SAKIT (K3RS)
RUMAH SAKIT KATOLIK BUDI RAHAYU BLITAR
A. PENDAHULUAN
Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar yang merupakan suatu unit pelayanan
bertujuan untuk meningkatkan, memantapkan, dan mempertahankan jangkauan dan
pemerataan serta mutu pelayanan menuju peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Salah satu sasaran yang hendak dicapai adalah terwujudnya rumah sakit
sebagai penggerak masyarakat agar mampu melindungi, memelihara, dan meningkatkan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat.
Dalam perkembangannya rumah sakit telah berubah menjadi suatu institusi yang
sangat kompleks sehingga memerlukan suatu manajemen yang baik. Dengan mengikuti
standar akreditasi rumah sakit di Indonesia maka diharapkan rumah sakit akan dapat
memberikan sebuah pelayanan yang baik, pelayanan yang baik ini tidak akan terwujud
apabila rumah sakit tidak memperhatikan fasilitas keamanan untuk pasien (patient
safety), pengunjung, dan petugas (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
Dalam upaya menyediakan pelayanan yang bermutu maka Rumah Sakit Katolik
Budi Rahayu Blitar merumuskan misinya yaitu : "Kami berkomitmen untuk
mengoptimalkan kualitas hidup orang banyak dengan pelayanan yang penuh kasih
sayang, terpercaya dan fokus pada pelanggan" dan visinya "Kami ingin menjadi penyedia
layanan kesehatan terdepan yang berfokus pada pelanggan". Rumah Sakit Katolik Budi
Rahayu Blitar melaksanakan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
merupakan bagian dari komponen keselamatan dan keamanan lingkungan fisik yang
berupaya untuk mengelola semua resiko-resiko yang mungkin terjadi didalam
pelayanannya dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf dan
pengunjung.
B. LATAR BELAKANG
Program kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja mengacu pada Undang – Undang
Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, khususnya pasal 165 : “ pengelola tempat wajib
melakukan segala bentuk upaya kesehatan melaui upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan, dan pemulihan bagi tenaga kerja”. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja (K3) Di Rumah Sakit, dan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 66 2016 Tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Rumah Sakit.
Rumah Sakit harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien,
keluarga, staf dan maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di rumah
sakit. Rumah sakit dituntut untuk melaksanakan upaya kesehatan dan keselamatan kerja
(K3) yang dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga resiko terjadinya
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di rumah sakit dapat
dihindari.
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat
maka tuntutan pengelolaan program kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit
semakin tinggi karena Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit, pasien,
pengunjung/pengantar pasien dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan
perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses
kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di
rumah sakit. Sarana dan prasarana tersebut memerlukan perawatan dan pemeliharaan
yang sedemikian rupa untuk menjaga keselamatan, kesehatan, mencegah kebakaran dan
persiapan dalam penanggulangan bencana.
m. Keselamatan di laboratorium :
F. SASARAN
Sasaran umum program K3RS adalah semua area pelayanan pasien, area wilayah kerja
staff dan lingkungan RS.
Sasaran Pelaksanaan Kegiatan K3RS adalah :
1. Regulasi K3RS telah tersusun sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
2. Pelatihan terkait K3RS telah terlaksana sesuai jadwal
3. Pelayanan kesehatan karyawan telah terlaksana sesuai jadwal
4. Tidak terjadi kecelakaan kerja pada karyawan
5. Tidak terjadi kecelakaan akibat fasilitas fisik yang rusak
6. Bahan beracun dan berbahaya dapat ditangani dengan baik
7. Tidak terjadi insiden akibat bahan beracun dan berbahaya
8. Terlaksananya simulasi tanggap darurat bencana
9. Terlaksananya pemadaman kebakaran atau asap
10. Terpeliharanya alat pemadam kebakaran atau kedaruratan yang lain
G. HASIL
1. Penyusunan Regulasi terkait K3RS
a. Telah dibuat regulasi K3 RS sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dengan
mengacu kepada undang- undang yang berlaku yang akan di laksanakan oleh
tim K3 berupa SPO.
b. Telah didistribusikan regulasi K3 RS berupa SPO ke unit pelayanan terkait
berkoordinasi dengan QMR rumah sakit
2. Pelatihan terkait K3 RS
3. Pelatihan terkait K3 RS
a. Jadwal pelatihan (matriks pelatihan) K3 RS berkoordinasi dengan DIKLAT
rumah sakit, meliputi Jenis pelatihan, Waktu pelatihan, & Pelaksana (internal/
eksternal) dan bekerjasama dengan tim K3RS telah dibuat berupa proposal
pelatihan.
b. Pelaksanaan pelatihan K3 RS yang sudah terlaksana :
TANGGAL JUMLAH
PELAKSANAAN PESERTA
5, 6, 7 Mei 2018 90
16,19,30,31 Juni 2018 100
11 September 2017 20
210
c. Total peserta yang telah mengikuti pelatihan selama periode 4 gelombang
seperti yang tertera pada tabel diatas sejumlah 210 orang dari rencana peserta
pelatihan sebanyak 250 karyawan.
3. Pelayanan Kesehatan Karyawan
Telah dilaksanakan pemeriksaan karyawan diikuti oleh karyawan yang sudah
punya masa kerja 1 tahun diikuti 131 karyawan seperti yang telah dijadwalkan
dengan hasil :
Bayi diculik
Jaringan Komputer
Terputus
Tertular Infeksi
HIV
Tertular infeksi
hepatitis C
Tertular infeksi
hepatitis B
pasien terpeleset di
kamar mandi
Petugas terkena air
panas dari water
bath
Petugas terkena uap
panas dari autoclave
mata petugas
terkena cairan
dialisat atau citric
Terinfeksi kuman
TB
b. Telah dilakukan pemasangan pada CCTV sejak tahun 2016 sebagai sarana
proteksi kehilangan dan kerusakan fasilitas. Dan dilakukan penambahan
CCTV pada bulan Oktober 2018 di 6 titik baru yaitu di Ruang Kamar Bayi dan
Ruang. Dengan lokasi penempatan :
Lantai Lokasi
Area Luar Parkiran tepan lt 1 da 2
Parkiran belakang (TGP)
Parkiran Momil RS (Asrama)
e. Seluruh perabot yang tajam dan rusak maupun fasilitas yang perlu diperbaiki
telah dilakukan pencatatan dan telah dikoordinasikan dengan bagian
Pemeliharaan Sarana dilakukan perbaikan sehingga tidak menimbulkan
insiden/ cedera. Dengan jumlah kerusakan selama periode 2018 :
BULAN JUMLAH
Januari 21
Februari 26
Maret 24
April 15
Mei 12
Juni 10
Juli 13
Agustus 22
September 18
Oktober 10
November 25
Desember 10
Total
c. Sarana sistem deteksi dini bahaya kebakaran dan sistem pemadaman api
telah diperiksa oleh badan yang berwenang, dalam hal ini adalah Disnaker
Kota Sidoarjo. Dan dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil bahwa sarana
sistem deteksi dini bahaya kebakaran dan sistem pemadaman api yang
berada dirumah sakit mitra keluarga waru layak untuk digunakan.
Pemeriksaan dan uji fungsi peralatan kebakaran dilakukan pada bulan
desember 2018 terhadap peralatan seperti Alat Pemadam Api Ringan
(APAR), hydrant, sprinkler, dan sistem alarm.
d. Kegiatan inventarisasi terhadap sistem pengamanan kebakaran dan evakuasi
yang aman bila terjadi kedaruratan kebakaran dan kedaruratan asap telah
dilaksanakan. Dengan melakukan pengecekan terhadap sistem pemadam
yang berada dirumah sakit dan pemantauan jalur evakuasi aman. Dari hasil
pengecekan dan pemantauan didapatkan hasil bahwa sistem padamam dan
jalur evakuasi layak untuk digunakan.
e. Tidak dilakukan peredaan kebakaran maupun asap, dikarenakan tidak terjadi
kebakaran maupun asap.
H. EVALUASI
1. Penyusunan Regulasi terkait K3RS
a. Pembuatan regulasi K3 RS sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dengan
mengacu kepada undang- undang yang berlaku telah di laksanakan
b. Regulasi K3 RS berupa SPO ke unit pelayanan terkait berkoordinasi dengan
Unit Mutu rumah sakit telah terdistribusi
2. Pelatihan terkait K3 RS
a. Jadwal pelatihan (matriks pelatihan) K3 RS berkoordinasi dengan DIKLAT
rumah sakit, meliputi Jenis pelatihan, Waktu pelatihan, & Pelaksana (internal/
eksternal) dan bekerjasama dengan tim K3RS telah dibuat berupa proposal
pelatihan.
b. Dari total 298 orang peserta yang direncanakan, yang sudah mengikuti
pelatihan sebanyak 226 orang selama 8 gelombang pelatihan. Jumlah
karyawan yang belum mengikuti pelatihan sebanyak 72 orang. Hal tersebut
dikarenakan kuota setiap gelombang pelatihan telah terpenuhi dan padatnya
jadwal pelatihan yang lain.
Keradangan
Konsultasi Diberikan Terapi
paru di
ke Dokter pengobatan
Astri suprahiler
1 Spesialis Negative TB antibiotik selama 5
Ruswikasari kanan, curiga
Paru dan cek hari mulai tanggal
proses
Gen Expert 09 Agustus 2017
spesifik (TB)
Konsultasi
Suspect ke Dokter
proses Spesialis Diberikan Terapi
keradangan Paru untuk pengobatan
Inggar paru foto kontrol antibiotik salam 5
2 Negative TB
Nawangsari Spesifik. ke dokter hari mulai tanggal
Pasien spesialis 25 September
sedang hamil kandungan 2017
7 minggu dan cek Gen
Expert
Diberikan
pengantar oleh dr.
Konsultasi
Keradangan Spesialis paru
ke Dokter
Diyan paru curiga untuk pengobatan
3 Spesialis Positive TB
Maulid proses Pro TB selama 6
Paru dan cek
spesifik bulan mulai
Gen Expert
tanggal 5 Januari
2018
Hasil titer HBsAg
Negative Negative
Negative Negative
Negative Negative
Negative Negative
Negative Negative
Negative Negative
Negative Negative
Klebsiella Pneumoniae
Negative
ssp pneumoniae
Negative Negative
Negative Negative
Negative Negative