DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GETASAN
JL. P. DIPONEGORO KM.5 GETASAN 50774 TELP (0298) 3432043
EMAIL : puskesmasgetasan@gmail.com
_____________________________________________________________________________________________________
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN
PUSKESMAS GETASAN.
Kesatu : Kebijakan pelayanan pendaftaran pasien di Puskesmas
Getasan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari surat
keputusan ini
Ditetapkan di : GETASAN
Pada tanggal : 2 April 2023
Kepala UPTD Puskesmas Getasan,
Etil klorida (ethyl chloride) adalah obat untuk mengatasi rasa sakit
akibat cedera otot dan nyeri akibat operasi dan nyeri otot mendalam.
b. Anestesi Injeksi
Jenis, dosis, dan teknik anestesi lokal dan pemantauan status fisiologi
pasien selama pemberian anestesi lokal dicatat dalam rekam medis
pasien dengan pemberian informed consent sebelum pelaksanaan.
a. Sinkop
Sinkop adalah karakteristik klinis kehilangan kesadaran yang
tiba-tiba dan bersifat sementara. Onsetnya relatif cepat dan
terjadi pemulihan spontan aliran darah ke otak.
Tanda – tanda Sinkop : Lemah, pusing, pucat, kulit dingin, nadi cepat,
lemah, respirasi cepat, kesadaran hilang, penglihatan kabur, hilang
kesadaran
Penanganan :
1. Jika sudah mengalami kehilangan kesadaran , pasien sebaiknya
diposisikan pada posisi yang mendukung aliran darah ke otak,
terlindung dari trauma, dan mendapatkan jalan nafas yang aman.
2. Pasien harus dipastikan bisa mendapatkan udara segar. Jika
kesadaran tidak segera pulih, pernapasan dan nadi harus
diperiksa serta bersiap melakukan resusitasi untuk mengantisipasi
jika terjadi henti jantung.
3. Jika memungkinkan, pasien sebaiknya terbaring dengan posisi
kepala menghadap ke satu sisi untuk mencegah aspirasi dan
terhambatnya jalan nafas oleh lidah.
4. Selanjutnya penilaian nadi dan auskultasi jantung dapat
membantu menentukan apakah pingsan tersebut berkaitan
dengan bradiaritmia atau takiaritmia.
5. Pakaian yang menempel ketat sebaiknya dilonggarkan, terutama
pada leher dan pinggang.
b. Syok Anafilaktik
Penanganan :
1. Mengidentifikasi dan menghentikan kontak dengan allergen yang
diduga menyebabkan reaksi anafilaksis.
2. Segera baringkan penderita pasa alas yang keras. Kaki diangkat
lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik
cena, dalam usaha memperbaiki curah jantung danmenaikkan
tekanan darah.
3. Tindakan selanjutnya adalah penilaian airway, breathing, dan
circulation dari tahapan resusitasi jantung paru (RJP) untuk
memberikan kebutuhan bantuan hidup dasar.
4. Pemberian adrenalin secara intramuskuler pada lengan atau paha.
Berikan 0,5 ml larutan 1 : 1000 (0,3 - 0,5 mg) untuk orang dewasa
dan 0,01 ml/kg BB untuk anak. Dosis diatas dapat diulang
beberapa kali tiap 5-15 menit, sampai tekanan darah dan nadi
menunjukkan perbaikan, maksimal 3 kali pemberian.
5. Pengobatan tambahan dapat diberikan pada penderita anafilaksis,
obat-obat yang sering dimanfaatkan adalah antihistamin,
kortikosteroid dan bronkodilator
6. Bila tekanan darah tetap rendah, diperlukan pemasangan jalur
intravena untuk koreksi hipovolemia akibat kehilangan cairan ke
ruang ekstravaskular sebagai tujuan utama dalam mengatasi syok
anafilaktik. Berikan NaOCl 0,9% atau RL sebanyak 20 ml/KgBB
pada 5 – 10 menit pertama. Dapat diulang sampai maksimal 3 kali
pemberian.
20. Jika penderita tidak sadar, namun masih bernapas dengan baik
dan nadinya teraba, Anda dapat memposisikan penderita pada
posisi recovery, yakni miring ke salah satu sisi tubuh.
21. Posisi recovery akan menjaga agar jalan napas penderita tetap
terbuka. Posisi ini juga memungkinkan muntahan tidak masuk ke
jalan napas bila penderita muntah.
22. Observasi keadaan penderita, bila belum membaik segera rujuk ke
Rumah Sakit