tentang
DI RSGM BAITURRAHMAH
Ditetapkan di Padang
Pada tanggal 30 November 2020
Direktur RSGM Baiturrahmah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat,
Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Pedoman Pelayanan
Instalasi Rawat Inap.
Pedoman ini merupakan salah satu acuan dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan di Instalasi Rawat Inap. Kami sangat menyadari bahwa Pedoman ini masih
jauh dari kesempurnaan, akan tetapi pedoman ini kami buat dengan tetap
mengedepankan upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
Akhirnya harapan kami semoga Pedoman ini dapat bermanfaat bagi
Pelaksanaan Pelayanan di RSGM Baiturrahmah secara umum dan di Instalasi Rawat
Inap secara khusus.
Ditetapkan di Padang
Pada tanggal 30 November 2020
Direktur RSGM Baiturrahmah
SK PEMBERLAKUAN PEDOMAN............................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan Pedoman .............................................................................. 2
C. Ruang Lingkup Pelayanan ................................................................ 3
D. Batasan Operasional........................................................................ 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN ...................................................................... 4
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia.................................................... 4
B. Distribusi Ketenagaan ...................................................................... 6
C. Pengaturan Jaga............................................................................... 8
BAB III STANDAR FASILITAS ............................................................................. 9
A. Denah Ruangan................................................................................ 9
B. Standar Fasilitas..............................................................................10
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN................................................................12
BAB V LOGISTIK..............................................................................................24
BAB VI KESELAMATAN PASIEN........................................................................25
BAB VII KESELAMATAN KERJA..........................................................................33
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU........................................................................36
BAB IX PENUTUP.............................................................................................41
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan yang dapat langsung
dirasakan oleh masyarakat dalam menjalankan fungsinya rumah sakit
diharapkan senantiasa memperhatikan fungsi sosial dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada masyarakat sesuai
dengan kebutuhan pasien dan bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal dan meliputi upaya penyembuhan,
pemulihan kesehatan, meringankan penderitaan pasien, asuhan
keperawatan dan tindakan pencegahan. Keberhasilan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan keperawatan di pengaruhi oleh faktor yang
diantaranya paling dominan adalah sumber daya manusia.
Pada saat ini penyelengaraan rumah sakit berkembang sebagai
sebuah industri padat karya, padat modal dan padat teknologi yang
disebutkan demikian karena rumah sakit memanfaatkan sumber daya
manusia (SDM) dalam jumlah yang besar dan beragam kualifikasi. Demikan
pula jumlah dana yang digunakan untuk melaksanakan berbagai jenis
pelayanan, termasuk pendapatan rumah sakit. Rumah sakit juga
memanfaatkan berbagai jenis teknologi kedokteran yang mutakhir untuk
meningkatkan mutu pelayanan. Produk umum indutri kesehatan adalah jasa
pelayanan kesehatan medis dan keperawatan.
Pelayanan rawat inap merupakan salah satu pelayanan yang menjadi
perhatian utama rumah sakit seluruh dunia, karena jumlah pasien rawat inap
yang sangat besar, sehingga pasien rawat inap merupakan sumber
pendapatan yang besar dan diprediksikan akan mengalami peningkatan terus
di masa mendatang yang dapat meningkatkan finansial rumah sakit. Instalasi
rawat inap memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebijakan dari
1
Direktur yang di implementasikan dalam standar - standar pengelolaan
rumah sakit yang di akui oleh standar Akreditasi Nasional dan yang dapat
mencapai tarap internasional.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Tujuan pedoman pelayanan ini adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan
pelayanan di instalasi rawat inap agar dapat senantiasa meningkatkan
kemampuan dan mutu pelayanan yang sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan teknologi kesehatan yang terbaru
2. Tujuan Khusus
a. Terselengaraanya pelayanan rawat inap yang tepat guna secara
paripurna dan bermutu yang mengacu pada pelayanan rawat inap
yang mutakhir dengan SDM yang profesional / kompeten serta efektif
dan efesien sehingga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat
penggunaan jasa pelayanan rawat inap yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan.
b. Terselengaranya proses pendidikan, penelitian dan pengembangan
ilmu kedokteran klinis dan ilmu keperawatan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
c. Terwujudnya kesejahteraan staf di Instalasi Rawat Inap dengan
penyelegaraan jenis pelayanan baru serta mengelola SDM (Sumber
Daya Manusia) secara profesional, transfaran, efektif dan efisien.
d. Terciptanya lingkungan kerja serta kegiatan pelayanan rawat inap
yang mengacu pada program keselamatan pasien rumah sakit (KPRS)
dan berorientasi pada keamanan, kenyamanan dan kepuasan pasien.
e. Terfasilitasinya penyelengaraan pendidikan, pelatihan dan penelitian
dalam bidang medis dan keperawatan sesuai dengan kemajuan
teknologi terkait pelayanan rawat inap yang memiliki sarana,
2
prasarana dan peralatan yang mutakhir dengan mengedepankan
keselamatan pasien.
f. Terlaksananya pengendalian mutu serta penyelenggaraan pelayanan
pendidikan dan penelitian yang terintegrasi sesuai dengan Visi dan
Misi di Instalasi Rawat Inap yang sejalan dengan Visi dan Misi RSGM
Baiturrahmah
g. Terwujudnya pimpinan yang demokratis dan akuntabel, melalui
penyelengaraan organisasi dan manajemen yang efektif dan efisien.
D. Batasan Operasional
a. Pelayanan Rawat Inap dilaksanakan oleh Instalasi Rawat Inap
b. Instalasi Rawat Inap dipimpin oleh Kepala Instalasi Rawat Inap dengan pendidikan
Dokter yang minimal Baik selama 2 tahun terakhir sesuai dengan Hasil Penilaian
Karyawan yang berlaku dan ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit
c. Ruang rawat Inap terdiri dari :
Kelas I
Kelas II
Kelas III
VVIP
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN INSTALASI RAWAT INAP
4
Kompetensi PK IV, pelatihan kemoterapi bagi yang melakukan
pelayanan kemoterapi
d. Mempu melakukan supervisi dan memberikan saran serta bimbingan
e. Telah bekerjaa di rawat inap minimal 5 tahun
6. PERAWAT PELAKSANA
a. Pendidikan minimal D3 / Sl Keperawatan
b. Mempunyai standar sertifikat Pelatihan mutu dan keselamatan
pasien, Pelatihan Basic Life Support (BLS) / Bantuan Hidup Dasar
(BHD), Pelatihan PPI, Pelatihan Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah sakit (K3RS)
5
c. Mempunyai standar sertifikat Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD),
Pelatihan PPI, Pelatihan keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit (K3RS)
8. ADMINISTRASIAN RUANG
a. Pendidikan minimal D3 / S1 Umum
b. Mampu mengoperasikan computer
c. Mempunyai standar sertifikat Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD),
Pelatihan PPIRS, Pelatihan keselamatan Pasien Rumah Sakit, Pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit (K3RS)
6
c. Distribusi Ketenagaan
Dalam Divisi keperawatan Instalansi Rawat Inap.Masing- masing
Instalansi di pimpin oleh seorang Kepala Instalansi
JABATAN JUMLAH
Kepala Ruangan 1
Ketua Tim 1
Perawat pelaksana / Perawat 12
penanggung jawab sore/malam
d. Pengaturan Jaga
Hari kerja di perusahaan adalah 6 (enam) hari kerja seminggu dan jam kerja
standar perusahaan adalah 40 jam seminggu. Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Achmad Darwis merupakan rumah sakit yang dibuka selama 24 jam sehari untuk
melayani masyarakat umum dan disesuaikan dengan ketentuan jam kerja standar
perusahaan. Bagi karyawan yang bekerja secara shift, maka waktu kerjanya akan
diatur tersendiri oleh rumah sakit dan tetap mengacu pada jam kerja standar 40 jam/6
hari kerja seminggu. Untuk karyawan yang dinas malam dengan jam kerja 12 jam
diberikan libur satu hari dan waktu kerjanya yang melebihi jam kerja standar, maka
kelebihan waktu kerjanya akan diperhitungkan sebagai lembur dan diberikan libur
ganti disesuaikan dengan kondisi di ruangan pelayanan.
Pengaturan tenaga kerja di Rumah Sakit Gigi dan mulut ini berdasarkan shift dan non
shift.
1. Kepala Instalasi Rawat Inap/
Kepala Ruangan/ Katim
Senin – Sabtu : 07.00
– 14.00
2. Perawat Pelaksana/ Perawat Penanggung Jawab Sore/ Malam
Selama dinas baik shift maupun non shift ada masa istirahat lebih kurang 1 jam
7
8
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
HCU
R.
KELAS 1 DOKTER
VVIP
CENTER PERAWAR
KELAS 2
R.
PERAWAT
KELAS 3
9
B. STANDAR FASILITAS
Pelayanan di Instalasi Rawat Inap menengahkan konsep claster, fasiltas
ruang rawat inap sebanyak tempat tidur yang terdiri dari :
No Ruangan Kapasitas tempat tidur
1 Ruang Emerlad 2 TT
2 Ruang saphire 1 TT
3 Ruang 3 TT
4 Ruang vvip 1 TT
5 Ruang hcu 1 TT
10
- Kelas I Kapasitas 1 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 1 unit tempat
tidur dalam 1 kamar, AC, 1 unit toilet dalam ruangan, 1 unit kursi chitos,
1unit lemari pasien, tirai pembatas.
- Kelas II Kapasitas 2 tempat tidur dengan fasilitas ruangan : 2 unit tempat
tidur dalam 1 kamar, AC, 2unit lemari pasien, 2 unit kursi chitos, 1 unit
toilet dalam ruangan, tirai pembatas.
11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
12
perawatan non intensif, kemudian untuk pasien indikasi rawat inap dari
rawat jalan dan terakhir adalah pasien alih rawat dari luar RS.
6. Pasien rawat inap mendapatkan asuhan medis, asuhan perawatan,
pelayanan gizi, pelayanan farmasi dan pelayanan administrasi sesuai
dengan kebutuhan dan standar prosedur pasien rawat inap.
7. Apabila tempat tidur di rawat inap yang dituju tidak tersedia, maka
pasien dapat dirawat di ruang lain yang tersedia di lingkungan RSGM
Baiturrahmah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan atas persetujuan
DPJP. Pasien atau anggota keluarga diinformasikan mengenai perawatan
sementara di ruang perawatan yang tersedia karena ruang perawatan
sesuai haknya penuh.
8. Semua pasien yang diputuskan akan mendapkan perawatan lanjutan di
Rawat Inap harus sudah memiliki 1 DPJP.
9. Apabila alternatif tempat tidur di lingkungan RSGM Baiturrahmah
Samarinda tidak tersedia, maka pasien di tranferkan ke Rumah Sakit lain
untuk dialih rawatkan sesuai dengan kebutuhan pasien atas keputusan
DPJP.
10. DPJP harus sudah memastikan Rumah Sakit yang dituju dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebebutuhan pasien dan
mempunyai kapasitas untuk menampung pasuen tersebut.
13
C. PENERIMAAN (ADMISI) PASIEN RAWAT INAP
1. Pasien dapat mengakses layanan perawatan IGD 24 jam/hari, 7
hari/minggu. Semua akan memalui proses triase dan penilaian untuk
perawatan dilakukan pada saat itu juga.
2. Penerimaan atau admisi pasien rawat inap didasari dari keputusan bahwa
pasien harus mendapatkan prioritas berdasarkan skrining kondisi pasien
dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan yang membutuhkan
pelayanan preventif, kuratif, rehabilitative dan paliatif di Instalasi Rawat
Inap.
3. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas indikasi medis akan
mendapatkan surat perintah rawat inap dari dokter spesialis atau dari
IGD.
4. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi
bagian pendaftaran untuk konfirmasi ruangan sesuai hak peserta dengan
membawa KTP dan Kartu jaminan asli/fotocopy
5. Bila ruang perawatan sesuai hak peserta penuh, maka yang bersangkutan
berhak dirawat 1 (satu) kelas diatas/dibawah haknya. Selanjutnya peserta
dapat pindah menempati kamar sesuai haknya dan bila terdapat selisih
biaya yang timbul maka peserta membayar selisih biaya perawatan.
6. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan
atau tindakan medis, maka yang bersangkutan harus diinformasikan dan
menandatangani formulir INFOMED CONSEND (sesuai daftar tindakan
yang perlu penandatanganan infomed consend) setiap kali tindakan akan
dilakukan.
7. Pasien akan mendapatkan asuhan perawatan dari petugas pemberi
asuhan dirumah sakit sesuai kebutuhan
8. Selesai rawat inap, pasien/orangtua bersangkutan akan mendapatkan
surat untuk kontrol kembali ke spesialis yang merawat pasien (DPJP).
14
9. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter
spesialis ke dokter PPK I untuk mendapatkan Surat Rujukan PPK I ke
dokter spesialis di RS yang ditunjuk.
10. Selanjutnya berlaku prosedur rawat jalan dokter spesialis di RS.
11. Jawaban rujukan dari dokter spesialis dapat diberikan kembali kepada
dokter keluarga di PPK I.
15
c. Biaya yang harus ditanggung oleh pasien atau keluarnya untuk
pemeriksaan dokter dan pemeriksaan penunjang.
d. Proses pengurusan asuransi (apabila pasien menggunakan asuransi)
disesuaikan dengan ketentuan dari asuransi yang bersangkutan.
6. Apabila pasien tidak mendapatkan tempat tidur pada unit yang dituju,
maka pasien akan dirawat di unit lain sepanjang tidak bertentangan
dengan kebijakan ruang perawatan di RSGM Baiturrahmah.
7. Apabila pasien tidak mendapatkan tempat perawatan RSGM
Baiturrahmah padahal pasien memerlukan perawatan maka pasien tetap
diberikan pertolongan dan pasien dakan diberikan pilihan :
a. Dirawat dikelas yang lebih tinggi / rendah, dengan terlebih dahulu
mebuat surat pernyataan bahwa pasien sudah menyetujui untuk
pindah kelas.
b. Dirujuk ke rumah sakit lain yang memiliki fasilitas sesuai kebutuhan
pasien pada saat itu dengan sebelumnnya dilakukan test pemerisaan
penunjang sebagai dasar pengambilan keputusan sesuai standar
pelayanan medis.
16
4. Petugas admisi akan memverifikasi mengenai ketersediaan tempat tidur
yang dituju.
5. Sementara menunggu pengurusan proses admisi, pasien akan
ditempatkan di pre admission area.
6. Bila tersedia tempat tidur yang dituju, maka pasien akan dibuatkan status
rekam medis rawat inap.
7. Pasien akan diantar ke ruang rawat inap oleh petugas transporter dari
admisi
8. Bila tempat tidur tidak tersedia, maka pasien akal diberikan pilihan untuk:
a. Pindah kelas ke kelas yang lebih tinggi/ rendah, dengan terlebih
dahulu membuat surat pemyataan bahwa pasien sudah menyetujui
untuk pindah kelas.
b. Dirujuk ke rumah sakit lain.
c. Pasien dipulangkan, dan apabila kelas yang dituju sudah
tersedia, maka pasien akan dihubungi oleh petugas admisi.
9. Petugas penerimaan / admisi akan memberikan informasi ke pasien
tentang:
a. Memberitahu pasien dan keluarganya untuk menanyakan ke dokter
mengenai rencana penangarnan penyakitnya.
b. Memberitahu ke pasien dan keluarganya untuk menanyakan ke
dokter mengenai hasil akhir/ outcome dan proses pengobatannya.
c. Biaya yang harus ditanggung oleh pasien atau keluarganya untuk
pemeriksaan dokter dan pemeriksaan penunjang.
d. Proses pengurusan asuransi (apabila pasien menggunakan asuransi).
17
2. Asuhan keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan pasien.
3. Asuhan keperawatan pasien terintegrasi melibatkan dokter, perawat, ahli
gizi, fisioterapi, radiografer, analis laboratorium, apoteker / petugas
farmasi, dan sebagainya.
4. Rencana dan penglolaan pasien di ruang rawat inap harus dilaksanakan
secara komperhensif, terpadu dan elektif serta selalu berpedoman pada
standar keselamatan pasien
18
H. PROSEDUR PENGELOAAN KASUS DI RAWAT INAP
Prosedur pengeloaan kasus adalah metode yang dilakukan untuk
melaksanakan proses kolaboratif yang mencakup kajian, perencanaan,
memfasilitasi, koordinasi pelayanan, evaluasi dan advokasi. Adapun langkah -
langkah prosedur pengelolaan kasus sebagai berikut :
1. Pengelolaan kasus melakukan identifikasi kasus kompleks di rawat inap.
2. Pengelolaan kasus melakukan monitoring permasalahan yang potensial
terjadi yaitu pasien dengan kondisi tertunda pelayanan, pengalihan
perawatan.
3. Pengelolan kasus melakukan koordinasi dengan dokter penanggung
jawab pelayanan.
4. Pengelola kasus melakukan koordinasi dengan instalasi / bagian terkait.
5. Pengelola kasus melakukan koordinasi dengan pengelola kasus unit
terkait.
6. Pengelola kasus mendokumentasikan di dalam catatan terintegrasi.
7. Pengelola kasus memastikan dokumentasi catatan pemeriksaan di rawat
inap telah lengkap dan menyeluruh, mencakup kelengkapan berdasarkan
ICD 9 dan ICD 10.
19
3. Dokter dan perawat melakukan anamnesa tentang keluhan utama dan
riwayat penyakit serta mencatatanya pada formulir asesmen.
4. Dokter melaksanakan pemeriksaan fisik berdasarkan pendekatan dan
keilmuan masing - masing.
5. Perawat melaksanakan pemeriksaan fisik berdasarkan sistem, termasuk
skrining nutrisi asesmen nyeri, skrining jatuh, skrining kulit serta skrining
fungsional.
6. Dokter dan perawat menganalisa data yang didapat dan
mendokumentasikan di rekam medis pasien.
7. Dokter membuat diagnosa medis.
8. Perawat membuat diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas serta
rencana keperawatan untuk masing - masing diagnosa keperawatan.
9. Dokter dan perawat mencatumkan nama dan tanda tangan di rekam
medis.
20
2. PASIEN DARI INTENSIVE CARE
a. Perawat intensive care menghubungi/menanyakan ketersediaan
tempat ruang rawat inap.
b. Perawat intensive care melengkapi semua dokumen rekam medis,
menyiapkan obat - obatan dan barang pasien untuk dibawa ke
ruangan.
c. Perawat rawat inap dan perawat intensive care melakukan serah
terima pasien (sesuai SPO serah terima) dengan mengisi formulir
transfer antar ruangan
d. Perawat rawat inap memindakan pasien ke ruangan.
21
4. PASIEN DARI INSTALASI RAWAT JALAN
a. DPJP rawat jalan memutuskan bahwa pasien harus dilakukan
perawatan.
b. Bila tersedia tempat di ruang rawat inap, petugas akan mengantar
pasien ke admission untuk dibuatkan status rekam medis rawat inap
c. Petugas admission menyampaikan general consent ke pasien dan
keluarganya.
d. Bila pasien dan keluarganya sudah mengerti, petugas admission,
pasien dan saksi menandatangi lembar general consent inap yang
dituju. Transforter akan mengantar pasien ke ruang rawat inap.
22
Alur Pelayanan Pasien Rawat Inap
IGD
POLIKLINIK
PULANG
KONTROL : POLIKLINIK
SPESIALIS
FKTP
23
BAB V
LOGISTI
K
24
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
25
rawat inap merupakan keselamatan pasien yang wajib dilakukan pada setiap
pasien yang akan dilakukan tindakan medis dan keperawatan.
26
6. Panitia KPRS akan melakukan investigasi dan analisis lebih lanjut hingga
diketahui penyebab insiden dan menghasilkan rekomendasi untuk
perbaikan dan pembelajaran berupa petunjuk untuk mencegah kejadian
yang sama terulang kembali.
7. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran disampaikan kepada
Direktur Utama melalui Direktur Medik dan Keperawatan
8. Setelah melalui pertimbangan Direksi, rencara tindak lanjut disampaikan
kepala unit kerja sebagai umpan balik pelaporan.
9. Setiap unit kerja membuat analisis dan trend kejadian disatuan kerja
masing -masing
27
BAB VII
KESELAMATAN
KERJA
B. KESELAMATAN PETUGAS
1. Pergunakan perlengkapan perlindungan diri persyaratan mutlak. Gunakan
kewaspadaan pada semua pasien
2. Dengan pilihan yang tepat Tutup kepala tahan air, perlindungan muka
dan mata, pakaian tahan air, sarung tangan, pelindungan leher, sepatu
yang tepat.
3. Penggunaan APD yang tepat.
4. Gunakan teknik keselamatan
- Sarung tangan baru dan bersih
- Pelindung mata
28
- Kenakan pakaian dan bungkus dengan menggunakan sarung tangan
yang bersih
- Hindar segala sentuhan dengan tangan yang terkonaminasi.
5. Instalasi rawat inap akan berkoordinasi dengan K3RS yang merupakan
unit K3RS dalam lingkup kesehatan dan keselamatan kerja petugas yang
berada dilingkungan Instalasi Rawat Inap yang diantaranya :
6. Melakukan pengukuran terhadap kebisingan, Jumlah kuman, suhu udara
kualitas air agar tidak terjadi peningkatan / kenaikan ekstrim.
7. Menjamin agar regulasi pengelolaan limbah (sampah medis, non medis
dan sisa rumah tangga serta limbah berbahaya / B3) tidak menimbulkan
kontaminasi atau pencemaran lingkungan.
8. Menjamin tersedianya alat petugas kebersihan di area instalasi rawat
inap.
29
5. Instalsi K3 membentuk tim investigasi bila kecelakaan yang terjadi cidera
sedang atau cedera berat
6. Tim Investigasi menganalisa dan investigasi ulang dan analisis Laporkan
hasil analisis dan rencana tindak lanjut ke Direktur
7. Umum Operasional dengan tembusan kepada Direktur Utama, Direlrtur
terkait, Komite Mutu & Keselamatan Pasien, dan unit kerja
8. Buat analisa dan trend Kecelakaan Kerja di RSUD A. Wahab Sjahranie
30
BAB VIII
PENGENDALIAN
MUTU
31
a. Menentukan indikator mutu dan kamus indikator mutu untuk
mengukur keberhasilan perbaikan dari masing-masing masalah yang di
identifikasi
Mengadakan rapat internal unit untuk mengidentifikasi dan
menetapkan proses pelayanan/asuhan yang menjadi masalah utama
berdasarkan kriteria: berisiko tinggi bagi pasien (high risk), jumlah/
frekuensinya banyak/sering (high volume), dan cenderung
menyebabkan masalah (problem prone). Pengkajian risiko yang
dilakukan berdasarkan hasil rapat Kepala Instalasi Rawat Inap,
koordinator, kepala ruangan, dan Tim mutu Rawat Inap menggunakan
risk grading yang kemudian dicatat dalam risk register Rawat Inap.
b. Pengukuran indikator mutu (Pengukuran Dan Validasi Data) dilakukan
melalui pengumpulan dan validasi data. Pengumpulan data dilakukan
oleh pengumpul data, sedangkan validasi data dilakukan oleh validator
(data yang dikumpulkan oleh pengumpul data). Pengumpulan data
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
32
c. Tujuan kegiatan pengendalian mutu instalasi rawat inap dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien,
adapun tujuan dari pengendalian mutu instalasi rawat inap sebagai
berikut :
- Identihkasi Risiko
- Penilaian Risiko
- Respon Risiko
- Impelentasi
- Evaluasi dan monitoring
33
- mengikuti workshop pengumpulan, validasi, dan analisis data serta
pembuatan PDSA yang diselenggarakan oleh Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien.
- mengikuti workshop pembuatan manajemen risiko yang
diselenggarakan oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.
34
5. MONITORING DAN EVALUASI PENGIIKURAN INDIKATOR MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
Evaluasi indikator mutu klinis dan keselamatan pasien adalah untuk
menilai indikator klinis keselamatan pasien sehingga mutu pelayanan
dapat meningkat. Dalam Pelaksanaannya supaya data tercatat dengan
baik, Pengumpulan data dilakukan oleh penanggungjawab pencatatan
data indikator mutu di unit/ruangan yang telah ditunjuk dan Pada akhir
bulan pengumpul data akan membuat rekapitulasi dan analisa sederhana,
kemudian menyerahkannya ke PIC indikator mutu terkait melalui
sekretariat Rawat Inap. Data yang dikumpulkan kemudian akan
direkapitulasi dan dibuat analisa sederhana (PDSA) oleh PIC Indikator
mutu terkait dan dilaporkan kepada Instalasi Rawat Inap setiap tanggal 10
pada bulan berikutnya. Hasil rekapitulasi kemudian dilaporkan kepada
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien RSUD A. Wahab Sjahranie
samarinda
35
BAB IX
PENUTUP
36