Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI

DINAS KESEHATAN
UPT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jl. Rumah Sakit NO.19 Telp. (0627) 21008-21096
SIDIKALANG
Kode Pos : 22212

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIDIKALANG
NOMOR : 440.01 / / II / 2020
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIDIKALANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI

Menimbang : a. bahwa menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang


Tenaga Kesehatan, Penata Anestesi merupakan salah satu jenis
tenaga kesehatan yang masuk dalam kelompok keteknisian medis;

b. bahwa Penata Anestesi adalah tenaga kesehatan yang memiliki


kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan
berupa asuhan kepenataan anestesi sesuai dengan bidang
keahlian yang dimiliki;

c. bahwa agar Pelayanan Asuhan Kepenataan Anastesi di Rumah


Sakit Umum Daerah Sidikalang dapat terlaksana dengan baik, perlu
adanya Kebijakan Pelayanan Asuhan Kepenataan Anastesi
sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan yang
dimaksud;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam


pada poin a, b dan c diatas, perlu menuangkannya ke dalam suatu
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang
tentang Kebijakan Pelayanan Asuhan Kepenataan Anastesi di
Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang;

Menimbang : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5072);

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang


Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5607);

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


519/Menkes/Per/III/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit (Berita
Negara Repblik Indonesia Tahun 2011 Nomor 224);
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 977);
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2016 tentang Izin dan penyelenggaraan Praktik Penata Anastesi
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 719);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SIDIKALANG TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN ASUHAN
KEPENATAAN ANESTESI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SIDIKALANG.

Kesatu : Kebijakan Pelayanan Asuhan Kepenataan Anastesi sebagaimana


tercantum dalam lampiran keputusan ini.

Kedua : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraaan Kebijakan Pelayanan


Asuhan Kepenataan Anastesi dilaksanakan oleh Direktur dan Bidang
Keperawatan RSUD Sidikalang.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sidikalang
Pada tanggal : Februari 2020

Plt. Direktur RSUD Sidikalang

S. Ch. L. Bantjin
Pembina Tk. I
NIP. 19760522 200112 1 003

Tembusan disampaikan kepada Yth :


1. Bupati / Wakil Bupati Dairi di Sidikalang;
2. Inspektur Kabupaten Dairi di Sidikalang;
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi di Sidikalang;
4. Arsip.
Lampiran : Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Sidikalang tentang Kebijakan Pelayanan Asuhan Kepenataan
Anestesi Di Rumah Sakit Umum Daerah Sidikalang
Nomor : 440.01 / / II / 2020
Tanggal : Februari 2020

KEBIJAKAN PELAYANAN ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI


DI RUMAHSAKIT UMUM DAERAH SIDIKALANG

I. KEBIJAKAN UMUM
1. Penata Anestesi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan bidang
keperawatan anestesi atau Penata Anestesi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
2. Surat Tanda Registrasi Penata Anestesi yang selanjutnya disingkat STRPA
adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Penata Anestesi
yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Surat Izin Praktik Penata Anestesi yang selanjutnya disingkat SIPPA adalah bukti
tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik keprofesian Penata
Anestesi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
4. Penata Anestesi untuk dapat melakukan praktik keprofesiannya harus memiliki
STRPA.
5. Penata Anestesi yang menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki SIPPA.
6. Penata Anestesi dalam menjalankan praktik keprofesiannya berwenang untuk
melakukan pelayanan asuhan kepenataan anestesi pada:
a. Pra anestesi;
b. Intra anestesi; dan
c. Pasca anestesi.

7. Pelayanan asuhan kepenataan pra anestesi meliputi:


a. Persiapan administrasi pasien;
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital;
c. Pemeriksaan lain yang diperlukan sesuai kebutuhan pasien baik secara
inspeksi, palpasi, maupun auskultasi;
d. Pemeriksaan dan penilaian status fisik pasien;
e. Analisis hasil pengkajian dan merumuskan masalah pasien;
f. Evaluasi tindakan penatalaksanaan pelayanan pra anestesia, mengevaluasi
secara mandiri maupun kolaboratif;
g. Mendokumentasikan hasil anamnesis/ pengkajian;
h. Persiapan mesin anestesia secara menyeluruh setiap kali akan digunakan
dan memastikan bahwa mesin dan monitor dalam keadaan baik dan siap
pakai;
i. Pengontrolan persediaan obat-obatan dan cairan setiap hari untuk
memastikan bahwa semua obatobatan baik obat anestesia maupun obat
emergensi tersedia sesuai standar rumah sakit; dan
j. Memastikan tersedianya sarana prasarana anestesia berdasarkan jadwal,
waktu, dan jenis operasi tersebut.

8. Pelayanan asuhan kepenataan intra anestesi terdiri atas;


a. Pemantauan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan perencanaan teknik
anestesia;
b. Pemantauan keadaan umum pasien secara menyeluruh dengan baik dan
benar; dan
c. Pendokumentasian semua tindakan yang dilakukan agar seluruh tindakan
tercatat baik dan benar.

9. Pelayanan asuhan kepenataan pasca anestesi meliputi;


a. Merencanakan tindakan kepenataan pasca tindakan anestesia;
b. Penatalaksanaan dalam manajemen nyeri sesuai instruksi dokter spesialis
anestesi;
c. Pemantauan kondisi pasien pasca pemasangan kateter epidural;
d. Pemantauan kondisi pasien pasca pemberian obat anestetika regional;
e. Pemantauan kondisi pasien pasca pemberian obat anestetika umum;
f. Evaluasi hasil kondisi pasien pasca pemasangan kateter epidural;
g. Evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan anestesia
regional;
h. Evaluasi hasil pemasangan kateter epidural dan pengobatan anestesia
umum;
i. Pelaksanaan tindakan dalam mengatasi kondisi gawat;
j. Pendokumentasian pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan yang dipakai;
dan
k. Pemeliharaan peralatan agar siap untuk dipakai pada tindakan anestesia
selanjutnya.

10. Selain wewenang sebagaimana dimaksud diatas, Penata Anestesi dapat


melaksanakan pelayanan anastesi di bawah pengawasan atas pelimpahan
wewenang secara mandat dari dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain.

11. Pelimpahan wewenang secara mandat dari dokter spesialis anestesiologi atau
dokter lain sebagaimana dimaksud dalam dalam rangka membantu pelayanan
anestesi yang meliputi;
a. Pelaksanaan anestesia sesuai dengan instruksi dokter spesialis anestesiologi;
b. Pemasangan alat monitoring non invasif;
c. Melakukan pemasangan alat monitoring invasif;
d. Pemberian obat anestesi;
e. Mengatasi penyulit yang timbul;
f. Pemeliharaan jalan napas;
g. Pemasangan alat ventilasi mekanik;
h. Pemasangan alat nebulisasi;
i. Pengakhiran tindakan anestesia; dan
j. Pendokumentasian pada rekam medik.
12. Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa, Penata Anestesi dapat
melakukan tindakan pelayanan anestesi di luar wewenangnya dalam rangka
pertolongan pertama Pertolongan pertama ditujukan untuk mengurangi rasa sakit
dan menstabilkan kondisi pasien Penata Anestesi wajib merujuk pasien kepada
tenaga kesehatan yang berkompeten setelah pertolongan pertama sebagaimana
dimaksud selesai dilakukan.
13. Penata Anastesi dalam melaksanakan praktik keprofesiannya wajib mengikuti
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan yang dilakukan oleh organisasi profesi
atau lembaga lain yang diakreditasi oleh organisasi profesi dalam rangka
penyerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
14. Dalam melaksanakan praktik keprofesiannya, Penata Anestesi wajib melakukan
pencatatan. Pencatatan wajib disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.
15. Dalam melaksanakan praktik keprofesiannya, Penata Anestesi mempunyai hak;
a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik
keprofesiannya sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, dan
standar operasional prosedur;
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien dan/atau keluarga;
c. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan kompetensi;
d. Menerima imbalan jasa profesi; dan
e. Memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan
dengan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

16. Dalam melaksanakan praktik keprofesiannya, PenataAnestesi mempunyai


kewajiban:
a. Menghormati hak pasien;
b. Menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
c. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan dan pelayanan yang
dibutuhkan;
d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilaksanakan kepada pasien; dan
e. Mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar operasional
prosedur.
17. Direktur RSUD Sidikalang memberikan tindakan administratif kepada Penata
Anestesi yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan
pelayanan asuhan kepenataan Anastesi dalam Keputusan Direktur ini.
18. Tindakan administratif berupa;
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis

II. KEBIJAKAN KHUSUS


1. Perawat yang memiliki sertifikat pelatihan Anestesi disebut Perawat Anestesi
yang berwenang untuk melakukan pelayanan asuhan kepenataan anastesi di
RSUD Sidikalang.
2. Perawat terlatih anestesi untuk dapat melakukan praktek keprofesiannya harus
memiliki STR PA atau STR Perawat, dan SIPPA atau Surat Izin Kerja Perawat
(SIKP).
3. Pembagian kerja Penata Anastesi dan Perawat Anestesi sebagai berikut;
- Setiap hari wajib 1 orang penata anastesi/perawat anestesi yang
melaksanakan pelayanan asuhan kepenataan anastesi selama 24 jam;
- Apabila penata anastesi / perawat anastesi berhalangan hadir pada Jadwal
Dinasnya yang menggantikan adalah seorang penata anestesi / perawat
anestesi yang sedang libur jaga 1 hari. Penata anastesi / perawat anestesi
yang berhalanghan hadir wajib memberitahukan alasan ketidakhadiran
kepada penanggung jawab pelayananan asuhan kepenataan anestesi
minimal 1 hari sebelum jadwal dinasnya;
- Seorang Penata anestesi / perawat anestesi bertugas sebagai pendamping
dokter spesialis anastesi selama tindakan anastesi berlangsung. Apabila
dokter anestesi tidak ada / berhalangan hadir, maka penata anestesi
berwenang melaksanakan pelayanan anestesi dibawah pengawasan atas
pelimpahan wewenang secara mandat dari dokter spesialis anestesi atau
dokter lain;
- Perawat anestesi yang sedang mengikuti masa orientasi disebut sebagai
asisten penata anastesi. Asisten penata anastesi dapat melaksanakan
pelayanan anastesi di bawah pengawasan dokter spesialis anestesi dan
penata anastesi;
- Seorang asisten peserta anestesi bertugas sebagai pendamping penata
anastesi selama tindakan anastesi berlangsung. Asisten penata anastesi
bertugas pada hari Senin-Sabtu pada jam kerja yakni pukul 09.00 Wib –
16.00 Wib.
4. Untuk meningkatkan profesionalisme, pembinaan etik dan disiplin petugas
kesehatan, serta menjamin mutu pelayanan kesehatan dan melindungi
keselamatan pasien perlu adanya wadah organisasi non struktural di rumah sakit
yang disebut Komite.
Penata anestesi dan perawat anastesi yang memiliki STRPA berada dibawah
naungan komite tenaga kesehatan lainnya. Sedangkan perawat anestesi yang
tidak memiliki STRPA tetapi memiliki STR Perawat berada dibawah naungan
komite keperawatan.
5. Hal-hal yang berkaitan dengan komite tenaga kesehatan lainnya dan komite
keperawatan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Ditetapkan di : Sidikalang
Pada tanggal : Februari 2020

Plt. Direktur RSUD Sidikalang

S. Ch. L. Bantjin
Pembina Tk. I
NIP. 19760522 200112 1 003

Anda mungkin juga menyukai