Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRESENTASI JURNAL

A MODIFIED DESIGN FOR POSTERIOR INLAY-RETAINED FIXED DENTAL


PROTHESIS

MODUL PROSTODONSIA

DISUSUN OLEH :

ARI NOVITA RIANTI

NIM : J530165029

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018
BAB I
PENDAHULUAN

Pada saat memutuskan untuk mengganti salah satu gigi posterior yang hilang pada
area saddle yang terbatas oleh gigi tiruan cekat (PDF), sejumlah desain protesis tersedia. Ini
termasuk traditional full veneer gigi tiruan cekat, inlay-retained gigi tiruan cekat dan gigi
tiruan cekat yang disupport oleh implant. Kerugian dari gigi tiruan cekat full veneer adalah
pengurangan bagian dari struktur gigi sehat lebih banyak yang digunakan sebagai gigi
abutment. Sejauh ini, preparasi mahkota dianggap sebagai faktor resiko pada vitalitas pulpa
atau dapat membahayakan pulpa untuk jangka waktu yang lama. Pada kasus mahkota dengan
all-ceramic juga diperkirakan memerlukan preparasi antara 63% dan 73% dengan
pengurangan pada bagian koronal struktur gigi. Meskipun gigi tiruan cekat yang didukung
implant memberikan kepuasan yang lebih dan baik dari segi biological, pasien mungkin akan
merasakan keberatan untuk memilih perawatan ini. Hal ini dikarenakan perawatan implant
memerlukan biaya yang mahal dan memerlukan tindakan bedah.
Meningkatnya kesadaran kesehatan gigi dan mulut di kalangan masyarakat modern
menjadikan gigi tiruan cekat menjadi populer sebagai pengganti gigi posterior yang hilang.
Hal ini dikarenakan sifat restorasi yang relatif konservatif. Di sisi lain, inlay-retained fixed
dental prothesis (IRFDP) dapat dengan mudah terikat dengan gigi abutment dengan preparasi
minimal. Ketika perawatan implant tidak diinginkan atau merupakan kontraindikasi pada
pasien dengan kehilangan gigi pada area saddle yang terbatas, ruang gigi yang tersedia pada
perawatan IRFDP akan menjadi pilihan perawatan yang lebih baik dibandingkan dengan full
veneer FDP, asalkan struktur gigi abutment tersedia dan memadai. Desain IRFDP mencakup
pontik dengan mesial dan distal inlay wings sebagai retainer. Retainer mengambil bentuk
restorasi inlay yang menempati kedalaman dan lebar kavitas kelas II yang dipreparasi
berdekatan dengan gigi abutent. IRFDP dapat dibentuk dari metal-ceramic, all ceramic,
zirconia atau bahan fiber reinforced composite.
BAB II

LAPORAN KASUS

Seorang pasien laki-laki sehat datang ke Departemen of Fix Prosthodontics, Faculty


of of Dentistry, University of Aleppo, Syria dengan pemeriksaan intraoral menunjukkan
kehilangan gigi premolar 2 kanan dan kiri mandibula. Kedalaman probing di skitar gigi yang
berdekatan tidak terdapat patologi mobilitas. Gigi abutment vital dan tidak memiliki penyakit
periodontal. Oklusi dianalisis baik secara klinis maupun menggunakan model studi. Molar
pertama rahang atas memiliki hubungan kelas I angle pada kedua sisi. Evaluasi radiologi
menunjukkan bahwa tulang gigi abutment tidak menunjukkan tanda-tanda keaktifan resorpsi
tulang dan patologi periapikal. Perawatan implant adalah perawatan terbaik pada kasus ini,
pasien dijelaskan mengenai perawatan ini. Namun demikian, pasien menolak perawatan
implant dan memilih dirawat dengan IRFDP. Ini direncanakan untuk merestorasi sisi sebelah
kanan dengan menggunakan traditional metal ceramic IRFDP dan sisi sebelah kiri dengan
menggunakan modified design of metal ceramic IRFDP. Selanjutnya, pasien menandatangi
persetujuan tindakan medis.
Tujuan step pertama yaitu menyiapkan gigi abutment untuk menerima perawatan
IFRDP. Hal ini sama seperti prinsip secara umum untuk preparasi restorasi inlay. Kavitas
distal oklusal kelas II dipreparasi pada molar pertama kiri rahang bawah dan kavitas oklusal
mesial dipreparasi pada molar pertama. Namun demikian, bentuk preparasi tidak kuat pada
arah oklusal dengan angle of the cavity wall yang divergen kira-kira 6-10⁰. Fine diamond bur
digunakan untuk preparasi kavitas. Kedalaman oklusal kira-kira 2 mm, lebar buccolingual
sekitar 1/3 -1/2 jarak intercups dan kedalaman proksimal box 1 mm (1 mm shoulder dengan
internal angle membulat dan tidak ada bevel). Semua preparasi diseleseikan dengan
membulatkan sudut yang tajam. The final full arch impression dibuat dengan kombinasi
heavy dan light viscosity polyvinylsiloxane. Gigi yang bersebrangan juga dibuat dengan
menggunakan irreversible hydrocolloid alginat. Record interoklusal pada posisi
intercuspation maksimum diperoleh dan dicocokkan dengan shade guide (Vitapan 3D Master;
Vita). Cetakan dituang dengan extra hard stone dan kerangka modified IRFDP dimodel
malam. Model malam diaplikasikan dan dicor dengan base metal alloys menggunakan teknik
a lost-wax. Retainer modifikasi IRFDP didesain sehingga tidak terlalu mengisi kavitas
oklusal dengan ketebalan kira-kira 0,5 mm meninggalkan ruang 1,5 mm pada kavitas oklusal.
Saat dicoba, kecocokan dan stabilitas kerangka metal dipastikan. Kesesuaian marginal
kerangan dicek secara intraoral menggunakan indikator silicone dan explorer. Kesesuaian
marginal diterima ketika silicone indicator paste menunjukkan ketebalan yang tipis dan
homogen. Penyesuaian kembali dilakukan jika diperlukan. Ini juga dipastikan bahwa
minimum ruang oklusal 1,5 mm untuk masing-masing retainer yang tersedia pada kavitas
oklusal. Setelah tahap ini, kerangka metal dikirim kembali ke teknisi dental untuk
menyelesaikan fabrikasi dengan menambahkan porcelain ke kerangka pontik. Desain
modified ridge lap pontik diminta. Teknisi dental diinstruksikan untuk membuat pontik lebih
sempit dengan mengorbankan permukaan lingual untuk menghindari terbentuknya
permukaan lingual yang tidak bersih dan diinstruksikan untuk membuka ruang embrasure
yang berdekatan dengan pontik untuk memberikan ruang pada jaringan interproksimal dan
akses untuk kebersihan rongga mulut. Ketika IRFDP dikembalikan dari lab dental, selanjutnta
dicobakan untuk memastikan kesesuaian dan oklusi yang tepat sebelum penyelesaian tahap
akhir oleh lab dental. Luting modified metal-ceramic IRFDP dilakukan dalam 2 tahap : tahap
pertama penyemenan kerangka metal. Semua kavitas diaplikasikan self-etching bonding
material. Permukaan luar dan dalam retainer modified metal-ceramic IRFDP dilapisi dengan
metal primer. Langkah selanjutnya yaitu modified IRFDP diaplikasikan adhesive resin
cement sesuai dengan instruksi perusahaan. Setelah selesai tahap pertama sementasi,
kelebihan semen resin pada retainer dihilangkan untuk memberikan ruang yang cukup untuk
penerapan resin komposit pada sementasi tahap kedua. Tahap kedua dilakukan sementasi
posterior resin komposit diaplikasikan pada kavitas metal wings modified IRFDP. Prosedur
yang digunakan hampir sama seperti pada pengisian kavitas kelas II dengan resin komposit
dengan teknik layers dan light cure. Pasien diistruksikan untuk kembali lagi sesuai dengan
jadwal perawatan yang ditentukan. Dalam waktu 1 tahun observasi, tidak perlu dilakukan
perbaikan atau perawatan ulang. Pasien merasa puas dengan hasilnya.
Gambar 1. Bentuk preparasi kavitas ideal pada kavitas yang menerima modified metal
ceramic IRFDP

Gambar 2. Tampilan lingual pada modified metal ceramic IRFDP dan hubungannya dengan
pendukung struktur gigi
BAB III
DISKUSI

Laporan klinis tentang hasil perawatan IRFDP merupakan pilihan perawatan yang
efektif untuk menggantikan gigi posterior yang hilang hingga bertahan sampai 7 tahun. Pada
kasus ini, metal ceramic dengan desain modifikasi digunakan untuk restorasi kehilangan gigi
premolar kedua kiri rahang bawah yang diibatasi oleh gigi yang utuh. Desain ini
diindikasikan untuk menggantikan gigi single posterior yang dibatasi area saddles contohnya
pada penggantian gigi premolar kedua, molar pertama atau molar kedua dengan gigi molar
ketiga yang sehat. Namun demikian, gigi dengan mobilitas derajat II, jarak edentulous yang
lebar, gigi abutment dengan restorasi yang cukup banyak dianggap sebagai kontraindikasi.
Kerangka metal dari IRFDP dibuat untuk memiliki kekuatan yang cukup untuk
menahan baban kunyah pada oklusal di daerah gigi posterior. Untuk mencapai tujuan tersebut
ketebalan metal wings seharusnya kurang lebih 0,5 mm. Selanjutnya perhatian ditujukan pada
desain konektor dengan merancang konektor yang cukup tebal dan kaku. Ketebalan komposit
resin layer pada metal wings kurang lebih 1,5 mm, ini penting untuk mencapai tingkat
polimerisasi resin komposit yang memadai dan mendapatkan kekakuan yang cukup untuk
kekuatan fungsional yang ditransmisikan dari protesis ke kerangka wings metal. Selanjutnya,
penempatan lapisan resin komposit pada metal wings dapat meningkatkan resistensi
berpindahnya retainer protesis ke kavitas yang dipreparasi. Elemen retensi modified metal
ceramic IRFDP adalah mechanical friction antara kerangka metal dan dinding gigi pada
kavitas yang dipreparasi, resin semen digunakan pada langkah pertama sementasi protesis,
dan adhesi antara resin komposit yang ditempatkan di atas metal wings dan jaringan gigi pada
kavitas yang dipreparasi, dengan demikian kerugian dari tradiotional metal-ceramic IRFDP
seperti perubahan warna gigi translusen, partial debonding retainer, visibilitas metal-retainer
dapat diatasi. Estetik lebih baik dibandingkan traditional metal ceramic IRFDP dengan
aplikasi resin komposit pada metal wings dapat menutupi warna metal. Namun, warna
keabu-abuan pada gigi abutment dapat terjadi pada beberapa kasus. Luting modified IRFDP
oleh resin semen dan penempatan resin komposit di atas retainer dapat mengurangi tingkat
debonding dan meningkatkan resistensi perpindahan. Sedangkan kerugiannya yaitu
penggunaan bertahap resin komposit diatas metal wings IRFDP sehingga memerlukan
kunjungan berkala untuk memastikan integritas struktur bridge.
Lapisan ditempatkan di atas sayap IRFDP. Ini mungkin membutuhkan
Kunjungan tindak lanjut berkala ke klinik gigi untuk memastikan
integritas struktur jembatan.

Gambar 3 : a) Gambaran klinis kehilangan gigi premolar kedua mandibula pada pasien pria 24 tahun. b)
gambaran klinis oklusal gigi abutment yang dipreparasi untuk menerima metal ceramic IRFDP: (kiri) desain
modified dan (kanan) traditional design. c) Uji coba IRFDP sebelum sementasi: (kiri) modified design dan
(kanan) traditional design. d) Gambaran klinis oklusal setelah sementasi : kiri) desain modified dan (kanan)
traditional design.

Gambar 4. Gambaran klinis setelah follow up 1 tahun


BAB IV

REVIEW JURNAL LAIN

1. Clinical Evaluation of Porcelain Fused to Metal Inlay Retained Bridges


Sebanyak 12 pasien laki-laki kehilangan gigi maksila/mandibula premolar kedua atau
molar pertama diseleksi untuk penelitian. Usia pasien berkisar antara 19-40 tahun. Kirteria
pemilihan pasien meliputi : kedua abutment vital dengal tidak adanya mobilitas, adanya
karies oklusal pada abutment dimensi occluso-gingival axia; minimal 3, area edentulous
sampai 12 mm maksimum mesio-distal, stabilitas oklusal, tidak ada tanda-tanda kebiasaan
para-fungsional. Pasien yang memiliki kondisi medis yang terganggu dikeluarkan.
Pemeriksaan radiografi untuk gigi abutment dievaluasi sebelum perawatan. Semua
langkah klinis dan prosedur laboratorium dilakukan oleh operator. Preparasi inlay
dilakukan sesuai dengan pedoman yang dijelaskan dalam literatur, seperti kedalaman
kavitas oklusal 2 mm, lebar isthmus 1,5-2 mm untuk premolar dan 2,5-3mm untuk molar,
proksimal box 1,5 mm, dinding aksial meruncing. Bur standart inlay digunakan untuk
preparasi semua abutment.
Inlay retained bridges dibuat sesuai dengan petunjuk pabrik. Cetakan dibuat
menggunakan additional silicon (Virtual, IvoclarVivadent, Schaan, Lichtenstein) dengan
teknik two-step putty wash dengan bahan provisional methacrylate
(PLASTER,GHIMAS,BOLOGNA,ITALY). Shade Wax-up, investing, dan metal casting
dilakukan dengan nickel chrome metal alloy (Wiron – 99, Bego, Geramany). Pemilihan
shade guide menggunakan shade guide system (3Dmaster, Vita Zahnfabrik, Bad
Sackingen, Germany). Porcelaine dibuat dengan pembuatan feldspathic porcelaine
ceramic (VMK 95, Vita, Germany). Porcelaine diujicobakan untuk setiap kasus,
penyeseuaian oklusal dengan gerakan mandibula. Selanjutnya disemen menggunakan
adhesive resin semen (Variolink II, Ivoclar Vivadent, Schaan, Lechtensten). Email
diaplikasikam 37% phosporic acid setelah itu Syntac Primer dan Adhesive diaplikasikan
(masing-masinh 15 dan 10 detik). Selapis bonding diaplikasikan dan light cure selama 20
detik. Semen diaplikasikan di dalam permukaan IFPD yang telah dipersiapkan pada
permukaan gigi. Glycerin gel diaplikasikan ke semua batas permukaan yang pas untuk
mencegah inhibisi oksigen. Penyesuaian oklusal dilakukan sebelum sementasi. Cek
kembali kontak setelah sementasi, de-bonding mungkin berhubungan dengan penyesuaian
oklusal yang kurang tepat. Margin proksimal difinishing menggunakan Sof-Lex XT discs
(3M ESPE, Germany)
Evaluasi klinis dilakukan setelah 3,6,12,24,36 bulan setelah cementasi akhir,
berdasarkan kriteria Hannigan N Lynach
1. Sukses (succesfull) : tidak adanya intervensi
2. Fungsi (in function) : pasien tidak bisa memeriksanya secara langsung namun
tidak diperlukan re-treatment
3. Tidak diketahui (unknown) : kontal dengan pasien tidak dapat ditentukan
4. Perbaikan (repaired) : restorasi berfungsi tapi membuthkan koreksi besar
5. Gagal (failed) : restorasi kehilangan retensi dengan fraktur pada kerangka atau
abutment

Semua data dianalisis untuk kategori successful, repaired atau failed berdasarkan
klasifikasi USPHA. Kategori analisis meliputi sensitivitas postoperative, de-bonding,
karies sekunder, fraktur retainer atau fraktur resistensi. Sistem skor yaitu excellent (a),
acceptable (b), reparable (c) dan irreparable (d).

Secara keseluruhan pasien merasa puas dengan IFDP. Hasil eveluasi klinis di
follow up dengan hasil yang sangat baik. Berdasarkan kriteria Walton, pasien dengan
kriteria “succesful” pada bulan ke 6,12 dan 24 dan 8,4% pasien kategori “in function”
pada bulan ke 3 dan 36 follow up. Hasil berdasarkan kriteria modified USPHS
menunjukkan tidak ada masalah pada parameter evaluasi klinis kecuali pada 2 pasien.
1 orang pasien mengalami sensitivitas pasca perawatan pada follow up yang pertama
kali yang kemudian keluhan hilang pada kunjungan selanjutnya. Pada follow up bulan
ke 36, de-bonding of retainer premolar pertama terjadi pada pasien usia 40 tahun.

Tabel 1 Hasil berdasarkan Hannigan dan Lynach

3 bulan 6 bulan 12 bulan 24 bulan 36 bulan


n = 12 n = 12 n = 12 n = 12 n = 12
Successful 11 12 12 12 11
In-function 1 0 0 0 0
Unknown 0 0 0 0 0
Repaired 0 0 0 0 0
Failed 0 0 0 0 0

Tabel 2. Hasil berdasarkan kriteria modified USPHS

Pemeriksaa 3 bulan 6 bulan 12 bulan 24 bulan 36 bulan


n awal
Post- 12 10 a 12 a 12 a 12 a 12 a
operative 1b
sensitivity
De- 12 12 a 12 a 12 a 12 a 11 a
bonding of 1c
the
retainer
Secondary 12 12 a 12 a 12 a 12 a 12 a
carious
Fracture of 12 12 a 12 a 12 a 12 a 12 a
the
retainer
Fracture 12 12 a 12 a 12 a 12 a 12
resistance
.

2. From Non-Esthetic to Esthetic Rehabilitation : A Case Report


Seorang pasien 16 tahun datang dengan keluhan adanya garis kehitaman di dekat
margin gingiva anterior atas yang menggantikan gigi yang hilang. Pasien juga
mengeluhkan gigi penggantinya sedikit lebih besar dan merasa tidak puas dengan
penampilannya. Pasien menjalani perawatan penggantian gigi depan atas yang telah hilang
2 tahun yang lalu pada beberapa dental klinik. Terdapat gigi tiruan cekat (FPD) dari gigi
11 sampai 23 dengan bahan porcelaine fused to metal crown. FPD dikeluarkan dan
dilakukan scaling supragingiva dan subgingiva pada hubungan anterior rahang atas. Pasien
diinstruksikan untuk mengunakan 0,2% chlorhexidine 2 kali sehari selama 7 hari. Setelah
7 hari inflamasi berkurang dan preparasi gigi dilakukan.
Persiapan gigi untuk mahkota, preparasi dilakukan seideal mungkin. Jumlah struktur
gigi yang dikurangi tergantung dari restorasi yang akan digunakan. Pada kasus ini,
material full ceramic digunakan sehingga memerlukan penambahan pengurangan 0,5 mm
pada struktur gigi yang sudah mengalami pengurangan 1,5 mm pada saat perawatan
dengan PFM sebelumnya.
Gigi yang dipreparasi membutuhkan tingkat kelancipan tertentu untuk restorasi
menempatkan gigi. Undercut yang ada pada permukaan preparasi gigi dihilangkan. Pada
saat yang sama, kelancipan yang belebihan akan sangat membatasi cengkeraman mahkota
pada gigi yang dipreparasi sehingga mengakibatkan kegagalan restorasi. Umumnya sudut
6⁰ dibuat pada gigi yang dipreparasi, memberikan kombinasi 12⁰ pada bagian sagital gigi
yang dipreparasi untuk memungkinkan mahkota agar dapat disesuaikan.
Margin dihaluskan, delineasi yang terdefinisi dengan baik sehingga restorasi tidak ada
masalah, dapat diadaptasikan dengan baik. Biologic width adalah jarak antara tinggi tulang
alveolar dan margin restorasi, dan jika jarak ini tida ada margin ditempatkan terlalu ke
subgingiva maka akan terjadi dampak yang serius. Terdapat perbedaan margin yang
ditempatkan untuk restorasi, seperti chamfer dan shoulder. Pada kasus preparasi shoulder
dilakukan biasanya meningkatkan ketebalan bahan yang digunakan dan bevel yan
ditambahkan.
Cetakan akhir ditempatkan setelah meletakkan gingival retraction cord untuk fabrikasi
FPD pada kehilangan gigi dengan full ceramic crown. Pencocokan warna dan smile
designing dilakukan. FDP dibuat dari gigi 11 sampai 23 yang disementasi dengan GIC tipe
Iuting cement. Pasien merasa puas dan tidak ada keluhan adanya garis kehitaman dekat
margin gingiva serta merasa senang dengan ukuran gigi yang tidak terlihat lebih besar dari
sebelumnya.

Gambar 1. Pre-operative menunjukkan gigi anterior atas FPD dibuat dari porcelaine fused to metal
dari gigi 11 sampai 23. Pasien merasa tidak senang dengan ukuran gigi dan adanya garis kehitaman
pada margin gingiva.

Gambar 2. Setelah gigi tiruan dihilangkan dan dilakukan scaling


Gambar 3. Post operative setelah penempatan full ceramic crown

3. Porcelain Fused to Metal (PFM) Crowns and Caries in Adjacent Teeth


Sebanyak 96 pasien datang ke klinik Aga Khan University Hospital, Karachi, Pakistan
dengan PFM crown pada maksila dan mandibula gigi molar dan premolar kemudian
dilakukan seleksi. Crown dipreparasi oleh dokter gigi. Pasien yang masuk dalam kriteria
inklusi diberikan inforrm concent. Penelitian dilakukan setelah mendapatkan persetujuan
dari komite institute. PFM crown sebagai single unit atau bagian dari jembatan dengan
gigi yang bersebelahan tidak mengalami masalah diikutsertakan. PFM crown dengan gigi
tetangga yang rusak tidak diikutsertakan. Gigi dengan perawatan akar dan masih vital
dengan PFM crown diikutsertakan. Pemeriksaan klinis dan raadiografi untuk mengetahui
kontak point dan marginal integrity dilakukan. Karies pada gigi bersebelahan dengan PFM
crown juga dicatat. Penilaian klinis contact point PFM crown dilakukan dengan bantuan
dental floss. Contact point dikategorikan acceptable, open contact point, lost contact point
dan tight contact point karena karies gigi sebelahnya. Acceptable bila dental floss dapat
masuk dengan sedikit resistance. Open contact bila dental floss dapat masuk tanpa
resistance. Jika dental floss tidak dapat masuk maka dikategorikan tight contact point.
Terdapat 50 (52,1%) pasien laki-laki dan 46 (47,9%) pasien wanita. Molar pertama
mandibula dengan crown sebanyak 33% dan molar pertama maksila dengan crown
sebanyak 22,9%. Single crown terdiri dari 82 (85,4%) dan 14 (14,6%) abutment dan
bagian dari gigi tiruan cekat dengan perawatan akar 65 (67,7%) dan 31 (32,3%) tanpa
adanya perawatan endodontik.
4. Aesthetic Management of Proclined Maxillary Central Incisors with All-Ceramic
Crowns : A Case Report

Seorang wanita 38 tahun datang dengan keluhan gigi depan atas maju ke depan dan
berubah warna. Pasien ingin giginya lebih estetik dan tidak maju lagi. Pasien diberikan
beberapa opsi perawatan antara lain ortodontik karena gigi pasien juga renggang padaa
gigi atas anteriornya atau perawatan endodontik diikuti dengan restorasi metal-free. Pasien
akhirnya memilih restorasi metal free.
Oklusi dianalisis terlebih dahulu secara klinis dan dicetak model pada articulator. Wax
up diselesaikan dan dimodifikasi dengan memasukkan ke mulut pasien. Setelah perawatan
endodontik selesei dengan gigi 11 dan 21 glassix fibre post dengan composite core
dilakukan pada bagian palatal untuk memperkuat mahkota, pengurangan area labial agak
banyak agar estetis dapat tercipta. Gigi abutment dipreparasi menggunakan modified
shoulder diamond bur. Retraction dilakukan dengan menempatkan small unimpregnated
retraction cord diikuti dengan second cord yang diresapi dengan larutan hemostatik.
Maxillary arch impression dibuat dengan kombinasi heavy and light viscocity polyvinyl
siloxane. Impression dari arah berlawanan juga dibuat dengan irreversibel hydrocolloid.
Interoklusal record maksimal dan a face bow transfer diperoleh. Pemilihan warna dengan
menggunakan shade guide Vitapan 3D Master. Pasien diberikan provisional restorasi
berbahan menggunakan bis-acryl dan disementasi menggunakan non-eugenol temporary
cement. Procera crown dikembalikan ke laboratorium dan dilakukan penyesuaian kontak.
Pertemuan selanjutnya mahkota sementara dihilangkan, dan gigi dibersihkan dan crown
dicobakan dan dilihat akses marginal fit dan kontaknya. Pasien dilihatkan hasilnya dan
telah menyetujuinya. Procera crown disemenkan dengan reinforced glass ionomer luting
cement.
Gambar 1. Proclined insisivus central labial

Gambar 2. Profile gigi menunjukkan diskolorisasi pada gigi 11

Gambar 3. Preparasi gigi abutment 11 dan 21

Gambar 4. Pre teratment model, menunjukkan proclined gigi 11 dan 21


Gambar 5. Post treatment cast dengan crown menunjukkan reposisi

Gambar 6. Crown pada cast untuk mengecek fit dan kontak

Gambar 7. Restorasi crown


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Gigi tiruan cekat adalah alternatif pilihan perawatan konservatif pada pasien dengan
kehilangan gigi posterior maupun anterior
2. Pembuatan gigi tiruan sebaiknya juga mempertimbangkan profil pasien seperti pada
kasus gigi insisivus yang agak ke labial sehingga dapat sekalian mengoreksi profil dari
pasien

B. SARAN
1. Pemilihan bahan gigi tiruan sebaiknya perlu pertimbangan yang matang seperti gigi
yang hilang, struktur gigi yang akan dikurangi dan kondisi ekonomi dari pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Anjum, V., Aseem, S., 2012, From Non-Esthetic to Esthetic Rehabilitation : A Case Report,
Asian Journal of Oral Health & Allied Sciences, 2(2) : 104-106.
Moaleem, M.M., 2014, Clinical Evaluation of Porcelain Fused to Metal Inlay-Retained
Bridges, IOSR, 9 (13) : 129-133
Sadaf, D.E., Ahmad, Z., 2011, Porcelain Fused to Metal (PFM) Crowns and Caries in
Adjacent Teeth, Journal of the College of Physicians and Surgeons Pakistan, 21 (3) :
134-137.
Samran, A., Nassani, M.Z., Aswad, M., Abdulkarman, A., 2015, A Modified Design for
Posterior Inlay Retained Fixed Dental Prothesis, HINDAWI, 2015, 1-5.
Sharma, Bhanot, Bansal, Kapoor, 2010, Aesthetic Management of Proclined Maxillary
Central Incosors with All Ceramic Crown : A Case Report, Journal of Clonical and
Diagnostic Research, (4) : 3643-3647.
.

Anda mungkin juga menyukai