PELAYANAN ICU/ICCU/HCU
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena atas
berkat dan rahmatnya buku pedoman pelayanan ICU/ICCU/HCU dapat
diselesaikan.
Dengan adanya pedoman pelayanan pasien diruang intensif diharapkan
dapat dijadikan acuan dalam melakukan kegiatan meliputi: standar
ketenagaan, standar fasilitas, tata laksana pengelolaan sesuai standar.
Buku pedoman ini akan dievaluasi secara berkala dan akan dilakukan
penyesuaian mengacu pada kondisi yang ada
Ucapan terimakasih dan penghargaan selayaknya disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan pedoman ini. Semoga tujuan
untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dapat tercapai khususnya
diintensif care unit
Wassalamualaikum. Wr. Wb
i
TIM PENYUSUN PEDOMAN PELAYANAN ICU/ICCU/HCU
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
TIM PENYUSUN PEDOMAN PELAYANAN ICU/ICCU/HCU................................ii
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN.................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Tujuan Pedoman......................................................................................2
C. Ruang Lingkup pelayanan.......................................................................2
D. Batasan Operasional................................................................................2
E. Landasan Hukum....................................................................................3
BAB II STANDAR KETENAGAAN.......................................................................4
A. Kualifikasi Sumber Daya..........................................................................4
B. Distribusi Ketenagaan..............................................................................7
C. Pengaturan Jaga.......................................................................................8
BAB III STANDAR DAN FASILITAS....................................................................9
A.Denah Ruangan.........................................................................................9
B. Standar Fasilitas.....................................................................................11
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN.............................................................16
A. Klasifikasi Pelayanan ICU......................................................................16
B. Indikasi Masuk dan Keluar ICU/ICCU...................................................17
C. Indikasi masuk dan keluar HCU............................................................21
D. Persiapan Penerimaan Pasien................................................................22
E. Pencatatan dan Monitoring Pasien.........................................................22
F. Prosedur Medik......................................................................................23
G. Monitoring dan Evaluasi........................................................................24
BAB V LOGISTIK............................................................................................25
BAB VI KESELAMATAN PASIEN.....................................................................27
A. Definisi..................................................................................................27
B. Tujuan...................................................................................................27
C. Standar Patien Safety............................................................................27
D. Alur pelaporan Keselamatan Pasien.......................................................27
BAB VII KESELAMATAN KERJA.....................................................................29
A. Pengertian...............................................................................................29
B. Tujuan....................................................................................................29
C. Tata Laksana Keselamatan Karyawan....................................................29
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU....................................................................30
BAB IX PENGEMBANGAN PELAYANAN..........................................................31
BAB IX PENUTUP...........................................................................................33
iii
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN
NOMOR :
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI ICU/ICCU/HCU
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PEDOMAN PELAYANAN ICU/ICCU/HCU
KESATU : Memberlakukan Pedoman Pelayanan Instalasi
ICU/ICCU/HCU sebagaimana terlampir dalam
Surat Keputusan Direktur ini.
KEDUA : Keputusan Direktur ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dengan ketentuan bahwa segala
sesuatunya akan disesuaikan sebagaimana
mestinya, bila kemudian hari ternyata terdapat
kesalahan dalam peraturan ini.
Ditetapkan di Serang
Pada tanggal Februari 2023
DIREKTUR,
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN
v
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan
tersebut.
D. Batasan Operasional
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan RS dan Standar Prosedur Operasional.
1. Pelayanan ICU/ICCU, meliputi dukungan fungsi organ-organ vital
seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan
lain-lainya.
2
2. Pelayanan HCU
Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil
yang membutuhkan pelayanan, pengobatan dan observasi secara ketat.
E. Landasan Hukum
3
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya
Kualifikasi tenaga kesehatan yang bekerja di ICU/ICCU/HCU harus
mempunyai pengetahuan yang memadai, mempunyai ketrampilan yang
sesuai dan mempunyai komitmen terhadap waktu.
1.1. Tenaga Medis.
Seorang dokter intensivis adalah seorang dokter yang memenuhi
standar kompetensi berikut :
a) Terdidik dan bersertifikat sebagai seorang spesialis anastesiologi
melalui program pelatihan dan pendidikan yang diakui oleh
perhimpunan profesi yang terkaitMenunjang kualitas pelayanan
ICU/ICCU/HCU dan menggunakan sumber daya ICU/ICCU/HCU
secara efesien
b) Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam
pelayanan Intensif
c) Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan
pelayanan 24 jam/hari, 7 hari/minggu
d) Mampu melakukan prosedur critical care, antara lain :
1) Sampel darah arteri
2) Memasang dan mempertahankan jalan napas termasuk
intubasi trakeal, trakeostomi perkutan dan ventilasi mekanis
3) Mengambil kateter intravaskuler untk monitoring invasive
maupun terapi invasif misalnya; peralatan monitoring,
termasuk Kateter vena central (CVP)
4) Resusitasi jantung paru
5) Pipa torakostomi
e) Melaksanakan dua peran utama :
1) Pengelolaan pasien
Mampu berperan sebagai pemimpin tim dalam memberikan
pelayanan di ICU , menggabungkan dan melakukan titrasi
pelayanan pada pasien penyakit kompleks atau cedera
termasuk gagal organ multi-sistem. Dalam mengelola pasien,
dokter intensivis dapat mengelola sendiri/ ICU atau
berkolaborasi dengan dokter lain. Seorang dokter intensivis
mampu mengelola pasien sakit kritis dalam kondisi seperti :
a. Hemodinamik tidak stabil
b. Gangguan atau gagal napas, dengan atau tanpa memerlukan
tunjangan ventilasi mekanis
c. Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi hipertensi
intracranial
d. Gangguan atau gagal ginjal akut
e. Gangguan endokrin dan/ atau metabolic akut yang
mengancam nyawa
f. Gangguan nutrisi yang memerlukan tunjangan nutrisi
2) Manajemen Unit.
4
Dokter intensivis berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas
manajemen unit yang diperlukan untuk memberi pelayanan-
pelayanan ICU/ICCU/HCU yang efisien, tepat waktu dan
konsisten. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi antara lain :
a. Triage, alokasi tempat tidur dan rencana pengeluaran pasien
b. Supervisi terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan unit
c. Partisipasi pada kegiatan-kegiatan perbaikan kualitas yang
berkelanjutan termasuk supervisi koleksi data
d. Berinteraksi seperlunya dengan bagian-bagian lain untuk
menjamin kelancaran pelayanan di ICU/ICCU/HCU
e. Mempertahankan pendidikan berkelanjutan tentang critical
care medicine.
f. Selalu mengikuti perkembangan mutakhir dengan membaca
literature kedokteran.
g. Berpartisipasi dalam program-program pendidikan dokter
berkelanjutan
h. Menguasai standar-standar untuk unit critical care. Ada dan
bersedia untuk berpartisipasi pada perbaikan kualitas
interdisipliner.
5
2.3. Tenaga Keperawatan.
Jumlah perawat diICU ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur dan
ketersediaan ventilasi mekanik.
Perbandingan perawat : pasien 1:1, sedangkan perbandingan perawat :
pasien yang tidak menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:2.
Perawat intensif terlatih kompetensi dasar perawatan kritis baik
kompetensi dasar minimal maupun kompetensi khusus/lanjut.
6
dengan nutrisi parental. PETCO2 (Konsentrasi CO2 pada
19. Melakukan pengelolaan pasien akhir ekspirasi).
dengan terapi cairan intravena.
20. Melakukan pengelolaan pasien
dengan sindroma coronare akut.
Melakukan penanggulangan
infeksi
B. Distribusi Ketenagaan
PELATIHAN JUMLAH
NAMA KUALIFIKASI JUMLAH
NO PENDIDIKAN YG PERNAH KEBUTU
JABATAN MINIMAL SAAT INI
DIIKUTI HAN
1 Ka. Instalasi Dokter 1. Gelar - Pelatihan 1 1
ICU Spesialis Spesialis EWS dan
Anesthesi Anestesi code blue
Pelatihan 2. Pengalama - Pelatihan
ACLS dan n minimal BHD
BLS 4 tahun - Pelatihan
peanganan
nyeri
- Pelatihan
Komunikasi
Efektif
2 Ka. Perawat S1 1. Pendidikan 1. Pelatihan • 1 (ICU • 1 (ICU)
Intensif Keperawatan Minimal BTCLS • 1 HCU • 1HCU)
+NERS Ners 2. Pelatihan
2. Pelatihan BLS
Manajemen 3. Pelatihan
Ruangan ICU Dasar
3. Bersertifikat 4. Pelatihan
Pelatihan CI/Preseptor
intensive ship
3 PPJA/KATI S1 1. Pendidikan 1. Pelatihan 1. 2 (ICU) • 4(ICU)/
M Keperawatan Minimal BTCLS HCU
+NERS Ners 2. Pelatihan
2. Perawat ICU dasar
Klinik/PK 3. Pelatihan
II
3. Bersertifika
4. BLS
Pelatihan
t Pelatihan
preceptorshi
intensive
p
dasar
4. BTCLS
3 Perawat D3 • Pendidikan A. Pelatihan Perbanding a. 36(ICU)
Pelaksana Keperawatan Minimal D3 BLS an perawat )
S1 • Masa Kerja B. Pelatihan : pasien = b. 12 HCU
Keperawatan > BTCLS 1:2
4 tahun C. Pelatihan (pasien
untuk D3, > ICU dasar tanpa
3 tahun ventilator),
untuk Ners 1:1 (pasien
7
• Bersertifika dengan
t Pelatihan ventilator)
Intensive
dasar
• BLS
4 Pengadimin S1 UMUM 1.Pel.K3RS 1.Pel.K3RS 1. ICU 1 (ICU)
strasi 2.Pel.BLS
Umum 3. Pel. PPI 2 Pel.BLS
Dasar
4. Pel. 4 Pel.
Komunikasi Komunikasi
Efektif Efektif
C. Pengaturan Jaga
Jam dinas:
1. Dinas Pagi : 07.00-14.00
2. Dinas Siang : 14.00-21.00
3. Dinas Malam : 21.00-07.00
4. Dokter spesialis Anestesiologi siap 24 jam menangani kasus
kegawatan ICU
5. Dokter spesialis konsulen siap 24 jam menangani kasus kegawatan ICU
6. Tenaga perawat siap 24 jam melayani kasus ICU/HCU (terjadwal).
8
A.Denah Ruangan
Denah ICU
4.
9
B. Standar Fasilitas
Daftar Alkes
KONDISI Ket.
NAMA/
No JUMLAH RUSAK
JENIS MERK
. BARANG BAIK RINGA RUSAK
BARANG
N BERAT
ALA T MEDIS
Bed Side
1 Monitor 20 PHLLIPS
(BSM) 18 2
MONNAL T 1
7 75 AIR pinjam
LIQUIDE 1 picu
2 Stephan 2
4 1
2 Ventilator pinjam
MEK: sum 2 4 PICU
1
dipinja
6 Phllips
m
6 IGD
Suction
3 central 19
regulator Allied 19
Oksigen
4 18
regulator 18
13 enmind 13
6 Medcaptain 5 1
5 Infust pump
3 mindray 2 2
1 B-braun 1
11 Enmind 11
7 terumo 2 5
Syringe
6 14 Medcaptain 13 1
pump
3 B-Beraun 3
10 mindray 10
7 Stetoscope 7 ABN 7
Meja
8 18
Observasi Custom 18
9 Defibrilator 1 Phllips 1
Thermometer
10 1
gun RGB 1
11 Troly 2 Hanlim 2
Emergency
3 Riester 2 1
Laringoscope
10
12 Dewasa
Resusitator 18
13 Dewasa Ambu 1
3
14 Urinal - 3
15 Oksimetri 1 Elitech 1
16 Standar 27
infus 27
16 Torniquet 6 - 6
Sonny, tipe
17 Mesin USG 1
orosan F75 1
18 3 BEX 4
Suction
1
Portabel medella 1
3 MAK 3
Troli hospital
19
tindakan 5 Mayo stand 5
2 Paramaount 2
20 Lemari obat 1 BMC-203 1
Daftar Tenun
Daftar ATK
1. Handscoon
2. Masker
3. Alkohol 70%
4. Betadine
5. Plester
6. Softamen
7. Gelang risiko
11
Alat Non Medis
KONDIS
NAMA/JENIS JUMLAH I
No. MERK
BARANG BARANG RUSAK RUSAK
BAIK
RINGAN BERAT
ALA T NON MEDIS
1 AC (split) 4 Daikin 4
2 AC standing 3 TCL 3
3 TV 1 Sharp 1
4 Kulkas obat 2 Sharp 2
5 Lemari Kaca 3 Blesmed 3
Hospital
Lemari besi
6 2 Equipment 2
7 Lemari Kayu 4 4
8 Meja kerja kayu 7 7
Kursi Penunggu
9 pasien 6 6
10 Jam Dinding 2 Seiko 2
Tempat Sampah Medical
11 Medis 17 waste 17
12 T. Sampah Non 4 Krisbow 4
Medis
13 T. Linen Kotor 1 1
14 Kom besar 6 Cito 6
medical
15 Loker petugas
4 Brother 3
1 Brother 1
Lemari Kaca 1 VIP 1
16
1 Unitrend 1
Daftar Alkes
KONDISI Ket
No NAMA/JENIS JUMLAH RUSAK
MERK
. BARANG BARANG BAIK RINGA RUSAK
N BERAT
AL AT MEDIS
Bed Side
1 Monitor 6 PHLLIPS
(BSM) 6
5 gerlink 5
2 HFNC 5 optiflow 5
5 respicare 4
12
Suction
3 2 medela
mobile 2
Oksigen
4 6
regulator 6
5 Infust pump 14 enmind 14
7 Medcaptain 7
7 B-braun 4 3
5 Enmind 5 1
6 Syringe
10 Medcaptain 11
pump
10 B-Beraun
7 mindray 7
7 Stetoscope 2 ABN 2
Meja
8 6 Custom
Observasi 6
9 Defibrilator 1 Phllips 1
Thermometer
10 1 RGB
gun 1
11 Troly 2 Hanlim 2
Emergency
Laringoscope 1
12
Dewasa hiene 1
Resusitator 2
13 Ambu 2
Dewasa
2 - 2
14 Urinal
15 Oksimetri 1 Elitech 1
16 Standar infus 11 11
17 Torniquet 2 - 2
18 Troli 6 6
tindakan
19 Lemari obat 3 BMC-203 3
a. Daftar Tenun
b. Daftar ATK
13
1. Handscoon
2. Masker
3. Alkohol 70%
4. Betadine
5. Plester
6. Softamen
7. Gelang risiko
KONDIS
NAMA/JENIS JUMLAH I
No. MERK
BARANG BARANG RUSAK RUSAK
BAIK
RINGAN BERAT
ALA T NON MEDIS
1 AC (split) 4 Daikin 4
2 AC standing 1 daikin 1
3 TV 1 Sharp 1
4 Kulkas obat 1 Sharp 1
6 Lemari Kayu 1 Unitrend 1
Kaca
7 Meja kerja kayu 1 1
Kursi Penunggu
8 pasien 2 2
9 Jam Dinding 2 Seiko 2
Tempat Sampah
10 Medis 6 Krisbow 6
T. Sampah Non Medical
11 Medis 4 waste 4
12 T. Linen Kotor 1 1
13 Kom besar 6 6
14 Loker petugas 2 2
1 Brother 1
15 1 VIP 1
Lemari Kaca 1 Unitrend 1
14
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
15
dengan cepat dan dengan cepat dan cepat dan
menyeluruh menyeluruh menyeluruh
l) - Melakukan Melakukan
hemodialysis hemodialysis
intermiten dan intermiten dan
kontinyu
kontinyu
16
Kriteria Masuk ICU berdasarkan prioritas
Dalam keadaan penggunaan tempat tidur yang tinggi, pasien yang
memerlukan terapi intensif (prioritas 1) didahulukan dibandingkan
pasien yang memerlukan pemantauan intensif (prioritas 3). Penilaian
objektif atas beratnya penyakit dan prognosis hendaknya digunakan
untuk menentukan prioritas masuk ke ruang Intensive
a. Pasien prioritas 1 (satu)
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang
memerlukan terapi intensif dan tertitrasi, seperti: dukungan/bantuan
ventilasi dan alat bantu suportif organ/sistem yang lain, infus obat-
obat vasoaktif kontinyu, obat anti aritmia kontinyu, pengobatan
kontinyu tertitrasi, dan lain-lainnya. Contoh pasien kelompok ini
antara lain, pasien sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa
dan elektrolit yang mengancam nyawa. Institusi setempat dapat
membuat kriteria spesifik untuk masuk ruang Intensive, seperti
derajat hipoksemia, hipotensi dibawah tekanan darah tertentu. Terapi
pada pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas.
b. Pasien Prioritas 2 (dua)
Pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ruang
Intensive, sebab sangat berisiko bila tidak mendapatkan terapi intensif
segera, antara lain mereka yang menderita penyakit dasar jantung-
paru, gagal ginjal akut dan berat atau yang telah mengalami
pembedahan major. Terapi pada pasien prioritas 2 tidak mempunyai
batas, karena kondisi mediknya senantiasa berubah.
c. Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status
kesehatan sebelumnya, penyakit yang mendasarinya, atau penyakit
akutnya, secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh
dan/atau manfaat terapi di ruang Intensive pada golongan ini sangat
kecil. Contoh pasien ini antara lain pasien dengan keganasan
metastatik disertai penyulit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan
jalan napas, atau pasien penyakit jantung, penyakit paru terminal
disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien
golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan
usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau
resusitasi jantung paru.
d. Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa dan atas persetujuan Kepala ruang
Intensive, indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa
dikecualikan, dengan catatan bahwa pasien-pasien golongan demikian
sewaktu waktu harus bisa dikeluarkan dariruang Intensive agar
fasilitas ruang Intensive yang terbatas tersebut dapat digunakan
untuk pasien prioritas 1, 2, 3 (satu, dua, tiga).
Pasien yang tergolong demikian antara lain:
Pasien yang memenuhi kriteria masuk tetapi menolak terapi
tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi “perawatan yang
aman” saja ini tidak menyingkirkan pasien dengan perintah “DNR
(Do Not Resuscitate) “. Sebenarnya pasien-pasien ini mungkin
17
mendapat manfaat dan tunjangan canggih yang tersedia di ICU
untuk meningkatkan kemungkinan survivalnya.
Pasien dalam keadaan vegetative permanen.
Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak. Pasien-
pasien seperti itu dapat dimasukkan ke ruang Intensive untuk
menunjang fungsi organ hanya untuk kepentingan donor organ
untuk donasi.
Sedangkan indikasi medis pasien masuk ke ICU antara lain sebagai
berikut :
1. Pasien pasien dengan ancaman sumbatan jalan napas
2. Pasien-pasien dengan henti napas
3. Laju respirasi >40 kali/menit atau 8 kali / menit
18
11. STEMI/NSTEMI tanpa komplikasi setelah tindakan reperfusi yang
berhasil
12. Pasien pasca PCI yang mengalami komplikasi iskemik
13. STEMI tanpa reperfusi atau reperfusi yang gagal
14. NSTEMI resiko tinggi
15. NSTEMI/STEMI dengan komplikasi gagal jantung akut tanpa
syok
16. Gagal jantung akut dengan edema paru dan tekanan darah
sistolik yang tinggi
17. Blok AV derajat III akut
18. Myopericarditis tanpa komplikasi
19. Myocarditis/kardiomiopati peripartum tanpa atau dengan
gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri
20. Tamponade jantung
21. Edema paru akut dengan tekanan darah sistolik rendah
22. Stenosis atau regurgitasi aorta dengan gagal jantung
23. Endokarditis akut dengan gagal jantung
24. Stenosis atau regurgitasi mitral dengan gagal jantung
19
hendaknya diusahakan pindah ke ruang yang khusus untuk
pemantauan secara intensif yaitu HCU.
20
d) Laju respirasi 12-20 kali permenit
e) Saturasi Oksigen 85-90 % dengan hemodinamik stabil (contoh:
pasien PPOK)
f) Masih terdapat gangguan irama jantung
g) Laju nadi 40-60 kali/menit atau 120-140 kali/menit
h) Menggunakan inotropic, Vasopressor atau antihipertensi intravena
i) Periode Kejang berulang tidak didapatkan
j) Pasien-pasien yang memerlukan manajeman titrasi cairan dan
obat obatan secara ketat.
Informed Consent
Sebelum pasien dimasukkan ke ruang Intensif, pasien dan atau
keluarganya harus mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang
dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapatkan perawatan di
ICU, serta berbagai macam tindakan kedokteran yang mungkin akan
dilakukan selama pasien di rawat di ruang Intensive serta prognosa
penyakit yang diderita pasien. Penjelasan tersebut diberikan oleh DPJP
atau dokter yang bertugas. Setelah mendapatkan penjelasan tersebut,
pasien dan atau keluarganya bisa menerima atau tidak bisa menerima.
Pernyataan pasien dan atau keluarganya (baik bisa menerima atau
tidak bisa menerima) harus dinyatakan dalam formulir yang ditanda
tangani (informed consent).
Persiapan Penerimaan Pasien
a. Ruang ICU/ICCU/HCU mendapat informasi dari bagian admission
terkait dengan pasien yang akan dirawat di ruang ICU/ICCU/HCU
b. Perawat/dokter IGD menghubungi perawat ICU/ICCU/HCU
terkait dengan kondisi pasien yang akan dirawat di ruang HCU
c. Perawat ICU/ICCU/HCU menyiapkan fasilitas yang diperlukan
d. Setelah pasien tiba ruang ICU/HCU perawat dan dokter ICU/HCU
Melakukan assessment awal medis dan keperawatan serta
melengkapi pemeriksaan laboratorium dan radiologi
e. Menginformasikan kondisi pasien pada DPJP atau konsultan
harian ICU (dr Anastesi)
(Terlampir di SPO: menerima pasien baru ruang intensif)
E. Pencatatan dan Monitoring Pasien
21
Pencatatan nilai-nilai pengukuran tanda vital secara berkala dilakukan
oleh perawat lCU/HCU minimal 1 jam sekali dengan interval sesuai
kondisi pasien pada lembar observasi/flowsheet. Setiap pasen yang di
rawat di ICU/HCU dilakukan monitoring Hemodinamik selama 24 jam.
F. Prosedur Medik
Prosedur medic tindakan ICU/ICCU/HCU terlampir dalam SPO
22
Intubasi dan Perawatannya
Pemasangan CVP
Ekstubasi
Balance Cairan
Penilaian kematian batang otak
Indikasi penggunaan dan penghentian ventilator mekanik
Penggunaan ventilator mekanik
23
BAB V LOGISTIK
a. Pengertian
Prosedur penyediaan alat kesehatan dan obat adalah suatu prosedur
penyediaan alat kesehatan dan obat – obatan yang digunakan oleh
pasien di ruang ICU/ ICCU/HCU, dan sebagai penggantinya di
bebankan kepada pasien melalui resep dan dibuat oleh dokter .
Untuk alat habis pakai perawat menulisnya di lembar alkes dan di
tandatangani oleh perawat.
b. Tujuan
Agar alat – alat dan obat – obatan emergency stok yang ada di
ruang ICU/ICCU/HCU
Tetap terjaga dalam segi kualitas dan kuantitas
Memudahkan di dalam penggunaan dan pengawasannya
c. Prosedur permintaan alat kesehatan dan obat – obatan
Jenis obat stok, yang akan dipakai dan alat kesehatan yang akan
diminta di tulis pada resep oleh dokter ruangan, dan jika selain
obat di tulis oleh perawat pada form alkes/ form amprahan BHP
Resep dan form amprahan yang sudah di isi dengan lengkap
diserahkan ke bagian farmasi atau gudang logistik
Bila alat kesehatan ( alkes ), BHP dan obat – obatan yang diminta
sudah tersedia akan diserah terimakan ke ruang HCU, lembar
putih untuk farmasi dan yang merah di status pasien.
d. Prosedur pengganti alat kesehatan dan obat yang telah di gunakan
Obat – obatan yang sudah digunakan ditulis pada resep dan di
buat resep oleh dokter, jika alkes di tulis oleh perawat pada form
alkes/form amrahan gudang logistik
Resep yang telah diisi dengan lengkap oleh perawat, diserahkan ke
bagian farmasi dengan melalui tubing PTS ataupun menyerahkan
langsung pada bagian farmasi
Bila alat kesehatan dan obat yang sudah di siapkan oleh bagian
farmasi, di serahkan ke perawat HCU/ICU
B. Prosedur penyediaan floor stok
a. Pengertian
Floor stok adalah alat kesehatan / bahan penunjang keperawatan medis
/ non medis habis pakai yang digunakan untuk melakukan pelayanan
keperawatan di ruang HCU/ICU dan tidak dibebankan kepada pasien
b. Prosedur
Jenis floor stok yang akan di minta dituliskan pada buku/membuat
list floorstock dan diserahkan pada bagian Farmasi.
Bila floor stok yang diminta sudah tersedia akan diserah terimakan
keruang HCU/ICU
C. Perencanaan peralatan / peremajaan
a. Pengertian
24
Perencanaan peralatan / peremajaan adalah suatu proses
perencanaan / pengadaan peralatan keperawatan baik medis atau non
medis yang belum / sudah dimiliki oleh unit kerja.
b. Tujuan
Memenuhi kebutuhan peralatan keperawatan medis atau non
medis di unit kerja
Agar peralatan yang ada dapat digunkan sesuai dengan fungsinya
Memenuhi standart pelayanan agar tetap dapat terjaga
c. Prosedur
Kepala ruangan HCU/ICU membuat usulan untuk perencanaan
pelalatan yang baru / peremajaan yang di tujukan kepada
Direktur
Peralatan yang direncanakan untuk diminta harus disertai
dengan spesipikasi yang lengkap
Standar fasilitas peralatan dan perlengkapan penyelenggaraan
pelayanan di RSUD Banten termasuk dalam ICU pelayanan sekunder.
Berikut adalah standar peralatan dan perlengkapan
Jenis Alat Standar RS rujukan
No tersier
(Keterangan)
1. Ventilator yang digerakkan dengan turbin Ada
02 tekan atau udara tekan
2. Set Laringoskop dewasa Ada
3. Oksigen central Ada
4. CVC kit dan dobel lumen kit Ada
5. Pemantauan EKG, pulse oksimetri, Ada
tekanan darah non invasive dan invasive
6. Unit mesin Hemodialisa Ada
7. Unit mesin X-Rays mobile Ada
8. Syringe pump Ada
9. Infuse pump Ada
10. Bed side monitor Ada
11. Monitor central Ada
12. Bagging/ resusitasor Ada
15. Pemeriksaan laboratirium khusus Belum ada
16 Mesin USG Ada
17 Suction Central dan portabel Ada
18 Lampu tindakan Ada
19 Meja mayo dan trolley tindakan Ada
20 CRRT ada namun
belum ,beroperasional
21 Monitor EKG Ada
25
A. Definisi
Keselamatan pasien (patien safety) Rumah Sakit adalah suatu system
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
B. Tujuan
• Terciptanya budaya keselamatan pasein di Rumah Sakit
• Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadapa pasien dan
masyarakat
• Menurunnya kejadian tidak diharapkan ( KTD)
• Terlaksannya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
C. Standar Patien Safety
(Patient Safety) untuk pelayanan ICU/ICCU/ HCU adalah:
1. Ketepatan
a. Target 100% label dentitas tidak tepat apabila : tidak terpasang,
salah pasang, salah penulisan nama, salah penulisan gelar
(Tn/Ny/An), salah jenis kelamin.
b. Target 100% terpasang gelang identitas pasien rawt inap : Pasien
yang masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas
2. Komunikasi SBAR
Target 100% konsul ke dokter via telepon menggunakan metode
SBAR
3. Medikasi
a. Ketepatan pemberian : Target 100% yang dimaksud tidak tepat
apabila : salah obat, salah dosis, salah jenis, salat rute
pemberian, salah identitas pada etiket, salah pasien.
b. Ketepatan Transfusi : Target 100% yang dimaksud tidak tepat
apabila : salah identitas pada permintaan, salah tulis jenis
produk darah, salah pasien.
4. Pasien Jatuh : Target 100% tidak ada kejadian pasien jatuh di
ICU/ICCU/HCU
D. Alur pelaporan Keselamatan Pasien
1. Apabila terjadi suatu insiden dirumah sakit, wajib segera ditindak
lanjuti (dicegah/ditangani) untuk mengurangi dampak / akibat yang
tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera buat laporan insiden dengan mengisi
formulir laporan insiden pada akhir jam kerja/shift kepada atasan
langsung. Paling lambat 2x24 jam; jangan menunda laporan.
3. Setelah selesai mengisi fomulir, segera serahkan kepada atasan
langsung pelapor. (Atasan langsung disepakati sesuai keputusan
manajemen : Supervisor/ kepala bagian/ instalasi/ departemen/ unit,
ketua komite medis/ ketua K.SMF)
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading
resiko terhadap insiden yang dilaporkan
5. Hasil granding akan menentukan bentuk intevensi dan analisa yang
akan dilakukan sebagai berikut;
Grade biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung , waktu
maksimal 7 hari
26
Grade hijau : intervensi sederhana oleh atasan langsung, waktu
maksimal 14 hari
Grade kuning/merah, maka harus dilaporkan ke komite mutu
untuk dilakukan penanganan sesuai ketentuan yang berlaku
(selambat lambatnya 1x 24 jam sejak dilaporkan)
Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporkan hasil
investigasi dan lapor insiden dilaporkan ke tim oleh tim
subkomite keselamatan RS
6. Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil investasi dan laporan
inseden untuk menentukan aapakah perlu investigasi lanjutan ( RCA)
dengan melakukan regdrading
7. Untuk grade kuning / merah, tim KP di RS akan melakukan analisa
akar masalah / root cause analysis( RCA)
8. Setelah melakukan RCA, tim subkomite keselamatan pasien di RS
akan membuat laporan dan recomendasi untuk perbaikan serta
“pembelajaran” berupa petunjuk/ “safety alert” untuk mencegah
kejadian berulang
9. Hasil RCA, recomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada direksi
10. Rekomendasi untuk “ perbaikan dan pembelajaran “ diberikan umpan
balik kepada unit terkait
11. Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian disatuan kerjanya
masing-masing
12. Monitoring dan perbaikan oleh tim komite keselamatan pasien di RS
27
Keselamatan kerja merupakan suatu system dimana rumah sakit membuat
kerja/aktifitas karyawan lebih aman. system tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oelh kesalahan pribadi
ataupun rumah sakit.
B. Tujuan
28
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu dan kualitas pelayanan ICU/ICCU/HCU merupakan
suatu program yang bersifat obyektif dan berkelanjutan untuk menilai dan
memecahkan masalah yang ada sehingga dapat memberikan kepuasan pada
pelanggan dan mencapai standar klinis yang bermutu.
Pemantauan kualitas adalah kegitan pemantauan yang dilaksanakan
setiap hari secara objektif di ICU bekerja sama dengan Tim Pengendali Mutu
dan Kualitas Pelayanan rumah sakit setempat.
Parameter standar adalah suatu nilai ambang yang tidak boleh dilampaui
sehingga dapat dipenuhi kepuasan pelanggan.
Pelaksanaan pemantauan/Evaluasi meliputi :
a. Self Assessment :
Adalah kegiatan yang memantau parameter mutu pelayanan setiap hari
yang dilakukan oleh setiap staf ICU/ICCU/HCU yang hasilnya diberikan
kepada Tim Pengendali Mutu dan Kualitas rumah sakit.
b. Independent Audit :
Merupakan pelaksanaan parameter mutu pelayanan yang tolok ukur
keberhasilannya ditentukan sesuai prioritas dan dilaksanakan oleh Tim
Pengendali Mutu dan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit.
29
Upaya pengembangan pelayanan intensive harus dilaksanakan secara
berkesinambungan dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi terkini di bidang intensive care.Hal ini sejalan dengan
meningkatnya kompleksitas kasus penyakit dan permasalahan kesehatan
serta kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang aman,
terjangkau dan bermutu.
Dalam rangka memberikan pelayanan klinis yang berkualitas dan
meningkatkan standar mutu profesional di intensive care, rumah sakit
dituntut untuk terus menerus meningkatkan dan mengembangkan potensi
sumber daya manusia yang dimilikinya.
Ruang lingkup pengembangan pelayanan kesehatan intensive care
meliputi:
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia meliputi pemenuhan kebutuhan
jenis dan jumlah tenaga sesuai dengan beban kerja dan tingkat
kemampuan pelayanan intensive care, dan peningkatan pengetahuan serta
ketrampilan atau pengembangan profesi berkelanjutan (Continuing
professional, development).
Untuk menunjang program tersebut maka rumah sakit menyediakan suatu
kebijakan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan karyawannya melalui program pendidikan dan
pelatihan.Pendidikan dan pelatihan bagi semua petugas di intensive care
mengacu pada program diklat rumah sakit. .
Program pelatihan harus diselenggarakan bagi semua staf agar dapat
meningkatkan dan menambah pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan
dalam menerapkan prosedur serta pengetahuan dan teknologi baru.
Program pengembangan dan pendidikan eksternal untuk dokter ditujukan
pada pelatihan dan pelatihan ulang ACLS.Untuk perawat ditujukan pada
pelatihan Bantuan Hidup Dasar, ACLS, Kardiologi Dasar dan Pelatihan
intensive care.Adapun evaluasi dilakukan setelah pelatihan dilaksanakan.
2. Pengembangan Sarana, Prasarana dan Peralatan
Sarana, prasarana dan peralatan disesuaikan dengan beban kerja, jenis
tenaga, kemampuan dan pengembangan pelayanan rumah sakit dan
dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi kesehatan dengan
memperhatikan bukti kedokteran terkini (evidence based medicine) dan
pembiayaan serta manfaat.
3. Pengembangan Jenis Pelayanan
Pengembangan jenis pelayanan disesuaikan dengan meningkatnya
kebutuhan masyarakat dan kompleksitas pelayanan dengan
memperhatikan kemampuan masing - masing rumah sakit berdasarkan
jenis dan klasifikasi rumah sakit, ketersediaan sumber daya manusia
sarana dan prasarana serta peralatan.
4. Evaluasi Dan Pengendalian Mutu
Evaluasi merupakan satu aktivitas untuk melihat keberhasilan dari satu
kegiatan pemberian asuhan yang dapat dijadikan indicator dalam
penjaminan mutu. Beberapa indicator dari pengendalian mutu pelayanan
keperawatan yaitu:
a. Tingkat keamanan (safety) yang terdiri dari; tingkat kejadian infeksi
nosokomial, pasien kembali 72 jam dengan kasus yang sama. Tingkat
kesalahan pemberian obat, pasien jatuh, dan angka dikubitus.
b. Tingkat kenyamanan (comfort) seperti; tingkat rasa nyeri.
30
BAB IX PENUTUP
DIREKTUR,
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN
32