Anda di halaman 1dari 14

Rehabilitasi Rahang Atas Menggunakan Fixed Denture dan Removable Partial

Denture dengan Attachment (Kaitan): Laporan Klinis

Jose´ Maur´ıcio dos Santos Nunes Reis, DDS, MSc PhD, 1 Luciano Elias da Cruz Perez, DDS,
MSc, PhD,2 Bruna Fernandes Moreira Alfenas, DDS,3 Filipe de Oliveira Abi-Rached, DDS,
MSc,4
& Joa˜o Neudenir Arioli Filho, DDS, MSc, PhD5
1
Assistant Professor, Department of Dental Materials and Prosthodontics, Araraquara Dental
School, UNESP – Univ Estadual Paulista, Araraquara, Brazil
2
Assistant Professor, Paulista University – UNIP, Goiˆ ania, Brazil
3
MSc Student, Department of Dental Materials and Prosthodontics, Araraquara Dental School,
UNESP – Univ Estadual Paulista, Araraquara, Brazil
4
PhD Student, Department of Dental Materials and Prosthodontics, Araraquara Dental School,
UNESP – Univ Estadual Paulista, Araraquara, Brazil
5
Associate Professor, Department of Dental Materials and Prosthodontics, Araraquara Dental
School, UNESP – Univ Estadual Paulista, Araraquara, Brazil

ABSTRAK
Meskipun membutuhkan preparasi mahkota gigi dan kemungkinan perawatan saluran akar,
selain kesulitan dalam perbaikan klinis dan laboratorium, dan beban keuangan, hubungan antara
fixed partial denture (FPD) dan removable partial denture (RPD) dengan pemakaian attachment
menjadi alternatif penting untuk rehabilitasi oral, terutama ketika penggunaan dental implan dan
FPD terbatas atau tidak diindikasikan. Attachment-removable partial denture (RPD) memiliki
beberapa keuntungan dalam hal estetika dan biomekanik, serta koreksi dari susunan bukal dari
gigi anterior pada lengkung endentulous sebagian Kennedy Kelas III. Artikel ini menjelaskan
urutan dan teknik perawatan untuk penggunaan attachment dalam terapi yang menggabungkan
FPD / RPD.
Kata kunci
Fixed partial denture; removable partial denture; attachment presisi ekstrakorona

Penggunaan fixed partial denture (FPD) dalam rehabilitasi oral mungkin tidak disarankan, jika
gigi yang tersisa tidak dapat digunakan untuk menahan beban pengunyahan. Jadi, dari segi
biomekanik, penggunaan dental implan bisa jadi pilihan, asalkan prasyarat terpenuhi.1-3 Ketika
penggunaan dental implan dan/atau FPD konvensional terbatas atau tidak diindikasikan,
hubungan antara fixed partial denture (FPD) dan removable partial denture (RPD) dengan cara
pemasangan attachment menjadi alternatif penting untuk conventional clasp-retained RPD.4-6
Selain cangkolan (clasp) yang digunakan untuk mencegah terlepasnya RPD saat rest
position selama gerakan fungsional,7 komponen seperti adhesive attachment, mahkota (crown),
dan FPD dengan intracoronal attachment dan extracoronal attachment, teleskop, root-cap,
dan/atau retainer intraradikular prefabricated juga dapat digunakan untuk mempertahankan
protesa ini.8-11 Attachment diklasifikasikan menjadi dua, yaitu komponen semipresisi dan presisi.
Attachment semipresisi dicor (casting) dari pola yang dapat dikalsinasi, sedangkan pada
attachment presisi, bagian patrix-matrix merupakan prefabricated dengan bahan metal alloy.
Prosedur casting yang digunakan untuk attachment semipresisi mungkin mengakibatkan
ketidakakuratan yang dapat mempengaruhi kesesuaian antar komponen, mengurangi resistensi
terhadap attrition wear, dan mengganggu jalur pemasangan/pelepasan gigi tiruan.12
Meskipun adanya perbaikan yang diinginkan dalam penampilan estetika dan retensi, serta
efisiensi fungsional yang diperoleh melalui sistem ini, faktor biomekanik harus diperhitungkan
dalam keputusan terapeutik dan rencana perawatan. Di antara keuntungan attachment-retained
RPD adalah estetika yang baik, karena cangkolan (clasp) tidak digunakan pada bagian anterior1-
4,13
dan biomekanik yang baik, mengingat torsi yang lebih rendah yang diaplikasikan pada gigi
penyangga dalam arah servikal selama gerakan fungsional. 2,13-15 Koreksi susunan bukal dari gigi
anterior pada lengkungan edentulous sebagian Kelas III Kennedy juga dapat dicapai. Selain itu,
menurut DeBoer,17 occlusal rest pada conventional clasp-retained RPD atau attachment-retained
RPD mentransmisikan gaya oklusal di sepanjang sumbu panjang gigi penyangga, mencegah
cedera dari jaringan lunak dan impaksi makanan antara gigi penyangga dan basis gigi tiruan yang
berdekatan, dan menutup celah kecil di antara gigi.
Removable denture yang dihubungkan dengan attachment juga menunjukkan beberapa
aspek negatif: preparasi mahkota gigi yang ekstensif,14,16 beban keuangan, memakan waktu dan
prosedur klinis, dan laboratorium yang kompleks.16,18 Aspek lain yang relevan yang harus
diperhatikan adalah integritas permukaan logam yang berkontak satu sama lain, di mana daya
tahannya dihubungkan dengan resistensinya terhadap attrition wear,14,18 dan kesulitan dalam
melakukan perbaikan.16 Selain itu, terdapat kemungkinan kerugian lainnya sebagai
pertimbangan, seperti tinggi mahkota gigi penyangga dari 4,0 hingga 6,0 mm yang diperlukan
untuk retensi dan fungsionalitas attachment, kebutuhan perawatan saluran akar pada beberapa
gigi dalam posisi yang tidak menguntungkan, dan preparasi mahkota yang lebih invasif untuk
pemasangan attachment intracoronal.14,16 Terakhir, selain mempertimbangkan aspek
biomekanik, tindak lanjut berkala (periodic follow up) sangat penting untuk menghindari
kerusakan struktur pendukung dan menjamin fungsi dan estetika jangka panjang yang memadai.
Artikel ini menjelaskan rehabilitasi rahang atas menggunakan kombinasi terapi FPD/RPD
dengan attachment presisisi ekstracoronal

Laporan klinis
Seorang pria berusia 55 tahun dirujuk ke Departemen Dental Material dan Prostodontik,
Araraquara Dental School, Univ Estadual Paulista - UNESP, untuk menjalani rehabilitasi oral,
karena kecewa dengan fungsi pengunyahan dan estetika. Gambar 1 menunjukkan restorasi yang
yang tidak baik secara estetika dan fungsional dengan adanya kebocoran marginal, serta warna,
bentuk, dan ukuran yang tidak memuaskan. Pemerikasaan klinis dan radiografis (Gambar 2)
menunjukkan kurangnya dukungan posterior, terbukti dengan hilangnya occlusal vertical
dimension (OVD) dan perubahan occlusal plane.

Gambar 1. Tampak depan rahang atas (pretreatment)

Gambar 2. Radiograf panoramik kondisi pretreatment


Setelah terapi periodontal nonbedah dan analisis dari diagnostic cast yang dipasangkan
(mounting) pada artikulator semi adjustable, perencanaan perawatan terdiri dari rehabilitasi
rahang atas melalui hubungan antara FPD yang didukung dengan gigi (gigi kaninus kanan
hingga kaninus kiri atas) dan RPD dengan attachment. Modalitas terapeutik ini dipilih
berdasarkan kondisi ruang prostetik yang besar dan kondisi lebar dan tinggi tulang rahang atas
pasien, terutama di bagian kanan, yang membutuhkan cangkok tulang untuk mendapatkan ridge
augmentation. Pasien diinformasikan tentang kemungkinan modalitas terapeutik dan memilih
pengobatan yang terkait. Alternatif terapeutik ini kurang kompleks dan membuang waktu. Selain
itu, penggunaan dental implan pada rahang atas tidak secara signifikan mengubah rencana
perawatan gigi anterior sehubungan dengan kondisi periodontalnya. Bahkan jika attachment-
retained RPD tidak digunakan, gigi ini akan di lakukan splinting untuk membentuk poligon yang
stabil sehingga mencapai prognosis jangka panjang yang lebih baik. Mengenai kesehatan
periodontal gigi penyangga dan kondisi residual ridge, rehabilitasi rahang bawah dilakukan
dengan menggunakan enam dental implan dan protesa cekat satu lengkungan penuh.
Hubungan maksilomandibular, meliputi pembentukan kembali kurva Spee dan Wilson dan
OVD, dicatat dengan occlusion rim dan acrylic resin template, sesuai dengan metode metrik,
fonetik, dan estetika (Gambar. 3). Model rahang atas diorientasikan pada artikulator semi
adjustable dengan facebow record dan model rahang bawah dipasang (mounting). Gigi tiruan
diposisikan untuk evaluasi klinis estetik dan fungsional. Setelah ini, maxillary interim prothesa
(mahkota anterior dan RPD) diperoleh.

Gambar 3. Occlusion rim dan acrylic resin template yang digunakan untuk mencatat hubungan
maksilomandibular
Mengingat lesi karies yang luas dan respon inflamasi pulpa atau kerusakan pulpa, gigi
insisivus sentral kiri atas, gigi insisivus lateral dan kaninus dirawat secara endodontik. Gigi
insisivus sentral kanan atas dilakukan perawatan saluran akar. Menurut Torabinejad dan
Goodacre, 23 tampak bahwa lebih dari 95% gigi yang telah menjalani perawatan endodontik tetap
berfungsi dari waktu ke waktu. Selain tingkat keberhasilan gigi yang dirawat secara endodontik
yang digunakan sebagai penyangga dalam RPD, pemeliharaan gigi yang tersisa memberikan
keuntungan seperti propriosepsi dan preservasi level tulang. Faktor psikologis pasien juga harus
diperhatikan. Mengingat tidak adanya jaringan gigi koronal, yang dapat mengganggu prosedur
ikatan untuk composite core, hanya gigi insisivus sentral kiri yang direstorasi dengan cast dowel
dan core. Gigi-gigi lainnya direstorasi menggunakan sistem two piece dowel/core system
(prefabricated mettalic dowel/composite core). Ketika terdapat sedikitnya 1,5 hingga 2,0 mm
dari struktur jaringan keras gigi terbatas dan cervical ferrule yang mungkin tidak diperoleh
definitive crown tampaknya tidak dapat mendukung beban pengunyahan. Dengan pengecualian
gigi insisivus sentral kiri, semua gigi yang direstorasi memiliki sejumlah besar jaringan gigi,
memastikan efek ferrule yang cukup besar, namun karena gigi insisivus sentral kiri displinting ke
gigi lainnya, efek ferrule tampaknya tidak memiliki peran yang signifikan dalam prognosis
perawatan. Hubungan yang kuat antara penempatan mahkota dan kelangsungan hidup gigi yang
dirawat secara endodontik telah ditunjukan.
Setelah rekonstruksi koronal, gigi anterior rahang atas dipersiapkan berdasarkan dengan
prinsip biomekanik26,27 dan estetik (Gambar 4). Selanjutnya, maxillary interim restoration
ditempatkan dan gigi tiruan rahang bawah diposisikan secara klinis untuk memeriksa OVD,
bidang oklusal, dan estetika secara klinis. Mandibular surgical template dibuat dan digunakan
untuk penempatan dental implan, untuk mencatat hubungan sentris, dan untuk melakukan open-
tray impression. Definitive mandibular cast dipasang pada artikulator semiadjustable. Hal ini
adalah langkah penting, karena memungkinkan oklusi protesa yang direncanakan dirancang
dengan tepat. Gambar 5 mengilustrasikan rehabilitasi final interim maxillary dan mandibular.
Gambar 4. Preparasi mahkota gigi rahang atas

Gambar 5. Rehabilitasi maxillary interim dan mandibular

Selanjutnya, diagnostic cast rahang atas diperoleh dan dianalisis dengan menggunakan
surveyor gigi untuk menentukan jalur yang paling sesuai dari pemasangan dan pelepasan
definitive RPD. Persiapan yang dilakukan pada gigi molar dua kanan dan kiri rahang atas sampai
permukaan mesial sejajar dengan vertical spindle dari surveyor gigi, dan indeks resin akrilik
(Duralay, Reliance Dental Mfg. Co., Worth, IL) dibuat untuk rekontur gigi ini, untuk dijadikan
panduan untuk preparasi email (Gambar 6). Potongan 0,25 mm ditemukan pada permukaan
distobukal dan mesiobukal dari molar kedua kanan dan kiri rahang atas, memungkinkan
penggunaan dan fungsionalitas yang tepat dari lengan sirkumferensial setengah lingkaran (cast
half-round circumferential arms). Setelah desain dan perencanaan prostetik, pin logam
disemenkan pada cast untuk mencatat jalur pemasangan/ pelepasan yang ditentukan. Faktor-
faktor yang menentukan jalur pemasangan dan pelepasan adalah guiding plane, area retensi,
interferensi, dan estetika.28 Kemudian dental preparation dipindahkan ke mulut dan rest seat
konvensional disiapkan pada permukaan oklusal molar kedua rahang atas untuk mengarahkan
gaya di sepanjang sumbu panjang. Posisi dudukan rest didasarkan pada undercut yang diamati
selama survei gigi, dan rest direncanakan digabungkan dengan konektor minor untuk bertindak
sebagai guide plane. Penjajaran antara permukaan logam dan gigi pada rest/konektor minor dan
daerah attachment mencegah cedera dan perpindahan yang berlebihan dari jaringan lunak di
bawah basis gigi tiruan dan mencegah impaksi makanan.

Gambar 6. Acrylic resin index yang diguanakan sebagai pedoman untuk preparasi enamel

Setelah itu, individual acrylic resin copings diperoleh, dan cetakan utama dari setiap gigi
anterior dilakukan dengan menggunakan bahan polieter biasa (Impregum Soft; 3M ESPEAG,
Seefeld, Jerman) untuk mencapai cetakan individu. Cetakan lengkungan penuh juga didapatkan
dengan custom tray acrylic dengan bahan cetakan polysulfide (Regular Permlastic; Kerr
Corporation, Orange, CA). Untuk memasang definitive cast rahang atas pada artikulator
semiadjustable, occlusal acrylic record dibuat di atas gigi insisivus sentral dengan interim RPD
dipasang untuk mempertahankan OVD yang telah terbukti sebelumnya. Selanjutnya, protesa ini
dilepas dan record posterior bilateral tambahan dilakukan dengan bahan polieter biasa
(Impregum Soft) dengan menggunakan occlusion rim dan acrylic resin template. Selama langkah
ini, anterior acrylic record mempertahankan OVD. Record ini mentransfer hubungan
maksilomandibular yang tepat untuk artikulator semiadjustable (Gambar 7).

Gambar 7. Maxillomandibular record yang digunakan untuk memasang cetakan definitif rahang
atas pada artikulator semiadjustable.

Setelah itu, coping dari gigi anterior rahang atas dilakukan pengecoran dengan paduan
kobalt-kromium. Permukaan lingual dari gigi caninus kanan dan kiri rahang atas diratakan untuk
memandu jalur pemasangan / pelepasan RPD, sedangkan permukaan lingual yang datar dari gigi
insisivus lateral kanan dan kiri direncanakan untuk berfungsi sebagai guide plane tambahan dan
sebagai retainer tidak langsung, jika gigi molar dua rahang atas hilang. Attachment presisi
ekstrakorona rigid dua bagian (patrix-matrix) (Artfix; Odontofix Ind.Com. de Material Odontol
´ogico Ltda. EPP, Ribeir˜ao Preto, Brazil) dengan kebebasan bergerak vertikal dan bagian
aktivasi dipasang pada permukaan distal gigi kaninus kanan dan kiri rahang atas. Bagian patrix
diposisikan selama pembuatan pola crown wax menggunakan alat surveyor gigi. Prosedur
pengecoran (casting) dilakukan secara normal untuk mendapatkan hubungan yang rigid antara
FPD dan bagian patrix. Perhatian tambahan dilakukan selama proses finishing dan sandblasting
dari FPD yang dicor (casting) untuk menghindari keausan abrasif (abrasive wear) pada
attachment. Karena bagian matrix tidak perlu dilas ke kerangka RPD, matrix diambil dari bagian
patrix menggunakan resin akrilik. Prosedur ini memfasilitasi perbaikan jangka panjang dan / atau
aktivasi atau penggantian attachment. Metal coping diperiksa secara klinis dan setiap segmen
disatukan (Gambar 8) dengan resin akrilik (Duralay) untuk menghindari distorsi pengelasan dan
celah marginal. Setelah prosedur pengelasan, cetakan coping diambil, dan cetakan dipasang
kembali diposisikan pada artikulator semiadjustable. Untuk tujuan ini, interim RPD
dipertahankan pada posisi yang menentukan OVD yang sesuai dan maxillomandibular acrylic
record dibuat pada kerangka monoblok. Selanjutnya, interim RPD dilepaskan dan OVD dicatat
menggunakan occlusion rim dan acrylic resin template (Gambar 9).

Gambar 8. Uji klinis metal logam dan penyatuan tiap segmen

Gambar 9. Maxillomandibular record yang digunakan untuk mengarahkan cetakan yang akan
dipasangkan kembali pada artikulator semiadjustable.

Jarak interoklusal yang memadai memungkinkan aplikasi keramik. Keramik tanpa glasir
dicoba secara klinis dan dikembalikan ke definitive cast. Surveyor gigi kembali digunakan untuk
memeriksa jalur pemasangan / pelepasan RPD yang telah ditetapkan sebelumnya (Gambar 10).
FPD diduplikasi dengan hidrokoloid reversibel, dan refractory cast dihasilkan. Kerangka RPD
dicetak dalam paduan kobalt-kromium dan secara klinis dicoba untuk memeriksa kedudukan
(Gambar 11). Gigi tiruan dipilih dan diposisikan menggunakan prostesis sementara sebagai
referensi bentuk dan warna. RPD diproses, dan bagian gingiva dikarakterisasi menggunakan
acrylic resin staining system (STG Tomaz Gomes; Vipi Ind´ustria, Com´ercio, Exportac¸ ˜ao e
Importac¸ ˜ao de Produtos Odontol´ogicos Ltda., Pirassununga, Brazil). Setelah deflasking, RPD
selesai dan dipoles dan metal-ceramic FPD diglasir.

Gambar 10. Pemeriksaan jalur


pemasangan/pelepasan RPD yang telah ditetapkan sebelumnya

Gambar 11. Uji klinis kerangka RPD

Untuk memastikan kedudukan yang memadai selama sementasi FPD, protesa dipasang
secara ekstraoral (Gambar 12), dan resin modified glass ionomer cement (Fuji Plus; GC
America Inc., Alsip, IL) digunakan. Prosedur ini harus dilakukan ketika attachment digunakan
untuk hubungan dari FPD / RPD, karena kesalahan minimal selama sementasi FPD dapat
mengganggu rehabilitasi oral. Setelah polimerisasi, kelebihan semen dihilangkan, occlusal
adjustment dilakukan, dan pasien diinstruksikan untuk tidak melepas RPD selama 24 jam.
Keesokan harinya, setelah pelepasan RPD, semen yang overhang terdeteksi. Overkompresi
jaringan dieliminasi, dan occlusal adjustment dihaluskan. Hasil yang dicapai (Gambar 13 dan 14)
menunjukkan bahwa perencanaan pengobatan dan pengobatan yang dilaksanakan sudah
memadai.

Gambar 12. Attachment dari protesa sebelum sementasi FPD.

Gambar 13. Rehabilitasi akhir yang memuaskan.


Gambar 14. Frontal smile

Pasien menerima instruksi kebersihan dan perawatan secara tertulis dan belajar bagaimana
merawat prostesanya. Selama 1 dan 2 minggu janji kontrol, dan setelah 6, 12, 20, 36, dan 48
bulan follow-up, perbaikan daru penampilan estetika yang dan retensi yang lebih baik dapat
diamati.

Ringkasan
Rehabilitasi rahang atas menggunakan FPD/RPD dengan attachment adalah salah satu
modalitas terapeutik yang paling konservatif dan terindikasi terbaik dengan mempertimbangkan
kondisi tulang yang terbatas dan ruang prostetik yang luas. Selain itu, opsi perawatan ini
memberikan tampilan estetika yang lebih baik, serta meningkatkan retensi dan fungsi daripada
RPD yang dipertahankan dengan clasp konvensional (conventional clasp-retained RPD).

Referensi
1. Chronopoulos V, Sarafianou A, Kourtis S: The use of dental implants in combination with
removable partial dentures: a case report. J Esthet Restor Dent 2008;20:355–364; discussion 365
2. Fugazzotto PA, Lightfoot WS: Maximizing treatment outcomes with removable partial
prosthesis through the inclusion of implants and locator attachments. J Mass Dent Soc
2010;59:20–22
3. Turkyilmaz I: Use of distal implants to support and increase retention of a removable partial
denture: a case report. J Can Dent Assoc 2009;75:655–658
4. Chikunov I, Doan P, Vahidi F: Implant-retained partial overdenture with resilient attachments.
J Prosthodont 2008;17:141–148
5. Vermeulen AH, Keltjens HM, van’t Hof MA, et al: Ten-year evaluation of removable partial
dentures: survival rates based on retreatment, not wearing and replacement. J Prosthet Dent
1996;76:267–272
6. Viennot S, Dalard F, Malquarti G, et al: Combination fixed and removable prostheses using a
CoCr alloy: a clinical report. J Prosthet Dent 2006;96:100–103
7. Leupold RJ, Faraone KL: Etched castings as an adjunct to mouth preparation for removable
partial dentures. J Prosthet Dent 1985;53:655–658
8. Hirschman BA: Extracoronal precision attachments for removable partial dentures. J Mich
Dent Assoc 2000;82:30–36
9. Owall B: Precision attachment retained removable partial dentures: 1. Technical long-term
study. Int J Prosthodont 1991;4:249–257
10. Wang HY, Zhang YM, Yao D, et al: Effects of rigid and nonrigid extracoronal attachments
on supporting tissues in extension base partial removable dental prostheses: a nonlinear finite
element
study. J Prosthet Dent 2011;105:338–346
11. Zitzmann NU, Rohner U, Weiger R, et al: When to choose which retention element to use for
removable dental prostheses. Int J Prosthodont 2009;22:161–167
12. Zinner ID, Miller RD, Parker HM, et al: Prefabricated metal intracoronal semiprecision
attachments for removable partial dentures. Int J Prosthodont 1989;2:357–364
13. Burns DR, Ward JE: A review of attachments for removable partial denture design: part
2.Treatment planning and attachment selection. Int J Prosthodont 1990;3:169–174
14. Burns DR, Ward JE: Review of attachments for removable partial denture design: 1.
Classification and selection. Int J Prosthodont 1990;3:98–102
15. Ku YC, Shen YF, Chan CP: Extracoronal resilient attachments in distal-extension removable
partial dentures. Quintessense Int 2000;31:311–317
16. Renner RP: Semiprecision attachment-retained removable partial dentures. Quintessence
Dent Technol 1994;17:137–144
17. DeBoer J: The effects on function of distal-extension removable partial dentures as
determined by occlusal rest position. J Prosthet Dent 1988;60:693–696
18. Sadig W, Fahmi F: The modified swing-lock: a new approach. J Prosthet Dent 1995;74:428–
431
19. Akaltan F, Kaynak D: An evaluation of the effects of two distal extension removable partial
denture designs on tooth stabilization and periodontal health. J Oral Rehabil 2005;32:823–829
20. Wagner B, Kern M: Clinical evaluation of removable partial dentures 10 years after
insertion: success rates, hygienic problems, and technical failures. Clin Oral Investig 2000;4: 74–
80
21. Wolf K, Ludwig K, Hartfil H, et al: Analysis of retention and wear of ball attachments.
Quintessence Int 2009;40:405–412
22. W¨ostmann B, Balkenhol M, Weber A, et al: Long-term analysis of telescopic crown retained
removable partial dentures: survival and need for maintenance. J Dent 2007;35:939–945
23. Torabinejad M, Goodacre CJ: Endodontic or dental implant therapy: the factors affecting
treatment planning. J Am Dent Assoc 2006;137:973–977
24. Tan PL, Aquilino SA, Gratton DG, et al: In vitro fracture resistance of endodontically treated
central incisors with varying ferrule heights and configurations. J Prosthet Dent 2005;93:331–
336
25. Aquilino SA, Caplan DJ: Relationship between crown placement and the survival of
endodontically treated teeth. J Prosthet Dent 2002;87:256–263
26. Kent WA, Shillingburg HT Jr, Duncanson MG Jr: Taper of clinical preparations for cast
restorations. Quintessence Int 1988;19:339–345
27. Potts RG, Shillingburg HT Jr, Duncanson MG Jr: Retention and resistance of preparations
for cast restorations. J Prosthet Dent 1980;43:303–308
28. Wagner AG, Forgue EG: A study of four methods of recording the path of insertion of
removable partial dentures. J Prosthet Dent 1976;35:267–272

Anda mungkin juga menyukai