Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GETASAN
JL. P. DIPONEGORO KM.5 GETASAN 50774 TELP (0298) 3432043
EMAIL : puskesmasgetasan@gmail.com
_____________________________________________________________________________________________________

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS GETASAN


NOMOR: 008/UKP/SK.008/02/2023

TENTANG

ANESTESI LOKAL UPTD PUSKESMAS GETASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS GETASAN,

Menimbang : a. bahwa untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam


hal pelayanan klinis diperlukan penanganan gawat
darurat dan tindakan pembedahan minor yang
dapat dilakukan di Puskesmas;
b. bahwa untuk pananganan gawat darurat dan
tindakan pembedahan minor diperlukan tindakan
Anestesi Lokal yang dapat dilakukan di Puskesmas;
c. bahwa untuk menjamin Anestesi Lokal
dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien, bermutu,
dan memperhatikan keselamatan pasien, maka
perlu disusun kebijakan Anestesi Lokal di
Puskesmas Getasan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019, tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.01.07/ MENKES/ 1936/ 2022 Tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.01.07/ MENKES/ 1186/ 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GETASAN
JL. P. DIPONEGORO KM.5 GETASAN 50774 TELP (0298) 3432043
EMAIL : puskesmasgetasan@gmail.com
_____________________________________________________________________________________________________

Nomor 290 / MENKES/ PER/ III/ 2008 tentang


Persetujuan Tindakan Kedokteran;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.02.02/ MENKES/ 251/ 2015 Tentang
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Anestesiologi Dan Terapi Intensif;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 47 Tahun 2018 tentang Pelayanan
Kegawatdaruratan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2022 tentang Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, danTempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK. 01.07 / MENKES/ 165/ 2023 tentang
Standar Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN
PUSKESMAS GETASAN.
Kesatu : Kebijakan pelayanan pendaftaran pasien di Puskesmas
Getasan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GETASAN
JL. P. DIPONEGORO KM.5 GETASAN 50774 TELP (0298) 3432043
EMAIL : puskesmasgetasan@gmail.com
_____________________________________________________________________________________________________

dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat


kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : GETASAN
Pada tanggal : 2 April 2023
Kepala UPTD Puskesmas Getasan,

STEVEN BUDI SETIAWAN


PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GETASAN
JL. P. DIPONEGORO KM.5 GETASAN 50774 TELP (0298) 3432043
EMAIL : puskesmasgetasan@gmail.com
_____________________________________________________________________________________________________

Lampira : KEPUTUSAN KEPALA UPTD


n PUSKESMAS GETASAN
Nomor : 008/UKP/SK.008/02/2023
Tentang : ANESTESI LOKAL UPTD
PUSKESMAS GETASAN

ANESTESI LOKAL UPTD PUSKESMAS GETASAN

1. Jenis-Jenis Anastesi lokal


a. Anestesi Permukaan (Topikal)

Etil klorida (ethyl chloride) adalah obat untuk mengatasi rasa sakit
akibat cedera otot dan nyeri akibat operasi dan nyeri otot mendalam.

Etil klorida berbentuk semprotan dengan zat penyejuk yang dapat


membuat kulit mati rasa. Etil klorida bisa juga untuk menghilangkan
rasa sakit saat pencabutan gigi susu.

b. Anestesi Injeksi

Sediaan anestesi Injeksi yang ada di Puskesmas Getasan adalah


Lidocaine murni 2 % dan Lidocaine plus epinephrine (adrenalin).

2. Pemilihan jenis Anestesi Lokal

Jenis, dosis, dan teknik anestesi lokal dan pemantauan status fisiologi
pasien selama pemberian anestesi lokal dicatat dalam rekam medis
pasien dengan pemberian informed consent sebelum pelaksanaan.

Jenis Anestesi Lokal dipilih berdasarkan :


a. Lamanya Prosedur
b. Ukuran dan lokasi area yang perlu mendapatkan anestesi
c. Kondisi Kesehatan pasien
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GETASAN
JL. P. DIPONEGORO KM.5 GETASAN 50774 TELP (0298) 3432043
EMAIL : puskesmasgetasan@gmail.com
_____________________________________________________________________________________________________

3. Penggunaan Anestesi Lokal

Teknik melakukan anestesi lokal, yaitu :


1) Anestesi permukaan
2) Anestesi infiltrasi
3) Anestesi blok

Jenis - jenis tindakan/pembedahan minor yang menggunakan anestesi


dan dapat diberikan di puskesmas Getasan :
a. Penanganan vulnus ( laceratum, appertum, dan ictum ) derajat
ringan
b. Inscisi abses
c. Ekstraksi kuku
d. Pengambilan corpus alineum superficial
e. Debridement luka
f. Pemasangan KB implant
g. Ekstraksi KB implant
h. Ekstraksi gigi
i. Hecting Post Partum

4. Pelayanan anestesi lokal dan tindakan dilakukan oleh tenaga kesehatan


yang kompeten sesuai, yaitu :
a. Dokter / dokter gigi
b. Perawat/perawat gigi / bidan yang mendapat delegasi dari dokter /
dokter gigi

5. Efek samping Anestesi

Efek samping sementara yang memengaruhi beberapa orang meliputi:


 Penglihatan kabur, pusing, dan muntah
 Sakit kepala
 Otot berkedut
 Mati rasa berkepanjangan, lemah, atau kesemutan.

Efek samping lain, pemberian anestesi lokal dapat mengakibatkan


sinkop dan syok anafilaktik
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GETASAN
JL. P. DIPONEGORO KM.5 GETASAN 50774 TELP (0298) 3432043
EMAIL : puskesmasgetasan@gmail.com
_____________________________________________________________________________________________________

a. Sinkop
Sinkop adalah karakteristik klinis kehilangan kesadaran yang
tiba-tiba dan bersifat sementara. Onsetnya relatif cepat dan
terjadi pemulihan spontan aliran darah ke otak.

Tanda – tanda Sinkop : Lemah, pusing, pucat, kulit dingin, nadi cepat,
lemah, respirasi cepat, kesadaran hilang, penglihatan kabur, hilang
kesadaran

Penanganan :
1. Jika sudah mengalami kehilangan kesadaran , pasien sebaiknya
diposisikan pada posisi yang mendukung aliran darah ke otak,
terlindung dari trauma, dan mendapatkan jalan nafas yang aman.
2. Pasien harus dipastikan bisa mendapatkan udara segar. Jika
kesadaran tidak segera pulih, pernapasan dan nadi harus
diperiksa serta bersiap melakukan resusitasi untuk mengantisipasi
jika terjadi henti jantung.
3. Jika memungkinkan, pasien sebaiknya terbaring dengan posisi
kepala menghadap ke satu sisi untuk mencegah aspirasi dan
terhambatnya jalan nafas oleh lidah.
4. Selanjutnya penilaian nadi dan auskultasi jantung dapat
membantu menentukan apakah pingsan tersebut berkaitan
dengan bradiaritmia atau takiaritmia.
5. Pakaian yang menempel ketat sebaiknya dilonggarkan, terutama
pada leher dan pinggang.

b. Syok Anafilaktik

Syok anafilaktif adalah suatu renspons hipersensitivitas yang


diperantarai oleh Immunoglobulin E (hipersensitivitas tipe I) yang
ditandai dengan curah jantung dan tekanan arteri yang menurun
hebat. Hal ini disebabkan oleh adanya suatu reaksi antigen-antibodi
yang timbul segera setelah suatu antigen yang sensitive masuk ke
dalam sirkulasi.

Tanda-tanda : Urtikaria, angioedema, dyspnea, wheezing, pusing, sakit


kepala, tensi turun, nadi turun, kesadaran turun
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GETASAN
JL. P. DIPONEGORO KM.5 GETASAN 50774 TELP (0298) 3432043
EMAIL : puskesmasgetasan@gmail.com
_____________________________________________________________________________________________________

Penanganan :
1. Mengidentifikasi dan menghentikan kontak dengan allergen yang
diduga menyebabkan reaksi anafilaksis.
2. Segera baringkan penderita pasa alas yang keras. Kaki diangkat
lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik
cena, dalam usaha memperbaiki curah jantung danmenaikkan
tekanan darah.
3. Tindakan selanjutnya adalah penilaian airway, breathing, dan
circulation dari tahapan resusitasi jantung paru (RJP) untuk
memberikan kebutuhan bantuan hidup dasar.
4. Pemberian adrenalin secara intramuskuler pada lengan atau paha.
Berikan 0,5 ml larutan 1 : 1000 (0,3 - 0,5 mg) untuk orang dewasa
dan 0,01 ml/kg BB untuk anak. Dosis diatas dapat diulang
beberapa kali tiap 5-15 menit, sampai tekanan darah dan nadi
menunjukkan perbaikan, maksimal 3 kali pemberian.
5. Pengobatan tambahan dapat diberikan pada penderita anafilaksis,
obat-obat yang sering dimanfaatkan adalah antihistamin,
kortikosteroid dan bronkodilator
6. Bila tekanan darah tetap rendah, diperlukan pemasangan jalur
intravena untuk koreksi hipovolemia akibat kehilangan cairan ke
ruang ekstravaskular sebagai tujuan utama dalam mengatasi syok
anafilaktik. Berikan NaOCl 0,9% atau RL sebanyak 20 ml/KgBB
pada 5 – 10 menit pertama. Dapat diulang sampai maksimal 3 kali
pemberian.

Jika terjadi Henti Jantung, segera lakukan Resusitasi Jantung Paru


(RJP) dengan tahapan sebagai berikut :

1. Pastikan kondisi di sekitar penderita aman dan tidak ada keadaan


yang mengancam nyawa. Bila lingkungan tidak aman, pindahkan
penderita ke tempat yang lebih aman.
2. Baringkan penderita di permukaan datar dan keras.
3. Panggil atau goyang tubuh penderita perlahan-lahan guna
menentukan penderita sadar atau tidak.
4. Bila penderita tidak merespons, segera hubungi ambulans
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GETASAN
JL. P. DIPONEGORO KM.5 GETASAN 50774 TELP (0298) 3432043
EMAIL : puskesmasgetasan@gmail.com
_____________________________________________________________________________________________________

5. Lakukan pengecekan nadi dan pernafasan penderita. Periksa ada


tidaknya nadi di sekitar leher dan pola napas penderita. Misalnya,
apakah pola napas penderita normal atau tidak.
6. Bila Anda tidak bisa mendeteksi pola napas penderita dalam 10
detik, segera berikan bantuan napas sebanyak dua kali.
7. Lakukan manuver head tilt chin-lift untuk membuka jalan napas
penderita.
8. Buka mulut penderita dan tempelkan mulut Anda langsung ke
mulut penderita untuk menghembuskan napas bantuan ke dalam
mulutnya.
9. Berikan bantuan napas sebanyak dua kali, dengan durasi satu
detik dan volume napas yang cukup hingga dada penderita
mengembang.
10. Bila pasien belum sadar dan nadi tidak terdeteksi, berlutut di
samping penderita.
11. Letakkan satu tangan di bagian tengah dada penderita (di antara
puting).
12. Kaitkan tangan satunya di atas tangan yang ada pada dada
penderita.
13. Posisikan lengan Anda tegak lurus di atas dada pasien.
14. Lakukan tekanan sedalam sekitar 4-5 cm dengan kecepatan 1-2
tekanan per detik.
15. Berikan tekanan tersebut selama 30 kali atau 100 kali dalam satu
menit.
16. Cek ulang respons nadi penderita tiap dua menit (atau tiap lima
siklus RJP).
17. Bila Anda ingin mengombinasikan pijat jantung dan napas buatan,
lakukan pijat jantung 30 kali lalu berikan dua kali napas bantuan.
18. Lakukan RJP sampai penderita mengalami return of spontaneous
circulation (ROSC) atau hingga bantuan medis datang. Tanda-tanda
return of spontaneous circulation meliputi penderita yang batuk,
bernapas normal, dan mulai bergerak.
19. Bila Anda kelelahan dalam melakukan RJP, mintalah bantuan
pada orang lain untuk menggantikan Anda. Pasalnya, rasa lelah
bisa menyebabkan kualitas pijat jantung yang kurang memadai.
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GETASAN
JL. P. DIPONEGORO KM.5 GETASAN 50774 TELP (0298) 3432043
EMAIL : puskesmasgetasan@gmail.com
_____________________________________________________________________________________________________

20. Jika penderita tidak sadar, namun masih bernapas dengan baik
dan nadinya teraba, Anda dapat memposisikan penderita pada
posisi recovery, yakni miring ke salah satu sisi tubuh.
21. Posisi recovery akan menjaga agar jalan napas penderita tetap
terbuka. Posisi ini juga memungkinkan muntahan tidak masuk ke
jalan napas bila penderita muntah.
22. Observasi keadaan penderita, bila belum membaik segera rujuk ke
Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai