Anda di halaman 1dari 28

1 PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum


RS Umum Bunda Jakarta berada diantara …………………………………………………….
1.2. RS Umum Bunda Jakarta menyediakan serangkaian pelayanan untuk masyarakat, rawat
jalan dan rawat inap untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.
1.3. Suatu bencana dapat menimpa rumah sakit dengan atau tanpa peringatan dan dapat terjadi
setiap saat baik siang maupun malam. RS Umum Bunda Jakarta mempunyai tugas untuk
melindungi pasien, staf, dan pengunjung terhadap bencana tersebut.

2 MAKSUD
2.1. Untuk menetapkan suatu strategi guna menanggapi dengan efektif situasi bencana baik
internal maupun eksternal yang dapat menimpa staf rumah sakit, pasien, pengunjung, dan
masyarakat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan cidera, penderitaan, dan kematian
yang menyertai suatu bencana, serta menyediakan pelayanan yang bermutu bagi pasien-
pasien di rumah sakit.
2.2. Menyiapkan rumah sakit dalam penanggulangan bencana.
2.3. Pembentukan sistim komunikasi, kontrol dan komando dalam waktu cepat (rapid sistim
establishment).
2.4 Mengintegrasikan sistim pengelolaan petugas (psikologis, sosial), pasien dan pengunjung/
tamu.
2.5 Menyusun prosedur pelaksanaan respon bencana dan pemulihan, serta tahap kembali ke
fungsi normal.
2.6 Mengintegrasikan semua aktivitas penanganan bencana dengan standar kualitas pelayanan
tertentu.

3 RUANG LINGKUP
Rencana Siaga Bencana ini berlaku untuk semua kegawat daruratan baik di dalam organisasi atau
di dalam masyarakat yang secara nyata dan tiba-tiba dapat mempengaruhi kebutuhan pelayanan
organisasi serta kemampuan organisasi untuk menyediakan pelayanan tersebut.

4 IDENTIFIKASI BENCANA DI RUMAH SAKIT


4.1. Bencana Eksternal
Bencana eksternal adalah bencana yang terjadi di luar rumah sakit. RS Umum Bunda
Jakarta sebagai rumah sakit swasta di DKI Jakarta, sangat memungkinkan untuk menerima
korban bencana eksternal, maupun memberikan bantuan terhadap korban bencana diluar
rumah sakit. Potensi bencana eksternal yang berdampak kepada rumah sakit adalah :
ledakan / bom, kecelakaan transportasi, gempa bumi, banjir, kebakaran, dan lain-lain.
4.2. Hasil Hazard Vulnerability Analysis (HVA)
RS Umum Bunda Jakarta telah melakukan HVA dengan hasil sebagai berikut: Gempa bumi,
kebakaran, dan ancaman bom. Selanjutnya, upaya kesiapsiagaan bencana di RSU Bunda
Jakarta diprioritaskan untuk menangani ketiga jenis bencana tersebut.

5 STRUKTUR ORGANISASI PENANGANAN BENCANA RSU BUNDA JAKARTA

KOMANDAN
RUMAH SAKIT

KOMANDAN
BENCANA

TIM TIM
PENUNJANG MEDIS

TIM
TIM TIM TIM TIM TIM TIM
PENUNJANG
KEUANGAN SDM LOGISTIK FASILITAS PRA RS INTRA RS
MEDIS

6 URAIAN TUGAS
6.1. KOMANDAN RUMAH SAKIT (Chief Executive Officer (CEO))
Bertanggung Jawab Kepada : Steering Committee.
Bertanggung Jawab Untuk : Mengatur pengelolaan penanganan bencana dan korban
bencana di rumah sakit.
TUGAS :
 Memberi arahan kepada Komandan Bencana untuk pengelolaan penanganan korban.
 Melaporkan proses penanganan bencana kepada Steering Committee.
 Memberikan briefing kepada komandan bencana, ketua tim medis dan ketua tim
penunjang.
 Memberikan informasi terkait proses penangan bencana kepada pihak lain di luar RS.
 Mengkoordinasikan permintaan bantuan kepada pihak luar rumah sakit.
 Melakukan evaluasi pelaksanaan penanganan bencana rumah sakit.

6.2. KOMANDAN BENCANA (Chief Operating Officer (COO))


Bertanggung Jawab Kepada : Komandan Rumah sakit.
Bertanggung jawab Untuk : Mengkoordinir pelaksanaan aktifitas penanganan bencana
layanan medis dan penunjang.
TUGAS :
 Merencanakan dan mengendalikan pelayanan medis dan penunjang.
 Memberikan laporan kepada Komandan Rumah Sakit terkait proses tersebut diatas.
 Menindaklanjuti upaya permintaan bantuan oleh Komandan Rumah Sakit.

Hal. 2dari 28
 Memastikan proses penanganan korban dan sumber pendukungnya terlaksana dan
tersedia sesuai kebutuhan.
 Mengkoordinir evakuasi ke luar rumah sakit dalam kondisi bencana internal.
 Melakukan koordinasi kerja kepada instansi lain dan rumah sakit jejaring.

6.3. KETUA TIM MEDIS (Manajer Medis)


Bertanggung Jawab Kepada : Komandan Bencana.
Bertanggung Jawab Untuk : Penyediaan dan pelaksanaan pelayanan medik, keperawatan,
dan penunjang.
TUGAS :
 Mengkoordinir kesiapan tim medis, keperawatan dan penunjang
 Mengendalikan penanganan korban hidup.
 Mengendalikan penanganan korban mati.
 Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas tim medik dan forensic.
 Melaporkan proses penanganan korban hidup dan korban mati kepada Komandan
Bencana.
 Mengkoordinir proses evakuasi korban ke luar RS.
 Memberikan briefing kepada tim pra RS dan intra RS.
 Menyampaikan laporan proses pelaksanaan penanganan korban dan evakuasi korban
(data hasil kegiatan) kepada komandan bencana.

6.4. KETUA TIM PRA RS (Manajer Keperawatan)


Bertanggung jawab kepada : Ketua Tim Medis.
Bertanggung jawab untuk : Melakukan pelayanan pra RS dan evakuasi korban ke rumah
sakit.
TUGAS :
 Melaksanakan Triage dan RHA (Rapid Health Assessment).
 Menentukan prioritas dan melakukan evakuasi.
 Berkoordinasi dengan Kepala Unit Rekam Medis untuk pencatatan korban.
 Memastikan seluruh korban teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik serta tercatat
dalam rekam medis.
 Melaporkan hasil RHA :
 Jumlah korban
 Kondisi korban
 Kondisi lingkungan sekitar
kepada Ketua Tim Medis

6.5. KETUA TIM INTRA RS (Dokter UGD)


Bertanggung jawab kepada : Ketua Tim Medis.

Hal. 3dari 28
Bertanggung jawab untuk : Melakukan penanganan di dalam rumah sakit.
TUGAS :
 Melakukan penanganan korban sesuai prioritas.
 Menentukan jumlah tempat tidur dan ruangan yang diperlukan pasca life saving.
 Melaporkan hasil penanganan kepada ketua tim Medis.

6.6. KETUA TIM PENUNJANG MEDIS (Manajer Penunjang Medis)


Bertanggung jawab kepada : Ketua Tim Medis.
Bertanggung jawab untuk : Melakukan penanganan pelayanan penunjang medis dan
farmasi.
TUGAS :
 Mengkoordinir pelayanan laboratorium, radiologi, fisioterapi, dietary selama bencana.
 Berkoordinasi dengan manajer farmasi untuk pelayanan farmasi selama bencana.
 Melaporkan pelaksanaan proses penyiapan dan kesiapan penunjang medis dan farmasi
kepada ketua tim medis.

6.7. KETUA TIM PENUNJANG (Chief of Finance & IT Officer)


Bertanggung Jawab Kepada : Komandan Bencana.
Bertanggung Jawab Untuk : Memastikan ketersediaan sumber pendukung untuk
pelaksanaan penanganan korban.
TUGAS :
 Mengkoordinir penyediaan keuangan, SDM, logistik, dan fasilitas.
 Menindaklanjuti koordinasi kerja ke instansi luar yang dilakukan oleh Komandan Bencana
sehubungan dengan penyediaan sumber pendukung penanganan medis.
 Melaporkan pelaksanaan proses penyiapan, kesiapan sumber pendukung dan sumber
bantuan yang diterima kepada Komandan Bencana.

6.8. KETUA TIM KEUANGAN (Manajer Keuangan)


Bertanggung Jawab Kepada : Ketua Tim Penunjang.
Bertanggung Jawab Untuk : Pengelolaan keuangan baik dari sumber internal maupun
donatur.

TUGAS :
 Merencanakan, memobiliasi dan mengevaluasi pengelolaan keuangan untuk menunjang
keperluan penanganan bencana.
 Melakukan koordinasi kerja dengan tim lainnya terkait pengelolaan dana bencana.
 Melaporkan pengelolaan keuangan baik bersumber internal maupun donatur kepada Ketua
Tim Penunjang dan Komandan Bencana.

6.9. KETUA TIM SDM (Manajer HRD)

Hal. 4dari 28
Bertanggung Jawab Kepada : Ketua Tim Penunjang.
Bertanggung Jawab Untuk : Penyediaan SDM dari karyawan RS maupun relawan sesuai
kualifikasi yang diperlukan.
TUGAS :
 Mengkoordinir penyediaan SDM di RS.
 Melakukan koordinasi dengan pihak luar dalam upaya pemenuhan kebutuhan tenaga.
 Mengkoordinir proses seleksi relawan berdasarkan keahlian dan kebutuhan, serta
merencanakan penugasannya.
 Mengkoordinir pendokumentasian semua relawan yang bekerja di RS dan mengelola
proses penugasannya.
 Melaporkan kesiapan tenaga kepada Ketua Tim Penunjang.

6.10. KETUA TIM LOGISTIK (Manajer Hospitality Service Department (HSD))


Bertanggung Jawab Kepada : Ketua Tim Penunjang.
Bertanggung jawab Untuk : Penyediaan logistik dan operasional penanganan bencana.
TUGAS :
 Merencanakan dan mengadakan seluruh kebutuhan dalam penanganan bencana.
 Mengkoordinir penyediaan dan pengelolaan logistik.
 Menindaklanjuti bantuan logistik dari instansi terkait dan donatur.
 Berkoordinasi dengan Koordinator Customer Relation untuk penanganan media.
 Melaksanakan pencatatan dan pelaporan logistik.
 Memastikan penyediaan sarana transportasi (termasuk ambulance), kebersihan lingkungan
dan keamanan rumah sakit serta ketertiban lalu lintas.
 Mengkoordinir pengelolaan jenazah di kamar jenazah.
 Membantu evakuasi korban / pasien ke luar rumah sakit dalam kondisi bencana internal.

6.11. KETUA TIM FASILITAS


Bertanggung Jawab Kepada : Ketua tim penunjang
Bertanggung Jawab Untuk : Memastikan berfungsinya gedung dengan seluruh fasilitasnya,
mencari alternatif sumber lain dalam kondisi kegagalan
fasilitas / utilitas, serta melaksanakan pemeliharaannya.
TUGAS :
 Menjamin tersedianya pasokan listrik berikut alternatif sumbernya dalam kondisi kegagalan
listrik dalam kondisi bencana.
 Menjamin tersedianya pasokan air bersih berikut alternatif sumbernya dalam kondisi
bencana.
 Menjamin tersedianya pasokan listrik dan air untuk area risiko tinggi dalam kondisi
bencana.

Hal. 5dari 28
 Mengontrol, memelihara, dan memastikan fungsi-fungsi gedung, fasilitas, dan peralatan lain
dalam kondisi bencana, serta mencari alternatif sumber lain dalam kondisi kegagalan
fasilitas / utilitas.
 Membantu evakuasi korban / pasien ke luar rumah sakit dalam kondisi bencana internal.

7 KONDISI DILUAR JAM KERJA / HARI LIBUR


Jika bencana terjadi diluar jam kerja / hari libur, maka delegasinya adalah sebagai berikut:
 Komandan bencana dijabat bersama antara Duty Officer dan dokter UGD. Duty officer dan
dokter UGD bersama-sama memutuskan status keadaan bencana dan segera menghubungi
seluruh anggota tim definitif. Selanjutnya kedua pejabat tersebut mengkoordinir aktifitas
bencana sambil menunggu pejabat definitif datang di lokasi.
 Ketua Tim Medis sementara dijabat oleh dokter UGD
 Ketua Tim Penunjang sementara dijabat oleh duty officer
 Ketua Tim Pra RS sementara dijabat oleh nurse in charge UGD
 Ketua Tim Intra RS dijabat oleh dokter UGD
 Ketua Tim Penunjang Medis sementara dijabat oleh petugas farmasi UGD
 Ketua Tim Keuangan sementara dijabat oleh kasir UGD
 Ketua Tim SDM sementara dijabat oleh duty officer
 Ketua Tim Logistik sementara dijabat oleh staf kitchen in charge
 Ketua Tim Fasilitas sementara dijabat oleh staf ESD yang piket

8 POS PENANGANAN BENCANA


Pengadaan pos penanganan bencana diperlukan untuk mengelola maupun menampung beberapa
kegiatan dalam mendukung penanganan bencana. Dengan demikian penanganan dan
pengelolaannya dapat lebih terkoordinasi dan terarah.

PENGALIHAN RUANGAN SEBAGAI POSKO

POS LOKASI
POS KOMANDO Ruangan Posko Security
POS PENGOLAHAN DATA Ruangan Rekam Medis
POS INFORMASI Rumah Kantor
POS LOGISTIK DAN DONASI Rumah Kantor
POS PENANGANAN JENAZAH Kamar Jenazah
POS RELAWAN Rumah Kantor

Catatan: Jika area rumah sakit tidak dapat dipakai, seluruh aktifitas Posko pindah ke rumah
kantor.

8.1. POS KOMANDO


Tempat : Ruangan Posko Security

Hal. 6dari 28
Penanggung Jawab : Komandan Bencana
Fungsi :
 Pusat koordinasi dan komunikasi baik dengan internal maupun external unit yang dipimpin
oleh Komandan Bencana. Area ini merupakan area khusus, dimana hanya petugas tertentu
yang boleh masuk.
 Wadah yang melibatkan semua unsur pimpinan pengambil keputusan dan mengendalikan
bencana.
 Tempat penyimpanan bencana kit, radio komunikasi dan peta-peta yang diperlukan untuk
koordinasi maupun pengambilan keputusan.
Lingkup kerja :
 Pada bencana yang bersifat eksternal maka lingkup kerjanya adalah penanganan terhadap
korban yang datang, dengan melibatkan koordinasi dan kerjasama lintas program dan
lintas sektoral.
 Pada bencana yang bersifat internal, maka lingkup kerjanya adalah penanganan terhadap
pasien serta keluarganya, pengunjung, staf, orang-orang dan yang berada di dalam rumah
sakit.
 Pemegang kendali komunikasi medik dan non medik.
Fasilitas :
 Telepon, Fax
 Komputer
 Peta Area berkumpul
 Denah rumah sakit
 Peta Instansi Pelayanan Kesehatan di DKI Jakarta
 White Board
 Meja Pertemuan
 Radio Komunikasi

8.2. POS PENGOLAHAN DATA


Tempat : Ruangan Rekam Medis
Penanggung Jawab : Kepala Unit Rekam Medis
Fungsi :
 Tempat penerimaan dan pengolahan data yang terkait dengan penanganan bencana.
Lingkup kerja :
 Mengumpulkan seluruh data yang terkait dengan bencana.
 Melakukan koordinasi dengan pos-pos penanganan bencana lainnya dan unit pelayanan
terkait baik internal maupun eksternal.
 Mengolah data menjadi informasi yang terbaru untuk menunjang keputusan komandan
bencana.

Hal. 7dari 28
 Melakukan pengarsipan seluruh data dan informasi dalam bentuk file sehingga sewaktu-
waktu bisa dibuka bila diperlukan.
 Mengirimkan data ke pusat informasi dan ke Komandan Rumah Sakit sebagai bahan press
conference dan informasi ke pihak external.
Fasilitas :
 Telepon
 Komputer, internet
 Radio komunikasi

8.3. POS INFORMASI


Tempat : Rumah Kantor
Penanggung Jawab : Ketua Tim Penunjang
Fungsi :
 Tempat tersedianya informasi untuk data korban, data kebutuhan relawan, data
perencanaan kebutuhan obat, alat medis, non medis, barang habis pakai medis / non
medis, perbaikan gedung, data donatur. Informasi yang disiapkan di pos ini didapatkan dari
pos pengolahan data.
Lingkup Kerja :
 Memberikan informasi data korban, data kebutuhan relawan, data perencanaan kebutuhan
obat, alat medis, non medis, barang habis pakai medis/ non medis, perbaikan gedung, data
donatur.
 Memaparkan hanya data korban saja, baik korban sedang dirawat, korban hilang, korban
meninggal, hasil identifikasi jenazah, korban yang telah dievakuasi ke luar RS.
Fasilitas :
 Telepon (lokal, SLI)
 Komputer, internet
 Papan informasi

8.4. POS LOGISTIK dan DONASI


Tempat : Rumah Kantor
Penanggung Jawab : Manajer HSD
Fungsi :
 Menerima dan mendistribusikan semua bantuan logistik dan keuangan dari pihak luar
dalam menunjang operasional penanganan bencana.
 Tempat penyimpanan sementara barang sumbangan, selanjutnya didistribusikan ke bagian
yang bertanggung jawab.
Lingkup kerja :
 Menerima bantuan / sumbangan logistic, keuangan, dan obat untuk menunjang pelayanan
medis.
 Mengkoordinasikan kepada departemen terkait tentang sumbangan yang diterima.

Hal. 8dari 28
 Membuat laporan penerimaan bantuan dan pendistribusiannya.
Fasilitas :
 Komputer
 Buku pencatatan dan pelaporan

8.5. POS PENANGANAN JENAZAH


Tempat : Kamar jenazah
Penanggung Jawab : Manajer HSD
Fungsi :
 Tempat penampungan, penyimpanan korban meninggal dan atau bagian tubuh serta
proses pengeluarannya.
 Tempat identifikasi jenasah.
 Tempat penyimpanan barang bukti.
Lingkup kerja:
 Pada bencana eksternal penekanan pada korban masuk terutama ketepatan data korban
sehingga identifikasi lebih cepat.
 Menunjang pelayanan medis dalam mengungkapkan kejadian sehingga penanganan
pelayanan medis lebih tepat (korban bencana mekanikal / biologis).
 Koordinasi dengan jajaran terkait (tim DVI) terutama dalam identifikasi.
 Menyiapkan segala hal yang terkait dengan evakuasi jenazah baik dalam / luar negeri.
 Menjaga barang bukti.
 Membangun komunikasi dengan keluarga korban terkait identifikasi.
 Melakukan penyelesaian jenazah yang tidak ada keluaga.
 Menyiapkan tempat penyimpanan jenazah untuk waktu lama.
 Membuat laporan yang informatif terutama pada kasus bencana internal yang melibatkan
korban dari pasien dan petugas.
Fasilitas :
 Komputer, internet
 Telepon
 Radio komunikasi
 Papan informasi
 Cold storage

8.6. POS RELAWAN


Tempat : Rumah Kantor
Penanggung Jawab : Manajer HSD
Fungsi :
 Tempat pendaftaran dan pengaturan tenaga relawan, baik masyarakat umum maupun
tenaga profesional.

Hal. 9dari 28
 Tempat informasi relawan.
Lingkup kerja:
 Menyiapkan informasi yang dibutuhkan, yang sesuai kompetensinya.
 Mengatur jadwal kerja sesuai tempat dan waktu yang diperlukan.
 Menyiapkan kartu identitas relawan.
 Memberikan penjelasan prosedur tetap sesuai keinginan rumah sakit.
Fasilitas.
 Komputer, telepon, internet
 Radio komunikasi
 Buku pencatatan

9 AREA DEKONTAMINASI
Adalah area / tempat untuk membersihkan korban dari kontaminasi bahan-bahan yang bersifat
iritasi. Area ini berlokasi di lingkungan UGD dan diperuntukkan bagi korban terkontaminasi bahan
kimia dan atau biologis. Area dekontaminasi yang dimiliki rumah sakit ditujukan untuk
melaksanakan dekontaminasi sekunder, sehingga upaya dekontaminasi primer diasumsikan telah
dilaksanakan ditempat kejadian.

10 RUANGAN DAN AREA BERKUMPUL TERBUKA


Area tempat berkumpul (titik aman berkumpul) saat terjadinya bencana internal bagi pasien,
petugas dan pengunjung / keluarga pasien, serta tempat untuk melaksanakan triage korban.
10.1. AREA BERKUMPUL TERBUKA (TITIK AMAN BERKUMPUL)
WILAYAH / SEKITAR RS AREA TERBUKA
AREA BARAT 1 Area parkir di depan gedung baru
AREA BARAT 2 Area parkir di depan UGD
AREA TIMUR 1 Area parkir di belakang gedung baru
AREA TIMUR 2 Area parkir di belakang gedung lama

10.2. RUANGAN BERKUMPUL


Ruangan yang dipilih untuk dimanfaatkan sebagai tempat penampungan pasien sementara
adalah ruangan aman terdekat dengan kejadian (lokasi tergantung pada tempat kejadian).

11 ALUR EVAKUASI PASIEN PADA BENCANA


Alur evakuasi korban bencana baik internal maupun eksternal mengikuti rute evakuasi yang
terdapat di seluruh area rumah sakit. Ikuti petunjuk yang diberikan oleh petugas ketika terjadi
evakuasi.

Hal. 10dari 28
12 PENGAKTIFAN SISTIM BENCANA

INFORMASI
KEADAAN
BENCANA

KOMANDAN
BENCANA

YA TIDAK
TERJADI
BENCANA?

AKTIFKAN SISTIM KEMBALI KE


PENANGGULANGAN KONDISI
BENCANA NORMAL

AKTIFKAN POSKO
PENANGGULANGAN
BENCANA

EVALUASI PROSES
PENANGGULANGAN
YANG SUDAH
DILAKUKAN

13 GARIS KOMUNIKASI
Garis komunikasi yang dilaksanakan pada situasi bencana adalah:
 Pengaktifan Sistim Penanganan Bencana RS
 Mobilisasi tim medis
 Mobilisasi tim penunjang
 Pengaktifan Pos Komando
 Penggunaan media komunikasi yang ada
 Peran dan tanggung jawab inti pada kartu instruksi kerja, yang dilaksanakan oleh tiap orang
sewaktu-waktu sesuai jabatannya.
 Tetap memberikan informasi yang terkini yang telah disetujui oleh Komandan Rumah Sakit.

Hal. 11dari 28
14 PENGATURAN LALU LINTAS
Pengaturan lalu lintas pada bencana dilakukan sebagai berikut :
 Kendaraan korban masuk melalui gerbang UGD.
 Gerbang UGD dijaga oleh satpam rumah sakit bekerja sama dengan kepolisian, untuk kemudian
diarahkan menuju pintu UGD.
 Di lobby UGD petugas satpam dan kepolisian mengatur ketertiban dan kelancaran proses
penurunan korban dari kendaraan, serta mengarahkan kendaraan untuk keluar rumah sakit.
 Korban diterima oleh tim medis yang ada di UGD, untuk selanjutnya dilakukan pertolongan
korban .
 Kendaraan pengangkut pasien yang bukan korban bencana, petugas dan pengunjung diarahkan
menuju area parkir utama.

15 PERAN INSTANSI JEJARING


Pada situasi bencana, rumah sakit diharapkan dapat menyelenggarakan pelayanan dan
mengatasi semua situasi terkait dengan pertolongan korban, baik ketersediaan peralatan medik
atau masalah teknis lainnya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Sehingga pelayanan dapat
diberikan dengan sebaik-baiknya. Dengan seminimal mungkin adanya korban meninggal. Dalam
situasi demikian, maka kemampuan rumah sakit diuji untuk mampu mengatasi semua kejadian /
korban yang ada. Sangatlah tidak mungkin jika semua hal tersebut dibebankan kepada hanya 1
(satu) rumah sakit, dalam hal ini RSU Bunda Jakarta, sehingga sangatlah penting untuk
mengembangkan kerjasama dengan instansi dan rumah sakit jejaring sebagai upaya memperluas
dan meningkatkan peran aktif sektor / instansi lain untuk bersama-sama memberikan bantuan
sesuai dengan kemampuan masing-masing. Instansi jejaring yang diharapkan perannya pada
situasi bencana, antara lain :
 Dinas Pemadam Kebakaran :
Bantuan Pemadam Kebakaran diperlukan apabila bencana yang terjadi tidak dapat diatasi dengan
hanya memakai APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang ada di RSU Bunda Jakarta. Kepala Unit
Security rumah sakit menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran. Selain untuk tujuan
memadamkan api, juga untuk membantu proses evakuasi korban dan melaksanakan
dekontaminasi primer.
 Palang Merah Indonesia :
PMI diperlukan dalam rangka membantu proses triage dan evakuasi, serta penggunaan fasilitas
yang dimilikinya.
 Kepolisian :
Pengaturan keamanan, ketertiban dan lalu lintas menuju dan keluar RSU Bunda Jakarta,
khususnya akses menuju ke UGD pada saat kejadian bencana.
 Satkorlak :
Kejadian bencana dikoordinasikan kepada Satkorlak Propinsi DKI Jakarta sebagai upaya
antisipasi diperlukannya bantuan logistik, makanan, dsb.
 PLN :

Hal. 12dari 28
Kejadian bencana memerlukan penambahan daya listrik termasuk penambahan titik sambungan
listrik di unit unit yang diperlukan agar pelayanan yang diberikan tetap optimal.
 TELKOM :
Tambahan sambungan telepon dan bantuan sambungan telepon internasional bebas biaya sangat
diperlukan pada saat kejadian bencana, terutama untuk membantu korban/keluarga warga negara
asing yang ingin berhubungan dengan negaranya. Sambungan telepon diperlukan juga untuk
membuka akses internet guna memberikan informasi tentang bencana yang terjadi.
 PDAM :
Kontinuitas pengadaan air bersih sangat diperlukan untuk operasional penanganan korban.
 Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta :
Laporan kepada Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta menjadi prioritas pertama pada saat
bencana. Hal ini menjadi jembatan bagi diupayakannya mobilisasi bantuan dari pihak / instansi
terkait, khususnya Pemda dan intansi kesehatan jejaring lainnya.
 Rumah Sakit Jejaring :
Pada situasi korban yang sangat besar dimana RSU Bunda Jakarta tidak mampu menampung
untuk penanganannya, maka kerja sama penanganan dengan rumah sakit lain sangat diperlukan.
Oleh karena itu perlu diinformasikan upaya meminta bantuan kepada rumah sakit lain yang
menjadi rumah sakit jejaring RSU Bunda Jakarta. Rumah sakit yang merupakan jejaring untuk
penanganan bencana adalah rumah sakit pemerintah di seluruh DKI Jakarta, Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo Kencana, RS Abdi Waluyo, RS Carolus, RS PGI Cikini dan beberapa rumah sakit
swasta. Prioritas adalah rumah sakit dengan jarak terdekat dari RSU Bunda Jakarta.
 SAR :
Tim SAR sangat diperlukan untuk membantu proses evakuasi dalam penanganan bencana.
 Institusi Pendidikan Kesehatan, Perhotelan dan PHRI :
Pada situasi korban yang sangat besar dimana RSU Bunda Jakarta tidak mampu menampung
untuk penanganannya, maka kerja sama bantuan tenaga relawan untuk membantu penanganan
bencana sangat diperlukan.

16 PENANGANAN BENCANA DI RUMAH SAKIT


Pada situasi bencana aspek koordinasi dan kolaborasi diperlukan untuk mengatur proses
pelayanan terhadap korban dan mengatur unsur penunjang yang mendukung proses pelayanan
sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya. Penanganan bencana di rumah sakit pada sistim
penanganan bencana adalah sebagai berikut:
16.1. PENANGANAN KORBAN
Proses penanganan yang diberikan kepada korban dilakukan secepatnya untuk mencegah
risiko kecacatan dan atau kematian, dimulai sejak di lokasi kejadian, proses evakuasi dan
proses transportasi ke UGD atau area berkumpul. Kegiatan dimulai sejak korban tiba di
UGD.
Penanggung jawab : Ketua Tim Medis

Hal. 13dari 28
Tempat : Triage-UGD / lokasi kejadian / area berkumpul / tempat perawatan
definitif
Prosedur :
Di lapangan :
 Lakukan triage sesuai dengan berat ringannya kasus (Hijau, Kuning, Merah).
 Menentukan prioritas penanganan.
 Evakuasi korban ketempat yang lebih aman.
 Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialami.
 Transportasi korban ke UGD.
Di rumah sakit (UGD) :
 Lakukan triage oleh tim medik.
 Penempatan korban sesuai hasil triage.
 Lakukan stabilisasi korban.
 Berikan tindakan definitif sesuai dengan kegawatan dan situasi yang ada (Merah,
Kuning,Hijau)
 Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasus (ruang perawatan dan OK).
 Lakukan rujukan bila diperlukan baik karena pertimbangan medis maupun tempat
perawatan.

16.2. PENGELOLAAN BARANG MILIK KORBAN


Barang milik korban hidup baik berupa pakaian, perhiasan, dokumen, dll ditempatkan
secara khusus untuk mencegah barang tersebut hilang maupun tertukar. Sedangkan
barang milik korban meninggal, setelah di dokumentasi oleh koordinator tim forensik,
selanjutnya diserahkan ke pihak kepolisian yang bertugas di forensik.
Tempat : Ruang Triage UGD
Penanggung jawab : Security UGD
Prosedur :
 Catat barang yang dilepaskan dari korban atau dibawa oleh korban.
 Bila ada keluarga maka barang tersebut diserahkan kepada keluarga korban dengan
menandatangani form serah terima.
 Tempatkan barang milik korban pada kantong plastik dan disimpan di lemari/ locker
terkunci.
 Bila sudah 1 minggu barang milik korban belum diambil baik oleh pasien sendiri maupun
keluarganya, pihak security menghubungi pasien maupun keluarganya. Apabila dalam
waktu 1 bulan barang belum diambil, maka barang tersebut diserahkan oleh security ke
Kepolisian.

16.3. PENGELOLAAN MAKANAN KORBAN DAN PETUGAS

Hal. 14dari 28
Makanan untuk pasien dan petugas, persiapan dan distribusinya dikoordinir oleh Hospitality
Service Department (HSD) sesuai dengan permintaan tertulis yang disampaikan oleh
kepala ruangan maupun penanggung jawab pos. Makanan yang dipersiapkan dengan
memperhitungkan sejumlah makanan cadangan untuk antisipasi kedatangan korban baru
maupun petugas baru / relawan.
Tempat : Kantor HSD dan Posko Donasi (Makanan)
Penanggung Jawab : Hospitality Service Manager
Prosedur :
 HSD mengkoordinasikan jumlah korban dan petugas yang ada ke ruangan / posko
sebelum mempersiapkan makanan pada setiap waktu makan.
 HSD mengumpulkan semua permintaan makanan dari ruangan/ posko.
 HSD mengkoordinir persiapan makanan dan berkolaborasi dengan posko donasi
makanan untuk mengetahui jumlah donasi makanan yang akan / dapat didistribusikan.

16.4. PENGELOLAAN TENAGA RUMAH SAKIT


Pengaturan jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan saat penanganan bencana.
Tenaga yang dimaksud adalah SDM rumah sakit yang harus disiagakan serta
pengelolaannya saat situasi bencana.
Tempat : Ruang HRD
Penanggung jawab : Manajer HRD
Prosedur :
 Manajer HRD menginstruksikan departemen / unit terkait untuk kesiapan tenaga.
 Koordinasi dengan pihak lain bila diperlukan tenaga tambahan / volunteer dari luar RS.
 Dokumentasikan semua staf yang bertugas untuk setiap shift.

16.5. PENGENDALIAN KORBAN BENCANA DAN PENGUNJUNG


Pada situasi bencana internal maka pengunjung yang saat itu berada di RS ditertibkan dan
diarahkan pada tempat berkumpul yang ditentukan. Demikian pula korban diarahkan untuk
dikumpulkan pada ruangan / area tempat berkumpul yang ditentukan.
Tempat / area berkumpul : Lihat pembahasan ruangan dan area berkumpul
terbuka
Penanggung jawab : Kepala Unit Security
Prosedur :
 Umumkan kejadian dan lokasi bencana melalui speaker dan informasikan agar korban
dipindahkan dan diarahkan ke area yang ditentukan.
 Perintahkan kepala ruangan terkait untuk memindahkan korban.
 Koordinir proses pemindahan dan alur pengunjung ke area dimaksud.

16.6. KOORDINASI DENGAN INSTANSI LAIN

Hal. 15dari 28
Diperlukannya bantuan dari instansi lain untuk menanggulangi bencana maupun efek dari
bencana yang ada. Bantuan ini diperlukan sesuai dengan jenis bencana yang terjadi.
Instansi terkait yang dimaksud adalah Satkorlak, Dinas Kesehatan Propinsi, Kepolisian,
Dinas Pemadam Kebakaran, SAR, PDAM, PLN, TELKOM, PMI, dan RS Jejaring, Intitusi
Pendidikan Kesehatan, Perhotelan dan PHRI.
Tempat : Pos Komando
Penanggungjawab : Komandan RS
Prosedur :
 Koordinir persiapan rapat koordinasi dan komunikasikan kejadian yang sedang dialami
serta bantuan yang diperlukan.
 Hubungi instansi terkait untuk meminta bantuan sesuai kebutuhan.
 Bantuan instansi terkait dapat diminta kepada pemerintah Propinsi, Kabupaten / Kota dan
Pusat, termasuk lembaga / instansi / militer/ polisi, dan atau organisasi profesi.

16.7. PENGELOLAAN OBAT DAN BAHAN / ALAT HABIS PAKAI


Penyediaan obat dan bahan / alat habis pakai dalam situasi bencana merupakan salah satu
unsur penunjang yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu
diperlukan adanya persediaan obat dan bahan / alat habis pakai sebagai penunjang
pelayanan korban.
Tempat : Gudang Farmasi
Penanggung Jawab : Manajer Farmasi
Prosedur :
 Menyiapkan persediaan obat & bahan / alat habis pakai untuk keperluan penanganan
korban bencana.
 Distribusikan jumlah dan jenis obat & bahan / alat abis pakai sesuai dengan permintaan
unit pelayanan.
 Membuat permintaan bantuan apabila perkiraan jumlah dan jenis obat & bahan / alat habis
pakai tidak mencukupi kepada instansi terkait, seperti : Dinas Kesehatan Propinsi dan
atau Departemen Kesehatan RI.
 Bantuan obat & bahan / alat habis pakai kepada LSM / lembaga donor adalah pilihan
terakhir, namun apabila ada yang berminat tanpa ada permintaan, buatkan kriteria dan
persyaratannya.
 Siapkan tempat penyimpanan yang memadai dan memenuhi persyaratan penyimpanan
obat & bahan / alat habis pakai.
 Buatkan pencatatan dan pelaporan harian.
 Lakukan pemusnahan/ koordinasikan ke pihak terkait apabila telah kadaluwarsa dan atau
tidak diperlukan sesuai dengan persyaratan.

16.8. PENGELOLAAN RELAWAN


Keberadaan relawan sangat diperlukan pada situasi bencana.

Hal. 16dari 28
Individu/ kelompok organisasi yang berniat turut memberikan bantuan sebaiknya dicatat dan
diregistrasi secara baik oleh departemen HRD, untuk selanjutnya diikutsertakan dalam
membantu proses pelayanan sesuai dengan jenis ketenagaan yang dibutuhkan.
Tempat : Pos Relawan
Penanggung Jawab : Manajer HRD
Prosedur :
 Lakukan rapid assessment untuk dapat mengetahui jenis dan jumlah tenaga yang
diperlukan.
 Umumkan kualifikasi dan jumlah tenaga yang diperlukan.
 Lakukan seleksi secara ketat terhadap identitas, keahlian dan keterampilan yang dimiliki
dan pastikan bahwa identitas tersebut benar (identitas organisasi profesi).
 Dokumentasikan seluruh data relawan.
 Buatkan tanda pengenal resmi / name tag.
 Informasikan tugas dan kewajibannya.
 Antarkan dan perkenalkan pada tempat tugasnya.
 Pastikan relawan tersebut terdaftar pada daftar jaga ruangan / unit dimaksud.
 Buatkan absensi kehadirannya setiap shift / hari.
 Siapkan penghargaan / sertifikat setelah selesai melaksanakan tugas.

16.9. PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN


Kesehatan lingkungan tetap dijaga pada situasi apapun termasuk situasi bencana untuk
mencegah terjadinya pencemaran maupun dampak dari bencana.
Tempat : Lingkungan Rumah Sakit
Penanggung jawab : Manajer Environmental Service Department (ESD)
Prosedur :
 Pastikan sistim pembuangan dan pemusnahan sampah dan limbah medis dan non medis
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Catat dan laporkan pemakaian bahan bakar dan jumlah sampah medis yang dibakar serta
kualitas hasilnya.
 Kontrol seluruh pipa dan alat yang dipakai untuk pengolahan sampah dan limbah agar
tidak terjadi pencemaran lingkungan.
 Koordinasikan kebersihan ruangan dan pemisahan sampah medis dan sampah umum
dengan petugas ruangan.

16.10.PENGELOLAAN DONASI
Pada keadaan bencana rumah sakit membutuhkan bantuan tambahan baik berupa obat,
bahan / alat habis pakai, makanan, alat medis / non medis, makanan, maupun keuangan.
Tempat : Pos Donasi
Penanggung jawab : Manajer Keuangan
Prosedur :

Hal. 17dari 28
 Catat semua asal, jumlah dan jenis donasi yang masuk baik berupa obat, makanan,
barang dan uang maupun jasa.
 Catat tanggal kedaluarsa
 Distribusikan donasi yang ada kepada pos-pos yang bertanggung jawab :
 Obat dan bahan / alat habis pakai ke Departemen Farmasi
 Makanan / minuman ke HSD
 Barang non medis ke gudang umum
 Uang ke departemen Finance
 Line telepon, sumbangan daya listrik ke ESD
 Laporkan rekapitulasi jumlah dan jenis donasi ( yang masuk, yang didistribusikan dan
sisanya) kepada Pos Komando
 Sumbangan yang ditujukan langsung kepada korban akan difasilitasi oleh kepala
ruangan atas sepengetahuan ketua tim penunjang.

16.11.PENGELOLAAN LISTRIK, TELEPON DAN AIR


Meningkatnya kebutuhan listrik, instalasi air dan tambahan sambungan telepon saat
bencana membutuhkan kesiapsiagaan dari tenaga yang melaksanakannya. Persiapan
pengadaan maupun sambungannya mulai dilaksanakan saat pengaktifan situasi bencana di
rumah sakit
Tempat : Unit pelayanan di RSU Bunda Jakarta
Penanggung jawab : Manajer ESD
Prosedur :
 Pastikan sistim berfungsi dengan baik dan aman.
 Siapkan penambahan dan jaga stabilitas listrik agar layak pakai dan aman.
 Siapkan penambahan line telepon untuk SLI maupun sambungan keluar lainnya.
 Jaga kualitas air sesuai dengan syarat kualitas maupun kuantitas air bersih dan hindari
kontaminasi sehingga tetap aman untuk digunakan.
 Lakukan koordinasi dengan Instansi terkait (PLN, PT TELKOM, PDAM) untuk menambah
daya, menambah line dan tetap menjaga ketersediaan listrik, telepon, maupun Air.
 Distribusikan kebutuhan listrik, telepon dan air ke area yang membutuhkan.
 Berkoordinasi dengan pengguna/ruangan dan penanggung jawab area.
 Lakukan monitoring secara rutin.

16.12.PENANGANAN KEAMANAN
Keamanan diupayakan semaksimal mungkin pada area-area transportasi korban dari lokasi
ke UGD, pengamanan sekitar Triage dan UGD pada umumnya serta pengamanan pada
unit perawatan dan pos-pos yang didirikan.
Penanggung jawab : Kepala Unit Security
Tempat : Alur masuk ambulance ke UGD, seluruh unit pelayanan dan
pos.

Hal. 18dari 28
Prosedur :
 Atur petugas sesuai dengan wilayah pengamanan.
 Lakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti kepolisian.
 Atur dan arahkan pengunjung ke lokasi yang ditentukan pada saat bencana internal.
 Lakukan kontrol rutin dan teratur.
 Dampingi petugas bila ada keluarga yang mengamuk.
16.13.PENGELOLAAN INFORMASI
Informasi, baik berupa data maupun laporan dibuat sesuai dengan form yang ditentukan.
Sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran mengenai jumlah korban baik korban hidup, korban
meninggal, asal negara, tempat perawatan korban dan status evakuasi ke luar rumah sakit.
Informasi ini meliputi identitas korban, SDM dan fasilitas yang diperlukan untuk
penanganan korban.
Tempat : Pos Informasi
Penanggung Jawab : Koordinator Customer Relation
Prosedur :
 Lengkapi semua data korban yang mencakup nama pasien, umur, dan alamat / asal
negara, dari korban rawat jalan, rawat inap dan meninggal serta evakuasi dan lengkapi
dengan data tindakan yang telah dilakukan.
 Informasi diperbaharui setiap 12 jam untuk 2 hari pertama (jam 08.00 dan jam 20.00) dan
24 jam untuk hari-hari berikutnya (jam 08.00).
 Setiap lembar informasi yang keluar ditandatangani oleh komandan bencana dan
diserahkan kepada pihak yang membutuhkan oleh penanggung jawab pos informasi.

16.14.PENGELOLAAN MEDIA
Wartawan dari media cetak dan elektronik akan berada hampir 24 jam disekitar rumah sakit
untuk meliput proses pelayanan dan kunjungan tamu ke unit pelayanan, bukan hanya
berasal dari media regional, nasional tetapi juga internasional sehingga perlu dikelola
dengan baik.
Tempat : Ruangan Public Relation
Penanggung Jawab : Koordinator Public Relation
Proses :
 Registrasi dan berikan kartu identitas semua media serta wartawan yang datang.
 Sampaikan bahwa semua informasi dapat diperoleh dari pos informasi.
 Koordinasikan dengan petugas pengamanan rumah sakit untuk pengaturannya.
 Peliputan media hanya diijinkan kepada yang sudah memperoleh kartu identitas.
 Peliputan langsung pada korban bencana atas seijin yang bersangkutan.

16.15.PENGELOLAAN REKAM MEDIS

Hal. 19dari 28
Semua korban bencana yang memerlukan perawatan dibuatkan rekam medis sesuai
dengan prosedur yang berlaku di RS. Pada rekam medis diberikan tanda khusus untuk
mengidentifikasi data korban dengan segera.
Tempat : Triage UGD
Penanggung jawab : Kepala Unit Rekam Medik
Prosedur :
 Siapkan sejumlah form rekam medis korban bencana untuk persiapan kedatangan korban.
 Kontrol dan pastikan semua korban sudah dibuatkan rekam medik.
 Registrasi semua korban pada sistim billing setelah dilakukan penanganan emergency.

16.16.IDENTIFIKASI KORBAN
Semua korban bencana yang dirawat menggunakan gelang identitas.
Tempat : Ruang Triage-UGD, Kamar Jenazah
Penanggung jawab : Ka Instalasi Rekam Medik
Prosedur :
 Pasangkan gelang identitas pada lengan korban hidup pada saat masuk ruangan triage
atau korban meninggal pada saat masuk kamar jenazah, serta dibuatkan rekam
mediknya.
 Kontrol semua korban bencana dan pastikan sudah menggunakan gelang identitas.

16.17.PENGELOLAAN TAMU / KUNJUNGAN


Tamu dan kunjungan ke rumah sakit untuk meninjau pelaksanaan pelayanan terhadap
korban dilakukan berupa kunjungan formal / non formal kenegaraan ataupun oleh institusi,
LSM, partai politik maupun perseorangan. Pengelolaannya diatur untuk mencegah
terganggunya proses pelayanan dan mengupayakan privasi korban. Tamu kenegaraan dari
negara lain maupun tamu kenegaraan RI dan tamu Gubernur akan didampingi oleh CEO
dan para chief lain. Tamu lainnya diterima dan didampingi oleh COO.
Tempat : Ruangan Meeting
Penanggung jawab : Koordinator Public Relation
Prosedur :
 Semua rencana kunjungan tercatat pada Unit Public Relation
 Hubungi Para Chief dan Manajer terkait untuk menerima kunjungan sesuai jenis
kunjungan atau tamu yang akan hadir.
 Siapkan ruangan rencana transit dan kebutuhan lainnya (makanan / minuman) bila
dibutuhkan.
 Siapkan informasi / data korban dan perkembangannya, data kesiapan rumah sakit dan
proses pelayanannya.
 Koordinasi ke Kepala Unit Security Rumah Sakit untuk persiapan pengamanannya.
 Koordinasikan dengan Manajer HSD dan Bidang Keperawatan untuk kebersihan unit
terkait.

Hal. 20dari 28
 Siapkan dokumentasi team dokumentasi RS.

16.18.PENGELOLAAN JENAZAH
Untuk kejadian bencana, jenazah akan langsung dikirim ke ruang jenazah. Pengelolaan
jenazah seperti identifikasi, menentukan sebab kematian dan menentukan jenis musibah
yang terjadi, penyimpanan dan pengeluaran jenazah dilakukan di kamar jenazah.
Tempat : Kamar Jenazah
Penanggung jawab : Manajer HSD
Proses :
 Registrasi semua jenasah korban bencana yang masuk ke RS melalui kamar jenasah.
 Bila diperlukan, dilakukan identifikasi pada korban untuk menentukan sebab kematian.
 Identifikasi korban sesuai dengan guide line dari DVI-Interpol.
 Siapkan surat-surat yang diperlukan untuk identifikasi, penyerahan ke keluarga,
pengeluaran jenazah dan evakuasi dari rumah sakit serta sertifikat kematian.
 Buat laporan jumlah dan status jenazah kepada ketua medical support dan pos
pengolahan data.

16.19.EVAKUASI KORBAN KELUAR RUMAH SAKIT


Atas indikasi medis, sosial, politik dan hukum, maupun permintaan negara yang
bersangkutan atau atas permintaan keluarga seringkali pasien / korban pindah ataupun
keluar dari Rumah Sakit Pondok Indah - Pondok Indah untuk dilakukan perawatan di rumah
sakit tertentu di luar RSU Bunda Jakarta. Perpindahan / evakuasi korban ini dilakukan atas
persetujuan tim medis dengan keluarga maupun negara yang bersangkutan bila korban
adalah warga negara asing. Kelengkapan dokumen medik serta persetujuan keluarga /
negara yang bersangkutan diperlukan untuk pelaksanaan proses evakuasi.
Tempat : UGD, Unit Perawatan
Penanggung jawab : Ketua tim medis
Prosedur :
 Pastikan adanya persetujuan medis, maupun persetujuan keluarga / negara yang
bersangkutan sebelum proses evakuasi dilakukan.
 Koordinasikan rencana evakuasi korban kepada pihak / rumah sakit penerima.
 Pastikan pasien dalam keadaan stabil dan siap untuk dievakuasi.
 Siapkan ambulance sesuai standar untuk evakuasi pasien.
 Bila diperlukan hubungi pihak penerbangan untuk kesiapan transportasi pasien.
 Pastikan adanya tim medis yang mendampingi selama proses evakuasi.

Dalam kondisi bencana dan rumah sakit mengalami keterbatasan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien / korban, maka pelayanan kepada pasien / korban dialihkan ke
tempat lain dengan memanfaatkan jejaring yang ada.

Hal. 21dari 28
17 PROSEDUR KHUSUS BENCANA SESUAI HVA (gempa bumi,bom, kebakaran)

Prioritas bencana di Rumah Sakit Umumsesuai HVA adalah : Kebakaran Internal, Penculikan
Bayi, dan Kontaminasi Bahan Berbahaya dan Beracun. Penanganan tiap-tiap jenis bencana
adalah sebagai berikut :
17.1 KEBAKARAN
17.1.1 Jika Anda menemukan api dalam gedung:
Segera terapkan R.A.C.E.:
 Rescue - Menyelamatkan orang dari bahaya api jika tidak membahayakan
kehidupan Anda sendiri.
 Alarm - Bunyikan alarm dengan memanggil keamanan pada x - 5555. Juga
aktifkan alarm kebakaran gedung.
 Confine/close - Cobalah untuk membatasi api dengan menutup semua pintu dan
jendela untuk memerangkap api dan memperlambat perkembangannya.
 Extinguish or Evacuate - Memadamkan api jika mungkin dan jika Anda tahu
bagaimana menggunakan alat pemadam kebakaran. Evakuasi area jika api
terlalu besar untuk dipadamkan.
17.1.2 Jika Anda menemukan api di luar bangunan:
 Jika Anda berada di area rumah sakit, hubungi keamanan pada x - 6003
 JANGAN mengaktifkan sistem alarm kebakaran gedung
17.1.3 Jika alarm kebakaran mulai berbunyi :
 Raba pintu atau gagang pintu ke arah lorong dengan punggung tangan Anda.
Jika terasa panas, jangan dibuka - api mungkin ada di sisi lain pintu.
 Jika pintu tidak panas, buka perlahan-lahan. Jika lorong bersih dari asap,
berjalanlah ke pintu darurat terdekat dan keluarlah dari gedung. Jangan gunakan
lift.
 Tutup pintu di belakang Anda.
 Beritahu petugas kebakaran, keamanan, atau personil polisi yang tiba jika Anda
mencurigai seseorang terperangkap di dalam gedung, dan di mana mereka
mungkin berada.
 Berkumpullah di luar pada area berkumpul yang ditentukan, dan jangan
mencoba untuk kembali masuk gedung sampai diperbolehkan untuk
melakukannya oleh keamanan, polisi atau Pemadam Kebakaran.
17.1.4 Jika Anda terjebak dalam suatu ruangan, atau tidak dapat meninggalkan:
 Basahi kain dan tempatkan di sekitar dan di bawah pintu untuk mencegah
asapmemasuki ruangan.
 Tutup pintu sebanyak mungkin antara Anda dan api.
 Bersiaplah untuk member sinyal kepada seseorang di luar, tetapi JANGAN
MEMECAHKAN KACA sampai benar-benar diperlukan (asap di luar dapat
masuk ke dalam ruangan).

Hal. 22dari 28
17.1.5 Jika Anda terjebak dalam asap:
 Merebahlah bertumpu pada tangan dan lutut dan merangkak menuju pintu
keluar.
 Tetaplah pada posisi rendah, karena asap akan naik ke langit-langit.
 Bernapaslah melalui hidung secara dangkal dan gunakan filter seperti baju atau
handuk.
17.1.6 Jika Anda terpaksa bergerak melewati api (yang seharusnya menjadi pilihan
terakhir):
 Tahan napas Anda.
 Bergerak dengan cepat.
 Tutup kepala dan rambut anda dengan selimut atau mantel besar.
 Jaga kepala Anda dibawah dan tutup mata sebanyak mungkin.
17.1.7 Menggunakan alat pemadam api:
Penghuni gedung tidak diwajibkan untuk memadamkan kebakaran. Individu
yang telah terlatih dalam penggunaan yang tepat dari alat pemadam kebakaran dan
yakin dalam kemampuan mereka untuk mengatasi bahaya kebakaran dapat
menggunakan pemadam api portabel untuk memadamkan kebakaran kecil (tidak
lebih besar dari keranjang sampah kertas).
Upaya pemadaman api harus diakhiri dalam 15 detik, atau ketika menjadi jelas
bahwa ada risiko bahaya dariasap, panas atau api, yang mana yang datang LEBIH
DULU
17.1.8 Metode P.A.S.S.:
 Pull - Tarik jarum pengunci dari pegangan.
 Aim - Arahkan pemadam ke dasar api.
 Squeeze - Tekan pemicu yang ada di pegangan.
 Sweep - Sapu dari sisi ke sisi di dasar api.
Security rumah sakit memiliki tanggung jawab utama untuk mengelola keadaan darurat
kebakaran. Orang yang tidak berwenang tidak diijinkan masuk kembali ke dalam gedung
selama kegawatdaruratan kebakaran. Pelanggar terhadap kebijakan ini akan mendapat
sanksi.

Hal. 23dari 28
17.2 PENCULIKAN BAYI
17.2.1 Apabila ada kecurigaan terjadi kejadian kehilangan bayi, penanggung jawab
ruangan segera mengaktifkan kode pink dengan menghubungi FO (line ) dengan
mengatakan “Kode pink ......... (ext/ruangan)” 2x
17.2.2 Security mengumumkan lewat pagging “perhatian – perhatian kode pink .......
(ext/ruangan)” 3x
17.2.3 Petugas keamanan RS segera menuju area parkir untuk memberi tahu petugas
parkir di pos pintu depan agar melakukan tindakan pengawasan secara ketat
terhadap setiap pengunjung yang keluar terutama bagi mereka yang terlihat/diduga
membawa bayi.
17.2.4 Petugas keamanan yang lain segera melakukan penyisiran di area RS
17.2.5 Perawat segera melakukan pengecekan yang diperlukan untuk menjamin
keamanan seluruh bayi yang ada di RS.
17.2.6 Apabila tersangka penculik bayi dan bayi yang diduga diculik ditemukan, maka:
17.2.7 Kembalikan/titipkan bayi yang diduga diculik ke ruangan perawatan
17.2.8 Petugas keamanan RS akan melakukan introgasi terhadap tersangka penculik bayi
tersebut dan membuat BAP (berita acara pemeriksaan) yang diketahui oleh
Manager Rumah Tangga.
17.2.9 Hasil introgasi dilaporkan kepihak berwajib (kepolisian setempat)
17.2.10 Apabila penculik dan bayi yang diculik tidak ditemukan, maka:
18 Petugas Keamanan RS tetap melakukan penyisiran ke seluruh area RS.
19 Pengawasan terhadap pengunjung yang keluar dari pintu depan atau pintu
belakang tetap diperketat.
20 Petugas keamanan segera menghubungi dan melaporkan kepada pihak yang
berwajib (Kepolisian setempat) untuk proses lebih lanjut.
20.1 KONTAMINASI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
20.1.1

20.1.2
20.1.3
20.1.4
20.1.5

21 UJI COBA
RSU Bunda Jakarta melakukan uji coba atas panduan ini sekali setahun. Uji coba juga
melibatkan seluruh pihak outsourcing dan tenant yang ada di lingkungan rumah sakit. Hal ini
untuk memastikan kesiapan seluruh pihak dalam menghadapi bencana yang mungkin timbul.
Setelah uji coba dilakukan debriefing untuk melakukan evaluasi atas uji coba yang dilakukan dan
tindakan perbaikan dilakukan sebagai hasil dari evaluasi tersebut.

Hal. 24dari 28
22 KARTU INSTRUKSI KERJA
Kartu instruksi kerja digunakan saat terjadi bencana untuk memudahkan petugas mengingat apa
yang harus dilakukan sesuai peran masing-masing.

Chief Executive Officer (CEO)


(KOMANDAN RS)

 Kontak para chief untuk penyiapan tim RS.


 Kontak Steering Committee untuk informasi kejadian bencana.
 Pimpin proses penanganan korban dan manajemennya untuk tingkat RS.
 Berkoordinasi dengan instansi jejaring.

Chief Operating Officer (COO)


(KOMANDAN BENCANA)

 Kontak operator untuk informasi keadaan bencana.


 Kontak Manajer Medis untuk penyiapan tim emergency.
 Aktifkan pos komando.
 Membagikan kartu instruksi kerja sesuai peran masing-masing.
 Melaksanakan koordinasi dengan instansi jejaring sesuai kebutuhan sesuai instruksi
komandan RS.

Manajer HRD

 Kontak Manajer dan kepala unit terkait untuk pengerahan tenaga.


 Kontak Manajer HSD untuk pengaturan lalu lintas, keamanan dan penyiapan kunci-kunci
cadangan.
 Siapkan Pos Relawan.

Chief of Finance & IT Officer

 Instruksikan kepada Manajer Keuangan, HRD, HSD, ESD untuk siaga memberikan bantuan
sesuai bidang masing-masing.
 Siapkan pos logistik dan donasi.

Manajer Penunjang Medis

 Instruksikan seluruh unit penunjang medis untuk siap memberikan pelayanan.


 Berkoordinasi dengan Manajer Farmasi untuk kelengkapan obat, alat / bahan medis habis

Hal. 25dari 28
pakai.

Manajer Keperawatan

 Kontak Kepala Unit UGD untuk penyiapan tim keperawatan.


 Kontak semua Kepala Unit keperawatan untuk pengaturan tim keperawatan di unit kerjanya.
 Koordinasikan pengosongan triage dari pasien stabil non bencana.
 Atur penempatan pasien pasca penanganan emergency.

Manajer Medis

 Siapkan tim medis pra hospital dan intra hospital.


 Kontak Manajer Keperawatan untuk penyiapan tim keperawatan dan pengaturan penempatan
korban.
 Atur penugasan tim UGD.
 Koordinasikan pelaksanaan penanganan pasien umum dan korban di UGD.
 Koordinasikan ketersediaan obat emergency, alat dan bahan medis habis pakai serta alat
medis yang diperlukan.

Manajer Farmasi

 Kontak tim kerja.


 Siapkan tambahan obat dan alat / bahan medis habis pakai di UGD dan unit rawat inap
penanganan pasca emergency.
 Kelola bantuan obat dan bahan habis pakai yang berasal dari bantuan donator.
 Koordinasikan bantuan obat dan alat / bahan medis habis pakai kepada pihak rekanan.

Kepala Unit Kamar Operasi

 Siapkan pemakaian OK.


 Siapkan tim OK.
 Koordinasikan dengan ketua tim medis rencana korban yang akan dioperasi.
 Koordinasikan ketersediaan alat / bahan dan obat untuk pelaksanaan operasi dengan depo
farmasi OK / Manajer Farmasi.

Manajer HSD

 Siapkan tim HSD.


 Mengkoordinir penyediaan dan pengelolaan logistik.
 Menindaklanjuti bantuan logistik dari instansi terkait dan donatur.

Hal. 26dari 28
 Berkoordinasi dengan Koordinator Customer Relation untuk penanganan media.
 Melaksanakan pencatatan dan pelaporan logistik.
 Siapkan pengiriman linen ke UGD dan ruang rawat inap.
 Siapkan linen cadangan untuk persiapan hari-hari berikutnya.
 Memastikan penyediaan sarana transportasi (termasuk ambulance), kebersihan lingkungan
dan keamanan rumah sakit serta ketertiban lalu lintas.
 Mengkoordinir pengelolaan jenazah di kamar jenazah.
 Siapkan tim identifikasi korban.
 Siapkan kebutuhan kantong jenazah.
 Siapkan pos penanganan jenazah.
 Membantu evakuasi korban / pasien ke luar rumah sakit dalam kondisi bencana internal.

Kepala Unit Security

 Arahkan dan atur pengunjung RS ke area berkumpul.


 Atur lalu lintas transportasi korban menuju area penanganan korban.
 Amankan area triage dari pengunjung.
 Amankan akses ambulan menuju triage-UGD.
 Bantu pihak kepolisian mengatur lalulintas.
 Atur alur lalu lintas dalam RS.
 Atur parkir kendaraan.

Kepala Unit Dietary

 Siapkan tim gizi.


 Koordinasi dengan manajer HSD untuk perkiraan kebutuhan penyiapan porsi makanan
untuk korban dan petugas.
 Kontak rekanan bila kekurangan stok.

Kepala Unit Sterilisasi

 Kontak tim kerja.


 Pastikan berfungsinya sterilisator.
 Siapkan tambahan set steril untuk kebutuhan operasi.

Kepala Unit Rekam Medis

 Siapkan RM korban bencana, baik rawat jalan maupun rawat inap.


 Siapkan gelang identitas korban.

Hal. 27dari 28
Operator

 Kontak Komandan Bencana untuk kepastian keadaan bencana.


 Umumkan situasi bencana atas instruksi komandan bencana.
 Umumkan bahwa situasi bencana telah dapat diatasi, atas instruksi komandan bencana.

23 REFERENSI
 Pedoman Penanganan Bencana Rumah Sakit Sanglah Bali.

Hal. 28dari 28

Anda mungkin juga menyukai