Disusun Oleh :
Febbi Rachmawati, S.KG (2019-16-046)
Fitri Wardani S, S.KG (2019-16-049)
Florencia Stephanie, S.KG (2019-16-051)
Dosen Pembimbing :
Drg. Herjanti, Sp.Pros
DEPARTEMEN PROSTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, pasien sudah lebih peduli dengan estetik saat dilakukan
hanya terbatas pada penggantian gigi yang hilang tetapi juga termasuk estetik.1
penampilan, memelihara kesehatan gigi dan jaringan yang masih ada, serta
permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang harus dapat memperbaiki
morfologi, kontur, serta melindungi jaringan gigi yang tersisa dari kerusakan lebih
lanjut. Suatu restorasi harus dapat memenuhi kebutuhan estestis dan fungsi, yang
berarti suatu mahkota gigi tiruan diharapkan memiliki tampilan yang memuaskan
serta memiliki kekuatan. Mahkota gigi tiruan terbuat dari bahan logam, porselen,
komposit, akrilik maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Dari 100 kasus
kegagalan tumpatan, 33% memilih restorasi mahkota gigi tiruan sebagai restorasi
pengganti.3
sebagai mahkota gigi tiruan, salah satunya adalah zirkonia. 4 Zirkonia adalah
merupakan bahan restorasi pilihan yang paling banyak digunakan pada perawatan
gigi tiruan cekat. Porcelain fused to metal (PFM) dari segi estetik kurang
porcelain. Bahan metal pada PFM juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada
pasien tertentu. Pengasahan gigi penyangga pada restorasi PFM juga cukup
banyak yaitu sebesar 1,2 – 1,5 mm untuk memenuhi ketebalan bahan metal dan
kedokteran gigi karena sifat mekanis yang baik, estetis, biokompabilitas yang
memadai, daya tahan kimia yang kuat, tahan abrasi, dan tahan korosi. Selain itu
digunakan sebagai kerangka untuk mahkota porselen penuh dan protesa gigi
yaitu: warna stabil, tahan keausan serta dapat menahan beban kunyah pada gigi
posterior.6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Zirconia
tetragonal (T).7 Zirkonia secara alami berada dalam fase monoklinik pada
suhu dan tekanan ruangan. Bahan ini akan berubah menjadi fase tetragonal
setiap kali suhu meningkat secara bertahap menjadi sekitar 1170 ° C, dan
menjadi fase kubik pada 2370 ° C.7 Selama pendinginan, fase tetragonal
tentang reaksi toksik dan alergi terhadap paduan tertentu, pasien dan
dokter gigi telah mencari restorasi berwarna gigi bebas logam dan zirconia
yang paling kuat dari semua keramik gigi. Inti zirkonia kemudian akan
tersedia namun saat ini, hanya tiga yang digunakan dalam kedokteran gigi
TZP zirkonia telah digunakan untuk aplikasi gigi, karena sifat mekaniknya
memiliki sifat mekanik yang lebih baik daripada bahan berbasis zirkonia
dan kepadatan tinggi. Ukuran butir kritis untuk material adalah 1 μm,
TZP, di mana suhu tinggi dan periode sintering yang lebih lama
mesial, dan distal. Restorasi menunjukkan bentuk dan warna yang sesuai
karena profil yang munculnya tidak memadai dan kontur berlebih dari
clenching selama jam kerja. Semua gigi anterior vital tanpa perlu
anterior tanpa kerugian retakan yang sering terjadi di masa lalu. Pasie
puas dengan bentuk dan ukuran gigi anterior nya tetapi juga sangat
khawatir tentang hasil akhir estetika akhir yang menuntut untuk terlihat
alami.10
kedua (gigi15) hilang secara bawaan tetapi tidak ada renggang. Telah
dilakukan wax-up pada semua gigi anterior maksila. Gigi premolar (14,
24 dan 25) juga dimasukkan karena pasien memiliki senyum yang lebar
(Gambar 3).10
keramik pada semua gigi anterior dan premolar rahang atas. Mahkota
sudah ada.10
setebal 1mm disiapkan untuk menjadi panduan preparasi gigi agar dapat
tetapi juga menghindari pembuangan jaringan gigi yang tidak perlu pada
daerah serviks. Restorasi sementara (splinted shell crown) juga dibuat dari
margin dibuat melingkar pada semua gigi yang dipreparasi, karena dapat
polivinil-siloksan dan model kerja yang terbuat dari bahan yang ekstra
keras. Kerangka kerja keramik dibuat dari zirkonium oksida (White Peaks
tidak lagi khawatir akan terjadi retakan di daerah marginal dan dapat