2 MAKSUD
2.1. Untuk menetapkan suatu strategi guna menanggapi dengan efektif situasi bencana baik
internal maupun eksternal yang dapat menimpa staf rumah sakit, pasien, pengunjung, dan
masyarakat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan cidera, penderitaan, dan kematian
yang menyertai suatu bencana, serta menyediakan pelayanan yang bermutu bagi pasien-
pasien di rumah sakit.
2.2. Menyiapkan rumah sakit dalam penanggulangan bencana.
2.3. Pembentukan sistim komunikasi, kontrol dan komando dalam waktu cepat (rapid sistim
establishment).
2.4 Mengintegrasikan sistim pengelolaan petugas (psikologis, sosial), pasien dan pengunjung/
tamu.
2.5 Menyusun prosedur pelaksanaan respon bencana dan pemulihan, serta tahap kembali ke
fungsi normal.
2.6 Mengintegrasikan semua aktivitas penanganan bencana dengan standar kualitas pelayanan
tertentu.
3 RUANG LINGKUP
Rencana Siaga Bencana ini berlaku untuk semua kegawat daruratan baik di dalam organisasi atau
di dalam masyarakat yang secara nyata dan tiba-tiba dapat mempengaruhi kebutuhan pelayanan
organisasi serta kemampuan organisasi untuk menyediakan pelayanan tersebut.
KOMANDAN
RUMAH SAKIT
KOMANDAN
BENCANA
TIM TIM
PENUNJANG MEDIS
TIM
TIM TIM TIM TIM TIM TIM
PENUNJANG
KEUANGAN SDM LOGISTIK FASILITAS PRA RS INTRA RS
MEDIS
6 URAIAN TUGAS
6.1. KOMANDAN RUMAH SAKIT (Chief Executive Officer (CEO))
Bertanggung Jawab Kepada : Steering Committee.
Bertanggung Jawab Untuk : Mengatur pengelolaan penanganan bencana dan korban
bencana di rumah sakit.
TUGAS :
Memberi arahan kepada Komandan Bencana untuk pengelolaan penanganan korban.
Melaporkan proses penanganan bencana kepada Steering Committee.
Memberikan briefing kepada komandan bencana, ketua tim medis dan ketua tim
penunjang.
Memberikan informasi terkait proses penangan bencana kepada pihak lain di luar RS.
Mengkoordinasikan permintaan bantuan kepada pihak luar rumah sakit.
Melakukan evaluasi pelaksanaan penanganan bencana rumah sakit.
Hal. 2dari 28
Memastikan proses penanganan korban dan sumber pendukungnya terlaksana dan
tersedia sesuai kebutuhan.
Mengkoordinir evakuasi ke luar rumah sakit dalam kondisi bencana internal.
Melakukan koordinasi kerja kepada instansi lain dan rumah sakit jejaring.
Hal. 3dari 28
Bertanggung jawab untuk : Melakukan penanganan di dalam rumah sakit.
TUGAS :
Melakukan penanganan korban sesuai prioritas.
Menentukan jumlah tempat tidur dan ruangan yang diperlukan pasca life saving.
Melaporkan hasil penanganan kepada ketua tim Medis.
TUGAS :
Merencanakan, memobiliasi dan mengevaluasi pengelolaan keuangan untuk menunjang
keperluan penanganan bencana.
Melakukan koordinasi kerja dengan tim lainnya terkait pengelolaan dana bencana.
Melaporkan pengelolaan keuangan baik bersumber internal maupun donatur kepada Ketua
Tim Penunjang dan Komandan Bencana.
Hal. 4dari 28
Bertanggung Jawab Kepada : Ketua Tim Penunjang.
Bertanggung Jawab Untuk : Penyediaan SDM dari karyawan RS maupun relawan sesuai
kualifikasi yang diperlukan.
TUGAS :
Mengkoordinir penyediaan SDM di RS.
Melakukan koordinasi dengan pihak luar dalam upaya pemenuhan kebutuhan tenaga.
Mengkoordinir proses seleksi relawan berdasarkan keahlian dan kebutuhan, serta
merencanakan penugasannya.
Mengkoordinir pendokumentasian semua relawan yang bekerja di RS dan mengelola
proses penugasannya.
Melaporkan kesiapan tenaga kepada Ketua Tim Penunjang.
Hal. 5dari 28
Mengontrol, memelihara, dan memastikan fungsi-fungsi gedung, fasilitas, dan peralatan lain
dalam kondisi bencana, serta mencari alternatif sumber lain dalam kondisi kegagalan
fasilitas / utilitas.
Membantu evakuasi korban / pasien ke luar rumah sakit dalam kondisi bencana internal.
POS LOKASI
POS KOMANDO Ruangan Posko Security
POS PENGOLAHAN DATA Ruangan Rekam Medis
POS INFORMASI Rumah Kantor
POS LOGISTIK DAN DONASI Rumah Kantor
POS PENANGANAN JENAZAH Kamar Jenazah
POS RELAWAN Rumah Kantor
Catatan: Jika area rumah sakit tidak dapat dipakai, seluruh aktifitas Posko pindah ke rumah
kantor.
Hal. 6dari 28
Penanggung Jawab : Komandan Bencana
Fungsi :
Pusat koordinasi dan komunikasi baik dengan internal maupun external unit yang dipimpin
oleh Komandan Bencana. Area ini merupakan area khusus, dimana hanya petugas tertentu
yang boleh masuk.
Wadah yang melibatkan semua unsur pimpinan pengambil keputusan dan mengendalikan
bencana.
Tempat penyimpanan bencana kit, radio komunikasi dan peta-peta yang diperlukan untuk
koordinasi maupun pengambilan keputusan.
Lingkup kerja :
Pada bencana yang bersifat eksternal maka lingkup kerjanya adalah penanganan terhadap
korban yang datang, dengan melibatkan koordinasi dan kerjasama lintas program dan
lintas sektoral.
Pada bencana yang bersifat internal, maka lingkup kerjanya adalah penanganan terhadap
pasien serta keluarganya, pengunjung, staf, orang-orang dan yang berada di dalam rumah
sakit.
Pemegang kendali komunikasi medik dan non medik.
Fasilitas :
Telepon, Fax
Komputer
Peta Area berkumpul
Denah rumah sakit
Peta Instansi Pelayanan Kesehatan di DKI Jakarta
White Board
Meja Pertemuan
Radio Komunikasi
Hal. 7dari 28
Melakukan pengarsipan seluruh data dan informasi dalam bentuk file sehingga sewaktu-
waktu bisa dibuka bila diperlukan.
Mengirimkan data ke pusat informasi dan ke Komandan Rumah Sakit sebagai bahan press
conference dan informasi ke pihak external.
Fasilitas :
Telepon
Komputer, internet
Radio komunikasi
Hal. 8dari 28
Membuat laporan penerimaan bantuan dan pendistribusiannya.
Fasilitas :
Komputer
Buku pencatatan dan pelaporan
Hal. 9dari 28
Tempat informasi relawan.
Lingkup kerja:
Menyiapkan informasi yang dibutuhkan, yang sesuai kompetensinya.
Mengatur jadwal kerja sesuai tempat dan waktu yang diperlukan.
Menyiapkan kartu identitas relawan.
Memberikan penjelasan prosedur tetap sesuai keinginan rumah sakit.
Fasilitas.
Komputer, telepon, internet
Radio komunikasi
Buku pencatatan
9 AREA DEKONTAMINASI
Adalah area / tempat untuk membersihkan korban dari kontaminasi bahan-bahan yang bersifat
iritasi. Area ini berlokasi di lingkungan UGD dan diperuntukkan bagi korban terkontaminasi bahan
kimia dan atau biologis. Area dekontaminasi yang dimiliki rumah sakit ditujukan untuk
melaksanakan dekontaminasi sekunder, sehingga upaya dekontaminasi primer diasumsikan telah
dilaksanakan ditempat kejadian.
Hal. 10dari 28
12 PENGAKTIFAN SISTIM BENCANA
INFORMASI
KEADAAN
BENCANA
KOMANDAN
BENCANA
YA TIDAK
TERJADI
BENCANA?
AKTIFKAN POSKO
PENANGGULANGAN
BENCANA
EVALUASI PROSES
PENANGGULANGAN
YANG SUDAH
DILAKUKAN
13 GARIS KOMUNIKASI
Garis komunikasi yang dilaksanakan pada situasi bencana adalah:
Pengaktifan Sistim Penanganan Bencana RS
Mobilisasi tim medis
Mobilisasi tim penunjang
Pengaktifan Pos Komando
Penggunaan media komunikasi yang ada
Peran dan tanggung jawab inti pada kartu instruksi kerja, yang dilaksanakan oleh tiap orang
sewaktu-waktu sesuai jabatannya.
Tetap memberikan informasi yang terkini yang telah disetujui oleh Komandan Rumah Sakit.
Hal. 11dari 28
14 PENGATURAN LALU LINTAS
Pengaturan lalu lintas pada bencana dilakukan sebagai berikut :
Kendaraan korban masuk melalui gerbang UGD.
Gerbang UGD dijaga oleh satpam rumah sakit bekerja sama dengan kepolisian, untuk kemudian
diarahkan menuju pintu UGD.
Di lobby UGD petugas satpam dan kepolisian mengatur ketertiban dan kelancaran proses
penurunan korban dari kendaraan, serta mengarahkan kendaraan untuk keluar rumah sakit.
Korban diterima oleh tim medis yang ada di UGD, untuk selanjutnya dilakukan pertolongan
korban .
Kendaraan pengangkut pasien yang bukan korban bencana, petugas dan pengunjung diarahkan
menuju area parkir utama.
Hal. 12dari 28
Kejadian bencana memerlukan penambahan daya listrik termasuk penambahan titik sambungan
listrik di unit unit yang diperlukan agar pelayanan yang diberikan tetap optimal.
TELKOM :
Tambahan sambungan telepon dan bantuan sambungan telepon internasional bebas biaya sangat
diperlukan pada saat kejadian bencana, terutama untuk membantu korban/keluarga warga negara
asing yang ingin berhubungan dengan negaranya. Sambungan telepon diperlukan juga untuk
membuka akses internet guna memberikan informasi tentang bencana yang terjadi.
PDAM :
Kontinuitas pengadaan air bersih sangat diperlukan untuk operasional penanganan korban.
Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta :
Laporan kepada Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta menjadi prioritas pertama pada saat
bencana. Hal ini menjadi jembatan bagi diupayakannya mobilisasi bantuan dari pihak / instansi
terkait, khususnya Pemda dan intansi kesehatan jejaring lainnya.
Rumah Sakit Jejaring :
Pada situasi korban yang sangat besar dimana RSU Bunda Jakarta tidak mampu menampung
untuk penanganannya, maka kerja sama penanganan dengan rumah sakit lain sangat diperlukan.
Oleh karena itu perlu diinformasikan upaya meminta bantuan kepada rumah sakit lain yang
menjadi rumah sakit jejaring RSU Bunda Jakarta. Rumah sakit yang merupakan jejaring untuk
penanganan bencana adalah rumah sakit pemerintah di seluruh DKI Jakarta, Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Kencana, RS Abdi Waluyo, RS Carolus, RS PGI Cikini dan beberapa rumah sakit
swasta. Prioritas adalah rumah sakit dengan jarak terdekat dari RSU Bunda Jakarta.
SAR :
Tim SAR sangat diperlukan untuk membantu proses evakuasi dalam penanganan bencana.
Institusi Pendidikan Kesehatan, Perhotelan dan PHRI :
Pada situasi korban yang sangat besar dimana RSU Bunda Jakarta tidak mampu menampung
untuk penanganannya, maka kerja sama bantuan tenaga relawan untuk membantu penanganan
bencana sangat diperlukan.
Hal. 13dari 28
Tempat : Triage-UGD / lokasi kejadian / area berkumpul / tempat perawatan
definitif
Prosedur :
Di lapangan :
Lakukan triage sesuai dengan berat ringannya kasus (Hijau, Kuning, Merah).
Menentukan prioritas penanganan.
Evakuasi korban ketempat yang lebih aman.
Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialami.
Transportasi korban ke UGD.
Di rumah sakit (UGD) :
Lakukan triage oleh tim medik.
Penempatan korban sesuai hasil triage.
Lakukan stabilisasi korban.
Berikan tindakan definitif sesuai dengan kegawatan dan situasi yang ada (Merah,
Kuning,Hijau)
Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasus (ruang perawatan dan OK).
Lakukan rujukan bila diperlukan baik karena pertimbangan medis maupun tempat
perawatan.
Hal. 14dari 28
Makanan untuk pasien dan petugas, persiapan dan distribusinya dikoordinir oleh Hospitality
Service Department (HSD) sesuai dengan permintaan tertulis yang disampaikan oleh
kepala ruangan maupun penanggung jawab pos. Makanan yang dipersiapkan dengan
memperhitungkan sejumlah makanan cadangan untuk antisipasi kedatangan korban baru
maupun petugas baru / relawan.
Tempat : Kantor HSD dan Posko Donasi (Makanan)
Penanggung Jawab : Hospitality Service Manager
Prosedur :
HSD mengkoordinasikan jumlah korban dan petugas yang ada ke ruangan / posko
sebelum mempersiapkan makanan pada setiap waktu makan.
HSD mengumpulkan semua permintaan makanan dari ruangan/ posko.
HSD mengkoordinir persiapan makanan dan berkolaborasi dengan posko donasi
makanan untuk mengetahui jumlah donasi makanan yang akan / dapat didistribusikan.
Hal. 15dari 28
Diperlukannya bantuan dari instansi lain untuk menanggulangi bencana maupun efek dari
bencana yang ada. Bantuan ini diperlukan sesuai dengan jenis bencana yang terjadi.
Instansi terkait yang dimaksud adalah Satkorlak, Dinas Kesehatan Propinsi, Kepolisian,
Dinas Pemadam Kebakaran, SAR, PDAM, PLN, TELKOM, PMI, dan RS Jejaring, Intitusi
Pendidikan Kesehatan, Perhotelan dan PHRI.
Tempat : Pos Komando
Penanggungjawab : Komandan RS
Prosedur :
Koordinir persiapan rapat koordinasi dan komunikasikan kejadian yang sedang dialami
serta bantuan yang diperlukan.
Hubungi instansi terkait untuk meminta bantuan sesuai kebutuhan.
Bantuan instansi terkait dapat diminta kepada pemerintah Propinsi, Kabupaten / Kota dan
Pusat, termasuk lembaga / instansi / militer/ polisi, dan atau organisasi profesi.
Hal. 16dari 28
Individu/ kelompok organisasi yang berniat turut memberikan bantuan sebaiknya dicatat dan
diregistrasi secara baik oleh departemen HRD, untuk selanjutnya diikutsertakan dalam
membantu proses pelayanan sesuai dengan jenis ketenagaan yang dibutuhkan.
Tempat : Pos Relawan
Penanggung Jawab : Manajer HRD
Prosedur :
Lakukan rapid assessment untuk dapat mengetahui jenis dan jumlah tenaga yang
diperlukan.
Umumkan kualifikasi dan jumlah tenaga yang diperlukan.
Lakukan seleksi secara ketat terhadap identitas, keahlian dan keterampilan yang dimiliki
dan pastikan bahwa identitas tersebut benar (identitas organisasi profesi).
Dokumentasikan seluruh data relawan.
Buatkan tanda pengenal resmi / name tag.
Informasikan tugas dan kewajibannya.
Antarkan dan perkenalkan pada tempat tugasnya.
Pastikan relawan tersebut terdaftar pada daftar jaga ruangan / unit dimaksud.
Buatkan absensi kehadirannya setiap shift / hari.
Siapkan penghargaan / sertifikat setelah selesai melaksanakan tugas.
16.10.PENGELOLAAN DONASI
Pada keadaan bencana rumah sakit membutuhkan bantuan tambahan baik berupa obat,
bahan / alat habis pakai, makanan, alat medis / non medis, makanan, maupun keuangan.
Tempat : Pos Donasi
Penanggung jawab : Manajer Keuangan
Prosedur :
Hal. 17dari 28
Catat semua asal, jumlah dan jenis donasi yang masuk baik berupa obat, makanan,
barang dan uang maupun jasa.
Catat tanggal kedaluarsa
Distribusikan donasi yang ada kepada pos-pos yang bertanggung jawab :
Obat dan bahan / alat habis pakai ke Departemen Farmasi
Makanan / minuman ke HSD
Barang non medis ke gudang umum
Uang ke departemen Finance
Line telepon, sumbangan daya listrik ke ESD
Laporkan rekapitulasi jumlah dan jenis donasi ( yang masuk, yang didistribusikan dan
sisanya) kepada Pos Komando
Sumbangan yang ditujukan langsung kepada korban akan difasilitasi oleh kepala
ruangan atas sepengetahuan ketua tim penunjang.
16.12.PENANGANAN KEAMANAN
Keamanan diupayakan semaksimal mungkin pada area-area transportasi korban dari lokasi
ke UGD, pengamanan sekitar Triage dan UGD pada umumnya serta pengamanan pada
unit perawatan dan pos-pos yang didirikan.
Penanggung jawab : Kepala Unit Security
Tempat : Alur masuk ambulance ke UGD, seluruh unit pelayanan dan
pos.
Hal. 18dari 28
Prosedur :
Atur petugas sesuai dengan wilayah pengamanan.
Lakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti kepolisian.
Atur dan arahkan pengunjung ke lokasi yang ditentukan pada saat bencana internal.
Lakukan kontrol rutin dan teratur.
Dampingi petugas bila ada keluarga yang mengamuk.
16.13.PENGELOLAAN INFORMASI
Informasi, baik berupa data maupun laporan dibuat sesuai dengan form yang ditentukan.
Sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran mengenai jumlah korban baik korban hidup, korban
meninggal, asal negara, tempat perawatan korban dan status evakuasi ke luar rumah sakit.
Informasi ini meliputi identitas korban, SDM dan fasilitas yang diperlukan untuk
penanganan korban.
Tempat : Pos Informasi
Penanggung Jawab : Koordinator Customer Relation
Prosedur :
Lengkapi semua data korban yang mencakup nama pasien, umur, dan alamat / asal
negara, dari korban rawat jalan, rawat inap dan meninggal serta evakuasi dan lengkapi
dengan data tindakan yang telah dilakukan.
Informasi diperbaharui setiap 12 jam untuk 2 hari pertama (jam 08.00 dan jam 20.00) dan
24 jam untuk hari-hari berikutnya (jam 08.00).
Setiap lembar informasi yang keluar ditandatangani oleh komandan bencana dan
diserahkan kepada pihak yang membutuhkan oleh penanggung jawab pos informasi.
16.14.PENGELOLAAN MEDIA
Wartawan dari media cetak dan elektronik akan berada hampir 24 jam disekitar rumah sakit
untuk meliput proses pelayanan dan kunjungan tamu ke unit pelayanan, bukan hanya
berasal dari media regional, nasional tetapi juga internasional sehingga perlu dikelola
dengan baik.
Tempat : Ruangan Public Relation
Penanggung Jawab : Koordinator Public Relation
Proses :
Registrasi dan berikan kartu identitas semua media serta wartawan yang datang.
Sampaikan bahwa semua informasi dapat diperoleh dari pos informasi.
Koordinasikan dengan petugas pengamanan rumah sakit untuk pengaturannya.
Peliputan media hanya diijinkan kepada yang sudah memperoleh kartu identitas.
Peliputan langsung pada korban bencana atas seijin yang bersangkutan.
Hal. 19dari 28
Semua korban bencana yang memerlukan perawatan dibuatkan rekam medis sesuai
dengan prosedur yang berlaku di RS. Pada rekam medis diberikan tanda khusus untuk
mengidentifikasi data korban dengan segera.
Tempat : Triage UGD
Penanggung jawab : Kepala Unit Rekam Medik
Prosedur :
Siapkan sejumlah form rekam medis korban bencana untuk persiapan kedatangan korban.
Kontrol dan pastikan semua korban sudah dibuatkan rekam medik.
Registrasi semua korban pada sistim billing setelah dilakukan penanganan emergency.
16.16.IDENTIFIKASI KORBAN
Semua korban bencana yang dirawat menggunakan gelang identitas.
Tempat : Ruang Triage-UGD, Kamar Jenazah
Penanggung jawab : Ka Instalasi Rekam Medik
Prosedur :
Pasangkan gelang identitas pada lengan korban hidup pada saat masuk ruangan triage
atau korban meninggal pada saat masuk kamar jenazah, serta dibuatkan rekam
mediknya.
Kontrol semua korban bencana dan pastikan sudah menggunakan gelang identitas.
Hal. 20dari 28
Siapkan dokumentasi team dokumentasi RS.
16.18.PENGELOLAAN JENAZAH
Untuk kejadian bencana, jenazah akan langsung dikirim ke ruang jenazah. Pengelolaan
jenazah seperti identifikasi, menentukan sebab kematian dan menentukan jenis musibah
yang terjadi, penyimpanan dan pengeluaran jenazah dilakukan di kamar jenazah.
Tempat : Kamar Jenazah
Penanggung jawab : Manajer HSD
Proses :
Registrasi semua jenasah korban bencana yang masuk ke RS melalui kamar jenasah.
Bila diperlukan, dilakukan identifikasi pada korban untuk menentukan sebab kematian.
Identifikasi korban sesuai dengan guide line dari DVI-Interpol.
Siapkan surat-surat yang diperlukan untuk identifikasi, penyerahan ke keluarga,
pengeluaran jenazah dan evakuasi dari rumah sakit serta sertifikat kematian.
Buat laporan jumlah dan status jenazah kepada ketua medical support dan pos
pengolahan data.
Dalam kondisi bencana dan rumah sakit mengalami keterbatasan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien / korban, maka pelayanan kepada pasien / korban dialihkan ke
tempat lain dengan memanfaatkan jejaring yang ada.
Hal. 21dari 28
17 PROSEDUR KHUSUS BENCANA SESUAI HVA (gempa bumi,bom, kebakaran)
Prioritas bencana di Rumah Sakit Umumsesuai HVA adalah : Kebakaran Internal, Penculikan
Bayi, dan Kontaminasi Bahan Berbahaya dan Beracun. Penanganan tiap-tiap jenis bencana
adalah sebagai berikut :
17.1 KEBAKARAN
17.1.1 Jika Anda menemukan api dalam gedung:
Segera terapkan R.A.C.E.:
Rescue - Menyelamatkan orang dari bahaya api jika tidak membahayakan
kehidupan Anda sendiri.
Alarm - Bunyikan alarm dengan memanggil keamanan pada x - 5555. Juga
aktifkan alarm kebakaran gedung.
Confine/close - Cobalah untuk membatasi api dengan menutup semua pintu dan
jendela untuk memerangkap api dan memperlambat perkembangannya.
Extinguish or Evacuate - Memadamkan api jika mungkin dan jika Anda tahu
bagaimana menggunakan alat pemadam kebakaran. Evakuasi area jika api
terlalu besar untuk dipadamkan.
17.1.2 Jika Anda menemukan api di luar bangunan:
Jika Anda berada di area rumah sakit, hubungi keamanan pada x - 6003
JANGAN mengaktifkan sistem alarm kebakaran gedung
17.1.3 Jika alarm kebakaran mulai berbunyi :
Raba pintu atau gagang pintu ke arah lorong dengan punggung tangan Anda.
Jika terasa panas, jangan dibuka - api mungkin ada di sisi lain pintu.
Jika pintu tidak panas, buka perlahan-lahan. Jika lorong bersih dari asap,
berjalanlah ke pintu darurat terdekat dan keluarlah dari gedung. Jangan gunakan
lift.
Tutup pintu di belakang Anda.
Beritahu petugas kebakaran, keamanan, atau personil polisi yang tiba jika Anda
mencurigai seseorang terperangkap di dalam gedung, dan di mana mereka
mungkin berada.
Berkumpullah di luar pada area berkumpul yang ditentukan, dan jangan
mencoba untuk kembali masuk gedung sampai diperbolehkan untuk
melakukannya oleh keamanan, polisi atau Pemadam Kebakaran.
17.1.4 Jika Anda terjebak dalam suatu ruangan, atau tidak dapat meninggalkan:
Basahi kain dan tempatkan di sekitar dan di bawah pintu untuk mencegah
asapmemasuki ruangan.
Tutup pintu sebanyak mungkin antara Anda dan api.
Bersiaplah untuk member sinyal kepada seseorang di luar, tetapi JANGAN
MEMECAHKAN KACA sampai benar-benar diperlukan (asap di luar dapat
masuk ke dalam ruangan).
Hal. 22dari 28
17.1.5 Jika Anda terjebak dalam asap:
Merebahlah bertumpu pada tangan dan lutut dan merangkak menuju pintu
keluar.
Tetaplah pada posisi rendah, karena asap akan naik ke langit-langit.
Bernapaslah melalui hidung secara dangkal dan gunakan filter seperti baju atau
handuk.
17.1.6 Jika Anda terpaksa bergerak melewati api (yang seharusnya menjadi pilihan
terakhir):
Tahan napas Anda.
Bergerak dengan cepat.
Tutup kepala dan rambut anda dengan selimut atau mantel besar.
Jaga kepala Anda dibawah dan tutup mata sebanyak mungkin.
17.1.7 Menggunakan alat pemadam api:
Penghuni gedung tidak diwajibkan untuk memadamkan kebakaran. Individu
yang telah terlatih dalam penggunaan yang tepat dari alat pemadam kebakaran dan
yakin dalam kemampuan mereka untuk mengatasi bahaya kebakaran dapat
menggunakan pemadam api portabel untuk memadamkan kebakaran kecil (tidak
lebih besar dari keranjang sampah kertas).
Upaya pemadaman api harus diakhiri dalam 15 detik, atau ketika menjadi jelas
bahwa ada risiko bahaya dariasap, panas atau api, yang mana yang datang LEBIH
DULU
17.1.8 Metode P.A.S.S.:
Pull - Tarik jarum pengunci dari pegangan.
Aim - Arahkan pemadam ke dasar api.
Squeeze - Tekan pemicu yang ada di pegangan.
Sweep - Sapu dari sisi ke sisi di dasar api.
Security rumah sakit memiliki tanggung jawab utama untuk mengelola keadaan darurat
kebakaran. Orang yang tidak berwenang tidak diijinkan masuk kembali ke dalam gedung
selama kegawatdaruratan kebakaran. Pelanggar terhadap kebijakan ini akan mendapat
sanksi.
Hal. 23dari 28
17.2 PENCULIKAN BAYI
17.2.1 Apabila ada kecurigaan terjadi kejadian kehilangan bayi, penanggung jawab
ruangan segera mengaktifkan kode pink dengan menghubungi FO (line ) dengan
mengatakan “Kode pink ......... (ext/ruangan)” 2x
17.2.2 Security mengumumkan lewat pagging “perhatian – perhatian kode pink .......
(ext/ruangan)” 3x
17.2.3 Petugas keamanan RS segera menuju area parkir untuk memberi tahu petugas
parkir di pos pintu depan agar melakukan tindakan pengawasan secara ketat
terhadap setiap pengunjung yang keluar terutama bagi mereka yang terlihat/diduga
membawa bayi.
17.2.4 Petugas keamanan yang lain segera melakukan penyisiran di area RS
17.2.5 Perawat segera melakukan pengecekan yang diperlukan untuk menjamin
keamanan seluruh bayi yang ada di RS.
17.2.6 Apabila tersangka penculik bayi dan bayi yang diduga diculik ditemukan, maka:
17.2.7 Kembalikan/titipkan bayi yang diduga diculik ke ruangan perawatan
17.2.8 Petugas keamanan RS akan melakukan introgasi terhadap tersangka penculik bayi
tersebut dan membuat BAP (berita acara pemeriksaan) yang diketahui oleh
Manager Rumah Tangga.
17.2.9 Hasil introgasi dilaporkan kepihak berwajib (kepolisian setempat)
17.2.10 Apabila penculik dan bayi yang diculik tidak ditemukan, maka:
18 Petugas Keamanan RS tetap melakukan penyisiran ke seluruh area RS.
19 Pengawasan terhadap pengunjung yang keluar dari pintu depan atau pintu
belakang tetap diperketat.
20 Petugas keamanan segera menghubungi dan melaporkan kepada pihak yang
berwajib (Kepolisian setempat) untuk proses lebih lanjut.
20.1 KONTAMINASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
20.1.1
20.1.2
20.1.3
20.1.4
20.1.5
21 UJI COBA
RSU Bunda Jakarta melakukan uji coba atas panduan ini sekali setahun. Uji coba juga
melibatkan seluruh pihak outsourcing dan tenant yang ada di lingkungan rumah sakit. Hal ini
untuk memastikan kesiapan seluruh pihak dalam menghadapi bencana yang mungkin timbul.
Setelah uji coba dilakukan debriefing untuk melakukan evaluasi atas uji coba yang dilakukan dan
tindakan perbaikan dilakukan sebagai hasil dari evaluasi tersebut.
Hal. 24dari 28
22 KARTU INSTRUKSI KERJA
Kartu instruksi kerja digunakan saat terjadi bencana untuk memudahkan petugas mengingat apa
yang harus dilakukan sesuai peran masing-masing.
Manajer HRD
Instruksikan kepada Manajer Keuangan, HRD, HSD, ESD untuk siaga memberikan bantuan
sesuai bidang masing-masing.
Siapkan pos logistik dan donasi.
Hal. 25dari 28
pakai.
Manajer Keperawatan
Manajer Medis
Manajer Farmasi
Manajer HSD
Hal. 26dari 28
Berkoordinasi dengan Koordinator Customer Relation untuk penanganan media.
Melaksanakan pencatatan dan pelaporan logistik.
Siapkan pengiriman linen ke UGD dan ruang rawat inap.
Siapkan linen cadangan untuk persiapan hari-hari berikutnya.
Memastikan penyediaan sarana transportasi (termasuk ambulance), kebersihan lingkungan
dan keamanan rumah sakit serta ketertiban lalu lintas.
Mengkoordinir pengelolaan jenazah di kamar jenazah.
Siapkan tim identifikasi korban.
Siapkan kebutuhan kantong jenazah.
Siapkan pos penanganan jenazah.
Membantu evakuasi korban / pasien ke luar rumah sakit dalam kondisi bencana internal.
Hal. 27dari 28
Operator
23 REFERENSI
Pedoman Penanganan Bencana Rumah Sakit Sanglah Bali.
Hal. 28dari 28