Anda di halaman 1dari 6

NO 025/SK/UKPP/2023

REVISI KE 00

BERLAKU TGL 17 April 2023

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


NGULANKULON
TENTANG
PELAYANAN ANESTESI

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK


DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
KELUARGA BERENCANA
PUSKESMAS NGULANKULON
RT. 19, RW.05 Desa Ngulankulon Pogalan Trenggalek Kode Pos 66371
Telp. (0355) 7983998 Email : puskesmasngulankulon@yahoo.co.id
PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK
DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN
PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
PUSKESMAS NGULANKULON
RT.19, RW.05 Desa Ngulankulon Pogalan Telp.(0355) 7983998
Email : puskesmasngulankulon@yahoo.co.id
TRENGGALEK Kode Pos : 66371

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS NGULANKULON


KABUPATEN TRENGGALEK
NOMOR : 025 / SK / UKPP / 2023
TENTANG
PELAYANAN ANESTESI

KEPALA PUSKESMAS NGULANKULON KABUPATEN TRENGGALEK,


Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, Puskesmas harus menyediakan pelayanan anestesi
yang berkualitas dan sesuai dengan prosedur serta memastikan
keamanan selama prosedur berlangsung;
b. bahwa keputusan untuk menyelenggarakan layanan anestesi di
Puskesmas ini didasarkan pada pertimbangan akan peningkatan
aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat
setempat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
Ngulankulon tentang Pelayanan Anestesi.
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 11 tahun
2017 tentang Keselamatan Pasien;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 43);
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesi Nomor 128
MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar Puskesmas;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
HK.01.07/Menkes/1936/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
HK.01.07/Menkes/1186/2022 tentang Panduan Praktek Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
8. Peraturan Bupati Trenggalek Nomor 81 tahun 2012 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Sebagai
Unit Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Pelayanan Anestesi merupakan acuan bagi pelaksanaan Kegiatan Anestesi
local di pelayanan rawat jalan ataupun rawat inap, terutama pelayanan
gawat darurat, pelayanan gigi, dan Pelayanan Keluarga berencana, di
Puskesmas yang sesuai dengan Prosedur dan mengutamakan
KEDUA : Keselamatan pasien;
Pelayanan Anestesi sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU
dilakukan oleh Petugas yang kompeten dan kewajiban untuk melakukan
monitoring Status fisiologis pasien selama Tindakan Anestesi di Puskesmas
KETIGA : Ngulankulon;
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terjadi perubahan dan atau terdapat kesalahan dalam
Keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Ngulankulon
Pada tanggal 17 April 2023
KEPALA PUSKESMAS NGULANKULON
KABUPATEN TRENGGALEK

LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS NGULANKULON
KABUPATEN TRENGGALEK
NOMOR : 025 / SK / UKPP /2023
TENTANG
PELAYANAN ANESTESI

Dr. SUDARMAJI
Pembina
NIP. 19670108 200604 1 004

PELAYANAN ANESTESI DI PUSKESMAS NGULANKULON

A. Pelayanan Anestesi merupakan Tindakan medis dimana pada pelaksanaannya harus


melakukan
1. Penyusunan rencana, termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri, dan
anak atau pertimbangan khusus;
Pasien Dewasa:
a. Penyusunan rencana anestesi lokal pada dewasa harus mempertimbangkan
kondisi kesehatan umum mereka.
b. Identifikasi alergi atau reaksi terhadap anestesi lokal sebelumnya.
c. Memperhitungkan berat badan dan kondisi fisik pasien untuk menentukan dosis
yang sesuai dari anestesi lokal.
d. Menganalisis riwayat obat-obatan yang sedang digunakan oleh pasien, karena
beberapa obat dapat berinteraksi dengan anestesi lokal.
Geriatri (Orang Tua):
a. Orang tua umumnya memiliki sistem metabolisme yang lebih lambat, sehingga
dosis anestesi lokal mungkin perlu disesuaikan agar tidak terlalu tinggi.
b. Penyusunan rencana harus memperhatikan gangguan kognitif atau penyakit
kronis yang mungkin dimiliki oleh pasien geriatri.
c. Memantau secara ketat tanda-tanda vital selama pemberian anestesi lokal
karena respon tubuh terhadap obat dapat berbeda.
Anak-anak:
a. Anak-anak memerlukan penanganan khusus karena sistem mereka masih dalam
tahap perkembangan.
b. Dosis anestesi lokal harus dihitung berdasarkan berat badan, usia, dan kondisi
fisik anak.
c. Mengkomunikasikan prosedur dengan bahasa yang sesuai dengan usia dan
meminimalkan ketakutan anak-anak.
Selain itu, pada semua kelompok pasien, penting untuk:
a. Memantau tanda-tanda vital selama prosedur anestesi lokal.
b. Memiliki rencana darurat yang jelas jika terjadi reaksi alergi atau komplikasi
lainnya.
c. Melakukan konsultasi dengan pasien (atau wali pasien, dalam kasus anak-anak)
dan menjawab pertanyaan atau kekhawatiran yang mungkin mereka miliki.
d. Menggunakan teknik anestesi lokal yang tepat, tergantung pada jenis prosedur
yang akan dilakukan.
2. Dokumentasi yang diperlukan untuk dapat bekerja dan berkomunikasi efektif;
a. Form pembedahan
b. Form informed consent
3. Persyaratan persetujuan khusus
a. Pengisian dan persetujuan informed consent oleh keluarga/ pasien
b. Petugas mengisi form pembedahan sebelum melakukan tindakan
4. Kualifikasi, kompetensi, dan keterampilan petugas pelaksana
a. Perawat yang mempunyai ijasah minimal D3 Keperawatan
b. Bidan yang mempunyai ijasah minimal D3 Kebidanan
5. Ketersediaan dan penggunaan peralatan anestesi;
Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan anestesi sebagai berikut,
a. Spuit
b. Syringe
Jenis-jenis Obat Anestesi local yang digunakan
a. Lidocain 2%
b. Chloretyl
6. Teknik melakukan anestesi lokal
Teknik melakukan anestesi local di Puskesmas Ngulankulon meliputi 2 cara yaitu
inhalasi dan injeksi.
7. Frekuensi dan jenis bantuan resusitasi jika diperlukan;
Bila selama dilakukannya anestesi lokal terjadi syok anafilaksis atau reaksi akut akibat
suntikan anestesi lokal maka diberikan bantuan resusitasi jantung dan paru. Frekuensi
resusitasi yaitu kompresi dititik tengah dada dengan siklus 30:2 (30 kompresi 2 nafas
buatan). Kedalaman kompresi sekitar 5-6 cm dengan kecapatan kompresi
100-200x/menit.
8. Tata laksana pemberian bantuan resusitasi yang tepat;
Bila setelah diberikan anestesi, pasien mengalami henti nafas/ henti jantung, maka
petugas melakukan bantuan resusitasi dengan cara sebgai berikut:
a. Membuka jalan nafas pasien
b. Memeriksa pernapasan pasien
c. Lakukan 30 Kompresi dada bila nadi karotis tidak teraba
d. Lakukan dua kali bantuan napas
e. Ulangi RJP kembali bila nadi tidak teraba
9. Tata laksana terhadap komplikasi
Efek samping yang mungkin terjadi pada anestesi lokal antara lain: Memar, nyeri,
bahkan perdarahan ringan pada area bekas suntikan, pusing dan kelelahan. Bila terjadi
komplikasi Lapor dokter jaga untuk penanganan selanjutnya.
10. Bantuan hidup dasar.
Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan pertolongan yang dilakukan kepada
korban yang mengalami henti napas dan henti jantung.
Indikasi :
a. Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernapasan dari korban/pasien. Henti napas dapat terjadi pada keadaan tenggelam,
stroke, obstruksi jalan napas, epiglotitis, overdosis obat-obatan, tersengat listrik,
infark miokard, tersambar petir ataupun koma akibat berbagai macam kasus. Pada
awal henti napas oksigen masih dapat masuk kedalam darah untuk beberapa menit
dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak dan organ vital.
b. Henti jantung, secara langsung akan terjadi henti sirkulasi. Henti sirkulasi ini akan
dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital kekurangan oksigen. Pernapasan
yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan tanda awal akan terjadinya henti
jantung. Prinsip Bantuan Hidup Dasar yaitu SRSCAB meliputi
(Safety,Responsiveness, Shout For Help, Circulation, Airway, Breathing)

B. Jenis-Jenis Pembedahan Minor Yang Dapat Diberikan Di Unit Pelayanan Puskesmas


Ngulankulon
1. Penanganan Vulnus (Laceratum, Appertum, dan Ictum) derajat ringan
2. Insisi abses
3. Extraksi Kuku
4. Pengambilan corpus alienum superficial
5. Debridement luka
6. Pemasangan KB implant
7. Ekstraksi KB Implant
8. Ekstraksi Gigi

KEPALA PUSKESMAS NGULANKULON


KABUPATEN TRENGGALEK

Dr. SUDARMAJI
Pembina
NIP. 19670108 200604 1 004

Anda mungkin juga menyukai