Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN


NOMOR : 188 / / Akre-RSUB / 2018

TENTANG
KEBIJAKAN INSTALASI FORENSI DAN MEDIKOLEGAL

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

Menimbang a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


: Instalasi Forensik dan Medikolegal diRumah Sakit Umum
Daerah Banten, perlu disusun Keputusan pelayanan
Instalasi Forensik dan Medikolegal;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a di atas, perlu
menetapkan keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Banten tentang Pelayanan Instalasi Forensik dan
Medikolegal

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3441);
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5072);
4. Kitab Undang-undang Hukum Pidana;
5. Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana;
6. Kitab Undang-undang Hukum Perdata;
7. Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika;
8. Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2004 Tentang
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga;
9. Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak;
10. Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia;
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269 Tahun 2008
Tentang Rekam Medis;

12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan

1
Minimal Rumah Sakit;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1966 Tentang
Wajib Simpan Rahasia Kedokteran;
14. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No 4 Tahun 2011
tentang Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi
Indonesia;
15. Kode Etik Kedokteran Indonesia Tahun 2012
16. Peraturan Gubernur Banten Nomor 19 Tahun 2018
Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Cabang
Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Banten (Berita Daerah Provinsi
Banten Tahun 2018 Nomor 19);

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


BANTEN TENTANG KEBIJAKAN INSTALASI FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL
KESATU : Memberlakukan Kebijakan Instalasi Forensik dan
Medikolegal di Rumah Sakit Umum Daerah Banten
sebagaimana terlampir dalam Keputusan Direktur.
KEDUA : Apabila di kemudian hari terdapat kekurangan dan
kekeliruan dalam penetapan keputusan ini, maka akan
diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana
mestinya;

Ditetapkan di Serang
Pada tanggal 27 Februari 2020

DIREKTUR,
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

DANANG HAMSAH NUGROHO

Lampiran Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Banten


Nomor :
Tanggal :

2
Tentang : Pelayanan Instalasi Forensi dan Medikolegal

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

1. Rumah Sakit Umum Daerah Banten menyediakan Pelayanan Instalasi


Forensik dan Medikolegal sesuai standar klasifikasi Rumah Sakit Tipe B.
2. Pelayanan Jenazah purna-pasien (dengan istilah jenazah dari dalam).
Cakupan pelayanan ini pelayanan fase terminal yang terintegrasi dalam
pelayanan medis setelah pasien dinytakan meninggal dunia, sebelum
diserahkan kepada keluarga atau pihak yang berkepentingan lainnya,
misalnya permohonan untuk pemulasaran jenazah. Pelayanan Jenazah non
purna-pasien, dikenal istilah jenazah dari luar Cakupan pelayanan ini
terutama Death On Arrival atau setiap kematian dengan aspek medikolegal,
termasuk pula pelayanan sesuai kategori purna-pasien seperti
pemulasaraan jenazah, pengawetan jenazah, persemayaman jenazah,
penitipan jenazah, dll).
3. Pelayanan kedokteran Forensik terhadap korban-mati atau “mayat luar”
Rumah Sakit Pemerintah merupakan sarana bagi dibawanya jenazah atau
mayat tidak dikenal yang memerlukan pemeriksaan forensik. Ada 2 jenis
pemeriksaan forensik, yakni Visum luar (pemeriksaan luar) maupun Visum
dalam (pemeriksaan otopsi), keduanya dengan atau tanpa diikuti
pemeriksaan penunjang seperti patalogi anatomik, radiologik,
toksikologi/farmakologik, analisa mikrobiologik, dll. Pemeriksaan luar dan
pemeriksaan dalam (otopsi forensik) dilakukan di ruang otopsi. Keduanya
dilakukan di meja otopsi.
4. Pelayanan Jenazah Infeksius.
Terhadap penanganan jenazah khusus infeksius, dalam rangkaiannya
pencegahan infeksi, petugas instalasi menjalankan prosedur yang sudah
ditentukan. Dimana khusus jenazah yang terpapar Infeksius segera dirujuk
ke Rumah Sakit yang memiliki penanganan Infeksius.
5. Pelayanan Visum et Repertum.
Cakupan pelayanan ini merupakan suatu usaha ilmiah dalam proses
penegakan hukum dan keadilan dalam bentuk keterangan ahli kedokteran
kehakiman (Dokter Spesialis Forensik) yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai suatu hal atau keadaan. Merupakan suatu
keterangan ahli yang dibuat oleh Dokter Spesialis Forensik.

6. Pelayanan Mobil Jenazah.

3
Pelayanan ini memberikan akses kemudahan bagi keluarga yang sedang
berduka untuk mengatarkan jenazah ke alamat tujuan.
7. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi setiap petugas
forensik, dapat mengikuti pelatihan teknisi forensik yang sesuai dengan
kebutuhan Instalasi.

Ditetapkan di Serang
Pada tanggal Februari 2020

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

DANANG HAMSAH NUGROHO

Anda mungkin juga menyukai