TENTANG
PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN UNIT ICU
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN PELAKSANA TUGAS DIREKTUR UTAMA
RSUD SERPONG UTARA TENTANG PEMBERLAKUAN
PEDOMAN PELAYANAN UNIT ICU
Kedua : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Unit ICU RSUD
Serpong Utara sebagai pedoman dalam pelayanan
kegiatan di Unit ICU RSUD Serpong Utara.
Ketiga : Keputusan ini berlaku mulai tanggal 2023 dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
dalam penetapannya maka akan di tinjau kembali dan
diperbaiki sebagaimana mestinya.
DIREKTUR
RSUD SERPONG UTARA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………
B. Tujuan Pedoman…………………………………….
C. Ruang Lingkup Pelayanan………………………….
D. Batasan Operasional………………………………..
E. Landasan Hukum…………………………………….
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia………………
B. Distribusi Ketenagaan……………………………
C. Pengaturan Jaga…………………………………
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang……………………………………..
B. Standar Fasilitas………………………………….
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN .......................................
BAB V LOGISTIK........................................................................
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ...............................................
BAB VII KESELAMATAN KERJA ................................................
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................................
BAB IX PENUTUP.......................................................................
A. Latar Belakang
Intensif Care Unit adalah suatu bagian dari rumah sakit yang terpisah,
dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan
untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita
penyakit,cidera atau penyulit-penyulit yang mengancam jiwa atau potensial
mengancam jiwa dengan prognosis dubia yang diharapkan masih
reversible.
Intensive Care Unit (ICU) adalah unit perawatan khusus yang dikelola
untuk merawat pasien sakit berat dan kritis, cedera dengan penyulit yang
mengancam nyawa dengan melibatkan tenaga kesehatan terlatih serta
didukung dengan kelengkapan peralatan khusus.
Pelayanan keperawatan ICU adalah pelayanan yang diberikan kepada
pasien dalam kondisi kritis diruang perawatan intensif, dilaksanakan secara
terintegrasi oleh tim yang terlatih dan berpengalaman di bidang critical care.
Pengelolaan pelayanan ICU dilakukan secara khusus dengan
mengutamakan keselamatan pasien (Patient Safety), untuk menurunkan
angka kematian dan kecacatan.
ICU RSUD Serpong Utara dirancang dengan design ruang khusus,
didukung oleh staff yang kompeten serta sarana, prasarana dan peralatan
canggih khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan
kompetensi staff medik, perawat dan staff lain yang berpengalaman dalam
pengelolaan keadaan – keadaan tersebut.
Sesuai dengan visi RSUD Serpong Utara untuk menjangkau
pelayanan ke seluruh masyarakat Indonesia, termasuk di dalamnya adalah
pelayanan ICU yang sama disetiap rumah sakit di seluruh Indonesia, maka
dipandang perlu untuk adanya suatu Pedoman Standar Pelayanan ICU
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelayanan unit icu yang menjamin
mutu dan keselamatan pasien
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan medik secara intensif dan berkelanjutan,
mencegah fragmentasi pengelolaan pasien diantara berbagai
konsultan.
b. Pengelolaan fungsi sistem organ tubuh secara terkoordinasi dan
berkelanjutan, pengawasan yang konstan dan therapi titrasi.
D. Batasan Operasional
B. Distribusi Ketenagaan
Toilet Spool
Hoke
BED BED BED BED Ruang
1 2 3 4 Edukasi /Family
Meeting
Ruang Selasar
B. Standar Fasilitas
Dalam melaksanakan pelayanan di Unit ICU dibutuhkan beberapa
prasarana dan sarana antara lain :
Pasien yang memerlukan perawatan Intensif di intensif care unit antara lain;
1. ICU dapat menerima pasien dari:
a. IGD
b. Instalasi Rawat Inap
c. Kamar operasi atau kamar tindakan lain, seperti : kamar bersalin, ruang
dialysis dan lain sebagainya.
d. Rujukan dari luar
Dengan persyaratan adanya persetujuan dari dokter penanggung jawab
ICU. Jika dokter penanggung jawab tidak ditempat dapat dilakukan
konsultasi lewat telpon. Jika dokter penanggung jawab ICU tidak bisa
dihubungi maka minta persetujuan kepada kepala unit rawat khusus
dalam hal ini dijabat oleh dokter umum sebagai pelimpahan wewenang
dari dokter penanggung jawab ICU( Dokter spesialis Anastesi). Untuk
pasien rujukan akan diterima harus sudah melewati periode resusitasi
( jika memang indikasi) dan kondisi telah stabil. Jika kondisi stabil sulit
dicapai, maka kondisi paling optimal yang dijadikan patokan waktu
pengiriman.
a. Pasien Prioritas I :
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, dengan ancaman gagal organ,tidak
stabil yang memerlukan perawatan intensif dengan bantuan alat-alat ventilasi,
monitoring dan obatobatan vasoaktif kontinyu dan lain-lain.
Misalnya :
• Syok : Hipovolemik, Septik, Kardiogenik, Neurogenik
• Ancaman gagal sirkulasi : TD sistol-diastol <20 mmHg, TD sistol ≥ 180 mmHg
atau sistol ≥100mmHg dengan gejala organ target, EKG abnormal dengan
gejala seperti nyeri dada dan peningkatan enzim Troponin >50 dan CKMB >25,
PT/APTT memanjang >1,5 kali dibandingkan nilai kontrol disertai dengan
perdarahan aktif.
• Ancaman gagal napas : AGD dengan pH < 7,2, PaO2 ≤ 60 mmHg, PaCO2 ≥ 60
mmHg disertai work of breathing.
• Penurunan kesadaran dan atau GCS ≤ 8, dengan defisit neurologis.
• Pasien post resusitasi.
• Pasien pre / post operasi besar khusus
• Pasien eklamsia / PEB dengan Impending eklamsia
• Status konvulsivus, atau post kejang ≥ 1x, durasi ≥ 5 menit dengan penurunan
kesadaran dan tanda peningkatan intrakranial
Pasien dengan ancaman gagal organ : serum kreatinin > 3x normal, GFR
berkurang >75%, diuresis <0,3 ml/kg/jam dalam 24 jam anuria >12 jam, GDS ≤
60 g/dL berulang atau ≥ 400 g/dL tidak berespon dengan insulin, Nilai
laboratorium nilai kritis: Hb ≤ 4, Trombosit ≤ 10.000, Kalium ≤ 2,5 ,SGOT/SGPT
≤ 900. Pasien dengan trauma multipel. Kelompok ini didahulukan untuk dirawat di
ICU dibandingkan prioritas II dan III, apabila ICU penuh maka atas persetujuan
b. Pasien Prioritas II :
• Kelompok ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih dari ICU dan resiko
sehingga memerlukan terapi intensif segera
Misalnya: pasien DHF Grade III, pasien dengan penyakit jantung, pasien
dengan penyakit dasar paru, pasien dengan gagal ginjal akut, pasien pasca
operasi dengan komplikasi (perdarahan), hasil laboratorium nilai kritis namun
pasien stabil,
• Kelompok ini bisa dirawat di ICU sesuai indikasi dan didahulukan dibandingkan
prioritas III, apabila ICU penuh, maka atas persetujuan dokter ICU pasien akan
dirujuk.
c. Pasien Prioritas III :
• Kelompok ini merupakan pasien dengan penyakit primer berat atau terminal
mengalami komplikasi penyakit akut, kritikal yang memerlukan pertolongan
untuk penyakit akutnya. Usaha terapi tidak sampai resusitasi jantung paru.
• Kelompok ini merupakan prioritas terakhir apabila ada 2 pasien atau lebih yang
perlu perawatan ICU sedangkan tempat terbatas, apabila ICU penuh, maka
dokter ICU melakukan informed consent kepada keluarga pasien mengenai
kondisi dan prognosisnya.
B. Kriteria keluar.
a. Tidak lagi memerlukan perawatan intensive
b. Pasien dalam keadaan terminal yang dengan terapi tidak akan
memberikan hasil yang bermakna
c. Kondisi pasien yang menyebabkan pasien dirawat di HCU /ICU/ ICCU
telah teratasi
d. Pasien Meninggal
LOGISTIK
2. Prosedur :
a. Permintaan obat ditulis pada resep oleh dokter spesialis atau dokter
umum.
b. Resep obat dilengkapi nama dokter, tanggal, nama pasien, nomor
register, tanggal lahir pasien,
c. Resep diberikan kke apotik langsung
d. Dari apotik dilanjutkan ke perawat ICU
2. Tujuan
Tujuan dari perencanaan pengadaan dan peremajaan peralatan adalah
agar peralatan dapat digunakan setiap saat tanpa adanya hambatan dan
menunjang proses pelayanan di masing-masing poliklinik.
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini
mempunyai tujuan agar tercipta budaya keselamatan pasien di rumah sakit,
meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan
terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien
6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien.
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai
keselamatan pasien.
Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila :
Kriteria Inklusi :
Tidak ada
Metode Pengumpulan
Retrospektif
Data
Cara Pengambilan
Non Probability Sampling
Sample
Periode Pengumpulan
Setiap bulan
Data
Demikian telah disusun suatu Pedoman Pelayanan Unit ICU, yang dapat
dipakai sebagai acuan di dalam pelayanan ICU untuk meningkatkan kualitas
pelayanan secara keseluruhan di Rumah Sakit Baiturrahim. Pedoman ini akan
mengalami perbaikan dalam upaya peningkatan kualitas dari waktu ke waktu
sehingga diperlukan suatu evaluasi secara teratur dan berkelanjutan dalam hal
pemantauannya. Dengan adanya suatu pedoman pelayanan maka kegiatan
pelayanan secara khusus di unit ICU dapat mengutamakan kepuasan dan
keselamatan pada setiap pasien.