Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA BITUNG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BITUNG


Jl. S. H. Sarundajang Kel. Manembo-nembo Tengah Kec. Matuari
Telp/Faks: 0438-38066Email: rsud.bitung@yahoo.com Website: www.rsudbitung.go.id95545

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BITUNG


NOMOR 445.1/01/RSUD-Btg/210/ III /2018

TENTANG

KEBIJAKAN LAYANAN ANESTESIA DAN SEDASI


DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BITUNG

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BITUNG

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit perlu
adanya kebijakan layanan anestesia dan sedasi;

b. bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 519 Tahun 2011 tentang


Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di
Rumah Sakit;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a


dan huruf b, perlu menetapkan Kebijakan Layanan Anestesia Dan Sedasi di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bitung;

Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran;
4. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 519/Menkes/ PER/III/2011 tanggal 3
Maret 2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi
dan Terapi Intensif di RumahSakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 31 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Perawat Anestesi;
7. Keputusan Walikota Bitumg Nomor 188.45/HKM/SK/52/2014 tentang
Penetapan Persetujuan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah Dengan Status Badan Layanan Umum Daerah
Penuh Bagi Rmah Sakit Umum daerah Bitung;
8. Peraturan Walikota Bitung Nomor 37 tahun 2016, tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan
Kota Bitung;
9. Keputusan Walikota Bitung Nomor 821.1/BKPPD/SK/01/2017 tentang
Pengangkatan dr. PITTER HANDRY LUMINGKEWAS sebagai Direktur
RSUD Manembo-Nembo Kota Bitung

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD BITUNG TENTANG KEBIJAKAN LAYANAN


ANESTESIA DAN SEDASI DI RSUD BITUNG.

KESATU : Layanan anestesia dan sedasi di RSUD Bitung dikelola sesuai Kebijakan
Layanan Anestesia dan Sedasi sebagaimana terlampir dalam kebijakan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan
ditinjau kembali untuk diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bitung
Pada tanggal : 07 Maret 2018

DIREKTUR ,

Dr . PITTER H. LUMINGKEWAS
PEMBINA
NIP. 197402242005011011
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG
KEBIJAKAN LAYANAN ANESTESIA
DAN SEDASI DI RSUD BITUNG
Nomor :445.1/01/RSUD-Btg/ 210 /2018
Tanggal :07 Maret 2018

KEBIJAKAN LAYANAN ANESTESIA DAN SEDASI


DI RSUD BITUNG

1. Layanan anestesi dan sedasi dilakukan oleh Dokter Spesialis Anestesiologi danTerapi Intesif
RSUD Bitung yang merupakan rangkaian pelayanan perioperatif yang mencakup:
a. Layanan anestesia baik elektif maupun emergency
b. Layanan sedasi (moderat dan dalam)
c. Penanganan nyeri (pain management)
d. Layanan resusitasi
e. Layanan terapi intensif (intensive care)
Semua layanan tersebut di atas harus memenuhi standar sesuai panduan pelayanan medis
Anestesiologi RSUD Bitung, Permenkes 519/Menkes/PER/III/2011dan standar profesi yang
ditetapkan oleh Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif (Perdatin).

2. Layanan anestesi dan sedasi dilakukan di kamar bedah dan ruang lain bila dibutuhkan dengan
standar dan kualitas yang sama . Layanan anestesia (termasuk sedasi moderat dan dalam)
tersedia untuk keadaan darurat di luar jam kerja.

3. Layanan anestesi dan sedasi yang diberikan harus dapat memenuhi kebutuhan layanan anestesi
dan sedasi dari disiplin terkait serta sesuai dengan bentuk layanan anestesi yang dimiliki oleh
Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Bitung.

4. Layanan anestesi dan sedasi dilakukan oleh :


a. Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif yang memiliki SIP (Surat Ijin Praktek) di
Rumah Sakit Umum Daerah Bitung sebagai DPJP Anestesiologi sesuai dengan kewenangan
klinik yang diberikan oleh Direktur.
b. Penata anestesia yang memiliki sertifikat pendidikan minimal Diploma III di bidang
Anestesiologi yang bekerja di bawah supervisi DPJP Anestesiologi

5. Seluruh layanan anestesi dan sedasi di RSUD Bitung dikoordinasikan oleh Kepala Pelayanan
Anestesiologi dan Terapi Intensif yang ditetapkan oleh SK Direktur.

6. Setiap layanan anestesia dan sedasi harus melalui proses kunjungan praanestesia atau sedasi,
perencanaan, persiapan dan penilaian pra anestesi atau sedasi. Pada kasus kedaruratan,
kunjungan pra-anestesi dan penilaian pra-induksi dapat dilakukan bersamaan dengan persiapan
pembedahan pasien. Kunjungan pra-anestesia dapat dilakukan di ruang rawat inap dan ruang
lain bila dibutuhkan.Hasil kunjungan pra-anestesia menjadi dasar untuk menentukan proses
perencanaan anestesi dan sedasi yang aman dan sesuai.
7. Sedasi adalah suatu proses yang kontinu, dengan demikian sedasi terdiri dari beberapa
tingkatan yaitu :
a. Sedasi ringan adalah suatu keadaan di mana pasien masih memiliki respon normal terhadap
stimulasi verbal dan tetap dapat mempertahankan patensi jalan nafasnya sedang fungsi
ventilasi dan kardiovaskuler tidak dipengaruhi.
b. Sedasi moderat adalah keadaan penurunan kesadaran di mana pasien masih memiliki
respon terhadap perintah verbal, dapat diikuti atau tidak diikuti oleh stimulasi tekan ringan,
namun pasien masih dapat menjaga patensi jalan nafasnya sendiri. Pada sedasi moderat
terjadi perubahan ringan dari respon ventilasi namun fungsi kardiovaskular masih tetap
dapat dipertahankan dalam keadaan normal. Pada sedasi moderat terdapat gangguan
orientasi lingkungan serta gangguan fungsi motorik ringan sampai sedang.
c. Sedasi dalam adalah suatu keadaan penurunan kesadaran dimana pasien tidak mudah
dibangunkan tetapi masih memberikan respon terhadap stimulasi berulang atau nyeri.
Respon ventilasi sudah mulai terganggu. Nafas spontan sudah mulai tidak adekuat dan
pasien tidak dapat mempertahankan patensi jalan nafasnya (hilangnya sebagian atau
seluruh refleks protektif jalan nafas). Pada sedasi dalam fungsi kardiovaskular biasanya
masih baik. Tindakan sedasi dalam membutuhkan alat monitoring yang lebih lengkap dari
sedasi ringan maupun sedasi moderat.
Sebelum dilakukan tindakan sedasi, dilakukan persiapan sedasi meliputi persiapan puasa,
persiapan alat dan obat khusus, sarana pemantauan yang dibutuhkan, dan persiapan ruang
rawat khusus bila diperlukan.
Tindakan sedasi moderat dan dalam dilakukan oleh tim anestesi. Sedangkan sedasi ringan
termasuk anestesi lokal dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi melakukan anestesi
lokal yang dibuktikan dalam kewenangan klinis yang dikeluarkan oleh komite medik.

8. Setiap tindakan anestesia dan sedasi yang dilakukan oleh DPJP Anestesiologi harus melalui
proses komunikasi dan pemberian informasi mengenai manfaat, risiko dan alternatif tindakan
anestesia serta mendapat persetujuan dari pasien atau keluarga pasien. Pemberian informasi
tersebut dapat diberikan oleh DPJP Anestesiologi dan perawat anestesia.

9. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan anestesi dan sedasi harus melalui proses penilaian
pra-induksi. Penilaian pra-induksi ini dilakukan sesaat sebelum dilakukan induksi di kamar bedah
atau ruang tindakan lainnya. Penilaian berfokus pada stabilitas kondisi fisiologis pasien dan
kesiapan untuk menjalani prosedur anestesi.

10. Status fisiologis pasien harus terus menerus dimonitor sejak pasien masuk ke dalam kamar
operasi / ruangan tindakan, selama tindakan anestesi dan sedasi, periode pasca anestesi dan
sedasi sampai pasien dipindahkan dari ruang pemulihan oleh petugas kamar operasi dengan
menggunakan kriteria Aldrette dan Bromage (untuk kasus elektif dan cito) dan PADSS (kasus
rawat sehari) setelah disetujui oleh DPJP Anestesiologi.

11. Setiap layanan anestesi dan sedasi harus didokumentasikan dalam rekam medis dan status
anestesi. Pencatatan meliputi :
a. Teknik anestesi dan jenis anestesi yang digunakan.
b. Parameter fisiologis sejak dari prainduksi, intra-anestesi dan sedasi serta pasca-anestesi di
ruangan pemulihan.

12. Setiap pemberi layanan anestesi dan sedasi bertanggung jawab untuk :
a. Ikut membuat, menanamkan dan menjaga agar kebijakan serta prosedur layanan anestesi
dan sedasi yang ada, terus dikembangkan dan diperbaiki.
b. Menjaga program pengendalian kualitas yang telah dibentuk serta melaksanakannya.
c. Mengawasi dan meninjau ulang seluruh layanan anestesi dan sedasi yang telah dibentuk.

Ditetapkan di : Bitung
Pada tanggal : 07 Maret 2018

DIREKTUR ,

Dr. PITTER H. LUMINGKEWAS


PEMBINA
NIP. 197402242005011011

Anda mungkin juga menyukai