Anda di halaman 1dari 10

KEBIJAKAN

PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BATANG


Jl. dr. Soetomo 42 Batang 51215
Telp.: (0285) 391033, 4493034, 4493035, Fax (0285) 391206
Emai : rsud@batangkab.go.id, Web : rsud.batangkab.go.id
2016
PEMERINTAH KABUPATEN BATANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jl. Dr. Sutomo No. 42 Batang 51215
Telp. (0285) 391033, 4493033, 4493034, 449035 Fax. (0285)391206
Email : rsud@batangkab.go.id, Web : rsud.batangkab.go.id

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BATANG


NOMOR 445.14/197/2016

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BATANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BATANG,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan anestesi dan


bedah yang berkualitas dan terlaksana dengan baik, perlu
kebijakan sebagai landasan dalam penyelenggaraan pelayanan
anestesi dan bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Batang.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a, perlu menetapkan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Batang tentang Kebijakan Pelayanan
Anestesi dan Bedah Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Batang.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan


Daerah Tingkat II Batang Dengan Mengubah Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Proinsi Jawa Tengah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757);

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4431);

3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
-2-

4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);

6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

7. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang


Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan
Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 42, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3381);

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/Per/III/2008


tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor


1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 519/Menkes/Per/III/2011


Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan terapi intensif di
Rumah sakit;
-3-

12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 18


Tahun 2016 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Penata
Anestesi;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BATANG TENTANG


PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN BATANG

KESATU : Menetapkan Kebijakan Pelayaan Anestesi dan Bedah di Rumah


Sakit Umum Daerah Kabupaten Batang sebagaimana tercantum
dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
Keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Batang
Pada tanggal 09 September 2016

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN BATANG

dr. JUNAEDI WIBAWA, M.Si.Med., Sp.PK


Pembina
NIP. 19690615 200003 1 005

TEMBUSAN : Keputusan ini disampaikan kepada Yth :


1. Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Kabupaten Batang;
2. Para Kepala Bidang RSUD Kabupaten Batang;
3. Para Kepala Instalasi RSUD Kabupaten Batang;
4. Ketua Komite Medik;
5. Ketua Komite Keperawatan;
6. Penghimpun Keputusan.
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN BATANG
NOMOR : 445.14/197/2016
TANGGAL : 09 September 2016
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
ANESTESI DAN BEDAH DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KAUPATEN BATANG

KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BATANG

A. Kebijakan Umum
1. Pelayanan di unit harus berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
2. Setiap petugas harus bekerja sesuai standar profesi, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi dan menghormati
hak pasien.
3. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai ketentuan yang
berlaku.
4. Peralatan di unit harus dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
5. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi
ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
6. Pelayanan unit dikerjakan dalam 24 jam.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu pada pola ketenagaan.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan
rapat rutin tiap bulanan, minimal satu bulan sekali.
9. Setiap bulan wajib membuat laporan.

B. Kebijakan Pelayanan Anestesi


1. Pelayanan anestesi termasuk sedasi moderat dan dalam memenuhi
standar di rumah sakit, nasional, undang-undang dan peraturan
serta standar profesi.

Kebijakan Pelayanan Anestesi dan Bedah


1
RSUD KAB. BATANG
2. Pelayanan anestesi yang adekuat, reguler dan nyaman (termasuk
sedasi moderat dan dalam), tersedia untuk memenuhi kebutuhan
pasien.
3. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) tersedia
untuk keadaan darurat di luar jam kerja.
4. Sumber dari luar rumah sakit diseleksi berdasarkan rekomendasi
direktur, disertai dengan suatu rekor/catatan kinerja yang
akseptabel, serta dapat memenuhi undang-undang serta peraturan
yang berlaku.
5. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) harus
seragam pada seluruh pelayanan di rumah sakit.
6. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) berada
dibawah kepemimpinan satu orang yang kompeten dan memiliki
tanggungjawab yang meliputi :
a. pengembangan, implementasi dan memelihara/menegakkan
kebijakan serta prosedur yang ditetapkan dan dilaksanakan;
b. memelihara/mempertahankan program pengendalian mutu yang
ditetapkan dan dilaksanakan;
c. merekomendasikan sumber luar untuk pelayanan anestesi
(termasuk sedasi moderat dan dalam) yang ditetapkan dan
dilaksanakan;
d. memantau dan menelaah seluruh pelayanan anestesi (termasuk
sedasi moderat dan dalam) yang ditetapkan dan dilaksanakan.
7. Pelayanan pasien untuk menjalani sedasi moderat dan dalam,
meliputi :

a. Penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara


populasi dewasa dan anak atau pertimbangan khusus lainnya;

b. Dokumentasi yang diperlukan tim untuk dapat bekerja dan


berkomunikasi secara efektif;

c. Pertimbangan persetujuan (consent) khusus, bila diperlukan;

d. Kebutuhan monitoring pasien;

e. Kualifikasi atau ketrampilan khusus para staf yang terlibat dalam


proses sedasi; dan

f. Ketersediaan dan penggunaan peralatan spesialistik.

Kebijakan Pelayanan Anestesi dan Bedah


2
RSUD KAB. BATANG
8. Petugas yang kompeten berpartisipasi dalam pengembangan
kebijakan dan prosedur.
9. Asesmen prasedasi, sesuai kebijakan rumah sakit, untuk
mengevaluasi risiko dan ketepatan sedasi bagi pasien
10. Setiap petugas yang kompeten dan bertanggungjawab untuk sedasi
harus memenuhi kualifikasi, sebagai berikut:

a. Teknik berbagai modus sedasi;

b. Monitoring yang tepat;

c. Respon terhadap komplikasi;

d. Penggunaan zat reversal; dan

e. Sekurang-kurangnya bantuan hidup dasar

11. Seorang petugas yang kompeten memonitor pasien selama sedasi dan
mencatat semua pemantauan dalam rekam medis pasien
12. Kriteria untuk pemulihan dan discharge dari sedasi. Dibuat dan
didokumentasi dalam rekam medis pasien
13. Sedasi moderat dan dalam diberikan sesuai kebijakan rumah sakit.
14. Asesmen pra anestesi dikerjakan pada setiap pasien
15. Asesmen pra induksi dilaksanakan untuk re-evaluasi pasien segera
sebelum induksi anestesi, sesaat sebelum diberikan induksi anestesi.
16. Asesmen dikerjakan oleh petugas yang kompeten untuk
melakukannya
17. Asesmen didokumentasikan dalam rekam medis
18. Pelayanan anestesi setiap pasien direncanakan
19. Rencana tersebut didokumentasikan dalam rekam medik pasien
20. Pasien, keluarga dan pengambil keputusan diberi pendidikan tentang
risiko, manfaat dan alternatif anestesi
21. Antestesiolog atau petugas lain yang kompeten memberikan edukasi
tersebut
22. Anestesi yang digunakan dituliskan dalam rekam medis pasien
23. Teknik anestesi yang digunakan dituliskan dalam rekam medis
anestesi pasien
24. Dokter spesialis Anestesi dan atau penata anestesi di catat di rekam
medis anestesi pasien.

Kebijakan Pelayanan Anestesi dan Bedah


3
RSUD KAB. BATANG
25. Frekuensi monitoring minimum dan tipe monitoring selama tindakan
anestesi dan polanya seragam untuk pasien yang serupa yang
menerima tindakan anestesi yang sama waktu pemberian anestesi
26. Status fisiologis dimonitor secara terus menerus selama pemberian
anestesi, sesuai kebijakan dan prosedur
27. Hasil monitoring dituliskan ke dalam rekam medis anestesi pasien
28. Pasien dimonitor sesuai kebijakan selama periode pemulihan pasca
anestesi
29. Temuan selama monitoring dimasukkan ke dalam rekam medis
pasien, baik dicatat atau secara elektronik
30. Pasien dipindahkan dari unit pasca anestesi atau monitoring
pemulihan dihentikan dengan memakai salah satu cara alternatif
berikut :

a. Pasien dipindahkan oleh seorang anestesiolog yang berkualifikasi


memadai penuh atau petugas lain yang diberi otorisasi oleh
petugas yang bertanggung jawab untuk mengelola pelayanan
anestesi

b. Pasien dipindahkan oleh seorang perawat atau seorang petugas


yang setaraf dan berkualifikasi memadai sesuai dengan kriteria
pasca anestesi yang dikembangkan oleh pimpinan rumah sakit
dan pemindahan ini didokumentasikan dalam rekam medis

c. Pasien dipindahkan ke suatu unit yang telah ditetapkan sebagai


tempat yang tepat untuk pelayanan pasca anestesi atau pasca
sedasi terhadap pasien tertentu, antara lain seperti pada unit
pelayanan intensif kardiovaskuler, unit pelayanan intensif bedah
saraf.

31. Waktu dimulai dan diakhirinya pemulihan dicatat dalam rekam


medis pasien

C. Kebijakan Pelayanan Bedah


1. Sebelum pelaksanaan tindakan, dokter yang bertanggungjawab
mendokumentasikan informasi asesmen yang digunakan untuk
mengembangkan dan mendukung tindakan invasif yang direncanakan
2. Setiap asuhan bedah pasien direncanakan dan didokumentasikan
berdasarkan hasil asesmen

Kebijakan Pelayanan Anestesi dan Bedah


4
RSUD KAB. BATANG
3. Asuhan bedah yang direncanakan didokumentasikan dalam status
pasien diblangko rekam medik ( RM 14M)
4. Pasien, keluarga dan pembuat keputusan diedukasi tentang risiko,
manfaat, komplikasi yang potensial serta alternatif yang berhubungan
dengan prosedur bedah yang direncanakan
5. Edukasi mencakup kebutuhan untuk, risiko dan manfaat dari,
maupun alternatif terhadap darah dan produk darah yang digunakan
6. Dokter bedah atau petugas yang kompeten memberikan edukasi
kepada pasien dan keluarganya
7. Laporan tertulis operasi atau ringkasan catatan operasi memuat :
a. Diagnosa paska operasi
b. Nama dokter bedah, dokter anestesi dan asisten – asisten
c. Nama prosedur operasi
d. Spesimen bedah untuk pemeriksaan
e. Catatan kejadian selama operasi termasuk jumlah kehilangan
darah
f. Tanggal, waktu dan tanda tangan dokter yang bertanggungjawab
8. Laporan tertulis operasi, atau ringkasan catatan operasi dalam rekam
medis pasien, tersedia sebelum pasien meninggalkan lokasi pemulihan
pasca anestesi
9. Status fisiologis pasien dimonitor secara terus menerus selama
pembedahan pada pembedahan dengan lokal anestesi dan dituliskan
dalam status pasien
10. Temuan selama operasi dimasukkan ke dalam status pasien
11. Setiap asuhan pasca bedah yang segera pada pasien direncanakan
dan termasuk asuhan medis, keperawatan, dan yang lainnya sesuai
kebutuhan pasien.
12. Rencana pasca bedah didokumentasikan di dalam rekam medis pasien
oleh ahli bedah yang bertanggung jawab / DPJP yang bersangkutan
dan menandatangani rencana yang didokumentasikan
13. Rencana asuhan keperawatan pasca bedah didokumentasikan pada
rekam medis pasien.
14. Bila ada kebutuhan pasien itu, maka rencana asuhan pasca bedah
oleh pihak lain didokumentasikan dalam rekam medis pasien di RM
14M
15. Rencana pelayanan didokumentasikan pada rekam medis pasien
dalam 24 jam tindakan bedah.

Kebijakan Pelayanan Anestesi dan Bedah


5
RSUD KAB. BATANG
16. Rencana pelayanan dilaksanakan.

Ditetapkan di : Batang
Pada tanggal : 09 September 2016

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH KABUPATEN BATANG

dr. JUNAEDI WIBAWA,Msi. Med Sp.PK


Pembina
NIP:19690615 2000031005

Kebijakan Pelayanan Anestesi dan Bedah


6
RSUD KAB. BATANG

Anda mungkin juga menyukai