1
BAB II
PEMBAHASAN
Dental ceramics adalah salah satu bagian dari penelitian dan pengembangan bahan
kedokteran gigi yang paling cepat berkembang. Selama 2 dekade kebelakang beberapa tipe
keramik telah dikembangkan dengan berbagai metode pengolahan telah diperkenalkan. Bahan –
bahan ini digunakan untuk membuat inlay, onlay, veneer, mahkota dan FPD yang lebih kompleks.
Dental ceramic dapat diklasifikasikan berdasarkan, antara lain :
1. Kegunaan atau indikasinya (anterior, posterior crown, veneer, post and core, fixed
prosthesis, ceramic stain, glaze )
2. Komposisi (alumina murni,zirconia murni,silica glass,leucite-based glass ceramic,lithia
based glass ceramic)
3. Fase matrik krital utama (silica glass , leucite-based feldspathic porselen, leucite-based
glass ceramic,lithia disilicate-based glass-ceramic,leucite disilicate-based glass-ceramic,
aluminous porselen, alumina, glass-infused alumina, glass-infused-spinel,glass-infused
alumina/zirconia)
4. Metode pengolahan (casting, sintering, partial sintering and glass infiltration, slip casting
and sintering, hot isostatic pressing, CAD-CAM milling and copy milling)
5. Temperature pembakaran
Jenis Temperatur Keterangan
pembakaran
High >1300 oC Strength terkuat, tidak dapat larut,
fusing translusen dan dapat menjaga keakuratan
bentuk dalam proses pembakaran yang
berulang
o o
Medium 1101 C-1300 C Jika ditambahkan boron oksida atau alkali
fusing karbonat akan meningkatkan homogenitas
2
Low 850oC-1100 oC bubuk sehingga menguntungkan pada saat
fusing pembakaran
Ultralow <850 oC
TABEL I. KLASIFIKASI DENTAL KERAMIK
BERDASARKAN TEMPERATUR PEMBAKARAN
Restorasi akhir pada kasus ini menggunakan all porcelain crown. Hal ini dikarenakan
karena estetik all porcelain sangat baik sehingga dapat disesuaikan dengan warna gigi alami,
mempunyai nilai hardness yang tinggi sehingga tahan terhadap abrasi atau keausan, tahan terhadap
serangan kimia, dapat beradaptasi dengan baik terhadap temperatur rongga mulut dan tidak larut
terhadap saliva, mempunyai permukaan yang mengkilap. 4,5,6
3
2.3 METODE PEMBUATAN DENTAL KERAMIK PADA GIGI 11
Pada soal sebelumnya telah diketahui bahwa dental keramik yang akan digunakan adalah
all porcelain. Pengolahan restorasi ini umumnya menggunakan teknik slipcasting yang dilakukan
pada model duplikasi, kemudian dipanaskan pada furnice untuk menghasilkan partially sintered
koping yang diinfiltrasi dengan kaca pada suhu 1100º C dalam waktu 10 jam untuk mendapatkan
hasil koping yang kuat. Namun teknik ini membutuhkan waktu yang lama dalam proses
pembuatannya.
Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan adanya teknik baru untuk pengolahan all
ceramic berbahan in ceram dengan metode CAD/CAM. Teknik pembuatan baru berbasis komputer
yang telah dikembangkan salah satunya adalah teknik pembuatan dengan metode Computer Aided
Design Computer Aided Machining (CAD/CAM). Penggunaan metode Computer Aided Design
Computer Aided Machining (CAD/CAM) dalam pembuatan restorasi all ceramic menggunakan
blank atau ingot yang dapat menghasilkan restorasi yang lebih baik dibandingkan metode
konvensional. Teknik CAD/CAM apabila proses scanning dan desain sesuai akan menghasilkan
restorasi dengan tingkat ketepatan yang tinggi. Keuntungan lain dari penggunaan metode
Computer Aided Design Computer Aided Machining (CAD/CAM) akan lebih mempersingkat
waktu dikarenakan beberapa proses pada metode konvensional dapat dilakukan menjadi satu
tahap. Tahap pembuataan nya antara lain :
1. Setelah gigi dipreparasi, hasil preparasi di-scan (dipindai) dan gambar dikomputerisasi
2. Resotrasi keramik didesain dengan bantuan computer
3. Keramik berbentuk blok kecil yang kemudian diasah menjadi bentuk restorasi yang
diinginkan menggunakkan mesin milling yang dikontrol dengan computer (hanya dalam
1x kunjungan dapat dihasilkan bentuk yang diinginkan)
4. Lalu restorasi keramik siap dipasangkan/direkatkan dengan semen ke gigi yang telah di
preparasi
5. Software pencetakan digital versi terbaru saat ini digunakan seperti CEREC AC, Sirona
Dental Systems, dan lain-lain memungkinkan visualisasi 3D yang sempurna7
4
2.4 SYARAT SISTEM KERAMIK-LOGAM PADA PORCELAIN FUSED TO METAL
Logam memiliki kekuatan yang baik namun tidak bisa digunakan pada gigi anterior karena
tidak estetis sehingga hanya dapat digunakan untuk gigi posterior. Sedangkan keramik sangat
estetis namun sifanya brittle. Restorasi porcelain fused to metal melibatkan penggabungan dari
sifat mekanik logam dengan sifat estetik porcelain yang baik. Secara umum, restorasi terdiri dari
sub-struktur logam campur yang berikatan dengan vinir porcelain.
1. Alloy harus memiliki temperature lebur yang tinggi (>100 oC) karena temperature
pembakaran keramik yang tinggi.
2. Keramik mempunyai titik lebur yang rendah, sehingga tidak terjadi distorsi pada metal
coping
3. Keramik harus melapisi logam campur secara merata untuk menghindari voids
4. Ikatan yang baik antara logam dengan keramik sangat penting yang didapatkan dengan
interaksi keramik dengan oksida logam pada permukaan logam dan kekasaran pada coping
metal
5. Coefisient of thermal expansion keramik dan logam harus kompatibel supaya tidak terjadi
crack pada proses pembuatan. Coefisient of thermal expansion logam lebih besar
dibandingkan keramik sehingga tekanan keramik kuat saat cooling (keramik sedikit
mengalami kompresi setelah pendinginan yang akan memprtahankan resistensi yang lebih
baik terhadap propagasi crack dari bagian keramik)
6. Casting metal coping harus akurat
7. Keramik dibakar pada temperature low fusing3
5
2.5 KLASIFIKASI DENTAL SEMEN
Dental semen adalah bahan dental yang umumnya digunakan untuk dua tujuan utama yaitu
sebagai bahan tambahan/ restorasi tunggal ataupun gabungan dengan bahan yang lain dan sebagai
perekat tambalan atau pesawat-pesawat yang cekat di dalam mulut. Setiap semen haruslah
memiliki nilai biokompatibilitas, keamanan, dan efektivitas yang baik. Klasifikasi dental semen
dibagi menjadi :
Berdasarkan klasifikasi ADA dan ISO Spec, dental semen dapat dibagi menjadi :
6
2.6 BAHAN DENTAL SEMEN UNTUK GIGI 11
Gigi pasca perawatan endodontik akan lebih rapuh (brittle) yang disebabkan karena
kandungan air yang berkurang, adanya kavitas yang besar sehingga email tidak mendapat
dukungan dentin, dan tidak terbentuknya lagi dentin sekunder serta akibat pengambilan jaringan
gigi pada saat dilakukan preparasi kamar pulpa dan saluran akar sehingga tekanan fungsional pada
tonjol akan menyebabkan terjadinya fraktur. Untuk itu, restorasi akhir harus sesuai dengan indikasi
dan berkaitan dengan beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembuatannya.6
Bahan dental semen yang dapat digunakan pada gigi 11 tersebut adalah resin komposit.
Hal ini dikarenakan resin komposit memiliki banyak kelebihan dibanding dental semen lainnya,
yaitu estetiknya lebih baik, lebih kuat, lebih keras, penyerapan air dan penyusutannya lebih kecil,
tidak mudah mengalami abrasi, biayanya relative murah, dan mudah dimanipulasi. Selain itu,
warnanya dapat disesuaikan dengan warna porselen. Hal ini tentunuya sangat menguntungkan
pasien terlebih lagi pada kasus pasien merupakan seorang penyiar. Penggunaan adhesive ionomer
polimer yang dikenal sebagai silane coupling agent, akan menambah kemampuan lekat dengan
porselen secara mikro mekanik disamping retensi makro mekanik. 9
Berdasarkan skenario, hasil pemeriksaan intra oral terdapat mahkota porcelain fused to
metal pada gigi 36. Restorasi pada gigi posterior menerima beban mastikasi yang tinggi sehingga
dibutuhkank bahan yang memiliki ketahanan terhadap fraktur. Untuk itu, dapat digunakan resin
komposit. Seiring perkembangan teknologi baik dalam material maupun teknik restorasi pada
bidang konservasi gigi, penggunaan resin komposit sebagai restorasi gigi posterior banyak
digunakan karena memiliki banyak keuntungan seperti preparasi jaringan keras gigi minimal,
waktu pengerjaan singkat, warna restorasi seperti gigi asli dan biaya lebih terjangkau.
Ikatan antara permukaan porselen dan logam dengan komposit resin dapat terjadi karena
adanya retensi mekanik dan retensi kimia. Ikatan kimia ke permukaan porselen dan logam dapat
dicapai dengan silanisasi dengan silane coupling agent. Silane coupling agent untuk logam dikenal
dengan istilah metal bonding agent/metal primer dan pada porselen dikenal dengan istilah ceramic
7
primer. Penggunaan silane sebagai coupling agent akan menimbulkan mekanisme perlekatan
kimiawi antara resin komposit dengan logam. Silane adalah molekul bifungsional yang bagian
hidrofiliknya membentuk ikatan hydrogen dengan permukaan ikatan air yang teradsorbsi pada
permukaan logam sedangkan bagian hidrofobik dari molekul silane akan membentik
kopolimerisasi dengan matriks organik dari resin komposit melalui ikatan kovalen. Berdasarkan
penelitian resin komposit jenis flowable lebih bagus digunakan pada restorasi porcelain fused to
metal karena mengandung bahan coupling agent.10
Pada pemeriksaan intraoral diketahui bahwa restorasi pada gigi 36 pasien terdapat bintik
kasar kehitaman dan restorasi tersebut adalah porcelain fused to metal yang mana merupakan aloi.
Sebagaimana sifat logam aloi pada umumnya, maka dental aloi akan mengalami korosi dalam
saliva sebagai cairan elektrolit rongga mulut. Keausan merupakan faktor penting yang dapat
mempercepat proses korosi khususnya karena pecahnya lapisan pelindung. Lingkungan mulut
menguntungkan bagi pembentukan korosi dimana metal dipengaruhi dengan adanya agen alami
(udara dan air), perubahan suhu (makanan panas dan dingin) dan perubahan pH karena makanan
(produk susu atau jus jeruk), menghasilkan kelarutan sebagian dan seluruhnya, kemunduran atau
kelemahan beberapa substansi solid.
Secara alamiah, hampir semua logam akan mengalami proses perkaratan (korosi) sebagai
suatu reaksi elektrokimia dalam mencapai keseimbangan termodinamika. Korosi merupakan
kerusakan yang terjadi pada suatu material akibat reaksi dengan likungan disekitarnya. Proses
korosi ini melibatkan 2 reaksi simultan yaitu oksidasi dan reduksi (redoks). Ketika specimen logam
murni (disebut elektrolit) yang tidak mengandung ion-ion spesimen, maka ion logam akan
cenderung larut ke dalam medium dan permukaan logam yang hilang ionnya akan memulai proses
redeposisi untuk mempertahankan sifat logam tersebut, transfer ion logam ke medium cairan
disebut proses oksidasi (hilangnya elektron) dan redeposisi yang menyebabkan reduksi. Jenis
reaksi korosi yang terjadi dalam kavitas rongga mulut yaitu elektrokimia dan juga dinamakan wet
corrosion. Korosi elektrokimia memerlukan adanya air atau beberapa cairan elektrolit lain dalam
kavitas rongga mulut, saliva berperan dalam hal ini. 11
8
2.9 PENYEBAB MUNCUL RASA TIDAK NYAMAN PADA PASIEN SAAT
MENGGUNAKAN SENDOK LOGAM
Pada kasus dikatakan pasien mengeluhkan ada rasa tidak nyaman ketika menggunakan
sendok logam di mulut sebelah kiri dan pada regio 36 terdapat restorasi porcelain fused to metal.
Hal ini disebut galvanic shock. Galvanic shock terjadi apabila dua logam yang tidak sama
dihubungkan dan berada di lingkungan elektrolit saat terjadi kontak atau secara listrik kedua logam
yang berbeda potensial tersebut akan menimbulkan aliran elektron/listrik diantar kedua logam.
Metal dengan positive electrode potential yang besar, seperti platinum dan gold, lebih resisten
terhadap oksidasi dan korosi di dalam oral cavity. Bila terdapat perbedaan elektrode potensial
diantara 2 metal berkontak didalam cairan yang sama seperti antara emas dan aluminium akan
terjadi aliran listrik yang membuat pasien tidak nyaman. 12,13
9
BAB III
PENUTUP
Dental ceramics adalah salah satu bagian dari penelitian dan pengembangan bahan
kedokteran gigi yang paling cepat berkembang. Bahan – bahan ini digunakan untuk membuat
inlay, onlay, veneer, mahkota dan FPD yang lebih kompleks. Dental ceramic dapat
diklasifikasikan berdasarkan kegunaan, komposisi, fase matrik kristal utama, metode pengolaha,
2,3
temperatur pembakaran. mikrostruktur, translusensi, resisten terhadap fraktur, dan abrasif.
Untuk menggabungkan bahan satu dan lainnya, dibutuhkan dental semen. Setiap semen
haruslah memiliki nilai biokompatibilitas, keamanan, dan efektivitas yang baik. Klasifikasi dental
semen dibagi menjadi water-base, resin-base, dan oil-base.7 Pada gigi 11 dan 36, dapat digunakan
dental semen yaitu resin komposit, hal ini dikarenakan estetiknya lebih baik, lebih kuat, lebih
keras, penyerapan air dan penyusutannya lebih kecil, tidak mudah mengalami abrasi, biayanya
relative murah, dan mudah dimanipulasi dibanding dental semen lainnya. 9,10
Pada pemeriksaan intraoral diketahui bahwa restorasi pada gigi 36 pasien terdapat bintik
kasar kehitaman. Hal tersebut adalah akibat dari adanya korosi. Proses korosi ini melibatkan 2
reaksi simultan yaitu reaksi oksidasi dan resuksi (redoks). Pada kasus juga dikatakan pasien
mengeluhkan ada rasa tidak nyaman ketika menggunakan sendok logam di mulut sebelah kiri dan
pada regio 36 terdapat restorasi porcelain fused to metal. Hal ini diakibatkan karena adanya
galvanic shock yang diakibatkan karena adanya dua logam yang tidak sama dihubungkan pada
lingkungan elektrolit. Akibatnya, terjadi aliran listrik yang membuat pasien tidak nyaman 11,12,13
10
DAFTAR PUSTAKA
11