TENTANG
PANDUAN KEAMANAN
DI RUMAH SAKIT INSAN PERMATA
1
MEMUTUSKAN
DAFTAR ISI
2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................3
BAB I DEFINISI ................................................................................................................................4
BAB II RUANG LINGKUP.................................................................................................................5
BAB III TATA LAKSANA ..................................................................................................................6
BAB IV DOKUMENTASI…………………………………………………………………………………..9
3
Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit Insan Permata
Nomor : 07
Tanggal : …………. Mei 2022
Tentang : Panduan Keamanan
BAB I
DEFINISI
Keamanan di Rumah Sakit termasuk ke dalam Program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
(MFK). Keamanan di rumah sakit yakni perlindungan terhadap properti milik rumah sakit, pasien, staf,
keluarga, dan pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan oleh orang yang tidak
berwenang. Contoh kerentanan dan ancaman yang terkait dengan risiko keamanan termasuk kekerasan di
tempat kerja, penculikan bayi, pencurian, dan akses tidak terkunci/tidak aman ke area terlarang di rumah
sakit.
Insiden keamanan dapat disebabkan oleh individu baik dari luar maupun dalam rumah sakit. Area
yang berisiko seperti unit gawat darurat, ruangan neonatus/bayi, ruang operasi, farmasi, ruang rekam medik,
ruangan IT harus diamankan dan dipantau. Anak-anak, orang dewasa, lanjut usia, dan pasien rentan yang
tidak dapat melindungi diri mereka sendiri atau memberi isyarat untuk bantuan harus dilindungi dari bahaya.
Area terpencil atau terisolasi dari fasilitas dan lingkungan misalnya tempat parkir, mungkin memerlukan
kamera keamanan (CCTV).
4
BAB II
RUANG LINGKUP
5
BAB III
TATA LAKSANA
2. Identifikasi
1. Seluruh karyawan RS Insan Permata wajib menggunakan ID Card yang diberikan oleh Bagian SDI
dan digunakan pada saat bekerja sebagai tanda pengenal pada setiap area kerja. Selain karyawan,
tanda pengenal juga digunakan oleh pasien, berupa gelang medis yang diberikan oleh unit
keperawatan pada saat pasien masuk/dirawat. Pengunjung ( Visitor ), Detailer, pekerja/kontraktor
dan lain-lain menggunakan ID Card sesuai dengan kategori kepentinganya yang disediakan dan di
6
data olehSatpam.
2. Pada saat kegiatan konstruksi / renovasi, setiap pekerja wajib didata dan diberi tanda pengenal
khusus. Pekerja yang tidak menggunakan tanda pengenal tidak diperbolehkan memasuki area kerja.
Perusahaan yang mempekerjakan wajib memberikan data nama pekerja tersebut dan
pemutakhirandatanya.
3. Khusus untuk kamar bayi pada saat kelahiran bayi diberikanidentifikasi khusus yang persis sama
dengan yang diberikan pada Ibunya berupa gelang medis yang dilekatkan pada pergelangan tangan.
7
camera CCTV, dan patroli setiap 3 jam sekali.
c. Petugas Satpam akan selalu memastikan bahwa selain pasien dan pembesuk yang masuk wajib
mengenakan IDCard.
d. Pengamanan terhadap pasien VIP akan dikomunikasikan dari SDI atau Humas dan
Kominfokemudian akan diteruskan kepada petugasSatpam.
e. Setiap media yang akan melakukan peliputan harus menghubungi Humas dan Kominfo untuk
mendapatkan izin dari petugas Satpam.
f. Pengacara yang ada kepentingan berhubungan dengan masalah hukum atau pengacara pasien
yang akandatang ke area rumah sakit diarahkan ke Supervisor Hukum dan Relasi. Aparat penegak
hukum diarahkan untuk menghubungi Satuan Pengamanan RS Insan Permata saat melakukan
aktifitas di area rumah sakit.
5. Prosedur Darurat
a. Apabila terjadi keadaan darurat seperti: gangguan sipil, situasi penyanderaan dan penculikan bayi,
harus segera menghubungi Posko Satpam. Setiap pekerja dan pimpinan disetiap unit bertanggung
jawab terhadap tindakan penanganan keadaan apabila terjadi bencana eksternal dan internal
gedung berdasarkan kepada kebijakan dan SOP Penanganan Kesiapsiagaan Darurat.
b. Semua informasi mengenai dokumen klinis Pasien adalah rahasia dan tidak boleh diketahui atau
diinformasikan ke pihak lain ataumedia.
c. Supervisor Satpam maupun Pelaksana Satpamselalu berkoordinasikan dengan sub divisi umum
untuk memberikan pemberitahuan mengenai kondisi darurat dapat melalui telpon ruangan maupun
handphone atau dengan system alarm. Hal ini mencakup situasi seperti ancaman bom, insiden
penyanderaan, penembakan atau penculikanbayi.
8
BAB IV
DOKUMENTASI
dr.Hadiyani Nugraha
197910212019091002