Anda di halaman 1dari 9

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI

RSU BUNDA JAKARTA


NO: …./SK.AKR.MFK/ /RSUBJ/VI/2017

TENTANG

PANDUAN PENGELOLAAN KEAMANAN


RSU BUNDA JAKARTA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSU Bunda Jakarta,
maka diperlukan Pengelolaan Keamanan rumah sakit yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar Pengelolaan Keamanan di RSU Bunda Jakarta dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya panduan Chief Executive Officer
RSU Bunda Jakarta sebagai landasan bagi penyelenggaraan Pengelolaan
Keamanan di RSU Bunda Jakarta;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Chief Executive Officer RSU Bunda..

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah


Sakit
2. Peraturan Mentri Kesehatan No 012/Menkes/Per/III/2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit
3 Keputusan Direktur PT RSU Bunda Jakarta Nomor 02/SK/…..
RSUBJ/VI/….. tentang Struktur Organisasi RSU Bunda Jakarta

MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu : PERATURAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER RSU BUNDA JAKARTA
TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN PENGELOLAAN KEAMANAN
RSU BUNDA JAKARTA.
Kedua : Memberlakukan Panduan Pengelolaan Keamanan RSU Bunda Jakarta
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini .
Ketiga : Dengan dikeluarkannya Peraturan Chief Executive Officer ini, maka apabila
terdapat peraturan yang bertentangan dengan Peraturan Chief Executive
Officer ini maka peraturan-peraturan yang terdahulu dinyatakan tidak
berlaku.
Keempat : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan/atau kekeliruan dalam
Peraturan Chief Executive Officer ini maka akan diadakan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan : Di Jakarta
Pada tanggal : …………………….2017
RSU BUNDA JAKARTA

...................................
Chief Executive Officer

LAMPIRAN
PERATURAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER RSU BUNDA JAKARTA
NOMOR : ……….SK.AKR.MFK/…/RSUBJ/VI/2017
TANGGAL : …………………………
TENTANG : PANDUAN PENGELOLAAN KEAMANAN

Hal. 2 dari 9
1 PENDAHULUAN
Rumah Sakit sebagai tempat umum terpapar oleh berbagai resiko keamanan. Baik terhadap
pasien, pengunjung, karyawan, ataupun terhadap properti rumah sakit, . Untuk itu RSU
Bunda Jakarta perlu membuat perencanaan di bidang pengaturan keamanan untuk
mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan.
2 PERNYATAAN KEBIJAKAN
RSU Bunda Jakarta memiliki komitmen kuat untuk mempertahankan lingkungan yang aman
dan nyaman bagi pasien, pengunjung dan mereka yang bekerja di rumah sakit. Untuk itu,
lembaga ini telah memiliki Rencana Manajemen Keamanan yang dirancang untuk mengelola
dan mengurangi resiko keamanan seluruh area Rumah Sakit.
3 CAKUPAN
Rencana ini mencakup seluruh gedung dan area RSU Bunda Jakarta
4 TANGGUNG JAWAB
1.1. Pimpinan di semua unit bertanggung jawab dan berperan aktif dalam memastikan
Kebijakan Manajemen Keamanan, termasuk identifikasi dan pelaksanaan pengendalian
permasalahan di unit kerja masing – masing dapat berjalan dengan baik. Diantaranya
membuat kebijakan dan prosedur yang tepat.
1.2. Setiap Unit agar mampu mengidentifikasi keamanan medis, keuangan dan barang
berharga lainnya, berhubungan dengan Pengunjung, Supplier, Vendor dan Detailer.
5 EVALUASI TINGKAT KEAMANAN DAN SISTEM PELAPORAN
1.3. RSU Bunda Jakarta memiliki Satuan Unit Keamanan (Security) yang dilakukan atau
dikelola oleh security outsourcing. Pola kegiatannya dengan melakukan Patroli secara
menyeluruh selama 24 jam dan adanya penempatan anggota security yang
ditempatkan dibeberapa area. Untuk security external dilakukan 2 shift ; Untuk Shift
pagi 08.00 s/d 20.00 shift malam 20.00 s/d 08.00. External Security berjumlah 23 orang
termasuk kordinator ,Leader ,Chief dan Administrasi. Untuk shift pagi 9 orang termasuk
Chief dan Leader, shift malam 4 orang . Adapun pembagian plotingannya sebagai
berikut:
1.3.1. Basement Posko CCTV (Gudang Umum, Musholla, ISS, Ruang Control, Ruang
Teknisi, Toilet Umum & Parkir , Genset,gardu PLN,Panel Induk Listrik,Ruang
STP Limbah,Ruang Mesin Pompa dan Ground Tank air Bersih )
1.3.2. Lobby Utama Dalam Lt 1 ( Informasi,UGD,Gas Medis ,Pendaftaran Rawat
Inap,Kasir,Operator,Tempat Parkir Khusus Ambulance,TPS Medis dan Non
Medis,Panel Sub Lantai )

Hal. 3 dari 9
1.3.3. Lobby Luar Utama Lt 1 ( Area Parkir Lobby,Lobby Utama / Koridor Utama,Pos
Parking,jalur keluar masuk kendaraan )
1.3.4. Lt 1 Blok B ( Gudang Farmasi Pusat,Gudang Umum Pusat,Ruang Istirahat ER )
1.3.5. Lt 6 Rawat Inap ( Area Perawatan dari kamar 601 s/d 614,Kamar saji,kamar
mandi umum,ruang tunggu,Panel Sub Lantai )
1.3.6. Lt 7 Rawat Inap Lt 7 ( Area Perawatan dari kamar 701 s/d 714,Linen,kamar
mandi umum,ruang tunggu,Panel Sub Lantai )
1.3.7. Lt 8 Management Corporate ( Auditorium,Board Meetieng Room,Class
Room,Management Corporate,Pantry,Ruang Panel,Ruang IT )
1.3.8. Lt 5 s/d 2 .( Ruang Poliklinik lt 2 : Poliklinik Speasialis,Poliklinik Amara,Poliklinik
Gigi,panel Sub.
Lt 2 Blok B : Ruang Arsip Rekam Medik,Ruang Gudang Farmasi Unit,Ruang
Makan Dokter,Ruang Alat Poliklinik.
Lt 3 :Ruang Cardiologi / Rontgent MRI,CT Scan,Panoramic,Cath lab,Ruang
Kantor Emergency Respone / ER ,Ruang Tunggu,Ruang Poliklinik
Cemotherapy,Kamar mandi Umum ,Ruang Panel Sub. Lt 3 blok B : Ruang
Asrama Bunda.Lt 4 : Ruang Kamar Operasi,ICCU,ICU,HCU,Locker Karyawan
ICCU & OK,ruang tunggu keluarga pasien,Panel Sub.LT 5 : Ruang MCU,Kamar
mandi Umum,Kasir Pusat,Brain & spain,Bunda Sasana Huasada Neuro
Centre,management Rsu Bunda Jakarta,Panel Sub ).
1.3.9. Patroli ( Keseluruhan Area Rsu Bunda Jakarta,Pengamanan Dalam dan Luar
Gedung maupun aset inventaris ).
1.4. Masalah keamanan atau kejadian kriminal yang melibatkan pasien, pengunjung,
karyawan atau gedung RS harus segera dilaporkan kepada Petugas Security ( POSKO
Security di Lt. Basement ), pelaporan akan ditangani dengan melakukan penyelidikan
lebih lanjut. Seluruh petugas wajib menganalisa setiap adanya masalah keamanan,
ketertiban dan memberikan rekomendasi atau corrective action / perbaikan. Setiap
anggota security diharapkan dapat meningkatkan pengembangan kinerja performa
yang lebih baik dengan cara melakukan pelatihan terpadu secara terus menerus
maupun pelatihan lainnya ( pelatihan bantuan medis, K3RS dll )
1.5. Program pelatihan kasus penculikan bayi / anak dilakukan secara periodik. Program
tersebut digunakan sebagai tindakan penanganan dan pencegahan kejadian penculikan
bayi dan anak, tindakan penanganan tersebut melibatkan unit keperawatan dan unit
Customer Relation, apabila prosedur penanganan sudah tidak sesuai dengan kondisi
teknis lapangan maka dilakukan perbaikan atau koreksi terhadap prosedur sebelumnya.

Hal. 4 dari 9
6 IDENTIFIKASI
1.6. Seluruh karyawan RSU Bunda Jakarta wajib menggunakan ID Card yang diberikan oleh
SDM dan digunakan pada saat bekerja sebagai tanda pengenal pada setiap area kerja.
Selain karyawan, tanda pengenal juga digunakan oleh pasien dan keluarga, berupa
gelang medis untuk pasien dan kartu khusus penunggu pasien yang diberikan oleh unit
Admission pada saat pasien masuk/dirawat. Pengunjung ( Visitor ), Detailer,
pekerja/kontraktor dan lain-lain menggunakan ID Card sesuai dengan kategori
kepentingannya yang disediakan dan di data oleh Security.
1.7. Pada saat kegiatan konstruksi / renovasi, setiap pekerja ( Kontraktor ) wajib memiliki
surat ijin bekerja yang di keluarkan oleh Hospitality dan diberikan ke Petugas Security
yang ada di posko untuk selanjutnya identitas pekerja akan di tukar dengan Kartu ID
Card. Pekerja yang tidak menggunakan tanda pengenal tidak diperbolehkan memasuki
area kerja. Perusahaan yang mempekerjakan wajib memberikan data nama pekerja
tersebut dan pemutakhiran datanya.
1.8. Khusus untuk kamar bayi pada saat kelahiran bayi diberikan identifikasi khusus yang
persis sama dengan yang diberikan pada Ibunya berupa gelang medis yang dilekatkan
pada pergelangan tangan yang di keluarkan oleh keperawatan.

7 AREA BERESIKO TINGGI


1.9. Untuk pencegahan dan penanganan keamanan di setiap area maka Rumah Sakit
menetapkan beberapa area yang masuk dalam katagori beresiko tinggi dalam hal
perlakuan dari sisi keamanan dan prosedur penempatan anggota. Pihak Security dan
Hospitality akan selalu mengadakan evaluasi terhadap area yang beresiko tersebut
berdasarkan atas data kejadian / incident report dan hasil evaluasi dan informasi
lainnya.
1.10. Berikut adalah rincian area yang masuk dalam kategori area Beresiko tinggi :
1.10.1. Ruang Tunggu Admission, Emergency Lt 1,Kasir Rawat Inap Lt 1,Gas
Medis Lt 1
1.10.2. Ruang Tunggu & Gudang Pusat Farmasi,Gudang Pusat Umum Blok B
1.10.3. Ruang Tunggu Kasir Pusat Lt 5 & MCU,Management Rsu Bunda Jakarta
Lt 5
1.10.4. Ruang Tunggu Kamar Operasi & ICCU Lt 4
1.10.5. Ruang Tunggu radiologi & Kasir Radiologi Lt 3
1.10.6. Ruang Tunggu Poliklinik Lt 2 , Ruang Medical Record,kasir Poliklinik Lt 2
1.10.7. Ruang Tunggu dan semua kamar rawat inap di Lt 6 & 7
1.10.8. Ruang Management Lt 8 Corporate

Hal. 5 dari 9
1.10.9. Ruang Genset,Gardu PLN,Panel Induk,STP Limbah,Ground tank Air
Bersih
1.10.10. Area Parkir Lobby & Parkir basement
Setiap area tersebut diatas diperlakukan dengan tingkat keamanan tinggi dengan
penambahan camera CCTV dan petugas Patroli selama 24 Jam.

8 AKSES KELUAR – MASUK


1.11. Memastikan bahwa hanya staff atau petugas yang berwenang yang diperbolehkan
masuk di area tertentu rumah sakit, hal ini dibatasi dengan adanya pemasangan access
card (terpasang disetiap pintu masuk ruangan). Setiap orang yang masuk terutama di
beberapa area yang terpasang access card harus memiliki izin dari security untuk
mendapatkan kartu pengenal yang diberikan sesuai dengan kepentinganya yaitu :
kontraktor, vendor, detailer dan lainnya. Khusus keluarga pasien mendapatkan kartu
pengenal yang diberikan oleh Unit Admission.
1.12. Akses Emergency diawasi oleh security selama 24 jam. Emergency dilengkapi
oleh CCTV dan petugas patroli
1.13. Area yang beresiko tinggi memerlukan pengawasan yang lebih ketat berupa
pemasangan alat camera cctv, access card dan kartu pengenal serta penempatan
petugas security yang bertugas selama 24 jam dan buku checklis rutin .
1.14. Petugas security akan selalu memastikan bahwa setiap orang yang masuk wajib
mengenakan ID Card dan juga melakukan pemeriksaan terhadap kondisi pintu akses
agar selalu dalam keadaan terkunci dan tertutup rapat.
1.15. Perusahaan Outsouching Security yang bertugas di RSU Bunda Jakarta diatur
oleh regulasi yang diterbitkan oleh Kepolisian Republik Indonesia. Kebijakan tersebut
berada di Unit Hospitality RSU Bunda Jakarta dan dibwah Naungan ABUJAPI di
PT.Institute Kepolisian Indonesia.
1.16. Pengamanan terhadap pasien VIP akan dikomunikasikan dari Hospitality atau CR
& Corporate Communication Service kemudian akan diteruskan kepada petugas
security.
1.17. Setiap media yang akan melakukan peliputan harus menghubungi CR & Corporate
Communication Service untuk mendapatkan izin dan untuk pengawasan oleh petugas
security dan pendataan di surat izin meliput.
1.18. Pengacara yang ada kepentingan berhubungan dengan masalah hukum atau
pengacara pasien yang akan datang ke area rumah sakit diarahkan ke CR dan Legal
Corporate. Aparat penegak hukum diarahkan untuk menghubungi Security Internal RSU
Bunda Jakarta saat melakukan aktifitas di area rumah sakit.

Hal. 6 dari 9
9 ALUR KENDARAAN
1.19. Security yang bertugas di area emergency selalu memastikan bahwa alur
kendaraan yang masuk maupun yang melintas di depan area pintu masuk emergency
berjalan dengan lancar. Petugas wajib memantau kondisi lalu lintas sekitar emergency
dan segera tanggap dan cepat mengarahkan Ambulance yang datang maupun
kendaraan darurat yang menuju ke emergency. Petugas harus selalu berada ditempat
selama 24 jam.
1.20. Petugas security secara rutin melakukan pengawasan dan penertiban terhadap
pejalan kaki dan pengunjung dari luar yang masuk ke area emergency agar tidak
menghalangi jalur kendaraan dan mobilitas kegiatan bantuan medis di area emergency
1.21. Pemblokiran akses/jalan luar RS dapat dilakukan oleh pihak Security dengan
terlebih dahulu mendapat perintah dan ijin dari Manajemen RSU Bunda Jakarta.
Pemblokiran area luar dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan pihak pengelola
wilayah (POLSEK maupun Keamanan Wilayah Menteng) . Hal ini dapat dilakukan
apabila terdapat Kejadian Luar Biasa

10 PROSEDUR DARURAT
1.22. Apabila terjadi keadaan darurat seperti: gangguan sipil, situasi penyanderaan dan
penculikan bayi, harus segera menghubungi Posko Security. Petugas security akan
segera melakukan tindakan cepat dan tepat sesuai kebijakan dan prosedur yang
berlaku.
1.23. Setiap pekerja dan pimpinan disetiap unit bertanggung jawab terhadap tindakan
penanganan keadaan apabila terjadi bencana eksternal dan internal gedung
berdasarkan kepada kebijakan dan SOP Penanganan Kesiapsiagaan Darurat.
1.24. Semua informasi mengenai dokumen klinis Pasien adalah rahasia dan tidak boleh
diketahui atau diinformasikan ke pihak lain atau media.
1.25. Duty officer atau Koordinator Security selalu berkoordinasi dengan CR dan Hospitality
untuk memberitahukan mengenai kondisi darurat melalui sistem alarm. Hal ini
mencakup situasi seperti ancaman bom, insiden penyanderaan, penculikan bayi, dan
lain-lain.

11 PENCULIKAN BAYI ATAU ANAK


1.26. Bila terjadi penculikan bayi atau anak, petugas security akan melakukan penjagaan
disetiap pintu keluar masuk dan melakukan pengamatan terhadap setiap orang yang

Hal. 7 dari 9
di curigai yang keluar masuk ke area rumah sakit. Dan selalu berkoodinasi dengan
petugas keamanan yang berada di CCTV.
1.27. Petugas Operator telepon akan melakukan paging apabila terjadi keadaan darurat
sesuai dengan SPO yang berlaku.
1.28. Semua informasi pasien bersifat rahasia dan tidak boleh disebar luaskan.
1.29. Staf yang berada di area terjadinya insiden atau area pediatric akan melakukan
sensus dan pencarian. Daerah penculikan akan dibiarkan tidak disentuh agar tidak
merusak barang bukti.
1.30. Petugas security akan berkoordinasi dengan Polsek terdekat bila terjadi penculikan
anak dan bayi setelah mendapatkan ijin dari Manajemen.

12 STANDAR KINERJA
1.31. Seluruh staf berpartisipasi aktif dalam menciptakan keamanan dan kenyamanan
dirumah sakit. Pimpinan bertanggung jawab untuk membina security agar memiliki
pengetahuan keamanan dan memastikan staf melakukan prosedur dengan baik.
1.32. Pada setiap bulan security memberikan laporan pada Unit Hospitality meliputi:
absensi,jadwal dan perencanaan pelatihan, laporan bulanan kecelakaan, kondisi dan
pemecahan masalah.
1.33. Petugas security bertanggung jawab untuk memantau dan memastikan kesiapan
operasional CCTV. Unit security akan mengingatkan secara periodik akan fungsi
alarm dan selalu berkoordinasi dengan Hospitality.
1.34. Setiap situasi darurat, penculikan, ancaman dan peristiwa lainnya akan dilakukan
pengujian dan penyesuaian sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang akan dibuat.

13 PENGUKURAN HASIL KINERJA


1.35. Hasil kinerja security akan selalu rutin dilakukan evaluasi berkala oleh pihak Rumah
Sakit melalui unit Hospitality yang dilakukan pada setiap tiga bulan.
1.36. Setiap kejadian kejahatan yang meningkat diarea tertentu akan menjadi perhatian
security dan Manajemen.
1.37. Setiap penilaian secara periodik oleh Unit Hospitality harus didokumentasikan dan
disampaikan sebagai laporan kepada manajemen Rumah Sakit.

14 ORIENTASI, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


1.38. Orientasi perihal keamanan diberikan untuk setiap karyawan baru dan unit-unit
tertentu yang memiliki risiko keamanan tinggi.

Hal. 8 dari 9
1.39. Diperlukan pelatihan untuk penanganan dan pencegahan kondisi penculikan
anak/bayi bagi semua karyawan termasuk outsourcing yang diatur dan dilaksanakan
oleh unit HRD dan terdokumentasi setiap file karyawan. Selain itu, pelatihan ini
mencakup informasi yang terkait dengan kebijakan tidak mentoleransi yang berkaitan
dengan kekerasan di tempat kerja.

15 PEMANTAUAN DAN KEPATUHAN


Kinerja departemen dan karyawan terhadap keamanan dipantau pada saat ronde
lingkungan dan audit. Kepatuhan dengan kebijakan dan prosedur dinilai dan dilaporkan
kepada PK3RS.

16 REFERENSI
1.40. University of Texas Medical Branch Security Management Plan 2010
1.41. Undang Undang no28/th 2002/tentang Fasilitas bangunan
1.42. Undang Undang no 44/th 2009/tentang Rumah Sakit
1.43. Peraturan Kepolisian Republik Indonesia No 24 Tahun 2007 mengenai Sistem
Manajemen Pengamanan

Hal. 9 dari 9

Anda mungkin juga menyukai