Dosen Pembimbing:
drg. H. Deddy Firman M.S.
Disusun Oleh:
preparasi minimal invasif untuk mengganti gigi pasien yang mungkin tidak
abutment dan sering menyebabkan terjadinya pelepasan unilateral pada salah satu
dapat berikatan baik dengan struktur gigi dan meningkatkan estetik, sama baiknya
dengan tingkat ketahanan, desain preparasi dan metode yang digunakan dalam
studi klinis dan kasus mengenai RBFPD. Laporan kasus ini menunjukkan
preparasi minimal gigi abutment pada desain RBFPD. Pada laporan kasus ini juga
dibahas mengenai sejarah dan literatur yang berhubungan dengan single dan
double retainer RBFPD, serta kondisi klinis yang paling menguntungkan agar
didapatkan restorasi yang optimal dan memiliki prognosis baik jangka panjang.
PENDAHULUAN
diprediksi, preparasi minimal invasif, dan menghasilkan estetik yang baik untuk
perawatan kehilangan gigi parsial. Namun, banyak pasien yang tidak bisa
menjadikan single tooth implant sebagai pilihan pertama untuk menggantikan gigi
adalah pasien dengan gangguan imun atau penyakit sistemik tidak terkontrol yang
berdampak negatif pada proses penyembuhan, hamil, pertumbuhan skeletal yang
belum sempurna, jarak apikal gigi yang tidak memadai untuk penemapatan
prostetik pada pasien dengan kriteria spesifik diatas dapat dilakukan perawatan
RBFPD pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970 dan dalam 40
dan sistem adhesif, yaitu dari segi desain dan luting. Desain awal Howe dan
menghasilkan ikatan jangka panjang dengan memproteksi resin dari abrasi atau
unilateral, desain RBFPD didukung dengan retensi mekanis seperti rest seats,
preparasi yang membuang struktur gigi hingga dentin sehingga membuat restorasi
lebih invasif dan lebih rentan terhadap perkembangan karies jika terjadi pelepasan
retainer.
ikatan pada struktur gigi dan meningkatkan estetik karena tidak menggunakan
retainer metal pada gigi abutment. Pada awal penggunaannya, two-retainer all-
halnya desain cantilever dalam kurun waktu yang signifikan. Kegagalan ikatan
ketahanan yang lama meskipun telah terjadi pelepasan secara unilateral, dan
pada dasarnya berubah menjadi cantilever. Oleh karena itu, para peneliti
ligamen periodontalnya.
sistem high-strength ceramic. Tetapi dalam literatur tidak ditemukan data uji
klinis yang prospektif, jangka panjang, dan acak yang secara langsung
dengan all-ceramic RBFPD. Data tersebut dapat membantu para dokter untuk
73,9% dan pada kelompok single-retainer sebesar 92,3%. Jika fraktur unilateral
keberhasilan menurun menjadi 67,3%. Oleh karena itu, berdasarkan data yang
sebagai pilihan perawatan minimal invasif untuk pasien yang tidak terindikasi,
tidak mampu atau tidak tertarik dengan restorasi implan gigi tunggal. Seringkali,
lithium discilate (IPS e.max Press, Ivoclar Vivadent, Amherst, NY, USA) pada
Kedokteran gigi Universitas Iowa, untuk evaluasi dan penggantian gigi insisivus
lateral kiri maksila (#10) yang hilang secara kongenital (gambar 1). Pasien sudah
pertumbuhan skeletal pasien masih belum sempurna dan akan segera melanjutkan
dilakukan. Pasien ingin dibuatkan restorasi tetap sampai jangka waktu dilakukan
perawatan implan; oleh karena itu, rencana perawatan yang ditetapkan adalah
menentukan waktu yang tepat dilakukan perawat Implan sesuai dengan kondisi
biologis, personal, dan finansial pasien. Selain itu, protesa menyediakan stabilitas
tulang alveolar dan jaringan di regio #10 dan disarankan untuk dilakukan
integrasi estetik RBFPD. Pasien menolak opsi ini dan memilih untuk menunda
Evaluasi klinis pada segmen anterior rahang atas pasien adalah terdapat
asimetri kesejajaran dan panjang gigi insisivus sentral, yaitu #9 lebih pendek 0,7
rencana perawatan tambahan yaitu restorasi direct composite untuk #9. Gigi yang
berdekatan dengan area #10 harus utuh dan bebas karies (virgin teeth) (gambar
3A). selain itu, hasil analisis oklusal menunjukan sedikit open bite anterior dan
hubungan caninus end-end pada sisi kiri pasien (gambar 3B). Hasil analisis
invasif jangka waktu lama, menghasilkan rencana perawatan yang optimal untuk
dan nanti saat dimulai perawatan implan konektor dapat dipotong, dan porcelain
operating (OPMI pico, Carl Zeiss Meditec AG, Jena, Germany) ) dan oscillating
handpiece (KaVo SONICflex LUX 2003/L, KaVo Dental, Charlotte, NC, USA)
dengan mikrotip hemispherical (microtip no. 33, KaVo SONICflex) dan modified-
shoulder sonic tip (SF847KR.000.016, Komet USA, Rock Hill, SC, USA)
(gambar 4) dibawah isolasi rubber dam. Bersamaan dengan itu, dilakukan restorasi
direct composite pada permukaan fasial dan insisal #9 menggunakan shade B1B
(Filtek Supreme Ultra, 3M ESPE, St. Paul, MN, USA), BL2 dan MW (Estelite
Omega, Tokoyama Dental America, Encitas, CA, USA) dengan teknik layering.
GAMBAR 4. Diamond oscillating tips (kiri: hemispherical micro-tip no. 33,
KaVo Dental; kanan: modified-shoulder sonic tip SF847KR.000.016, Komet)
digunakan untuk mikropreparasi gigi abutment #11.
Hasil akhir dimensi preparasi untuk retainer #11 adalah lebar 5,2 mm,
panjang 6,0 mm, kedalaman 0,5 mm, dan hanya terbatas pada enamel di
sepanjang dimensi preparasi. Master cast diberikan kepada ceramist (gambar 6A),
dan centilever all-ceramic (IPS e.max Press, Ivoclar Vivadent) RBFPD dibuat
pontik, lalu di sepertiga insisal dilapisi T Blue dan T Clear untuk memberikan efek
insisal yang adekuat. Restorasi diglasir s ecara mekanis dengan rubber wheels dan
daan polishing compound agar sesuai dengan gigi sebelahnya. Restorasi
dam untuk memastikan bentuk koronal yang tepat, shade, dan kecocokan tekstur
dengan gigi sebelahnya. Dudukan yang tepat, kontak proksimal, dan adaptasi
marginal juga merupakan hal yang diperhatikan pada tahap ini, serta tidak
dengan cervical floss ligatures, selain itu dudukan restorasi dan adaptasi marginal
diperiksa lagi. Bagian internal retainer dietsa dengan 5% hydrofluoric acid (IPS
etching gel, Ivoclar Vivadent) dan di silane dengan silane (Bis-Silane, Bisco, Inc.,
Schaumburg, IL, USA) sesuai instruksi pabrik. Hasil preparasi di etsa dengan
asam phosporic 35% (Ultra-Etch, Ultradent, South Jordan, UT, USA) selama 30
total etch adhesive resin (All-bond 3, Bisco, Inc) pada intaglio restorasi, sebelumnya
preparasi telah dietsa sesuai instruksi pabrik, kemudian light-cure selama 30 detik.
RBFPD diluting dengan semen adhesive resin yang translusen (RelyX Veneer, 3M
ESPE) agar warna tetap stabil. Oklusi sentris dan ekskursif diperiksa, dan bagian
margin dipoles dengan brush silikon karbida (Jiffy Brushes, Ultradent). Hasil akhir
foto radiografi (gambar 7) dibuat untuk memeriksa pembuangan semen dan oral
dipanggil kembali pada follow-up 1 tahun (gambar 8), pasien mengaku tidak ada
keretakan, kelonggaran, dan perubahan posisi pada protesa atau komplikasi biologis
pada gigi abutment. Pasien sangat puas dengan fungsional dan estetika protesa
tersebut. Pasien juga merasa lebih percaya diri secara sosial dengan restorasi tetap
sebagai protesa sementara jangka panjang dibandingkan dengan alat yang dapat
dilepas.
invasif dan kedokteran gigi adesif. Restorasi semacam ini menyebabkan lebih
sedikit morbiditas dan komplikasi biologis bagi gigi abutment berdekatan dan hasil
estetika yang lebih superior dibandingkan dengan gigi tiruan sebagian tetap
tradisional jika ditujukan untuk pasien yang tepat. Kemajuan dalam sistem ceramic
high-strength seperti milled zirconium oxide dan milled or pressed lithium disilicate
estetik. Sistem ini memungkinkan bonding dengan substrat gigi yang dapat
diprediksi dan memiliki potensi estetika yang lebih baik bila dibandingkan dengan
metallic-retainer RBFPD.
GAMBAR 8.. Keadaan klinis pada kasus 1 tahun post-insersi (catat kesehatan
gingival apikal ke pontik dan konektor): A, tampak frontal; B, tampak lateral; C,
tampak palatal; D, tampak insisal
GAMBAR 9. A, Tampak sentral. B, Foto dalam keadaan senyum menunjukkan
integrasi estetika yang dapat diterima dengan sisa waktu pertumbuhan gigi
RBFPD telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam jangka waktu 3-5
tahun.
Sasse dkk melakukan uji klinis secara acak untuk mengevaluasi 30 pasien
oksida retainers dan dua sistem adesif. Studi ini menunjukkan tingkat tingkat
keberhasilan 93,1 % selama 3 tahun jika terdapat kesalahan teknis pada bonding,
dan 100% jika hanya ada kesalahan final pada ikatan resin. Para peneliti
melaporkan dua kegagalan dalam kelompok ini yang disebabkan olah kejadian
hasil klinis dari cantilevered all-ceramic RBFPD dengan IPS e.max Press untuk
penggantian gigi anterior maksila dan mandibula. Sebanyak 35 pasien (17 situs
maksila, 18 situs mandibula) dirawat dan dalam waktu rata-rata 64,57 bulan
(kisaran 35-69 bulan). Studi ini melaporkan tidak ada insiden kegagalan protesa,
tidak ada sensitivitas pasca operasi atau karies berulang, atau protesa yang pecah
atau patah. Hasil ketahanan yang sangat baik pada studi terkontrol dengan tingkat
yang baik untuk cantilevered all-ceramic RBFPD. Faktor pertama adalah oklusi
pasien. Pasien dengan oklusi tertutup termasuk gigi kaninus cenderung mendapat
hasil yang lebih sukses menggunakan cantilevered all-ceramic RBFPD. Hal yang
harus diperhatikan untuk desain restorasi ini adalah minimalisir gaya lateral dan
protrusif pada pontik kantilever. Pasien dengan ruang vertikal minimal karena
overbite atau supraerupsi gigi yang berlawanan merupakan indikasi yang buruk
untuk pendekatan perawatan ini. Keadaan seperti ini membatasi tinggi dan lebar
(karena adanya kekuatan) yang dapat ditentukan bidang konektor protesa keramik,
serta menempatkan restorasi dibawah tekanan yang lebih besar di tempat yang
pasien. Faktor kedua adalah gigi yang digantikan. Hussey dan Linden melaporkan
Dalam studi mereka, gigi tiruan untuk menggantikan gigi insisif sentral dan
kaninus rahang atas memiliki tingkat kegagalan hingga sepuluh kali lipat lebih
tinggi, bila dibandingkan dengan insisif lateral dan premolar rahang atas, serta gigi
insisif dan gigi premolar rahang bawah. Karena itu, selain oklusi, gigi kandidat
yang akan digantikan juga harus diperhitungkan oleh dokter untuk menilai potensi
melaporkan keberhasilan 100% tidak memasukkan gigi insisif sentral atau gigi
kaninus di dalamnya.
faktor-faktor yang ada secara klinis, seperti misalnya openbite anterior, disklusi
anterior, dan fungsi pergerakan lateral, tetapi juga oleh metode mikropreparasi
operating microscope, memungkinkan tingkat kontrol dan akurasi yang tinggi saat
dianjurkan untuk mempreparasi kavitas lesi Kelas II, atau akhir margin prostetik
sebelum pencetakan akhir prostetik. Bagi para penulis, ini adalah laporan pertama
waktu bagi dokter untuk tahap preparasi dan pencetakan, dan memberi hasil
potensi perkembangan karies rekuren pada sayap retainer lebih sedikit pada
protesa ini, karena hal ini akan menyebabkan kerusakan seluruh protesa sehingga
yang dapat berfungsi baik sebagai protesa definitif dengan minimal invasif untuk
pasien yang bukan merupakan kandidat untuk terapi implan, atau sebagai protesa
kasus ini, diperlukan kasus lanjutan serta studi uji klinis acak dengan populasi
yang lebih besar dan periode waktu yang lebih lama (lebih dari 5 tahun).
dengan pendekatan minimal invasif dianggap perlu, tampaknya tren seperti ini
semakin banyak dilihat dalam kedokteran gigi swasta dan akademik, di mana
Diterjemahkan dari: