31 Desember
Panduan
Assesmen Pasien 2016
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT UMUM BUNDA JAKARTA
NOMOR :311 /SK/KEP/RSUMTG/XII/2016
TANGGAL : 31 DESEMBER 2016
PANDUAN
ASSESMEN PASIEN
1. Asesmen pasien adalah serangkaian proses penilaian/ pengkajian kondisi pasien sejak
awal sebelum masuk rumah sakit (fase pre-rumah sakit), saat di rumah sakit (fase rumah
sakit) dan sesudah keluar rumah sakit (fase pasca-rumah sakit), yang dilakukan secara
terus menerus dan dinamis pada rawat inap dan rawat jalan.
2. Asesmen rawat jalan adalah asesmen yang dilakukan oleh dokter, perawat maupun
tenaga kesehatan lainnya.pada pasien yang datang untuk mendapatkan pelayanan rawat
jalan
3. Asesmen rawat inap adalah asesmen yang dilakukan oleh dokter, perawat maupun tenaga
kesehatan lainnya pada pasien yang datang dan dilakukan proses rawat inap
4. Assemen penyakit dalam adalah asesmen yang di lakukakan oleh dokter ,perawat
maupun tenaga kesehatan lainya pada pasien yng datang dan di lakukan proses rawat inap
5. Asesmen awal adalah suatu proses asesmen yang dilakukan pada proses awal pelayanan
kepada pasien yang memberikan informasi sebagai data awal, dilakukan analisa terhadap
data informasi tersebut untuk menetapkan diagnosis awal, dengan tujuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien dan untuk merencanakan suatu proses pelayanan.
6. Asesmen awal populasi tertentu atau asesmen individu adalah asesmen awal yang
dilakukan pada pasien dengan tipe dan populasi tertentu yang dimodifikasi sehingga dapat
mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan tepat.
7. Asesmen ulang adalah asesmen yang dilakukan pada interval tertentu dalam menetapkan
respon terhadap pengobatan dan untuk merencanakan pengobatan atau untuk
pemulangan pasien.
8. Asesmen khusus atau tambahan adalah asesmen yang lebih mendetail, yang terbatas
pada kebutuhan tertentu yang sebelumnya telah teridentifikasi pada asesmen awal.
9. Asesmen Tempat Kejadian adalah asesmen yang dilakukan segera setelah menemukan
kasus di tempat kejadian
10.Asesmen gawat darurat adalah asesmen yang dilakukan oleh dokter dan perawat pada
pasien yang datang dengan kasus gawat darurat
11.Asesmen nyeri adalah asesmen terhadap rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien dengan
menggunakan metode dan skala tertenu sesuai keadaan pasien untuk selanjutnya
dilakukan tatalaksana baik non farmakologis maupun farmakologis
12.Asesmen risiko jatuh adalah asesmen pada pasien untuk menentukan ada tidaknya risiko
jatuh pada pasien dengan metode tertentu dengan tujuan untuk mencegah kejadian jatuh
pada pasien dengan risiko tinggi
13.Asesmen pra anestesi adalah asesmen yang dilakukan oleh perawat dan dokter spesialis
anestesi saat pasien dilakukan pemeriksaan untuk mempersiapkan tindakan anestesi
sebagai bagian dari persiapan tindakan operasi atau bedah.
14.Asesmen perioperatif kamar operasi adalah asesmen yang dilakukan pada pasien yang
akan dilakukan tindakan bedah baik yang sudah direncanakan maupun sebagai tindakan
darurat (cito).
15. Asesmen pasien dengan risiko mendapat kekerasan fisik adalah asesmen yang dilakukan
oleh dokter dan perawat terhadap pasien yang datang dengan risiko atau kemungkinan
telah mendapatkan kekerasan dalam bentuk fisik sebelum pasien datang ke rumah sakit
Seluruh data yang diperoleh dalam proses asesmen didokumentasikan dalam rekam medis
pasien.
Proses asesmen pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan tentang pengobatan pasien
yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan berkelanjutan untuk emergensi, elektif
atau pelayanan terencana, bahkan ketika kondisi pasien berubah.
1. Asesmen yang baku
a. Semua pasien yang dilayani Rumah Sakit harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya
melalui suatu proses asesmen yang baku
b. Rumah sakit menetapkan asesmen informasi yang diperoleh dari pasien/ keluarga serta
informasi yang harus tersedia bagi pasien rawat jalan dan rawat inap
c. Rumah sakit menetapkan tentang informasi yang didokumentasikan untuk asesmen
d. Rumah sakit mengidentifikasikan tentang informasi yang harus didokumentasikan untuk
asesmen..
e. Asesmen pasien adalah serangkaian proses penilaian/pengkajian kondisi pasien sejak awal
sebelum masuk rumah sakit ( fase pasca-rumah sakit) saat dirumah sakit (fase rumah
sakit) dan sesudah keluar rumah sakit ( fase pasca- rumah sakit), yang dilakukam secara
terus menerus dan dinamis pada rawat inap dan rawat jalan.
f. Asesmen rawat jalan adalah asesmen yang dilakukan oleh dokter, perawat maupun tenaga
kesehatan lainnya pada pasien yang datang untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan
g. Asesmen rawat inap adalah asesmen yang dilakukan oleh dokter,perawat maupun tenaga
kesehatan lainnya pada pasien yang datang dan dilakukan proses rawat inap.
2. Penetapan isi minimal asesmen
a. Rumah Sakit menetapkan isi minimal asesmen berdasarkan undang undang, peraturan
dan standar profesi
b. Isi minimal asesmen ditetapkan oleh setiap disiplin klinis yang melakukan asesmen dan
merinci elemen yang dibutuhkan pada riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
c. Hanya mereka yang kompeten sesuai perizinan, undang-undang dan peraturan yang
berlaku dan sertifikasi dapat melakukan asesmen
d. Isi minimal dari asesmen pasien rawat inap ditetapkan dalam PANDUAN
e. Isi minimal dari asesmen pasien rawat jalan ditetapkan dalam PANDUAN.
f. Isi minimal dari asesmen pasien rawat jalan terdiri dari:
1) Identitas pasien
2) Tanggal dan waktu
3) Hasil anamnesis, mencakup sekurang kurangnya keluhan dan riwayat penyakit
4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
5) Diagnosis
6) Rencana penatalaksanaan
7) Pengobatan dan/ atau tindakan
8) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
9) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
10) Persetujuan tindakan bila diperlukan
3. Ruang lingkup asesmen awal
d. Pada kasus non akut, rumah sakit menetapkan keadaan dan tipe pasien atau populasi
pasien dimana asesmen oleh dokter bisa kurang dari sekali sehari serta menetapkan
interval minimum untuk jadwal asesmen ulang bagi kasus seperti ini seperti kasus
6. Isi minimal asesmen rawat jalan yang dilakukan oleh dokter adalah anamnesa (termasuk
riwayat kesehatan, psikologis, sosial dan ekonomi), pemeriksaan fisik, pemeriksaan
Faktor ekonomis dinilai sebagai bagian dari asesmen sosial atau dinilai secara
terpisah bila pasien dan keluarganya yang bertanggung jawab terhadap
seluruh atau sebagian dari biaya selama dirawat atau waktu pemulangan
pasien
Panduan Assesmen Pasien RSU Bunda Jakarta
10
Pengkajian risiko jatuh dilakukan dengan melakukan penilaian menurut skala
Humpty Dumpty, Morse dan Geriatri (Sydney). Gelang warna kuning dipasang
pada pasien dengan hasil asesmen risiko tinggi untuk kemudian dilakukan
talaksana pencegahan pasien jatuh
11) Pengkajian fungsi
Kemampuan aktivitas sehari hari
Aktivitas
Berjalan
Alat ambulasi
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Kemampuan menggenggam
Kemampuan koordinasi
Kesimpulan gangguan fungsi
12) Kebutuhan komunikasi/pendidikan dan pengajaran
Meliputi: cara bicara, bahasa yang digunakan, perlu tidaknya penerjemah,
hambatan belajar, cara belajar yang disukai dan asesmen tentang informasi
apa yang diinginkan pasien atau keluarga
Kebutuhan privasi pasien meliputi: keinginan waktu/tempat khusu saat
wawancara, dan tindakan, pengobatan, kondisi penyakit, transportasi
c) Asesmen Gizi/Skrining Gizi
1) Skrining status nutrisi masuk dalam asesmen awal pasien rawat inap yang
dilakukan oleh perawat dengan melakukan penilaian/scoring pada pasien
2) Pasien dinyatakan berisiko tinggi bila ada:
penurunan nafsu makan (nilai: 1)
penurunan berat badan yang tidak diinginkan sebanyak lebih dari 10% dalam 6
bulan terakhir (nilai: 1)
penyakit yang menyertai pasien seperti: diabetes melitus, obesitas, kanker, penyakit
paru kronis, hipertensi > 170/100 mmHg, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi
ginjal, diare/malabsorpsi dan hiperkalemi (nilai: 2)
3) Jika skor < 2 maka perawat akan memberikan diet sesuai instruksi DPJP
4) Jika skor 2 maka perawat berkoordinasi dengan ahli gizi untuk pengkajian gizi
lanjutan atau dikonsultasikan dengan dokter Spesialis Gizi Klinik
d) Daftar masalah keperawatan
e) Perencanaan perawatan interdisiplin/referal
f) Perencanaan pulang (Discharge Planning)
Discharge planning terutama dilakukan pada pasien yang pemulangannya kritis seperti
karena. umur, kesulitan mobilitas /gerak, kebutuhan pelayanan medis dan keperawatan
berkelanjutan atau bantuan dalam aktivitas hidup sehari-hari.
Karena perencanaan proses pemulangan pasien dapat membutuhkan waktu agak lama,
maka proses asesmen dan perencanaan dapat dimulai segera setelah pasien diterima
sebagai pasien rawat inap.ada proses untuk identifikasi Rencana pemulangan pasien di
pasien mulai segera .
0 2 4 6 8 10
Keterangan:
- Nilai 0 : tidak ada nyeri
- Nilai 2 : nyeri dirasakan sedikit saja (nyeri ringan)
- Nilai 4 : nyeri dirasakan sedikit banyak (nyeri ringan)
- Nilai 6 : nyeri dirasakan sedikit banyak (nyeri ringan)
- Nilai 8 : nyeri dirasakan keseluruhan (nyeri berat)
- Nilai 10 : nyeri sekali dan pasien menjadi menangis (nyeri sangat berat)
c. Numeric Rating Scale (NRS) atau Visual Analogue Scale (VAS)
Untuk anak usia > 8 tahun atau anak pasien dewasa, geriatri dan pasien bersalin
yang bisa menyampaikan nyeri secara verbal, untuk
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0 10.
-
0 = tidak nyeri
-
1 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
-
4 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
-
7 9 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari) 9
-
10 = nyeri sangat berat
0 Tidak nyeri
4 Tidak dapat ditoleransi (tidak dapat menggunakan telepon, menonton TV, atau
membaca)
Pengobatan lain 1
Kategori:
Risiko tinggi = 12
Risiko sedang = 7 11
Risiko rendah = 06
b. Skala Morse untuk pasien dewasa dan pasien yang dirawat di ruang non intensif adalah
sebagai berikut
Skor
Faktor risiko Skala Poin
Pasien
Riwayat jatuh Ya 25
Tidak 0
Diagnosis sekunder Ya 15
( 2 diagnosis medis) Tidak 0
Alat bantu Berpegangan pada perabot 30
tongkat/alat penopang 15
tidak ada/kursi roda/perawat/tirah
0
baring
Terpasang infuse Ya 20
Tidak 0
Gaya berjalan Terganggu 20
Temuan pada asesmen digunakan sepanjang proses pelayanan untuk mengevaluasi kemajuan
pasien dan untuk memahami kebutuhan untuk asesmen ulang. Oleh karena itu sangat perlu
bahwa asesmen medis, keperawatan dan asesmen lain yang berarti, didokumentasikan dengan
baik dan dapat dengan cepat dan mudah ditemukan kembali dalam rekam medis atau dari lokasi
lain yang ditentukan standar dan digunakan oleh staf yang melayani pasien.
Secara khusus, asesmen medis dan keperawatan terdokumentasi dalam waktu 24 jam setelah
penerimaan sebagai pasien rawat inap, asesmen medis pasien bedah dicatat sebelum operasi. Hal
ini tidak menghalangi penempatan tambahan hasil asesmen yang lebih detail pada lokasi lain yang
terpisah dalam rekam medis pasien, sepanjang tetap mudah diakses bagi mereka yang melayani
pasien.
Semua asesmen pasien yang telah dibuat, baik asesmen medis, keperawatan dan asesmen lainnya
didokumentasikan dalam berkas rekam medis rawat inap, rawat jalan dan formulir formulir yang
telah ditetapkan oleh Panitia Rekam Medis. Cara pengisian berkas rekam medis mengacu pada
Panduan Penerapan Berkas Rekam Medis Tunggal dan Terpadu