Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA RUMAH

SAKIT (K3RS)
RUMAH SAKIT KATOLIK BUDI RAHAYU BLITAR

A. PENDAHULUAN
Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar yang merupakan suatu unit pelayanan
bertujuan untuk meningkatkan, memantapkan, dan mempertahankan jangkauan dan
pemerataan serta mutu pelayanan menuju peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya rumah sakit
sebagai penggerak masyarakat agar mampu melindungi, memelihara, dan meningkatkan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
Dalam perkembangannya rumah sakit telah berubah menjadi suatu institusi yang
sangat kompleks sehingga memerlukan suatu manajemen yang baik. Dengan mengikuti
standar akreditasi rumah sakit di Indonesia maka diharapkan rumah sakit akan dapat
memberikan sebuah pelayanan yang baik, pelayanan yang baik ini tidak akan terwujud
apabila rumah sakit tidak memperhatikan fasilitas keamanan untuk pasien (patient
safety), pengunjung, dan petugas (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Dalam upaya menyediakan pelayanan yang bermutu maka Rumah Sakit Katolik
Budi Rahayu Blitar merumuskan misinya yaitu : "Kami berkomitmen untuk
mengoptimalkan kualitas hidup orang banyak dengan pelayanan yang penuh kasih
sayang, terpercaya dan fokus pada pelanggan" dan visinya "Kami ingin menjadi penyedia
layanan kesehatan terdepan yang berfokus pada pelanggan". Rumah Sakit Katolik Budi
Rahayu Blitar melaksanakan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
merupakan bagian dari komponen keselamatan dan keamanan lingkungan fisik yang
berupaya untuk mengelola semua resiko-resiko yang mungkin terjadi didalam
pelayanannya dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung.

B. LATAR BELAKANG
Program kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja mengacu pada Undang – Undang
Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya pasal 165 : “ pengelola tempat wajib
melakukan segala bentuk upaya kesehatan melaui upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan, dan pemulihan bagi tenaga kerja”. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit, dan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 66 2016 Tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit.
Rumah Sakit harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien,
keluarga, staf dan maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di rumah
sakit. Rumah sakit dituntut untuk melaksanakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) yang dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga resiko terjadinya
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di rumah sakit dapat
dihindari.
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat
maka tuntutan pengelolaan program kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit
semakin tinggi karena Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit, pasien,
pengunjung/pengantar pasien dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan
perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses
kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di
rumah sakit. Sarana dan prasarana tersebut memerlukan perawatan dan pemeliharaan
yang sedemikian rupa untuk menjaga keselamatan, kesehatan, mencegah kebakaran dan
persiapan dalam penanggulangan bencana.

C. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS.


1. Tujuan Umum.
Terselenggaranya program Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah untuk
menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien, keluarga, staf, dan
pengunjung maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di rumah
sakit sehingga resiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan
Akibat Kerja (KAK) di rumah sakit dapat dihindari.
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya pelayanan rumah sakit yang bermutu.
b. Tersedianya SDM yang profesional dan berkualitas.
c. Tersedianya sarana, prasarana, dan peralatan medis yang memadai.
d. Terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk pasien, keluarga,
staf dan pengunjung, rumah sakit.

D. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN


1. Penyusunan Regulasi terkait K3RS
a. Membuat regulasi K3 RS sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dengan
mengacu kepada undang- undang yang berlaku
b. Mendistribusikan regulasi K3 RS ke unit pelayanan terkait berkoordinasi
dengan Unit Mutu rumah sakit
2. Pelatihan terkait K3 RS
a. Membuat jadwal pelatihan K3 RS berkoordinasi dengan DIKLAT rumah
sakit, meliputi Jenis pelatihan, Waktu pelatihan, & Pelaksana (internal/
eksternal)
b. Pelaksanaan pelatihan K3 RS sesuai dengan jenis pelatihan dan jadwal yang
telah ditetapkan
c. Pelatihan K3RS diberikan kepada seluruh staf rumah sakit, karyawan
kontrak, & badan independen
3. Pelayanan Kesehatan Kerja

a. Membuat jadwal pemeriksaan kesehatan karyawan meliputi :


1) Pemeriksaan berkala (tahunan)
2) Imunisasi dan vaksinasi
b. Melaksanaan pemeriksaan kesehatan karyawan sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan
c. Melakukan monitoring terhadap kesehatan karyawan
4. Pelayanan Keselamatan Kerja
a. Identifikasi area yang beresiko keamanan dan keselamatan di RS.

b. Pemasangan CCTV di area yang beresiko keamanan dan keselamatannya.

c. Pemberian identitas pada semua staf, pengunjung, pedagang / vendor


dengan memasang badge name sementara atau tetap atau dengan cara
identifikasi lain.

d. Melakukan assesmen risiko keamanan dan keselamatan selama setiap ada


pembangunan dan renovasi

e. Pemeriksaan fasilitas fisik secara komprehesif (mencatat semua perabot


yang tajam dan rusak, fasilitas yang perlu perbaikan, dll)

f. Penganggaran untuk mengganti sistem, perbaikan fasilitas yang rusak, dll.


(Budgeting)
g. Pencatatan dan pelaporan insiden/ cedera akibat fasilitas yang tidak
memberikan keamanan dan keselamatan.

h. Edukasi staf terkait dengan keselamatan dan keamanan

i. Menyusun rencana keselamatan dan keamanan, dengan melalukan


pemeriksaan fasilitas fisik gedung

k. Perlindungan keselamatan dan keamanan fasilitas fisik

l. Monitoring sarana proteksi radiasi meliputi penggunaan APD & pengecekan


kualitas ruangan.

m. Keselamatan di laboratorium :

1) Kebijakan dan prosedur tertulis yang mendukung pemenuhan


standard dan peraturan

2) Tersedianya peralatan keamanan sesuai praktek di laboratorium dan


untuk bahaya yang dihadapi

3) Orientasi bagi semua staf laboratorium untuk prosedur dan praktek


keamanan kerja

4) Pendidikan (in service education) untuk prosedur-prosedur baru dan


pengenalan bahan berbahaya yang baru dikenali/ diperoleh.

5. Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan Barang Berbahaya


a. Mengidentifikasi bahan dan limbah berbahaya dan mempunyai daftar terbaru/
mutahir dari bahan berbahaya tersebut di rumah sakit

b. Melaksanakan kegiatan penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan


beracun berbahaya yang aman

c. Melaksanakan pelaporan dan investigasi dari tumpahan (spill), paparan,


(exposure) dan insiden lainnya

d. Melaksanakan penanganan dan pembuangan limbah bahan beracun


berbahaya yang aman dan sesuai ketentuan

e. Melakukan pemasangan label pada bahan beracun berbahaya dan limbah


bahan beracun berbahaya

6. Pengembangan Manajemen Tanggap Darurat


a. Menyusun rencana tanggap darurat (survey bahaya, membentuk tim tanggap
darurat, rencana simulasi tanggap darurat)
b. Melakukan simulasi tanggap darurat bencana berkoordinasi dengan instansi
terkait
c. Memasang rambu - rambu/ tanda khusus jalan keluar untuk evakuasi apabila
terjadi bencana
d. Melakukan monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan rencana tanggap
darurat rumah sakit
e. Melaksanakan sistem evakuasi aman : jalan keluar yang aman dan tidak
terhalang bila tejadi keadaan darurat
7. Pengamanan Kebakaran
a. Melaksanakan identifikasi resiko kebakaran
b. Memastikan bahwa rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.
c. Melaksanakan pelatihan penanggulangan kebakaran.
d. Melaksanakan pemeriksaan, uji fungsi peralatan kebakaran dan
pemeliharaan peralatan.
e. Melaksanakan pengamanan seluruh penghuni rumah sakit dari kebakaran,
asap atau kedaruratan lain.
f. Meredakan kebakaran dan pengendalian asap, evakuasi / jalan keluar bila
terjadi kedaruratan akibat kebakaran dan bukan kebakaran

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Penyusunan Regulasi terkait K3RS
a. Membuat regulasi K3 RS sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dengan
mengacu kepada undang- undang yang berlaku yang akan di laksanakan
oleh tim K3
b. Mendistribusikan regulasi K3 RS ke unit pelayanan terkait berkoordinasi
dengan Tim mutu rumah sakit
 Pelatihan terkait K3 RS
a. Membuat jadwal pelatihan (matriks pelatihan) K3 RS berkoordinasi dengan
DIKLAT rumah sakit, meliputi Jenis pelatihan, Waktu pelatihan, &
Pelaksana (internal/ eksternal) dan bekerjasama dengan tim K3RS
b. Pelaksanaan pelatihan K3 RS sesuai dengan jenis pelatihan dan jadwal yang
telah ditetapkan oleh tim K3RS dan bekerjasama dengan DIKLAT
c. Pelatihan K3RS diberikan kepada seluruh staf rumah sakit, karyawan
kontrak, & badan independen
3. Pelayanan Kesehatan Karyawan
a. Membuat jadwal pemeriksaan kesehatan karyawan meliputi Pemeriksaan
berkala, Imunisasi dan vaksinasi akan dibuat oleh Unit SDM.
b. Melaksanaan pemeriksaan kesehatan karyawan sesuai dengan jadwal yang
sudah ditentukan yang akan dilaksanakan oleh Unit SDM.
c. Melakukan monitoring terhadap kesehatan karyawan yang akan
dilaksanakan oleh Unit SDM.
d. Unit SDM. akan menyerahkan laporan hasil kegiatan pelaksanaan dan
evaluasi hasil ke tim K3RS.
4. Pelayanan Keselamatan Kerja
a. Identifikasi area yang beresiko keamanan dan keselamatan di RS.
b. Pemasangan CCTV dan menempatkan di area yang beresiko keamanan dan
keselamatannya di ruang bersalin Pav.1, Ruang Anak Pav.4, Depan ICU dan
HD, Parkiran TGP, Parkiran Depan RS.
c. Pemberian identitas pada semua staf, pengunjung, pedagang / vendor
dengan memasang badge name sementara atau tetap atau dengan cara
identifikasi lain yang akan dilakukan oleh tim K3
d. Melakukan assesmen risiko keamanan dan keselamatan selama setiap ada
pembangunan dan renovasi
e. Pemeriksaan fasilitas fisik secara komprehesif (mencatat semua perabot
yang tajam dan rusak, fasilitas yang perlu perbaikan, dll)
f. Penganggaran untuk mengganti sistem, perbaikan fasilitas yang rusak, dll.
(Budgeting)
g. Pencatatan dan pelaporan insiden/ cedera akibat fasilitas yang tidak
memberikan keamanan dan keselamatan.
h. Edukasi staf terkait dengan keselamatan dan keamanan
i. Menyusun rencana keselamatan dan keamanan, dengan melalukan
pemeriksaan fasilitas fisik gedung
j. Perlindungan keselamatan dan keamanan fasilitas fisik
k. Monitoring sarana proteksi radiasi meliputi penggunaan APD & pengecekan
kualitas ruangan.
l. Keamanan di laboratorium :
1) Kebijakan dan prosedur tertulis yang mendukung pemenuhan
standard dan peraturan
2) Tersedianya peralatan keamanan sesuai praktek di laboratorium dan
untuk bahaya yang dihadapi
3) Orientasi bagi semua staf laboratorium untuk prosedur dan praktek
keamanan kerja
4) Pendidikan (in service education) untuk prosedur-prosedur baru dan
pengenalan bahan berbahaya yang baru dikenali/ diperoleh.
5. Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan Barang Berbahaya
a. Mengidentifikasi bahan dan limbah berbahaya dan mempunyai daftar
terbaru/ mutahir dari bahan berbahaya tersebut di rumah sakit
b. Melaksanakan kegiatan penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan
beracun berbahaya yang aman
c. Melaksanakan pelaporan dan investigasi dari tumpahan (spill), paparan,
(exposure) dan insiden lainnya
d. Melaksanakan penanganan dan pembuangan limbah bahan beracun
berbahaya yang aman dan sesuai ketentuan
e. Melakukan pemasangan label pada bahan beracun berbahaya dan limbah
bahan beracun berbahaya
f. Menyelesaikan Perijinan terkait dengan pengelolaan limbah B3, Ijin
operasional incinerator, ijin TPS B3, Ijin IPAL.
g. Monitoring Kerjasama pihak.ke-3 terkait pengelolaan limah B3
h. Pengajuan kerjasama pengelolaan limbah B3 dengan PT PPLI
6. Pengembangan Manajemen Tanggap Darurat
a. Menyusun rencana tanggap darurat (survey bahaya, membentuk tim tanggap
darurat, rencana simulasi tanggap darurat)
b. Melakukan simulasi tanggap darurat bencana berkoordinasi dengan instansi
terkait
c. Memasang rambu - rambu/ tanda khusus jalan keluar untuk evakuasi apabila
terjadi bencana
d. Melakukan monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan rencana tanggap
darurat rumah sakit
e. Melaksanakan sistem evakuasi aman : jalan keluar yang aman dan tidak
terhalang bila tejadi keadaan darurat
7. Pengamanan Kebakaran
a. Melaksanakan identifikasi resiko kebakaran
b. Memastikan bahwa rumah sakit sebagai kawasan tanpa rokok.
c. Melaksanakan pelatihan penanggulangan kebakaran.
d. Melaksanakan pemeriksaan, uji fungsi peralatan kebakaran dan
pemeliharaan peralatan.
e. Melaksanakan pengamanan seluruh penghuni rumah sakit dari kebakaran,
asap atau kedaruratan lain.
f. Meredakan kebakaran dan pengendalian asap, evakuasi / jalan keluar bila
terjadi kedaruratan akibat kebakaran dan bukan kebakaran

F. SASARAN
Sasaran umum program K3RS adalah semua area pelayanan pasien, area wilayah kerja
staff dan lingkungan RS.
Sasaran Pelaksanaan Kegiatan K3RS adalah :
1. Regulasi K3RS telah tersusun sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
2. Pelatihan terkait K3RS telah terlaksana sesuai jadwal
3. Pelayanan kesehatan karyawan telah terlaksana sesuai jadwal
4. Tidak terjadi kecelakaan kerja pada karyawan
5. Tidak terjadi kecelakaan akibat fasilitas fisik yang rusak
6. Bahan beracun dan berbahaya dapat ditangani dengan baik
7. Tidak terjadi insiden akibat bahan beracun dan berbahaya
8. Terlaksananya simulasi tanggap darurat bencana
9. Terlaksananya pemadaman kebakaran atau asap
10. Terpeliharanya alat pemadam kebakaran atau kedaruratan yang lain

G. HASIL
1. Penyusunan Regulasi terkait K3RS
a. Telah dibuat regulasi K3 RS sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dengan
mengacu kepada undang- undang yang berlaku yang akan di laksanakan oleh
tim K3 berupa SPO.
b. Telah didistribusikan regulasi K3 RS berupa SPO ke unit pelayanan terkait
berkoordinasi dengan QMR rumah sakit
2. Pelatihan terkait K3 RS
3. Pelatihan terkait K3 RS
a. Jadwal pelatihan (matriks pelatihan) K3 RS berkoordinasi dengan DIKLAT
rumah sakit, meliputi Jenis pelatihan, Waktu pelatihan, & Pelaksana (internal/
eksternal) dan bekerjasama dengan tim K3RS telah dibuat berupa proposal
pelatihan.
b. Pelaksanaan pelatihan K3 RS yang sudah terlaksana :

TANGGAL JUMLAH
PELAKSANAAN PESERTA
5, 6, 7 Mei 2018 90
16,19,30,31 Juni 2018 100
11 September 2017 20
210
c. Total peserta yang telah mengikuti pelatihan selama periode 4 gelombang
seperti yang tertera pada tabel diatas sejumlah 210 orang dari rencana peserta
pelatihan sebanyak 250 karyawan.
3. Pelayanan Kesehatan Karyawan
Telah dilaksanakan pemeriksaan karyawan diikuti oleh karyawan yang sudah
punya masa kerja 1 tahun diikuti 131 karyawan seperti yang telah dijadwalkan
dengan hasil :

a. 3 Karyawan tidak foto thorax karena sedang hamil.

b. 2 karyawan teridentifikasi keradangan paru,

c. ... karyawan perlu Vaksin hepatitis B

d. 29 karyawan menunjukkan hasil HB dibawah nilai standard.

4. Pelayanan Keselamatan Kerja


a. Telah dilakukan identifikasi area yang beresiko keamanan dan keselamatan
di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran pada bulan juni 2018. Berdasarkan
jenis bahayanya dapat dibedakan menjadi 10, meliputi :

Peringkat Risiko Ranking


Jenis Resiko Score
Dampak Peluang Resiko

Bayi diculik
Jaringan Komputer
Terputus
Tertular Infeksi
HIV
Tertular infeksi
hepatitis C
Tertular infeksi
hepatitis B
pasien terpeleset di
kamar mandi
Petugas terkena air
panas dari water
bath
Petugas terkena uap
panas dari autoclave
mata petugas
terkena cairan
dialisat atau citric
Terinfeksi kuman
TB

b. Telah dilakukan pemasangan pada CCTV sejak tahun 2016 sebagai sarana
proteksi kehilangan dan kerusakan fasilitas. Dan dilakukan penambahan
CCTV pada bulan Oktober 2018 di 6 titik baru yaitu di Ruang Kamar Bayi dan
Ruang. Dengan lokasi penempatan :

Lantai Lokasi
Area Luar Parkiran tepan lt 1 da 2
Parkiran belakang (TGP)
Parkiran Momil RS (Asrama)

Paviliun 1. depan R.Bersalin


2. ICU
3. Depan Ruang Bayi Pav.4
4. Ruang Tunggu ICU
c. Pemberian identitas pada seluruh staf dilakukan oleh bagian IT dengan
mendapatkan nomer induk karyawan dari bagian Unit Kepegawaian.
Pemberian kartu tunggu untuk penunggu pasien dan kartu tamu untuk
pembesuk/ pengunjung yang akan bertamu ke kamar pasien maupun bagian
tertentu diberikan oleh security yang bertugas ditiap lantai. Pemberian badge
name bagi pedagang / vendor disediakan oleh vendor.

d. Telah melakukan pemantauan & asesmen resiko keamanan dan keselamatan


selama setiap ada pembangunan dan renovasi. Dan dilakukan monitoring
pada area pembangunan ataupun renovasi (Hasil ICRA terlampir). Pada
periode tahun 2018 kegiatan pembangunan/ renovasi yang dilakukan adalah
Rung Rawat inap perinatal pav.4

e. Seluruh perabot yang tajam dan rusak maupun fasilitas yang perlu diperbaiki
telah dilakukan pencatatan dan telah dikoordinasikan dengan bagian
Pemeliharaan Sarana dilakukan perbaikan sehingga tidak menimbulkan
insiden/ cedera. Dengan jumlah kerusakan selama periode 2018 :

BULAN JUMLAH
Januari 21
Februari 26
Maret 24
April 15
Mei 12
Juni 10
Juli 13
Agustus 22
September 18
Oktober 10
November 25
Desember 10
Total

f. Telah membuat penganggaran untuk mengganti system, perbaikan fasilitas


yang rusak dengan total Rp. 1.399.416.000,- (data perincian terlampir)

g. Tidak ditemukan kejadian atau bahkan hingga menimbulkan cedera akibat


kegagalan fasilitas keselamatan dan keamanan, ataupun kerusakan
bangunan. Perlindungan terhadap keselamatan dan keamanan fasilitas fisik
dilakukan dengan cara pengawasan melalui CCTV dan security.
h. Selama periode tahun 2018 tidak ditemukan kejadian insiden/ cedera akibat
fasilitas yang tidak memberikan keamanan dan keselamatan.

i. Edukasi staf terkait dengan keselamatan dan keamanan telah dilakukan


didalam 1 kegiatan, yaitu Pelatihan K3RS. Dengan jumlah peserta yang
telah mengikuti pelatihan K3RS sebanyak 226 orang dari target peserta 298
peserta, 72 peserta yang belum mengikuti pelatihan.

j. Telah melakukan pemeriksaan fasilitas fisik secara komperhensif setiap 1


tahun sekali. Fasilitas yang diperiksa meliputi plafon, dinding, lantai, pintu,
meja, kursi, lemari/ laci, ac, dan stop kontak. Dengan tujuan dilakukan
pemeriksaan adalah meminimalisir hal buruk terjadi dari fasilitas yang
rusak.

k. Telah melakukan monitoring sarana proteksi radiasi meliputi penggunaan


APD & pengecekan kualitas ruangan.

5. Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan Barang Berbahaya


a. Telah dilakukan identifikasi bahan dan limbah berbahaya dan telah dibuat
daftar terbaru / mutakhir dari B3 di rumah sakit pada bulan Juni 2017
dengan jumlah B3 yang terdapat 5 jenis B3 berasal dari Laboratorium yang
merupakan reagen untuk pemeriksaan spesimen, jenis B3 yang lain terdapat
di Farmasi ada .. jenis yang merupakan B3.
b. Telah dilaksanakan pemantauan terkait penanganan, penyimpanan, dan
penggunaaan bahan beracun dan berbahaya yang aman pada bulan Juni 2017
ke beberapa departemen yang menggunakan B3 dan menyimpan B3
diruangan. Antara lain farmasi, laboratorium, IGD, poli spesialis, rekam
medis, VK, kamar bayi, ruang bersalin, ICU, kamar bedah, HD, Radiologi,
fisioterapi.
c. Pelaporan kejadian tumpahan, paparan, maupun insiden lainnya yang
berkaitan ataupun disebabkan oleh bahan beracun dan berbahaya akan
dilanjutkan untuk dikerjakan pada program tahun 2018 jika terdapat
kejadian
d. Kegiatan pelaksanaan dokumentasi persyaratan, meliputi setiap izin, lisensi
atau ketentuan persyaratan lainnya melalui Lembar Data Keselamatan
Bahan ( LDKB ) / MSDS dari bahan berbahaya elaksanakan dokumentasi
persyaratan, meliputi setiap izin, lisensi atau ketentuan persyaratan lainnya
melalui Lembar Data Keselamatan Bahan ( LDKB ) / MSDS dari bahan
berbahaya.
e. Pemasangan label telah diinformasikan kepada departemen yang
menyimpan bahan beracun dan berbahaya.
6. Pengembangan Manajemen Tanggap Darurat
a. Hasil dari identifikasi bencana internal dan eksternal di rumah sakit,
didapatkan hasil beberapa bencana internal dan eksternal yang berpotensi
menimbulkan ancaman bagi rumah sakit antara lain :
1) Gempa bumi
2) Banjir
3) Huru – hara
4) Ancaman bom
5) Kebakaran
6) Tumpahan bahan berbahaya
7) Kecelakaan Kerja
b. Perencanaan untuk menanggapi kemungkinan terjadinya bencana, meliputi :
1) Menetapkan jenis, kemungkinan & konsekuensi dari bahaya,
ancaman dan kejadian
2) Menetapkan peran rumah sakit dalam kejadian bencana
3) Strategi komunikasi pada saat kejadian
4) Pengelolaan sumber daya pada waktu kejadian, termasuk sumber
daya alternatif
5) Pengelolaan kegiatan klinis pada waktu kejadian, termasuk alternatif
tempat pelayanan
6) Identifikasi dan penugasan peran dan tanggung jawab staf pada
waktu kejadian
7) Proses untuk mengelola keadaan darurat/kedaruratan bila terjadi
pertentangan antara tanggung jawab staf secara pribadi dengan
tanggung jawab rumah sakit dalam hal penugasan staf untuk
pelayanan pasien
Telah tertulis dalam panduan manajemen emergensi (disaster plan)
c. Telah dilakukan komunikasi lisan dan tertulis kepada pihak/ instansi terkait
kegiatan pelatihan simulasi tanggap darurat.
d. Uji coba terhadap kesiapan petugas terhadap kewaspadaan bencana belum
terlaksana.
e. Pelaksanaan sistem evakuasi aman telah dilaksanakan dengan pemeriksaan
pada jalur evakuasi diantaranya ramp evakuasi dan tangga darurat.
7. Pengamanan Kebakaran
a. Melakukan identifikasi area yang berisiko kebakaran
Rumah Sakit Mitra Keluarga Kenjeran telah melakukan identifikasi area
yang beresiko kebakaran, identifikasi dilakukan diseluruh area rumah sakit.
Pada tahun 2017 identifikasi dilakukan pada bulan Juni 2017 sesuai dengan
time table perencanaan program pengamanan kebakaran. Berikut adalah
hasil dari identifikasi area yang beresiko kebakaran :
1. R.Insinerator
Terjadi hubung singkan karea adanya kerusakan Blower pada
scruber
2. Terjadi kerusakan pada pompa transfer IPAL
b. Dari hasil kegiatan pemantauan kawasan tanpa rokok masih ditemukan pengunjung
yang merokok di kawasan rumah sakit dengan jumlah :
BULAN JUMLAH
Juni 2 orang
Juli 3 orang
Agustus 2 orang
September 2 orang
Oktober 3 orang
November 2 orang
Desember 2 orang

c. Sarana sistem deteksi dini bahaya kebakaran dan sistem pemadaman api
telah diperiksa oleh badan yang berwenang, dalam hal ini adalah Disnaker
Kota Sidoarjo. Dan dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil bahwa sarana
sistem deteksi dini bahaya kebakaran dan sistem pemadaman api yang
berada dirumah sakit mitra keluarga waru layak untuk digunakan.
Pemeriksaan dan uji fungsi peralatan kebakaran dilakukan pada bulan
desember 2018 terhadap peralatan seperti Alat Pemadam Api Ringan
(APAR), hydrant, sprinkler, dan sistem alarm.
d. Kegiatan inventarisasi terhadap sistem pengamanan kebakaran dan evakuasi
yang aman bila terjadi kedaruratan kebakaran dan kedaruratan asap telah
dilaksanakan. Dengan melakukan pengecekan terhadap sistem pemadam
yang berada dirumah sakit dan pemantauan jalur evakuasi aman. Dari hasil
pengecekan dan pemantauan didapatkan hasil bahwa sistem padamam dan
jalur evakuasi layak untuk digunakan.
e. Tidak dilakukan peredaan kebakaran maupun asap, dikarenakan tidak terjadi
kebakaran maupun asap.

H. EVALUASI
1. Penyusunan Regulasi terkait K3RS
a. Pembuatan regulasi K3 RS sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dengan
mengacu kepada undang- undang yang berlaku telah di laksanakan
b. Regulasi K3 RS berupa SPO ke unit pelayanan terkait berkoordinasi dengan
Unit Mutu rumah sakit telah terdistribusi
2. Pelatihan terkait K3 RS
a. Jadwal pelatihan (matriks pelatihan) K3 RS berkoordinasi dengan DIKLAT
rumah sakit, meliputi Jenis pelatihan, Waktu pelatihan, & Pelaksana (internal/
eksternal) dan bekerjasama dengan tim K3RS telah dibuat berupa proposal
pelatihan.
b. Dari total 298 orang peserta yang direncanakan, yang sudah mengikuti
pelatihan sebanyak 226 orang selama 8 gelombang pelatihan. Jumlah
karyawan yang belum mengikuti pelatihan sebanyak 72 orang. Hal tersebut
dikarenakan kuota setiap gelombang pelatihan telah terpenuhi dan padatnya
jadwal pelatihan yang lain.

4. Pelayanan Kesehatan Karyawan


Hasil Foto Thorax
HASIL
MCU TINDAK HASIL
NO NAMA PENGOBATAN
(FOTO LANJUT PEMERIKSAAN
THORAX)

Keradangan
Konsultasi Diberikan Terapi
paru di
ke Dokter pengobatan
Astri suprahiler
1 Spesialis Negative TB antibiotik selama 5
Ruswikasari kanan, curiga
Paru dan cek hari mulai tanggal
proses
Gen Expert 09 Agustus 2017
spesifik (TB)

Konsultasi
Suspect ke Dokter
proses Spesialis Diberikan Terapi
keradangan Paru untuk pengobatan
Inggar paru foto kontrol antibiotik salam 5
2 Negative TB
Nawangsari Spesifik. ke dokter hari mulai tanggal
Pasien spesialis 25 September
sedang hamil kandungan 2017
7 minggu dan cek Gen
Expert
Diberikan
pengantar oleh dr.
Konsultasi
Keradangan Spesialis paru
ke Dokter
Diyan paru curiga untuk pengobatan
3 Spesialis Positive TB
Maulid proses Pro TB selama 6
Paru dan cek
spesifik bulan mulai
Gen Expert
tanggal 5 Januari
2018
Hasil titer HBsAg

NO. MEDREC NIK RUANGAN NAMA ANTI HBS


1 Hemodialisa Negative
2 Kamar Bedah Negative
3 Kamar Bedah Negative
4 Poliklinik Negative
5 Poliklinik 9 (Intermediate)
6 Poliklinik Negative
7 Poliklinik Negative
8 Poliklinik Negative
9 PERINA Negative
10 ICU
11 ICU
12 ICU
13 ICU
14 ICU
15 ICU
16 ICU
17 IGD
18 IGD
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Kecelakaan Kerja Karyawan


Bulan APRIL 2018
N PETUGAS UNIT WAKT JENIS HASIL PEMERIKSAAN VERIFI
O U& PAJANAN KASI
PETUGAS SUMBER
TEMP
TERPAJAN PAJANAN
AT
1 Dr. Amelia Dokter 19 Terpercik  HbsAg (-)  HbsAg Verifikasi
Umum April darah (-) final
2018 pasien saat  Anti Hbs dilakukan
Hecting (-)  Anti di bulan
HCV Oktober
 Anti HCV Total (+)
Total (-) 2017
 Anti HIV
 Anti HIV (-)
(-)

BULAN MEI 2017


N NAMA UNIT WAKTU JENIS HASIL PEMERIKSAAN
O PAJANAN PETUGAS SUMBER
VERIFI
TERPAJAN PAJANAN
KASI
1. Imada Lab 24 Mei Tertusuk  HbsAg (-)  HbsAg Terpajan
2018 Jarum bekas (-) di
 Anti HCV
pengambila nyatakan
Total (-)  Anti
n sample aman
HCV
darah pasien  Anti HIV
Total (-)
(-)
 Anti HIV
(-)

Hasil rectal sweab petugas Gizi


NO. NIK NAMA SWAB TENGGOROK SWAB RECTAL
Negative Negative

Negative Negative

Negative Negative

Negative Negative

Negative Negative

Negative Negative

Negative Negative

Negative Negative

Klebsiella Pneumoniae
Negative
ssp pneumoniae

Negative Negative

Negative Negative

Negative Negative

5. Pelayanan Keselamatan Kerja


a. Kegiatan identifikasi resiko terkait keselamatan dan keamanan telah
terlaksana.
b. Kegiatan pemasangan CCTV dan penempatan security sebagai upaya
perlindungan terhadap keselamatan dan keamanan telah terlaksana dan
belum terdapat area atau lokasi baru yang memerlukan pemasangan cctv
atau penempatan security.
c. Kegiatan pemberian identitas pada karyawan telah terlaksana, namun
pelaksanaan oleh karyawan belum maksimal. Karena masih terdapat
beberapa karyawan yang tidak menggunakan tanda identitas, diantaranya
karena lupa tidak membawa, hilang, dan lalai. Pemberian tanda identitas
bagi penunggu pasien, penjenguk pasien, atau tamu bagi bagian tertentu
telah dilaksanakan, namun pelaksanaannya belum maksimal dikarenakan
terdapat pengunjung dan tamu yang kelolosan masuk saat security sedang
tidak diruangan.
d. Kegiatan pemantauan & asesmen resiko keamanan dan keselamatan selama
setiap ada pembangunan dan renovasi telah dilaksanakan.
e. Telah dilakukan pencatatan seluruh perabot yang tajam dan rusak maupun
fasilitas yang perlu diperbaiki telah dilakukan pencatatan dan telah
dikoordinasikan dengan bagian maintenance melalui sistem HIS untuk
dilakukan perbaikan sehingga tidak menimbulkan insiden/ cedera.
f. Telah dibuat penganggaran untuk mengganti system, perbaikan fasilitas
yang rusak dengan total Rp. 1.399.416.000 (data perincian terlampir)
g. Selama periode tahun 2017 tidak ditemukan kejadian insiden/ cedera akibat
fasilitas yang tidak memberikan keamanan dan keselamatan.
h. Telah dilakukan edukasi staf terkait dengan keselamatan dan keamanan telah
dilakukan didalam 1 kegiatan, yaitu Pelatihan K3RS. Dengan jumlah peserta
yang telah mengikuti pelatihan K3RSDari total 298 orang peserta yang
direncanakan, yang sudah mengikuti pelatihan sebanyak 226 orang selama 8
gelombang pelatihan. Jumlah karyawan yang belum mengikuti pelatihan
sebanyak 72 orang. Hal tersebut dikarenakan kuota setiap gelombang
pelatihan telah terpenuhi dan padatnya jadwal pelatihan yang lain.
i. Telah dilakukan perbaikan terhadap fasilitas yang beresiko menimbulkan
cedera.
j. Telah dilakukan pemeriksaan fasilitas fisik secara komperhensif setiap 1
tahun sekali. Fasilitas yang diperiksa meliputi plafon, dinding, lantai, pintu,
meja, kursi, lemari/ laci, ac, dan stop kontak.
k. Kegiatan perlindungan terhadap keselamatan dan keamanan fasilitas fisik
telah terlaksana sehingga tidak menimbulkan cedera akibat kegagalan
fasilitas keselamatan dan keamanan, ataupun kerusakan bangunan.
l. Telah dilakukan monitoring sarana proteksi radiasi meliputi penggunaan
APD & pengecekan kualitas ruangan.
m. Keamanan di laboratorium :
1) Pembuatan kebijakan dan prosedur tertulis yang mendukung
pemenuhan standard dan peraturan telah terlaksana
2) Telah tersedianya peralatan keamanan sesuai praktek di laboratorium
dan untuk bahaya yang dihadapi
3) Orientasi bagi semua staf laboratorium untuk prosedur dan praktek
keamanan kerja, belum terlakasana seluruhnya. Dikarenakan masih
terdapat beberapa karyawan yang belum mengikuti pelatihan karena
kuota
1) Pendidikan (in service education) untuk prosedur-prosedur baru dan
pengenalan bahan berbahaya yang baru dikenali/ diperoleh telah
dilaksanakan. Namun beberapa karyawan masih belum mendapat
pelatihan karena sedang mendapat jadwal libur setelah lepas dinas malam
dan ada keperluan mendadak.
6. Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan Barang Berbahaya
a. Kegiatan identifikasi bahan dan limbah berbahaya telah terlaksana
b. Kegiatan pemantauan terkait penanganan, penyimpanan, dan penggunaaan
bahan beracun dan berbahaya yang aman telah terlaksana pada bulan januari
2017 ke beberapa departemen yang menggunakan B3 dan menyimpan B3
diruangan. Antara lain farmasi, laboratorium, IGD, poli spesialis, rekam
medis, NSA, NICU/PICU, VK, kamar bayi, ruang bersalin, ICU, Cathlab,
kamar bedah, HD, NSB, NSC, NSD, Maintenance Medis, fisioterapi, dan
NSF. Dari hasil kegiatan pemantauan terdapat beberapa ruangan yang belum
mengetahui pengaturan penyimpanan B3 yang harus terpisah dengan bahan
lain.
c. Tidak ditemukan atau dilaporkan kejadian tumpahan, paparan, maupun
insiden lainnya yang berkaitan ataupun disebabkan oleh bahan beracun dan
berbahaya Selama periode tahun 2018.
d. Dokumentasi persyaratan bahan beracun dan berbahaya berupa MSDS
(Material Safety Data Sheets) dari 18 jenis B3 yang sudah dimiliki baru 12
MSDS. Dikarenakan data msds belum berhasil ditemukan dan ada beberapa
yang belum dikirim dari suplier.
e. Kegiatan pemasangan label telah terlaksana kepada departemen yang
menyimpan bahan beracun dan berbahaya.
f. Kegiatan pemantauan dan evaluasi sistem pengelolaan bahan berbahaya
telah dilaksanakan. Bahan beracun dan berbahaya yang disiapkan di farmasi
sebagai pusat penyediaan, di atur agar tidak menyimpan bahan beracun dan
berbahaya terlalu banyak diruangan dengan pengadaan sesuai permintaan
diruangan. Sehingga tidak menimbulkan resiko bahan beracun dan
berbahaya tidak terpakai karena sudah melebihi masa berlaku.
7. Pengembangan Manajemen Tanggap Darurat
a. Kegiatan identifikasi bencana internal dan eksternal di rumah sakit telah
terlaksana
b. Kegiatan perencanaan untuk menanggapi kemungkinan terjadinya bencana
telah dilaksanakan
c. Telah dilakukan komunikasi lisan dan tertulis kepada pihak/ instansi terkait
kegiatan pelatihan simulasi tanggap darurat. Dan akan dilakukan follow up
kembali untuk berkoordinasi dengan instansi yang berwenang.
d. Kegiatan uji coba terhadap kesiapan petugas terhadap kewaspadaan bencana
belum terlaksana dikarenakan belum berhasil berkoordinasi dengan instansi
berwenang untuk mendapatkan bimbingan dan pelatihan.
e. Pelaksanaan sistem evakuasi aman telah dilaksanakan dengan pemeriksaan
pada jalur evakuasi diantaranya ramp evakuasi dan tangga darurat. Dari hasil
pemantauan akan langsung ditindak lanjuti jika terdapat benda atau barang
yang mengganggu atau menghambat jalur evakuasi.
8. Pengamanan Kebakaran
a. Kegiatan identifikasi risiko kebakaran telah dilaksanakan.
b. Kegiatan pemantauan kawasan tanpa rokok telah terlaksana.
f. Pemeriksaan, uji fungsi peralatan kebakaran dan pemeliharaan peralatan
telah terlaksana pada bulan desember 2018.
g. Kegiatan inventarisasi terhadap sistem pengamanan kebakaran dan evakuasi
yang aman bila terjadi kedaruratan kebakaran dan kedaruratan asap telah
terlaksana.
h. Tidak dilakukan peredaan kebakaran maupun asap, dikarenakan tidak terjadi
kebakaran maupun asap.

I. RENCANA TINDAK LANJUT


 Penyusunan Regulasi terkait K3RS akan dilanjutkan untuk dikerjakan pada
program tahun 2019 jika terdapat perubahan regulasi yang dibutuhkan
 Pelatihan terkait K3 RS akan dilanjutkan untuk dikerjakan pada program tahun
2019 untuk memenuhi kebutuhan pelatihan karyawan yang belum mengikuti
pelatihan
 Pelayanan Kesehatan Karyawan akan dilanjutkan untuk dikerjakan pada program
tahun 2019
 Pelayanan Keselamatan Kerja akan dilanjutkan untuk dikerjakan pada program
tahun 2019 beserta kegiatan kegiatan keselamatan pada unit laboratorium dan
radiologi.
 Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dan Barang Berbahaya akan
dilanjutkan untuk dikerjakan pada program tahun 2019
 Pengembangan Manajemen Tanggap Darurat akan dilanjutkan untuk dikerjakan
pada program tahun 2018
 Pengamanan Kebakaran akan dilanjutkan untuk dikerjakan pada program tahun
2018

Blitar, 22 Nopember 2018


Mengetahui

Dr. Didik Suryalik Hadi Sayom, ST.


Ketua K3RS Sekritaris K3RS

Anda mungkin juga menyukai