Anda di halaman 1dari 6

RUMAH SAKIT JIWA

MANAJEMEN SIAGA KEBAKARAN / BENCANA


INTERNAL RUMAH SAKIT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


Komite K3 00 1/6

Ditetapkan,
Direktur Rumah Sakit Jiwa
STANDAR PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 03 Januari 2019 dr. Makhrozal, M.Kes
Pembina Tingkat I
NIP. 1969073 200012 1 001

1. Bencana internal merupakan kondisi dimana terjadi didalam


Rumah Sakit Jiwa Aceh (RSJ Aceh)
2. Beberapa bencana yang mungkin terjadi di RSJ Aceh antara
PENGERTIAN
lain : kebakaran, runtuhnya bangunan akibat gempa bumi,
meledaknya peralatan, kebocoran gas berbahaya, kecelakaan
radiasi dll
1. Memberikan sistem kondisi umum dan petunjuk khusus
sebagai bantuan dalam menghadapi kondisi darurat bencana
internal
TUJUAN
2. Menciptakan kondisi yang aman dan selamat dilingkungan RSJ
Aceh
3. Mempercepat reaksi penanganan bencana
SK Direktur Rumah Sakit Jiwa Aceh No. 440/5700/2019 tentang

KEBIJAKAN Penetapan Hospital Disaster Plan (HOSDIP) di Rumah Sakit Jiwa


Aceh
A. RSJ Aceh memiliki beberapa gedung yang terpisah dan
bertingkat, guna mempercepat reaksi penanganan bencana
dipandang perlu untuk dibuat sistem komando siaga bencana
internal RS di masing- masing unit kerja / gedung.
Sistem komando tersebut akan bertanggung jawab langsung
kepada ketua tim bencana dalam hospital disaster yang terdiri

PROSEDUR dari :
1. Penanggung jawab (PJ) api
Bertanggung jawab memadamkan api awal dengan
menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) sesuaai
SPO yang berlaku dan mencari bantuan jika api awal tidak
dapat dikendalikan serta memutuskan perlu atau tidaknya
dilakukan evakuasi. Jika api awal tidak dapat dipadamkan
dengan APAR, PJ api harus bekerja sama dengan
SECURITY dan segera meminta bantuan kepada petugas
pemadam kebakaran kota Banda Aceh (BPBA). Tugas PJ
api adalah :
 Mengidentifikasi sumber api dan jenis penyebat
kebakaran. Apabila sumber kebakaran dari listrik
mengintruksikan untuk memadamkan sumber listrik
berkoordinasi dengan IPSRS
 Mengaktifkan upaya pemadaman api awal dengan
mengaktifkan sistem Code Red dan APAR, meminta
petugas lain menyiapkan APAR cadangan dan
menghubungi petugas SECURITY dan IPSRS untuk
melaporkan kejadian kebakaran/bencana internal lain
sesuai kode darurat
 Bekerja sama dengan petugas SECURITY dalam
upaya pemadaman api lebih lanjut apabila APAR
GAGAL
 Berkoordinasi dengan penanggung jawab dokumen,
aset dan pasien dalam upaya evakuasi agar semua
orang terhindar dari akibat merugiakan karena bahaya
api maupun asap
2. Penanggung jawab (PJ) pasien
Bertanggung jawab menyiapkan pasien untuk dilakukan
evakuasi sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan
keputusan PJ api. Jika diperlukan evakuasi PJ pasien
bertanggung jawab dalam memilih moda transportasi dan
jalur evakuasi yang dipandang aman dan efektif.
1) Ruang pelayanan pasien
a. Mencatat dan mengelompokkan pasien berdasarkan
kriteria skala prioritas evakuasi berdasarkan
kondisi klinis dan tranportasi pasien, bila terjadi
bencana
b. Menyiapkan alat-alat transportasi dan alat medis
pendukung yang akan digunakan untuk
mengevakuasi pasien
c. Mengkoordinir jalannya evakuasi pasien apabila
terjadi bencana
d. Mengatur evakuasi pasien dari ruang perawatan
melalui jalur evakuasi menuju tempat berkumpul
yang aman
e. Berkoordinasi dengan tim medis yang lain untuk
penanganan medis pasien lebih lanjut
Skala prioritas :
Guna memudahkan dalam seleksi untuk melakukan
evakuasi dipandang perlu memberikan kode prioritas
evakuasi pada pasien dengan cara diberi label. Kode
untuk label pasien adalah sebagai berikut :
a. Hijau : pasien dengan mobilisasi mandiri dan tidak
terpasang peralatan medis/yang beresiko untuk
keluar dari gedung. Petugas hanya memberikan
petunjuk jalur aman yang dapat dilalui saat terjadi
bencana
b. Kuning : pasien mandiri tetapi terpasang peralatan
medis sehingga perlu bantuan ringan dalam
evakuasi. Pasien dapat dipapah melalui tangga
darurat
c. Merah : pasien dengan mobilisasi terbatas sehingga
untuk mengeluarkan diperlukan bantuan 1 orang
atau lebih dengan sarana transportasi (tempat tidur,
kursi roda) atau dipanggul /digendong
d. Ungu : pasien dengan mobilitas sangat terbatas
sehingga harus dibantu oleh 2-4 petugas evakuasi
Prinsip prioritas evakuasi adalah jangan sampai pasien
dengan mobilitas baik saat evakuasi terhalang proses
evakuasi pasien yang menggunakan peralatan dan
butuh waktu lama sehingga mengurangi peluang
selamat saat kejadian kebakaran/bencana tersebut.
2) Ruang non pelayanan
a. Melakukan aktifasi Code Blue dengan
menginstruksikan petugas lain menghubungi
bantuan medis sesuai dengan zona penanganan
Code Blue apabila terjadi korban pingsan atau tidak
bernafas
b. Melakukan upaya Bantuan Hidup Dasar (BHD)
pada korban (sesuai SPO)
c. Berkoordinasi dengan petugas lain dalam upaya
penanganan kestabilan kondisi klinis korban
sampai adanya bantuan medis lanjutan
3. Penanggung jawab (PJ) alat/aset
Bertanggung jawab terhadap evakuasi alat/aset-aset
penting dan menjauhkan barang-barang mudah terbakar
untuk mencegah terjadinya kebakaran yang lebih besar
serta memperpanjang waktu aman evakuasi. Dalam
keadaan yang cukup berbahaya PJ alat harus
mengutamakan evakuasi pasien dengan berkoordinasi
dengan PJ pasien
a. Mengamankan alat/aset yang mudah meledak untuk
menjadi prioritas pertama yang diamankan
b. Mengamankan alat/aset yang terkait dengan life
saving terhadap pasien yang menggunakannya
c. Mengamankan alat/aset yang bernilai investasi tinggi
(jika memungkinkan)
4. Penanggung jawab (PJ) dokumen
Bertanggung jawab menyelamatkan dokumen penting
yang ada pada lokasi kebakaran/bencana tersebut
berdasarkan tanda/kode yang sudah dipasang pada
beberapa dokumen penting pada satuan kerja :
a. Mencatat dan mengelompokkan dokumen yang
diamankan sesuai dengan skala prioritas pengamana
dokumen sebagai berikut :
 Prioritas 1 : rahasia : warna merah
 Prioritas 2 : internal : warna kuning
 Prioritas 3 : publik : warna hijau
b. Menyiapkan media evakuasi dokumen, misalnya :
kardus/keranjang evakuasi dokumen untuk
memindahkan dokumen ketempat yang aman
c. Menandai media evakuasi dokumen kardus/keranjang
dengan warna prioritas dokumen
d. Mengkoordinir jalannya evakuasi dokumen
e. Menjaga dokumen ditempat evakuasi dokumen
f. Melakukan recovery dokumen
Selain 4 PJ tersebut ditunjuk juga PJ gedung dan petugas
safety shift :
5. Penanggung jawab (PJ) gedung
a. Menjaga seluruh lokasi gedung (wilayah) lingkungan
satuan kerja yang menjadi tanggung jawabnya
b. Membuat laporan kepada direktur dan keuangan
tentang kondisi di gedung dan usulan perbaikan
dilampiri bukti ususlan setiap awal bulan
c. Menugaskan kepada PJ logistik (PJ aset) / PJ lain
untuk mengamankan seluruh aset diwilayah satuan
kerja yang menjadi tanggung jawabnya bila terjadi
bencana
d. Menugaskan kepada PJ administrasi/adlog/PJ lain
untuk mengamankan seluruh dokumen diwilayah
satuan kerja yang menjadi tanggung jawabnya bila
terjadi bencana
e. Menugaskan kepada PJ pelayanan/kepala ruang untuk
mengamankan seluruh aset diwilayah satuan kerja
yang menjadi tanggung jawabnya bila terjadi bencana
Penaggung jawab tersebut yang ditunjuk oleh PJ gedung
harus membuat jadwal dan daftar nama personel safety shift
untuk :
- Penanggung jawab api (kode helm/topi merah)
- Penanggung jawab pasien (kode helm/topi kuning)
- Penanggung jawab aset (kode helm/topi biru)
- Penanggung jawab dokumen (kode helm/topi putih)
6. Uraian tugas pelaksana “Personel Safety Shift”
a. Melakukan pengecekan terhadap kondisi aset/fasilitas,
dokumen dan potensi terjadinya kebakaran
b. Menyiapkan laporan pershift tentang kondisi yang
terjadi di lokasi yang menjadi tanggung jawabnya
c. Menandatangani bukti pengecekan tentang kondisi
lingkungan dan keadaan
d. Mencatat hal-hal seperti kerusakan potensi kecelakaan
kerja, kebakaran dll
B. Dalam keadaan tertentu dimana jumlah PJ tidak mencukupi 4
PJ tersebut, maka yang harus diprioritaskan adalah PJ api dan
PJ pasien, kemudian PJ berikutnya akan dibentuk setelah
adanya bantuan dari unit kerja terdekat
C. PJ-PJ tersebut ditunjuk setiap hari dan setiap shift oleh kepala
ruang/bidang/bagian/unit/instalasi, didokumentasikan dan
nama PJ ditulis dalam papan yang telah disediakan
D. PJ-PJ tersebut mempunyai kewenangan sebagai pengambil
keputusan tertinggi dan harus dipatuhi instruksinya oleh
seluruh penghuni gedung dan seluruh karyawan RSJ pada saat
bencana tersebut berlangsung sampai adanya bantuan tenaga
yang lebih kompeten dan bertanggung jawab terhadap ketua
tim bencana RSJ
E. Agar setiap komando ini mudah dikenali saat terjadi bencana
didalam RSJ, PJ tersebut harus memakai helm/topi dengan
warna :
1) Merah untuk PJ api
2) Kuning Untuk PJ pasien
3) Putih untuk PJ dokumen dan
4) Biru untuk PJ alat/aset
F. Perlengkapan helm/topi dalam sistem komando ini disiapkan
oleh komite K3 dan diletakkan minimal 1 set disetiap lantai
diseluruh gedung RSJ
G. Seluruh PJ yang bertugas mengevakuasi ke TITIK KUMPUL
yang telah ditentukan RSJ Aceh

UNIT TERKAIT Semua Unit

Anda mungkin juga menyukai