Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDUAL DISKUSI KELOMPOK

PEMICU 1: MAMA INGIN DIBUATKAN GIGI PALSU FULL DENTURE


BLOK 11 (MATERIAL DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI)

KLARISSA ANJANI JULIUS


190600077
KELAS B

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kehilangan satu atau beberapa gigi dapat menyebabkan terjadinya perubahan jaringan di
rongga mulut. Penggantian gigi yang hilang pada umumnya dapat dilakukan dengan pembuatan
gigi tiruan lepasan dan gigi tiruan cekat. Faktor utama keberhasilan perawatan jangka panjang
prostodonsia adalah keakuratan dari gigi tiruan. Keberhasilan suatu gigi tiruan sangat tergantung
pada proses pembuatannya.

Prosedur pencetakan merupakan salah satu tahap yang sangat penting dalam pembuatan
gigi tiruan sebagian lepasan, gigi tiruan penuh dan gigi tiruan cekat. Prosedur pencetakan
dilakukan dengan menggunakan bahan cetak.Selain itu,malam atau wax / liliin merupakan salah
satu bahan yang memegang peranan penting di dalam ilmu bidang Kedokteran Gigi.Untuk itu,
penting untuk mengetahui segala aspek dalam malam atau wax terutama sifat sifatnya sehingga
akan memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang maksimal.
Untuk lebih memahaminya maka perlu dilakukan suatu percobaan yang akan memperlihatkan cara
manipulasi malam yang benar serta pengaruh sifat sifatnya terhadap hasil manipulasi. 1,2

1.2 DESKRIPSI TOPIK


Nama Pemicu : Mama ingin dibuatkan gigi palsu full denture
Narasumber : drg.Sumadhi S, Ph.D; drg. Rusfian, M.Kes; drg. Hubban Nst, M.Sc.

Seorang perempuan membawa ibunya yang berusia 65 tahun ke praktek dokter gigi yang
ingin dibuatkan gigi palsu karena semua giginya sudah ompong Pada pemeriksaan intra oral
terlihat edentulous penuh pada rahang atas dan rahang bawah. Dokter merencanakan untuk
membuatkan gigi palsu full denture pada rahang atas dan rahang bawah. Dokter melakukan
pengambilan cetakan anatomis dan fisiologis. Dokter tidak lupa melakukan desinfeksi pada
cetakan agar tidak terjadi kontaminasi silang. Setelah diperoleh model kerja, dokter membuatkan
basis dan bite rim dari wax.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERBEDAAN BAHAN CETAK ELASTIS DAN TIDAK ELASTIS

Bahan cetak merupakan bahan yang digunakan untuk membuat tiruan negatif dari rongaa
mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi. Model gigi tersebut digunakan oleh dokter
gigi sebagai model studi maupun sebagai model kerja. Untuk menghasilkan cetakan yang akurat,
bahan yang digunakan untuk membuat tiruan dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus
memenuhi beberapa kriteria. Bahan cetak diklasifikasikan berdasarkan komposisi, mekanisme
setting, sifat mekanis, dan penggunaannya. Berdasarkan sifat mekanisnya, bahan cetak
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu bahan cetak elastis dan bahan cetak non elastis.2

1. BAHAN CETAK ELASTIS


Sifat material lentur atau fleksibel, dapat kembali kebentuk semula setelah
diregangkan, dan dapat mencetak struktur keras maupun lunak dari rongga mulut secara
akurat termasuk undercut dan celah interproksimal.
a. Hidrokoloid
a) Hidrokoloid Reversibel (Agar)
Hidrokoloid reversibel adalah bahan cetak yang paling akurat untuk mengambil
cetakan pada gigi dan rahang mempunyai undercut jaringan dan bisa dilepaskan dari
mulut tanpa melukai mulut pasien.
b) Hidrokoloid Ireversibel
Alginat merupakan bahan cetak yang penggunaanya paling luas dalam kedokteran
gigi. Alginat juga disebut dengan hidrokoloid alginat atau hidrokoloid ireversibel. Bahan
ini dipakai untuk membuat cetakan anatomi untuk gigitiruan sebagian dan pesawat
ortodontik.
b. Elastomer
Elastomer meliputi bahan cetak polisulfid, polieter, silikon kondensasi, dan yang
berpolimerisasi dengan penambahan. Bahan-bahan ini elatis dan mudah kembali ke
bentuk semula dengan baik, dan stabil dimensinya, tetapi relatif mahal terutama silikon

3
yang berpolimerisasi dengan penambahan. Kekentalannya bermacam-macam, mulai dari
pasta yang sangat padat sampai yang sangat encer, menghasilkan kelompok bahan cetak
yang cocok untuk berbagai penerapan klinis. Bahan-bahan ini bersih dan mudah
penggunaannya, serta memiliki rentang waktu yang cukup untuk bekerja dan mengeras,
sehingga cocok untuk hampir semua teknik
2. BAHAN CETAK NON-ELASTIS

Sifat material tidak lentur atau tidak fleksibel, hasil cetakan akan fraktur atau pecah
saat di regangkan, sering digunakan untuk membuat konstruksi gigi tiruan penuh karena
ideal untuk mencetak rahang tidak bergigi atau jaringan lunak karena memiliki konsistensi
baik.

a. Plaster of Paris/ Gips cetak


Gips cetak bersifat rigid dan lebih mudah patah. Bahan ini kaku setelah mengeras dan
dimensinya stabil, karena itu paling cocok digunakan bila tidak ada undercut tulang. Gips
ini harus disimpan dalam kantung kedap udara karena akan menyerap air dari udara dan
akan mempengaruhi waktu pengerasan.
b. Kompon
Merupakan suatu bahan termoplastik yang akan melunak jika dipanaskan dalam uap
air dengan suhu 60°C. Terdapat dua jenis kompon yang ditentukan oleh ADA. Tipe I
digunakan untuk mencetak dan tipe II digunakan untuk preparasi sendok cetak. Walaupun
jarang digunakan, kompon dapat dipakai untuk pencetakan mahkota penuh, cetakan
rahang edentulus sebagian atau seluruhnya, dan membuat cetakan pada sendok cetak di
mana cetakan akhir dibuat dengan menggunakan bahan lainnya.
c. Okside seng eugenol (OSE)
Bahan ini kaku setelah mengeras dan dimensinya stabil. Karena itu bahan ini lebih
disukai dibandingkan dengan alginat pada semua kasus yang tidak mempunyai undercut
tulang. Pemakaian OSE terutama adalah sebagai bahan cetak untuk gigitiruan pada linggir
edentulus dengan undercut kecil atau tanpa ada undercut. OSE juga dapat digunakan
sebagai cetakan pembersih di atas kompon pada sendok cetak atau pada sendok cetak
individual akrilik.2,3

4
2.2 CARA PEMANIPULASIAN BAHAN CETAK ALGINAT

Alginat merupakan bahan cetak hidrokoloid bersifat ireversibel yang penggunaannya


paling luas dalam bidang kedokteran gigi. Kelebihan dari bahan cetak alginat diantaranya adalah
mudah dimanipulasi, tidak memerlukan banyak peralatan, relatif tidak mahal, nyaman dan mudah
ditolerir oleh pasien, cepat mengeras dan terdapat aroma yang menyegarkan seperti permen karet
untuk mengurangi reflek muntah. Sebaliknya penggunaan alginat juga memiliki beberapa
kekurangan seperti adanya sifat sineresis yang menyebabkan terjadinya pengerutan dan imbibisi
yang akan membuat perubahan dimensi pada hasil cetakan.

Alginat merupakan bahan cetak yang mengeras dengan reaksi pembentukan gel kalsium
alginat. Sekali gelasi terjadi, bahan cetak tidak boleh diganggu karena fibril yang sedang terbentuk
akan patah dan cetakan menjadi lebih lemah. Waktu gelasi dihitung mulai dari pengadukan hingga
terjadinya proses gelasi yang sempurna pada alginat.Manipulasi alginat dapat dilakukan secara
manual dengan menggunakan tangan dan juga dapat dilakukan secara mekanis dengan
menggunakan alginator.

Untuk mendapatkan hasil yang akurat dari bahan cetak alginat, maka bubuknya dan air
harus ditakar.Aduk menggunakan spatula dan membentuk angka delapan. Kemudian, tekan
adonan ke sisi bowl dengan spatula sambal memutar bowl dengan tangan yang lain. Hal ini
dilakukan dengan tujuan agar gelembung udara keluar. Bila terdapat sisa bubuk, adonan yang baik
tidak akan terbentuk dan sifat bahan menjadi kurang sempurna. Waktu pencampuran tergantung
dari pabrik atau jenis alginate yang digunakan. Pengukuran air untuk pencampuran bubuk alginat
dianjurkan menggunakan alat ukur untuk menjamin bahwa jumlah air sudah benar sesuai ukuran.
Perbandingan air dan bubuk tergantung jenis alginatnya, low setting atau fast setting sesuai
petunjuk pabrik..

Sebelum menempatkan cetakan dalam mulut, bahan tersebut harus mencapai konsistensi
tertentu sehingga tidak mengalir keluar sendok cetak dan membuat pasien tersedak. Campuran
ditempatkan pada sendok cetak yang sesuai yang dimasukkan ke dalam mulut. Bahan cetak harus
menempel pada sendok cetak sehingga hasil cetakan dapat ditarik dari sekitar gigi. Oleh karena
itu, umumnya digunakan sendok cetak berlubang-lubang. Setelah bahan cetak mengeras dan
dikeluarkan dari mulut. Kemudian dilanjutkan pengisian cetakan dengan gips untuk
mendapatkan model. Bahan cetak alginat sangat dipengaruhi keadaan suhu, kekeringan dan

5
kelembaban di udara terbuka, jadi kemungkinan ada pengaruh waktu pengisian cetakan alginate
terhadap ketepatan model hasil cetakan. 4

2.3 BAHAN CETAK YANG MENGHASILKAN BY PRODUCT

Elastomer termasuk sebagai bahan cetak berbahan dasar polimeter sintetis dengan struktur
amorf (susunan atom yang tidak teratur) yang memiliki struktur rantai cross-linked dan dapat
direnggangkan (stretched) dan kembali dengan cepat dimensi semula. Secara kimiawi, terdapat
tiga jenis elastomer berdasarkan backbone rantai polimernya yaitu polisulfida, silikon (kondensasi
dan addisi) dan polieter. Dari jenis bahan cetak elastomer tersebut yang menghasilkan produk
sampingan (by product) adalah polisulfida dan silikon kondensasi.

POLISULFIDA

Polisulfida merupakan bahan cetak elastomer yang dikenal dengan nama mercaptan,
thiokot atau rubber base. Digunakan untuk fixed partial denture karena tingkat akurasi yang
tinggi. Bahan ini mengandung polimer sulfida berat molekul rendah (~ 4.000 MW).
Polisulfida mempunyai stabilitas dimensi yang lebih baik dari bahan hidrokoloid. Tetapi
bahan ini menghasilkan produk sampingan (by product) berupa air sewaktu reaksi
pengerasan. Produk sampingan ini cenderung mengalami penguapan dari permukaan
cetakan. Sehingga cetakan harus dicor secepat mungkin dan tidak boleh lebih dari 30 menit
setelah cetakan dikeluarkan dari mulut jika ingin mendapatkan akurasi yang maksimal.

Keuntungan dari penggunaan polisulfida ini yaitu working time yang panjang, tear
strength yang tinggi, flow yang tinggi, detail cetakan yang akurat, fleksibilitas yang tinggi
sehingga mudah melewati undercut dan harganya lebih murah dibandingkan silikon dan
polieter. Kerugiaan bahan ini yaitu memerlukan sendok cetak individual, bau kurang sedap,
lead oxide dapat mewarnai pakaian dan dapat berefek toksik serta hanya akurat pada pengisi
pertama.

6
SILIKON KONDENSASI

Silikon kondensasi mempunyai elastic recovery yang lebih baik dibanding


polisulfida, akan tetapi mempunyai daya robek yang buruk sehingga pencetakan margin
subgingival sering robek. Perubahan dimensi dari bahan silikon kondensasi sedikit lebih
besar daripada polisulfida, tetapi perubahan dimensi pada kedua material lebih kecil. Bahan
ini memproduksi ethyl alcohol sebagai produk sampingan pada waktu reaksi pengerasan.
Sebagai akibatnya, terjadi penguapan alkohol dari permukaan bahan cetak yang
menyebabkan terjadinya shrinkage. Oleh karena itu, cetakan harus dicor paling lama 6 jam
setelah dikeluarkan dari mulut untuk mendapatkan model yang akurat.

Keuntungan penggunaan silikon kondensasi yaitu bersih, aromanya menyenangkan,


sangat elastis dan setting time dapat dikontrol dengan akselerator. Penggunaan sistem putty-
wash dapat meningkatkan keakuratan sehingga tidak perlu menggunakan sendok cetak
individual. Kerugian penggunaan silikon kondensasi cenderung tidak akurat karena
terjadinya shrinkage dan harus diisi dalam waktu satu jam dan sangat hidrofobik. 5

2.4 BAHAN DISENFEKTAN YANG DIGUNAKAN PADA SETIAP JENIS BAHAN


CETAK

Segera setelah pengambilan cetakan biasanya dilakukan pembersihan hasil cetakan dengan
membasuhnya dengan air mengalir untuk menghilangkan air liur atau darah yang melekat pada
hasil cetakan. Namun demikian belum semua bakteri, virus atau jamur dapat dihilangkan dengan
cara ini. Untuk menghilangkan bakteri, virus atau jamur ini hasil cetakan perlu didesinfeksi dengan
bahan anti-mikroba yang dikenal dengan sebutan desinfektan. Desinfektan yang sering
dipergunakan dalam mendesinfeksi hasil cetakan.berupa klorin kompon, iodofor, glutaraldehid
dan fenol. Prosedur desinfeksi dapat dilakukan dengan cara disemprot larutan desinfektan hingga
merata pada permukaan yang nampak ataupun direndam sampai permukaan tenggelam didalam
larutan. Kebanyakan pabrik yang memproduksi desinfektan menganjurkan desinfeksi harus
dilakukan sesuai dengan petunjuk pabrik, ini dikarenakan akan terjadi distorsi minimal pada hasil
cetakan bila yang disarankan diikuti dan dilakukan dengan benar.6

7
DESINFEKSI DENGAN BAHAN KIMIA

Bahan yang digunakan seperti klorin kompon, iodofor, glutaraldehid dan fenol.
Penggunaan desinfektan ini disesuaikan dengan bahan cetak yang akan didesinfeksi. Untuk
cetakan alginat direkomendasikan untuk mempergunakan klorin kompon atau iodofor.
Untuk bahan cetak polisulfid dan silicon dipergunakan glutardehid, klorin kompon, iodofor
atau fenol. Untuk polieter dipergunakan klorin kompon atau iodofor sedang untuk bahan
cetak seng oksid egenol dipergunakan glutardehid atau iodofor. Bahan cetak kompon
didesinfeksi dengan iodofor atau klorin kompon.

PERENDAMAN DALAM CAIRAN DESINFEKTAN

Untuk cetakan alginat perendaman dapat dilakukan dalam larutan sodium


hipoklorit 1% tidak lebih lama dari 10 menit agar tidak terjadi perubahan dimensi.
Desinfeksi cetakan polisulfit dan silikon dapat dilakukan dengan perendaman tetapi tidak
lebih dari 30 menit. Cetakan polieter dilakukan dengan perendaman dalam waktu yang
pendek kurang dari 10 menit. Desinfeksi bahan cetak seng oksid egenol lebih dilakukan
dengan perendaman dan semprotan hanya dilakukan pada kasus tertentu seperti pada
registrasi gigitan. Bahan cetak kompon dapat dilakukan penyemprotan dengan desinfektan
fenol.

PENYEMPROTAN DENGAN CAIRAN DESINFEKTAN

Setelah cetakan dibasuh dengan air mengalir, keseluruhan permukaan cetakan


disemprot dengan desinfektan dan segera dibungkus dengan serbet kertas yang telah
direndam dalam desinfektan dan dimasukkan dalam kantong plstik tertutup selama 10
menit. Cetakan kemudian dikeluarkan dari kantong plastik dan serbet kertas, dibasuh
dengan air dan di kibas-kibaskan untuk menghilangkan cairan kemudian cetakan diisi
dengan gips yang sesuai dengan keperluannya.6,7

8
2.5 PROSEDUR PENGAMBILAN CETAKAN ANATOMIS

Pencetakan anatomis berfungsi untuk mendapatkan batas dukungan gigitiruan dan


memperoleh studi model. Sendok cetak yang digunakan untuk melakukan pencetakan anatomis
adalah sendok cetak pabrik yang terbuat dari bahan metal atau plastik. Sendok cetak ini ada yang
berlubang dan tidak berlubang. Bentuk sendok cetak untuk pasien edentulus membulat pada
permukaan yang menutupi linggir alveolar. Sendok cetak harus disesuaikan terlebih dahulu pada
rongga mulut pasien. Ukuran sendok cetak edentulus sekitar 5 mm lebih besar dari permukaan
linggir alveolar agar memberikan tempat yang cukup untuk bahan cetak.

Tepi sendok cetak harus dilapisi dengan soft boxing wax pada tuberositas dan vestibulum
bukal untuk membantu adaptasi tepi sendok cetak dengan jaringan, melindungi jaringan perifer
dari kekerasan tepi sendok cetak dan sebagai pembatas bagi bahan cetak alginat agar tidak
mengalir jauh dari jaringan yang akan dicetak. Sendok cetak tidak boleh menyebabkan distorsi
atau perubahan bentuk terhadap jaringan dan struktur yang harus berkontak dengan tepi serta
permukaan gigitiruan.

Bahan cetak yang sering digunakan untuk pencetakan anatomis adalah alginat (irreversible
hidrocolloid) karena harga yang ekonomis, mudah untuk digunakan dan mempunyai viskositas
yang tinggi. Hasil cetakan harus meluas mencakup seluruh jaringan pendukung gigitiruan dan
perifer. Cetakan rahang atas harus meliputi kedalaman fungsional dari sulkus labial, bukal dan
tuberositas serta mencakup hamular notch dan vibrating line pada bagian posterior. Pada cetakan
rahang bawah harus meliputi kedalaman fungsional dari sulkus labial, bukal dan lingual serta
mencakup retromolar pads dan fossa retromylohyoid di bagian posterior. Hasil cetakan harus
segera diisi dengan bahan plaster of paris untuk mendapatkan studi model dan sebagai model untuk
pembuatan sendok cetak fisiologis.8

9
2.6 PROSEDUR PENGAMBILAN CETAKAN FISIOLOGIS

Prosedur pencetakan fisiologis bertujuan untuk mendapatkan model kerja untuk


pembuatan basis gigitiruan. Pencetakan fisiologis menggunakan sendok cetak fisiologis yang
dibuat dari bahan resin akrilik swapolimerisasi.

BORDER MOLDING

Border molding atau disebut juga sebagai muscle trimming, merupakan proses
pembentukan tepi-tepi sendok cetak fisiologis untuk mendapatkan anatomi struktur
pembatas gigitiruan yang lebih akurat.Beberapa bahan telah digunakan untuk border
molding pada sendok cetak fisiologis, antara lain modeling compound, heavy bodied vinyl
polysiloxane dan polyether. Green stick compound merupakan bahan yang paling bagus
digunakan karena memiliki beberapa keuntungan antara lain setting cepat, dapat digunakan
kembali apabila dilakukan pengulangan prosedur border molding, karena kekakuannya
dapat digunakan untuk memperpanjang sendok cetak yang terlalu pendek sekitar 3-4 mm,
umumnya bahan cukup kental untuk mempertahankan bentuknya bila dalam keadaan lunak
sehingga memberikan lebar yang ideal (2-3 mm) pada tepi sendok cetak, tidak
menyebabkan perubahan dimensi yang signifikan setelah pengerasan serta menghasilkan
detail jaringan secara halus. Bahan ini juga memiliki kelemahan yaitu dapat menyebabkan
distorsi ketika dikeluarkan dari daerah undercut, dapat mengiritasi mukosa palatal serta
menimbulkan aspirasi.

Wax spacer masih berada pada sendok cetak selama prosedur border molding
berlangsung dan sebelum melakukan prosedur border molding, tepi sendok cetak dikurangi
terlebih dahulu 2 mm dari batas jaringan yang harus dicetak.Apabila menggunakan green
stick compound sebagai bahan border molding, secara bertahap compound dipanaskan

10
dengan lampu spiritus dan didinginkan sedikit hingga mencapai suhu kerja sekitar 49oC
(120o F) sampai 60oC (140o F), kemudian dimasukkan ke dalam rongga mulut pasien
untuk membentuk tepi yang cocok dengan gerakan fisiologis dari struktur anatomi
pembatas gigitiruan. Prosedur border molding dilakukan secara berurutan dimulai dari
vestibulum bukal, kemudian vestibulum labial, daerah posterior palatum pada rahang atas
dan bagian lingual dari rahang bawah

Setelah prosedur border molding selesai, wax spacer dibuang dari permukaan
dalam sendok cetak fisiologis kemudian dibuat lubang dengan round bur nomor 6 pada
daerah median palatine raphe, daerah anterolateral dan posterolateral dari palatum durum
untuk sendok cetak rahang atas, serta di tengah-tengah daerah alveolar dan fosa retromolar
untuk sendok cetak rahang bawah. Lubang-lubang ini dimaksudkan sebagai jalan keluar
bagi bahan cetak yang berlebih, memberikan retensi bagi bahan cetak, mengurangi tekanan
secara selektif dan mencegah perpindahan jaringan saat pencetakan fisiologis.9

TEKNIK MENCETAK

Pencetakan fisiologis dilakukan dengan menggunakan teknik mukokompresi.


Jaringan lunak di rongga mulut harus dalam keadaan sehat diistirahatkan terlebih dahulu
sebelum membuat cetakan fisiologis. Untuk itu, pasien harus melepas gigitiruannya
minimal 24 jam sebelum pencetakan fisiologis Pencetakan yang demikian dilakukan
dengan menggunakan bahan yang mempunyai viskositas yang sangat rendah, dimana
hanya sejumlah kecil tekanan yang dibutuhkan, sehingga pada keadaan ini sedikit atau
tidak ada sama sekalli terjadi pergerakan dari mukosa. Dua faktor yang terpenting untuk
mendapatkan cetakan yang baik untuk gigitiruan penuh yaitu bentuk dan ketepatan sendok
cetak fisiologis serta penempatan yang tepat dari sendok cetak fisiologis pada jaringan
pendukung gigitiruan penuh di rongga mulut.9

11
2.7 KLASIFIKASI DENTAL WAX

Dental wax di kedokteran gigi secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan
tempat digunakan dan fungsinya. Berdasarkan tempat digunakannya, dental wax digunakan di
klinik dan laboratorium. Dental wax merupakan bahan thermoplastic artinya bahan ini berwujud
padat pada suhu ruangan namun dapat meleleh tanpa diikuti dekomposisi bahan sehingga mampu
mengalir seperti zat cair. Komponen utama penyusun dental wax yaitu mineral, hewan, dan
tumbuhan.

PATTERN WAX

 Inlay wax

Fungsi dari wax ini untuk malam pola pada restorasi gigi inlay, crown, dan bridge.
Inlay wax memiliki beberapa jenis yaitu hard, medium/regular, dan soft, menunjukkan
daya alirnya. Inlay wax memilik 2 tipe yaitu tipe I hard untuk direct technique dan tipe II
yang lebih lunak untuk indirect technique.Sediaan inlay wax yaitu berwarna biru tua, hijau,
dan ungu sehingga kontras dengan warna gigi. Bentuk batang/tongkat memiliki panjang
7,5 cm dan diameter 0,64 cm. Ada juga yang berbentuk pelet dan konus.

 Casting wax
Fungsi dari casting wax untuk pola kerangka logam gigi tiruan. Sifat dari Casting
wax yaitu lunak dan dapat diadaptasikan pada suhu 40-45ºC. Agak lengket dan terfiksasi
pada model kerja gips. Mencetak dengan akurat permukaan yang dilekatinya. Tidak getas
waktu didinginkan. Menguap pada suhu 500ºC dan tidak meninggalkan lapisan kecuali
karbon. Sediaan casting wax berbentuk lembaran (tebal 0,32 – 0,4 mm), bentuk jadi dan
gumpalan (bulk).

12
 Baseplate wax
Fungsi dari wax ini menentukan dimensi vertikal rahang pada pembuatan gigi
tiruan lengkap dan malam pola plat dasar gigi tiruan lengkap dan sebagian, serta alat
orthodonsi. Syarat yang harus dipenuhi oleh baseplate wax yaitu ekspansi thermis limer
pada suhu 25-40°C lebih kecil dari 0,8%, tidak mengiritasi jaringan mulut, tidak flaky /
menyerpih dan melekat di jan, mudah diukir pada suhu 23°C, permukaan halus setelah di
flaming (disentuhkan pada api), tidak berbekas pada porselen dan gigi tiruan, dan tidak
mewarnai gigi.

PROCESSING WAX

 Boxing wax
Boxing wax memiliki fungsi sebagai pagar atau pememberi batas pada saat
melakukan pengecoran cetak negatif. Sedian boxing wax yaitu batang atau strip berwarna
hijau atau hitam.
 Utility wax
Fungsi dari wax ini yaitu digunakan pada bidang orthodonsia dan menjadi bahan
pendukung pada bahan cetak alginat. Di bidang orthodonsia utility wax digunakan untuk
menutupi kawat maupun braket. Sediaan wax yang biasa digunakan di bidang orthodonsia
adalah wax berwarna putih Sementara, untuk fungsinya dalam mendukung bahan cetak
alginate, yiatu pemanjang sendok cetak pada kasus pasien dengan alveolar ridge yang
panjang dan sebagai pelapis pada bagian palatum sendok cetak untuk kasus pasien dengan
palatum yang dalam
 Sticky wax
Fungsi dari wax ini yaitu menyambung atau melekatkan patahan protesa gigi resin
(reparasi) dan logam (soldering). Sediaan dari wax ini yaitu warna gelap dan terang. Sifat
dari sticky wax ini pada suhu kamar bersifat getas, kuat dan tidak Iengket. Bila dicairkan
bersifat lengket dan melekat kuat pada permukaan bahan. Residu < 0,2%. Pengkerutan <
0,5% dari suhu 43 ke 28°C. Daya alir pada suhu 30°C maksimum 5%, dan pada suhu 43°C
minimum 90%.

13
IMPRESSION WAX

Malam cetak biasanya memiliki ciri-ciri tidak memiliki rasa, tidak berwarna, tidak berbau,
dan berminyak pada sentuhan.Malam cetak biasanya digunakan untuk memastikan keberadaan
undercut pada permukaan preparasi yang dimana hal tersebut akan menimbulkan masalah serius
dalam pencetakan alloy emas. Namun impression wax cenderung akan terdistorsi apabila diambil
pada daerah yang terdapat undercut. dengan demikian, impression wax memiliki keterbatasan
yaitu hanya dapat digunakan pada edentulous ridge atau permukaan oklusal .Malam cetak yang
biasa digunakan adalah beeswax dan colophany.

Untuk menggunakan bahan cetak ini diperlukan teknik pemanasan baik dengan api maupun
dengan air panas hingga bahan tersebut benar- benar melunak dan kemudian siap untuk digunakan
untuk mencetak. Proses pendinginan malam cetak dapat menggunakan semprotan air dengan suhu
16oC hingga 18oC. Hasil cetakan kemudian diperiksa untuk mengetahui adanya undercut atau
deformitas.

 Corrective wax
Corrective wax adalah malam yang digunakan untuk melakukan koreksi pada
undercut dan cetak positif gigi.Sumber lain menyebutkan bahwa corrective wax digunakan
dalam prosedur pengambilan cetak edentulous. Malam ini memiliki sifat yang mudah
mengalir pada suhu rongga mulut sehingga dapat disesuaikan dengan material yang lain.
 Bite registration wax
Malam ini dibuat dari casting wax sheet atau hard base plate wax. Fungsi dari wax
ini adalah untuk mendapatkan artikulasi akurat dari rahang atas dan rahang bawah. Cara
manipulasi dari wax ini yaitu lilin diukur dengan penetrasi di suhu 37ºC dari 2,5% menjadi
22% yang menunjukkan bahwa lilin ini rentan terhadap distorsi pada penghapusan dari
mulut. Produk dagang terbaru banyak pilihan untuk produk bite registration contohnya
seperti Denar, Alminax.10

14
2.8 JENIS DENTAL WAX UNTUK PEMBUATAN BITE RIM

Dalam pembuatan gigi tiruan penuh banyak tahap-tahap yang harus dikerjakan, salah
satunya adalah pembuatan bite rim atau galangan gigit.Bite rim adalah tanggul gigitan yang terbuat
dari lembaran malam (wax) yang berfungsi untuk menentukan tinggi gigitan pada pasien yang
sudah kehilangan semua gigi agar mendapatkan kontak oklusi. Bite rim dibuat dengan
menggunakan malam yang berwarna merah yang bisa dibentuk basis sebagai pengganti sementara
bagi gigi tiruan penuh yang akan dibuat pada basis protesa, dan digunakan untuk menentukan
profile pasien, menentukan tinggi gigit, oklusi sentrik, dimensi vertikal, menentukan letak
permukaan bidang oklusal, menentukan letak garis tengah, garis senyum, garis caninus, dan
panduan saat menyusun elemen gigi.8

Bate rim dibuat diatas base plate yang telah dihaluskan menggunakan base plate wax
(modelling wax). Fungsi malam model dalam pembuatan gigi tiruan lengkap adalah untuk
mendapatkan dimensi vertikal, dataran oklusi dan bentuk rahang awal. Malam model terutama
terdiri dari campuran paraffin dan malam lebah. Komposisi malam model terdiri dari malam alami,
malam sintetis, resin dan malam hidrokarbon dari kelompok paraffin. Komposisi tersebut dapat
diubah untuk memberikan berbagai kekerasan.

Malam model tersedia dalam bentuk lembaran bewarna merah atau merah mudah yang
memberikan kualitas estetis selama pembuatan gigi tiruan lengkap. Malam yang digunakan dalam
membuat pola dengan teknik langsung atau tidak langsung harus mempunyai sifat yang terkontrol
untuk mendapatkan restorasi atau alat perawatan yang tepat. Sifat yang diharapkan dari malam
model sebagai malam pola yaitu mudah dibentuk saat dilunakkan, tidak robek dan retak atau
menyerpih, mudah diukir, dapat dicairkan dan dibekukan beberapa kali tanpa mengalami
perubahan fisiknya dan tidak meninggalkan sisa setelah diberi air mendidih dan detergen pada
cetakan yang berisi malam.8,11

15
2.9 SIFAT DENTAL WAX

Dental wax banyak dipergunakan dalam berbagai aspek kedokteran gigi di klinik maupun
laboratorium. Meskipun tidak digunakan dalam restorasi akhir tetapi wax sering digunakan
sebagai tambahan/ penunjang dalam pembuatan bermacam-macam restorasi atau appliances.
Sifat-sifat wax yang berguna dan penting meliputi melting range, thermal expansion, mechanical
properties, flow, residual stress dan ductility.

Melting Range (Titik Leleh)

Wax mungkin beberapa tipe molekul setiap range memiliki berat molekul, berat
molekul memilki melting range lebih daripada melting points.

Thermal Expansion

Wax mengalami expansi ketika temperatur meningkat dan dapat menyusut


(contraction) ketika temperatur menurun. Beberapa wax memiliki tingkat expansi yang
berbeda pada temperatur yang berbeda. Tingkatan expansi wax berkisar antara 22 dan 52
derajat.

Mechanical Properties

Wax memiliki elastic modul, proportional limit dan compressive strength yang
rendah dibandingkan bahan lain dan sifatnya tergantung pada temperatur.

Flow

Flow berubah bentuk dibawah tekanan yang diberikan. Flow sangat bergantung
pada temperatur dan waktu. Pada temperature rendah, flow tidak mengalir. Pada
temperatur yang mendekati melting range wax, flow meningkat secara dramatis.

Residual Stress

Residual stress merupakan stress yang tersisa pada wax sebagi hasil manipulasi
selama heating, cooling, bending, craving dan manipulasi lainnya. Untuk mencegah
pembentukan residual stress wax tidak boleh di- carving dan di-polish dibawah temperatur
titik leleh.

16
Ductility

Ductility sama seperti flow. Ductility meningkat saat temperatur wax meningkat.
Wax dengan temperatur leleh rendah akan menghasilkan ductility yang lebih tinggi pada
temperatur tertentu dibandingkan temperatur leleh yang lebih tinggi. 12

2.10 KEGUNAAN BASE PLATE/MODELLING WAX

Malam gigi diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu : malam pola,malam pemrosesean, dan
malam cetak. Baseplate wax merupakan salah satu malam pola yang bnayak digunakan. Baseplate
wax disebut juga modelling wax atau denture baseplate wax. Baseplate wax namanya berasal dari
penggunaan baseplate tray. Komposisi dari baseplate wax berupa ceresin 80% bees wax 12%,
carnauba 3%, natural atau synthetic resins 3% dan microcrystalline atau synthetic waxes 2,5%.
Baseplate wax umumnya tersedia dalam ukuran 7,60 x 15,00 x 0,13 cm bewarna merah muda/
pink atau merah. Menurut ANSI/ADA Specification No 24 (ISO 15854) wax ini di produksikan
dalam 3 (tiga) tipe menurut iklim dimana wax ini digunakan yaitu Type I Soft membuat countours
dan veneers, Type II Hard membuat model di dalam mulut dan cuaca hangat dan Type III Extra
Hard membuat model didalam mulut dan cuaca yang panas. Namun secara garis beras, wax ini
digunakan untuk:

1. Menghasilkan kontur gigi tiruan yang diinginkan setelah penyusunan gigi


2. Sebagai pattern untuk pembuatan prothesa dan pesawat ortodontik
3. Checking artikulasi
4. Pemindahan artikulasi ke artikulator
5. Dalam mendapatkan vertical dimensional, dataran/bidang oklusi dan bentuk rahang
dalam pembuatan full denture.13

17
BAB III

PENUTUP

Bahan cetak merupakan bahan yang digunakan untuk membuat tiruan negatif dari rongga
mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi. Model gigi tersebut digunakan oleh dokter
gigi sebagai model studi maupun sebagai model kerja. Bahan cetak dapat dikelompokkan menurut
sifat mekanisnya yaitu bahan cetak elastis (hidrokoloid dan elastomer) dan bahan cetak non elastis
(gips cetak, kompon, okside seng eugenol).2 Alginat merupakan bahan cetak elastis hidrokoloid
ireversibel yang penggunaannya paling luas. Teknik pengadukan angka delapan adalah teknik
terbaik untuk mengaduk alginat secara manual.Selain jenis hidrokolid, terdapat pula bahan elastis
lainnya yaitu elastomer.3 Elastomer termasuk sebagai bahan cetak berbahan dasar polimeter
sintetis dengan struktur amorf yang memiliki struktur rantai cross-linked dan dapat direnggangkan
dan kembali dengan cepat dimensi semula. Dari jenis bahan cetak elastomer tersebut yang
menghasilkan produk sampingan adalah polisulfida dan silikon kondensasi. 4,5

Wax juga merupakan salah satu bahan yang tak kalah penting untuk membuat gigi tiruan.
Wax merupakan bahan termoplastik yang terdiri dari berbagai bahan organis danbahan alami
sehingga membuatnya sebagai bahan dengan sifat-sifat yang sangat berguna. Dental wax di
kedokteran gigi secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan tempat digunakan dan
fungsinya. Berdasarkan tempat digunakannya, dental wax digunakan di klinik dan laboratorium.
10
Berdasarkan fungsinya dental wax dibagi menjadi pattern wax, processing wax, dan impression
wax. Setiap dental wax memiliki fungsi yang berbeda dilihat dari titik leleh, thermal expansion,
mechanical properties, flow, residual stress, dan ductility.12

Dalam pembuatan gigi tiruan penuh banyak tahap-tahap yang harus dikerjakan, salah
satunya adalah pembuatan bite rim atau galangan gigit.Bite rim dibuat diatas base plate yang telah
dihaluskan menggunakan base plate wax (modelling wax).Secara umum, fungsi dari malam model
adalah menghasilkan kontur gigi tiruan yang diinginkan setelah penyusunan gigi, sebagai pattern
untuk pembuatan prothesa dan pesawat ortodontik, checking artikulasi, pemindahan artikulasi ke
articulator, dan dalam mendapatkan vertical dimensional, dataran/bidang oklusi dan bentuk rahang
dalam pembuatan full denture.9,10,11,13

18
Kasus diatas memutuskan untuk membuatkan gigi palsu full denture pada rahang atas dan
rahang bawah. Untuk membuat gigi palsu dilakukan pengambilan cetakan anatomis dan fisiologis.
Pencetakan anatomis berfungsi untuk mendapatkan batas dukungan gigitiruan dan memperoleh
studi model sedangkan pencetakan fisiologis bertujuan untuk mendapatkan model kerja untuk
pembuatan basis gigitiruan. Pencetakan fisiologis menggunakan sendok cetak fisiologis yang
8,9
dibuat dari bahan resin akrilik swapolimerisasi. Segera setelah pengambilan cetakan biasanya
dilakukan pembersihan hasil cetakan dengan membasuhnya dengan air mengalir untuk
menghilangkan air liur atau darah yang melekat pada hasil cetakan. Selain itu,perlu juga
didisinfektan menggunakan bahan kimia baik dengan cara disemprot amaupun direndam.6,7

DAFTAR PUSTAKA

1. Putranti DT, Rizky A. Pengaruh Penyemprotan Ekstrak Daun Alpukat dan Larutan Sodium
Hipoklorit pada Cetakan Elastomer terhadap Stabilitas Dimensi.Jurnal Ilmiah
PANNMED2018;13(1):1-6.
2. Ningsih DS, Sundari I, Rika SM. Uji Setting Time pada Modifikasi Alginat dengan
Penambahan Tepung Jagung (Zea mays) sebagai Alternatif Bahan Cetak.
JDS2016;1(1):59-64.
3. Sumaryono B. Penatalaksanaan Rasa Mual terhadap Bahan Kedokteran Gigi dengan
Hipnoterapi.PDGI Makassar2015;4(1):1-4.
4. Febriani M. Alginate Impression VS Alginate Impression Plus Cassava Starch : Analisis
Gambaran Mikorskopoik. JKG Unej2011;8(2):67-73.
5. Tanjung R, Achmad RT, Harahap SA, et al. Bahan Cetak
Elastomer2015.https://www.academia.edu/18032023/MAKALAH_ELASTOMER_IKG
D. 14 November 2020.

19
6. Sari DF, Parnaadji RR, Sumono A. Pnegaruh Teknik Desinfeksi dengan Berbagai Macam
Larutan Desinfektan pada Hasil Cetakan Alginat terhadap Stabilitas Demensional. Jurnal
Pustaka Kesehatan2013;1(1):29-34.
7. Sastrodihardjo S. Disinfeksi Hasil Cetakan. Jurnal Material Kedokteran Gigi2016;5(2):45-
51.
8. Anriatika, Simbolon BH, Helmira. Perbandingan Teknik Cor dan Gulung dalam
Pembuatan Bite Rim pada Gigi Tiruan Penuh untuk Mendapatkan Efisiensi Waktu dan
Bahan. Jurnal Keperawatan2016;12(2):247-50.
9. Wildan Humairah. Aplikasi Prosedur Perawtan Prostodontik pada Praktik Dokter Gigi
Umum di Kota Medan. Tesis. Medan: USU,2015:15-7.
10. Susanti DNA. Dental Wax Macam dan Penggunaannya dalam Bidang Kedokteran Gigi.
Tesis. Balo: Universitas Udayana,2014:7-14.
11. Irnawati D, Agustiono P, Sunarintyas S. Pemeriksaan Mutu Malam Model yang Beredear
di Yogyakarta. Indonesian Journal of Dentistry2007;14(2):111-6.
12. Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Harahap SA. Ilmu Material dan
Teknologi Kedokteran gigi. Medan. USU Press, 2019: 35-43.
13. Irnawati D, Agustiono P, Sunarintyas S. Pemeriksaan Mutu Malam Model yang Beredar
di Yogyakarta. Indonesian Jpurnal of Dentistry2007;14(2);111-6.

20

Anda mungkin juga menyukai