung

b. Memberi jaminan keamanan atau perlindungan terhadap properti milik


rumah sakit, pasien, staf, keluarga, dna pengunjung dari bahaya
kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan oleh orang yang tidak
berwenang.

c. Menetapkan dna menerapkan pengelolaan Bahan Berbahaya dan


Beracun (B3) serta limbah B3 sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

d. Menerapkan proses untuk pencegahan, penanggulangan, bahaya


kebakaran dan penyediaan saran ajalan keluar yang aman dari fasilitas
sebagai respons terhadap kebakaran dan keadaan darurat lainnya.

e. Menerapkan proses penanganan bencana untuk menanggapi bencana


yang berpotensiterjadi di wilayah rumah sakitnya

f. Menetapakan dan menerapkan proses pengelolaan peralatan medis.


g. Menetapkan dan melaksanakan proses untuk memastikan semua sistem
utilitas (sistem pendukung) berfungsi efidien dan efektif yang meliputi
pemeriksaan, pemeliharaan, dan perbaikan sistem utilitas.

h. Melakukan penilaian risiko prakontruksi /Pre Contruction Risk


Assessment (PCRA) pada waktu merencanakan pembangunan baru
(proyek konstruksi), renovasi, dan pembongkaran.

i. Pendidikan dan pelatihan seluruh staf rumah sakit tentang manajemen


fasilitas keselamatan

j. Melakukan pengawasan pada para tenant / penyewa lahan.

4
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Keselamatan

1) Pengelolaan risiko keselamatan di lingkungan rumah sakit secara


komprehensif.

2) Penyediaan fasilitas pendukung yang aman untuk mencegah


kecelakaan dan cedera, penyakit akibat kerja, mengurangi bahaya dan
risiko aman bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung.
3) Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan secara berkala dan dilaporkan
sebagai dasar perencanaan anggaran untuk perbaikan, penggantian
atau “ugdrading”.

2. Keamanan

1) Menjamin lingkungan yang aman dengan memberikan


identitas/tanda pengenal (badge nama sementara atau tetap) pada
pasien, staf, penunggu pasien ataupengunjung.
2) Melakukan pemeriksaan dan pemantauan keamanan fasilitas dan
lingkungansecara berkala dan membuat tindak lanjut perbaikan.
3) Pemantauan pada daerah berisiko keamanan sesuai penilaian risiko
di rumah sakit. Pemantauan dapat dilakukan dengan penempatan
petugas keamanan (sekuriti) dan atau memasang kamera system
CCTV yang dapat dipantau oleh sekuriti.
4) Melindungi semua individu yang berada di lingkungan rumah sakit
terhadap kekerasan, kejahatan, dan ancaman, dan
5) Menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan
barang milik pribadi maupun rumah sakit.

3. Pengamanan Bahan dan Limbah Berbahaya

1) Inventarisasi B3 serta limbahnya yang meliputi jenis, jumlah, symbol,


lokasi

2) Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 serta limbahnya

3) Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur penggunaan,


prosedur bilaterjadi tumpahan, atau paparan/pajanan
4) Pelatihan yang dibutuhkan oleh staf yang menangani B3

5
5) Pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 serta limbahnya

6) Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur (terpapar) dan


insiden lainnya

7) Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan peraturan


lainnya, dan

8) Pengadaan/pembelian B3 dan pemasok (supplier) wajib melampirkan


Lembar Data Keselamatan. Informasi tercantum di lembar data
keselamatan diedukasi kepada staf rumah sakit, terutama kepad astaf
terdapat penyimpanan B3 di unitnya.

4. Proteksi Kebakaran

1) Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko seperti


penyimpanan danpenanganan bahan-bahan yang mudah terbakar
secara aman, termasuk gas-gas medis yang mudah terbakar seperti
oksigen, penggunaan bahan non combustible,bahan yang waterbase
dan lainnya yang dapat mengurangi potensi bahaya kebakaran.
2) Pengendalian potensi bahaya dan risiko kebakaran yang terkait
dengan konstruksi apapun di atau yang berdekatan dengan
bangunan yang ditempati pasien.
3) Penyedian rambu dan jalan keluar (evakuasi) yang aman serta tidak
terhalang apabila terjadi kebakaran
4) Penyedian fasilitas pemadaman api secara aktif meliputi APAR.

5. Kewaspadaan Menghadapi Bencana


a. Menetukan jenis yang kemungkinan terjadi dan konsekuensi
bahaya, ancaman,dan kejadian.
b. Menentukan integritas structural dan non structural di
lingkungan pelayananpasien yang ada dan bagaimana bila terjadi
bencana.
c. Menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa/kejadian tersebut
d. Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian
e. Mengelola sumber daya selama kejadian termasuk sumber-sumber
alternatif.
f. Mengelola kegiatan klinis selama kejadian termasuk tempat
pelayanan alternatif pada waktu kejadian

6
g. Mengidentifikasi dan penetapan peran serta tanggung jawab staf
selama kejadiandan
h. Proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara
tanggung jawab rumah sakit untuk tetap menyediakan pelayanan
pasien termasuk kesehatan mental dari staf.

6. Pemeliharaan Alat Medis

1) Identifikasi dan penilaian kebutuhan alat medik dan uji fungsi


sesuai ketentuan penerimaan alat medik baru.
2) Inventarisasi seluruh peralatan medis yang dimiliki oleh rumah
sakit dan peralatan medis kerja sama operasional (KSO) milik pihak
ketiga; serta peralatan medic yang dimiliki oleh staf rumah sakit
jika ada Inspeksi peralatan medis sebelum digunakan.
3) Pemeriksaan peralatan medis sesuai dengan penggunaan dan
ketentuan pabrik secara berkala
4) Pengujian yang dilakukan terhadap alat medis untuk memperoleh
kepastian tidakadanya bahaya yang diKomitebulkan sebagai akibat
penggunaan alat.
5) Rumah sakit melakukan pemeliharaan preventif dan kalibrasi, dan
seluruh prosesnya di dokumentasikan.

7. Sistem Utilitas

1) Ketersedian air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam waktu 7
(tujuh) hari dalam seminggu secara terus menerus
2) Membuat daftar inventaris komponen-komponen system
utilitas,memetakan pendistribusiannya, dan melakukan update
secara berkala
3) Pemeriksaan, pemeliharaan, serta perbaikan semua komponen
utilitas yang adadi daftar inventaris
4) Jadwal pemeriksaan, uji fungsi, dan pemeliharaan semua sistem
utilitas berdasar atas kriteria seperti rekomendasi dari pabrik,
tingkat risiko, dan pengalaman rumah sakit, dan
5) Pelabelan pada tuas-tuas kontrol system utilitas untuk membantu
pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagaian saat terjadi
kebakaran.

7
8. Penilaian Risiko Konstruksi dan Renovasi

1) Asessmen pra konstruksi dan renovasi

2) Pembuatan panduan pra konstruksi dan renovasi

9. Pelatihan

1) Pelatihan program manajemen fasilitas terkait keselamatan

2) Pelatihan program manajemen fasilitas terkait keamanan

3) Pelatihan program manajemen fasilitas terkait pengelolaan B3


dan limbahnya

4) Pelatihan program manajemen fasilitas terkait peralatan medis

5) Pelatihan program manajemen fasilitas terkait sisKomite utilitas

6) Pelatihan program manajemen fasilitas terkait penanganan bencana

10. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Staff

1) Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja di lingkungan


Rumah Sakit, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan khusus bagi
petugas/pegawai.
2) Memberikan bantuan pengobatan, perawatan, serta rehabilitasi
terhadap petugas/pegawai rumah sakit yang menderita sakit.
3) Melakukan perlindungan spesifik dengan memberikan imunisasi
pada petugas/pegawai rumah sakit yang bekerja pada tempat kerja
yang berisiko/berbahaya.

11. Pengawasan pada para Vendor/tenant/penyewa lahan yang melakukan


kegiatan didalam area rumah sakit
1) Melakukan penerapan program MFK kegiatan Keselamatan,
keamanan, pengamanan bahan dan limbah berbahaya, proteksi
kebakaran, dan penanganan kedaruratan
2) Mengikuti setiap pelatihan, inhouse training dan kegiatan terkait
MFK yang dilakukan oleh pihak rumah sakit

8
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Kegiatan program manajemen fasilitas dan keselamatan rumah sakit


dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dengan
menggunakan media promosi baik menggunaan leaflet, audio visual, catatan
perbaikan, dan pemeliharaan dan media promosi lainnya yang dikoordinir
oleh ketua Komite Keselamtan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit dan
menyesuain dengan sasaran.

9
BAB VI
SASARAN

Sasaran Program Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan RS. Jiwa Prof.


HB. Saanin Padang Pada Tahun 2022

No PROGRAM TARGET
1. Keselamatan
100% terlaksana kegiatan
a. Pengelolaan risiko keselamatan di
dengan baik
lingkungan rumah sakit secara
komprehensif
b. Penyediaan fasilitas pendukung yang 100% terlaksana kegiatan
aman untukmencegah kecelakaan dan dengan baik
cedera, penyakit akibat kerja,
mengurangi bahaya dan risiko aman
bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung
c. Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan 100% terlaksana kegiatan
secara berkala dan dilaporkan sebagai dengan baik
dasar perencanaan anggaran untuk
perbaikan, penggantian atau
“ugdrading”
2. Keamanan
100% terlaksana
a. Menjamin lingkungan yang aman
kegiatan dengan baik
dengan memberikan identitas/tanda
pengenal (badge nama sementara atau
tetap) pada pasien, staf, penunggu
pasien atau pengunjung.
b.Melakukan pemeriksaan dan 100% terlaksana
pemantauan keamanan fasilitas dan kegiatan dengan baik
lingkungan secara berkala dan
membuattindak lanjut perbaikan
c.Melakukan pemeriksaan dan 100% terlaksana
pemantauan keamanan fasilitas dan kegiatan dengan baik
lingkungan secara berkala dan
membuattindak lanjut perbaikan

1
d.Menghindari terjadinya kehilangan, 100% terlaksana
kerusakan, atau pengrusakan barang kegiatan dengan baik
milik pribadi maupun rumah sakit
3. Pengamanan Bahan dan Limbah Berbahaya
100% terlaksana
a. Inventarisasi B3 serta limbahnya
kegiatan dengan baik
yang meliputi jenis, jumlah, symbol,
lokasi
b. Penanganan, penyimpanan, dan 100% terlaksana
penggunaan B3 serta limbahnya kegiatan dengan baik
c. Penggunaan alat pelindung diri 100% terlaksana
(APD) dan prosedur penggunaan, kegiatan dengan baik
prosedur bila terjadi tumpahan, atau
paparan/pajanan
d. Pelatihan yang dibutuhkan oleh staf 100% terlaksana
yang menangani B3 kegiatan 1x per
tahun
e. Pemberian label/rambu-rambu 100% terlaksana
yang tepat pada B3 serta kegiatan dengan baik
limbahnya
f. Pelaporan dan investigasi dari 100% terlaksana
tumpahan, eksposur(terpapar) dan kegiatan dengan baik
insiden lainnya
g. Dokumentasi, termasuk izin, 100% terlaksana
lisensi, atau persyaratan peraturan kegiatan dengan baik
lainnya, dan Pengadaan /pembelian
B3 dan pemasok (supplier) wajib
melampirkan Lembar Data
Keselamatan. Informasi tercantum
di lembar data keselamatan
diedukasi kepada staf rumah sakit,
terutama kepada staf terdapat
penyimpanan B3 di unitnya.
4. Proteksi Kebakaran

100% terlaksana
a. Pencegahan kebakaran melalui
kegiatan dengan baik
pengurangan risiko seperti

1
penyimpanan dan penanganan bahan-
bahan yang mudah terbakar secara
aman, termasuk gas-gas medis yang
mudah terbakar seperti oksigen,
penggunaan bahan non combustible,
bahan yang waterbase dan lainnya
yang dapat mengurangi potensi bahaya
kebakaran.
b. Pengendalian potensi bahaya dan 100% terlaksana
risiko kebakaran yang terkait dengan kegiatan dengan baik
konstruksi apapun di atau yang
berdekatan dengan bangunan yang
ditempati pasien.
c. Penyedian rambu dan jalan keluar 100% terlaksana
(evakuasi) yang aman serta tidak kegiatan dengan baik
terhalang apabila terjadi kebakaran
d. Penyedian fasilitas pemadaman api 100% terlaksana
secara aktif meliputi APAR. kegiatan dengan baik
5. Pemeliharaan Alat Medis

a. Identifikasi dan penilaian kebutuhan


100%terlaksanakegiatan
alat medik dan uji fungsi sesuai
dengan baik
ketentuan penerimaan alat medik
baru

b. Inventarisasi seluruh peralatan medis 100% terlaksana


yang dimiliki oleh rumah sakit dan kegiatan dengan baik
peralatan medis kerja sama
operasional (KSO) milik pihak ketiga;
serta peralatan medis yang dimiliki
oleh staf rumah sakit jika ada Inspeksi
peralatan medis sebelum digunakan.

c. Pemeriksaan peralatan medis


100% terlaksana
sesuai dengan penggunaan dan
kegiatan dengan baik
ketentuan pabrik secara berkala

d. Pengujian yang dilakukan terhadap


100% terlaksana
alat medis untuk memperoleh
kegiatan dengan baik

1
1
kepastian tidak adanya bahaya yang
ditimbulkan sebagai akibat
penggunaan alat
e. Rumah sakit melakukan pemeliharaan
100% terlaksana
preventif dan kalibrasi, dan seluruh
kegiatan dengan baik
prosesnya di dokumentasikan
6. Sistem Utilitas

a. Ketersedian air dan listrik 24 jam setiap 100% terlaksana


hari dan dalam waktu 7 (tujuh) hari kegiatan dengan baik
dalam seminggu secara terus menerus

b. Membuat daftar inventaris komponen-


100% terlaksana
komponen system utilitas, memetakan
kegiatan dengan baik
pendistribusiannya, dan melakukan
update secara berkala

c. Pemeriksaan, pemeliharaan, serta


100% terlaksana
perbaikan semua komponen utilitas
kegiatan dengan baik
yang ada di daftar inventaris

d. Jadwal pemeriksaan, uji fungsi, dan


100% terlaksana
pemeliharaan semua system utilitas
kegiatan dengan baik
berdasar atas kriteria seperti
rekomendasi dari pabrik, tingkat
risiko,
dan pengalaman rumah sakit, dan
e. Pelabelan pada tuas-tuas kontrol
100% terlaksana
sistem utilitas untuk membantu
kegiatan dengan baik
pemadaman darurat secara
keseluruhan atau sebagaian saat
terjadi kebakaran
7. Kewaspadaan Menghadapi Bencana
a. Menetukan jenis yang kemungkinan
100% terlaksana
terjadi dan konsekuensi bahaya,
kegiatan dengan baik
ancaman, dan kejadian

b. Menentukan integritas struktural


100% terlaksana
dan non struktural di lingkungan
kegiatan dengan baik

1
pelayanan pasien yang ada dan
bagaimana bila terjadi bencana.
c. Menentukan peran rumah sakit dalam
100% terlaksana
peristiwa/kejadian tersebut
kegiatan dengan baik
d. Menentukan strategi komunikasi saat
100% terlaksana
kejadian
kegiatan dengan baik
e. Mengelola sumber daya selama
100% terlaksana
kejadian termasuk sumber-sumber
kegiatan dengan baik
alternatif.

f. Mengelola kegiatan klinis selama


100% terlaksana
kejadian termasuk tempat pelayanan
kegiatan dengan baik
alternatif pada waktu kejadian
g. Mengidentifikasi dan penetapan peran
100% terlaksana
serta tanggung jawab staf selama
kegiatan dengan baik
kejadian dan

h. Proses mengelola keadaan darurat


100% terlaksana
ketika terjadi konflikantara tanggung
kegiatan dengan baik
jawab rumah sakit untuk tetap
menyediakan pelayanan pasien
termasuk kesehatan mental dari staf.
8. Penilaian Risiko Konstruksi dan Renovasi

a. Asessmen pra konstruksi 100% terlaksana


dan renovasi kegiatan dengan baik

b. Pembuatan panduan pra konstruksi


100% terlaksana
dan renovasi
kegiatan dengan baik

9. Pelatihan

a. Pelatihan program manajeman 100% Terlaksana, 1 x


fasilitas terkait keselamatan
dalam 1 tahun
b. Pelatihan program manajemen
100% Terlaksana, 1 x
fasilitas terkait keamanan
dalam 1 tahun

1
c. Pelatihanprogram manajemen
100% Terlaksana, 1 x
fasilitas terkait fasilitas
dalam 1 tahun
pengelolaan B3 dan limbahnya

d. Pelatihan program manajemen


100% Terlaksana, 1 x
fasilitas terkait peralatan medis
dalam 1 tahun

e. Pelatihan program manajemen


100% Terlaksana, 1 x
fasilitas terkait sistem utilitas
dalam 1 tahun

f. Pelatihan program
100% Terlaksana, 1 x
manajemen fasilitas terkait
dalam 1 tahun
penanganan bencana

10. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Staff

a. Melakukan pemeriksaan kesehatan 100% terlaksana


berkala serta pemeriksaan khusus kegiatan dengan baik
bagi petugas/pegawai.

b. Memberikan bantuan pengobatan,


100% terlaksana
perawatan, serta rehabilitasi
kegiatan dengan baik
terhadap petugas/pegawai rumah
sakit yang
c. Melakukan perlindungan spesifik
100% terlaksana
dengan memberikan imunisasi pada
kegiatan dengan baik
petugas/pegawai rumah sakit yang
bekerja pada tempat kerja yang
berisiko/berbahaya
11. Pengawasan para vendor/tenant
a. Melakukan pernerapan program
100% terlaksana
MFK kegiatan Keselamatan,
kegiatan dengan baik
keamanan, pengamanan bahan dan
limbah berbahaya, proteksi
kebakaran

b. Mengikuti setiap pelatihan,


100% terlaksana
inhouse training dan kegiatan
kegiatan dengan baik

1
terkait MFK yang dilakukan oleh
pihak rumah sakit

1
BAB VII

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Keselamatan
a. Pengelolaan risiko keselamatan di lingkungan rumah X X X
sakit secara komprehensif
b. Penyediaan fasilitas pendukung yang aman untuk X X X X
mencegah kecelakaan dancedera, penyakit akibat kerja,
mengurangi bahaya dan risiko aman bagi pasien,
keluarga, staf dan pengunjung
c. Pemeriksaan fasilitas dan lingkungan secara berkala dan X X X
dilaporkan sebagai dasar perencanaan anggaran untuk
perbaikan, penggantian atau “ugdrading”
2. Keamanan
a. Menjamin lingkungan yang aman dengan memberikan X X X
identitas/tanda pengenal (badge nama sementara atau
tetap) pada pasien, staf, penunggu pasien atau
pengunjung
b. Melakukan pemeriksaan dan pemantauan keamanan X X X X
fasilitas dan lingkungan secara berkala dan membuat
tindak lanjut perbaikan
c. Pemantauan pada daerah berisiko keamanan sesuai X X
penilaian risiko di rumah sakit. Pemantauan dapat

1
dilakukan dengan penempatan petugas keamanan
(sekuriti) dan atau memasang kamera system CCTV yang
dapat dipantau oleh sekuriti.
d. Melindungi semua individu yang berada di lingkungan X X
rumah sakit terhadap kekerasan, kejahatan, dan
ancaman, dan
e. Menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan, atau X X X
pengrusakan barang milik pribadi maupun rumah sakit
3. Pengamanan Bahan dan Limbah Berbahaya
a. Inventarisasi B3 serta limbahnya yang meliputi jenis, X
jumlah, simbol, lokasi
b. Penanganan, penyimpanan, dan penggunaan B3 serta X X X X X X X X X X X X
limbahnya
c. Penggunaan alat pelindung diri (APD) dan prosedur X X X X X X X X X X X X
penggunaan, prosedur bila terjadi tumpahan, atau
paparan/pajanan
d. Pelatihan yang dibutuhkan oleh staf yang menangani B3 X
e. Pemberian label/rambu-rambu yang tepat pada B3 serta X X X X X X X X X X X X
limbahnya
f. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, eksposur X X X X X X X X X X X X
(terpapar) dan insiden lainnya
g. Dokumentasi, termasuk izin, lisensi, atau persyaratan X
peraturan lainnya, dan
h. Pengadaan/pembelian B3 dan pemasok (supplier) wajib X X X X X X X X X X X X

1
melampirkan Lembar Data Keselamatan. Informasi
tercantum di lembar data keselamatan diedukasi
kepada staf rumah sakit, terutama kepad astaf
terdapat
penyimpanan B3 di unitnya
4.
Proteksi Kebakaran
a. Pencegahan kebakaran melalui pengurangan risiko X X X X
seperti penyimpanan dan penanganan bahan-bahan
yang mudah terbakar secara aman, termasuk gas-gas
medis yang mudah terbakar seperti oksigen,
penggunaan bahan non combustible, bahan yang
waterbase dan lainnya yang dapat mengurangi potensi
bahaya kebakaran
b. Pengendalian potensi bahaya dan risiko kebakaran X X X X X X X X X X X X
yang terkait dengan konstruksi apapun yang
berdekatan dengan bangunan yang ditempati pasien
c. Penyedian rambu dan jalan keluar (evakuasi) yang X X
aman serta tidak terhalang apabila terjadi kebakaran
d. Penyedian fasilitas pemadaman api secara aktif meliputi X X
APAR
5.
Pemeliharaan Alat
a. Identifikasi dan penilaian kebutuhan alat medis dan uji X X
fungsi sesuai ketentuan penerimaan alat medis baru
b. Inventarisasi seluruh peralatan medis yang dimiliki X X
oleh rumah sakit dan peralatan medis kerja sama

2
2
operasional (KSO) milik pihak ketiga; serta peralatan
medis yang dimiliki oleh staf rumah sakit jika ada
Inspeksi peralatan medis sebelum digunakan
c. Pemeriksaan peralatan medis sesuai dengan X X X X X X X X X X X X
penggunaan dan ketentuan pabrik secara berkala
d. Pengujian yang dilakukan terhadap alat medis untuk X X X
memperoleh kepastian tidak adanya bahaya yang
ditimbulkan sebagai akibat penggunaan alat
e. Rumah sakit melakukan pemeliharaan preventif dan X
kalibrasi, dan seluruh prosesnya di dokumentasikan
6.
Sistem Utilitas
a. Ketersedian air dan listrik 24 jam setiap hari dan dalam X X X X X X X X X X X X
waktu 7 (tujuh) hari dalam seminggu secara terus
menerus
b. Membuat daftar inventaris komponen-komponen X
sistem utilitas, memetakan pendistribusiannya, dan
melakukan update secara berkala
c. Pemeriksaan, pemeliharaan, serta perbaikan semua X X X X X X X X X X X X
komponen utilitas yang ada di daftar inventaris
d. Jadwal pemeriksaan, uji fungsi, dan pemeliharaan X X X X X X X X X X X X
semua sistem utilitas berdasar atas kriteria seperti
rekomendasi dari pabrik, tingkat risiko, dan
pengalaman rumah sakit, dan

2
e. Pelabelan pada tuas-tuas kontroll sistem utilitas untuk X X X X X X X X X X X X
membantu pemadaman darurat secara keseluruhan
atau sebagaian saat terjadi kebakaran
7. Kewaspadaan Menghadapi Bencana
a. Menetukan jenis yang kemungkinan terjadi dan X
konsekuensi bahaya, ancaman, dan kejadian
b. Menentukan integritas struktural dan non struktural di X
lingkungan pelayanan pasien yang ada dan bagaimana
bila terjadi bencana
c. Menentukan peran rumah sakit dalam X
peristiwa/kejadian tersebut
d. Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian X
e. Mengelola sumber daya selama kejadian termasuk X
sumber-sumber alternative
X
f. Mengelola kegiatan klinis selama kejadian termasuk
tempat pelayanan alternatif pada waktu kejadian
X
g. Mengidentifikasi dan penetapan peran serta tanggung
jawab staf selama kejadian dan
X
h. Proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik
antara tanggung jawab rumah sakit untuk tetap
menyediakan pelayanan pasien termasuk kesehatan
mental dari staf

2
8.
Penilaian Risiko Konstruksi dan Renovasi
X X
a. Asessmen pra konstruksi dan renovasi
X X
b. Pembuatan panduan pra konstruksi dan renovasi
9.
Pelatihan
a. Pelatihan program manajemen fasilitas terkait X
keselamatan
b. Pelatihan program manajemen fasilitas terkait X
keamanan
c. Pelatihan program manajemen fasilitas terkait X
pengelolaan B3 dan limbahnya
d. Pelatihan program manajemen fasilitas dan keselamatan X
terkait proteksi kebakaran
e. Pelatihan program manajemen fasilitas terkait peralatan X
medis
f. Pelatihan program manajemen fasilitas terkait sistim X
utilitas
g. Pelatihan program manajemen fasilitas terkait X
penanganan bencana
10.
Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala serta X
pemeriksaan khusus bagi petugas/pegawai

2
b. Memberikan bantuan pengobatan, perawatan, serta X X X X X X X X X X X X
rehabilitasi terhadap petugas/pegawai rumah sakit
yang menderita sakit
c. Melakukan perlindungan spesifik dengan X
memberikan imunisasi pada petugas/ pegawai rumah
sakit yang bekerja pada tempat kerja yang
berisiko/berbahaya
11.
Pengawasan para vendor/tenant
X X X X X X X X X X X X
a. Melakukan pernerapan program MFK kegiatan
Keselamatan, keamanan, pengamanan bahan dan
limbah berbahaya, proteksi kebakaran, dan
penanganan kedaruratan
X
b. Mengikuti setiap pelatihan, inhouse training dan
kegiatan terkait MFK yang dilakukan oleh pihak rumah
sakit

2
BAB VIII

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

a. Komite wajib mencatat dan melaporkan bila terjadi insiden terkait dengan
program Manajemen fasilitas dan keselamatan.
b. Komite K3RS menganalisa laporan pekerja atau unit dan membuat laporan
kepada direktur rumah sakit.
c. Evaluasi kegiatan program sekali satu tahun pada akhir tahun, evaluasi
dilakukanuntuk melihat pencapaian sasaran.

2
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

a. Pelaporan program dilaporkan ke direktur sekali setahun bersama laporan


pengawasan dan evaluasi manajemen fasilitas dan keselamatan yang
dilaporkan ke Direktur Rumah Sakit.

b. Program manajemen fasilitas dan keselamatan di review setahun sekali dan


dilaporkan ke Direktur Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai