Anda di halaman 1dari 21

TUGAS INDIVIDUAL DISKUSI KELOMPOK

PEMICU 4: GIGI TIRUAN CEKAT IBUNDA


BLOK 11 (MATERIAL DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI)

KLARISSA ANJANI JULIUS


190600077
KELAS B

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perkembangan teknologi dewasa ini memungkinkan kegiatan penelitian di bidang material
berkembang sangat pesat dan meningkatkan kualitas material yang sudah ada maupun untuk
menemukan material dengan komposisi yang baru. Salah satu material yang menjadi perhatian
banyak kalangan untuk dikembangkan adalah porselen. Porselen dipilih karena memiliki sifat
keras, kuat, dan tahan terhadap keausan. Porselen juga memiliki nilai estetis sangat baik, karena
warna translusennya mudah disesuaikan dengan warna gigi asli. Namun kekurangan dari bahan ini
adalah sifatnya yang rapuh. Dari kekurangannya inilah maka bahan ini di kombinasikan oleh
logam dimana logam ini berfungsi sebagai koping untuk menambah kekuatan mekanis ini.
Porcelain fused to metal atau PFM merupakan salah satu bahan restorasi yang sangat luas
dipergunakan dalam bidang kedokteran gigi yang mengombinasikan kekuatan dari metal dan
porselen. PFM digunakan untuk merestorasi kerusakan gigi yang parah untuk melindungi struktur
jaringan gigi yang tersisa, menjaga oklusi dan memberikan nilai estetik. Karena penggunaan PFM
yang banyak digunakan untuk upaya restorasi gigi, penting bagi dokter gigi untuk mengetahui
jenis, sifat, fungsi, serta perbedaan antara berbagai jenis PFM.1

1.2 DESKRIPSI TOPIK


Nama Pemicu : Gigi tiruan cekat Ibunda
Narasumber : drg. Sumadhi S, Ph.D; drg. Lasminda Syafiar, M.Kes; Siti Utari,
S.Si,M.Sc.
Seorang perempuan berusia 45 tahun ingin memperbaiki giginya yang berlubang besar.
Dari pemeriksaan intra oral terdapat gigi 34 karies pada regio bukal, mesial dan distal. Dokter gigi
merencanakan membuatkan gigi tiruan porcelain fused to metal pada gigi tersebut. Dokter gigi
melakukan preparasi pada gigi tersebut dilanjutkan dengan pengambilan cetakan anatomis dan
fisiologis dan pembuatan model die. Model die kemudian dikirim ke laboratorium untuk
pembuatan gigi tiruan tersebut.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KARAKTERISTIK METAL

1. Karakteristik Struktur
Ion logam berukuran relatif kecil, dengan diameter sekitar 0,25 nm. Ion-ion sejenis
di dalam logam padat murni tertumpuk bersama secara teratur, dan sebagian besar logam
tertumpuk secara kolektif ion-ion menempati volume minimum. Logam umumnya
berbentuk kristal dan penumpukan ionnya tertutup atau terbuka. Susunan atomnya dapat
ditentukan dan dinyatakan berdasarkan bentuk struktur selnya. Selain itu, karena ikatan
metalik tidak bergantung pada arah.
2. Sifat logam
a. Sifat-sifat ekstraktif/kimia (Chemical Properties)
- Segregasi dan ketahanan korosi, hal ini dikarenakan logam memiliki kandungan
karbon
- Titik leleh dan titik didih yang tinggi karena kekuatan ikatan logam
- Umumnya berbentuk kristal dan permukaan ionnya tertutup/terbuka
- Atomnya teratur
b. Sifat-sifat mekanik (Mechanical Properties), adalah sifat bahan bilamana
dipengaruhi gaya dari luar, yaitu :
- Kekerasan (hardness), adalah kemampuan bahan untuk tahan terhadap goresan,
penetrasi, pengikisan. Sifat ini berkaitan dengan sifat keausan (wear resistance)
dan kekuatan
- Kekenyalan (elasticity), adalah kemampuan bahan menerima tegangan tanpa
terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan
- Kekakuan (stiffness), adalah kemampuan bahan menerima tegangan tanpa
terjadinya perubahan (deformasi) atau defleksi
- Ketangguhan (toughnes), adalah kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah
energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan

2
- Plastisitas (plasticity), adalah kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah
deformasi plastis (yang permanen) tanpa terjadinya kerusakan. Sifat ini juga
disebut sebagai keuletan (ductility)
- Kelelahan (fatique), adalah kecendrungan dari logam untuk patah jika
menerima tegangan yang berulang ulang yang besarnya masih jauh di bawah
batas kekuatan elastisnya.
- Keretakan-merangkak (creep-crack), adalah sifat suatu logam untuk
emngalami deformasi plastic yang besarnya merupakan fungsi waktu, dimana
pada saat bahan tersebut menerima beban yang besarnya realtif tetap
c. Sifat-sifat fisik (Physical Properties), adalah sifat bahan karena mengalami
peristiwa fisika, seperti adanya pengaruh panas dan listrik, yaitu berat jenis, daya
hantar listrik dan panas, sifat magnet dan struktur mikro logam. Logam
menghantarkan listrik dan panas dengan baik.
d. Sifat teknologi, adalah sifat suatu bahan yang timbul dalam proses
pengolahannya.2,3

2.2 PERBEDAAN METAL DENGAN METALOID

GAMBAR I. TABEL PERIODIK4

Berdasarkan tabel diatas, dapat diamati bahwa tabel periodik terbagi menjadi 3 elemen
yaitu logam, metaloid, dan non logam. Logam berada pada sisi kiri tabel periodik, non logam
berada pada sisi kanan tabel periodik, dan metaloid berada tepat disebelah kanan logam dan
memiliki sifat logam serta non logam. Hidrogen (H) merupakan pengecualin yang merupakan

3
elemen pertama dari tabel periodik dan temperatur serta tekanan dari hidrogen menunjukkan sifat
non logam.

Logam/metal adalah yang paling banyak ditemukan di antara semua unsur.Logam


diklasifikasikan lebih lanjut sebagai logam dasar, logam transisi, logam alkali, logam alkali tanah,
lantanida (unsur tanah jarang), dan aktinida. Sedangkan metalloid atau dikenal juga sebagai
semimetal (memiliki sifat metal dan non metal), berperan sebagai semikonduktor yang digunakan
pada perangkat elektronik dan komputer. Dalam tabel periodik, mereka hadir dalam garis zig-zag
antara boron dan aluminium dan turun ke polonium dan astatin. Metaloid juga dapat digunakan
untuk membuat polimer, keramik, dan baterai. 5 Secara lebih rinci, perbedaan antara keduanya
dapat dilihat dari tabel berikut :

KARAKTERISTIK METAL METALLOID


Elektronegativitas Rendah Berada di tengah-tengah
Konduktivitas suhu Tinggi Baik namun lebih rendah dibandingkan
dan listrik dengan metal atau disebut juga semi-
konduktor
Permukaan Terlihat mengkilap Ada yang mengkilap ada yang tidak
Letak pada tabel Berada pada sisi kiri Berada diantara unsur logam dan non
periodik logam
Letak sub-kulit Ada pada blok s,p,d, dan f Ada pada blok p
Meabilitas dan Ada Tidak ada
duktilitas
Sifat logam Memiliki sifat logam tertinggi Memiliki sifat antara logam dan non
logam
Bentuk Padat namun sebagian akan mencair Padat
pada suhu ruang misalnya Ga, Hg,
Rb, Cs, dan Fr
Jari jari atom Dari sedang ke tinggi Dari kecil ke sedang
Massa jenis Tinggi kecuali beberapa logam Rendah
alkali
Warna Umumnya berwarna silver/abu abu Berbagai warna
Titik leleh Tinggi Bervariasi
Densitas Tinggi Bervariasi

4
Paduan dengan Menghasilkan alloy Sebagian menghasilkan alloy
logam laiannya

2.3 PROSES SOLIDIFIKASI LOGAM MURNI

Solidifikasi atau pembekuan logam merupakan suatu proses pengecoran yang mana logam
dicairkan, dimasukkan dalam cetakan dan dikeluarkan. Kemudian dibiarkan membeku menjadi
produk akhir atau semi akhir.6

GAMBAR II. PROSES SOLIDIFIKASI (PEMBEKUAN


INTI STABIL, PERTUMBUHAN INTI
MENJADI BUTIR, DAN PEMBENTUKAN
STRUKTUR SEBUAH BUTIR)

Logam dapat diidentifikasi menurut titik cairnya, titik didih dan sifat dasar fisis/ khemis.
Logam murni membeku pada temperatur konstan yaitu sama dengan temperatur
pembekuannya/temperatur leburnya, seperti dalam gambar diatas. Temperatur terlihat akan turun
secara teratur mulai dari A sampai B’ kemudian terjadi sedikit kenaikan temperatur sampai di B
dan menjadi konstan sampai di C. Setelah ini temperatur kembali turun secara teratur sampai ke
temperature kamar. Tf yang merupakan bagian yang lurus dari grafik itu (B-C) adalah Fusion/
Melting Temperature.

5
GAMBAR III. PROSES SOLIDIFIKASI LOGAM MURNI

Selama pembekuan (solidifikasi) akan terjadi pelepasan panas ketika logam tersebut
berubah dari bentuk liquid menjadi solid. Hal ini terjadi karena adanya tenaga yang dikeluarkan
jika cairan berubah menjadi padat. Panas ini disebut Latent Heart of Fusion (panas laten) dan
didefinisikan sebagai jumlah kalori panas yang dibebaskan dari 1gram bahan bila terjadi
perubahan dari keadaan liquid menjadi solid. Panas ini akan berbeda pada setiap substansi. Diatas
temperatur B-C logam tersebut dalam keadaan cair sedang dibawah temperatur itu logam tersebut
dalam keadaan padat.

Pendinginan permulaan sampai ke B’ disebut Super Cooling dan pada saat itulah terjadi
permulaan kristalisasi. Kristalisasi logam terbentuk oleh difusi atom-atom yang dimulai dari inti
kristalisasi yang berbentuk selama periode super cooling. Jika telah terbentuk inti ini maka kristal-
kristal akan mulai bertumbuh dan bercabang keluar berbentuk seperti apa yang disebut Dendrite
(S). Kristal-kristal tidak berbentuk secara teratur tetapi membentuk posisi lattice secara tidak
teratur. Jadi setiap kristal mempunyai unit tersendiri dengan kedudukan yang berbeda dengan yang
bersebelahannya.

Jika dua atau lebih kristal bertemu dalam pertumbuhannya maka pertumbuhan itu akan
terhenti sampao akhirnya keseluruhan ruangan akan terisi oleh kristal-kristal. Walaupun demikian,
setiap kristal akan tetap tinggal sebagai unit tersendiri. Oleh karena itu, metal akan merupakan
bangunan dari berjuta-juta kristal yang kecil dan disebut dengan Poly Cristallin. Setiap kristal
disebut dengan Grain (butir) dan grain ini akan tumbuh terus sehingga akhirnya akan membentuk
Grain Boundaries.

6
Jika suatu metal di-polish dengan baik dan permukaan logam itu diberi bahan khemis
tertentu (reagentia) maka grain boundaries dapat dilihat dibawah mikroskop. Hubungan kristal
tergantung pada inti kristalisasi pada saat solidifikasi dan bila mempunyai jarak yang sama satu
dengan yang lain maka kristal-kristal yang terjadi akan hampir sama besarnya. Solidifikasi dapat
digambarkan sebagai pertumbuhan inti ke segala arah yang berbentuk bola dan dalam waktu yang
bersamaan bertambah besar secara konstan.

Bila bola-bola ini bertemu akan terjadi bentuk yang datar sepanjang permukaan yang
bertemu itu. Walaupun demikian ada kristal-kristal yang tetap berbentuk Spherical dan
mempunyai diameter yang sama. Kristal-kristal seperti ini disebut dengan Equiaxed. Pada
umumnya dental casting mempunyai kecenderungan untuk mempertahankan struktur kristal yang
equiaxed.2

2.4 JENIS ALOI PORCELAIN FUSED TO METAL

GAMBAR IV. JENIS ALOI DAN KANDUNGAN EMAS 7

1. High Noble Alloy


Terdiri dari 60% logam mulia (merupakan kombinasi dari emas, paladium dan
perak) dengan berat emas minimal 40%. High noble alloy mengandung sejumlah timah,
indium dan besi yang biasanya digunakan untuk pembentukan lapisan oksida agar bisa
berikatan kimia dengan porselin. High noble alloy biasanya berwarna kuning atau putih,
memiliki kekakuan yang rendah.

7
a. Gold Platinum alloy
Dapat digunakan untuk casting penuh serta logam-keramik restorasi.
Komposisinya adalah emas 85%, platinum 12%, seng 1%, dan perak untuk
menyesuaikan sifat ekspansi.
b. Gold-Palladium alloy
Dapat digunakan untuk casting penuh atau logam-keramik restorasi.
Memiliki suhu leleh yang tinggi. Komposisinya adalah emas 52%, palladium 38%,
indium 8,5%, dan perak untuk menyesuaikan sifat ekspansi (dalam beberapa
merek).
2. Noble Alloy
Noble alloy mengandung setidaknya 25% berat logam mulia. Terdiri dari emas,
paladium atau perak. Noble alloy adalah kelompok yang paling beragam. Noble alloy
memiliki kekuatan, daya tahan serta kekerasan yang relatif tinggi. Noble alloy berwarna
kuning atau berwarna putih.
a. Gold-copper-silver-palladium alloy
Memiliki titik leleh yang cukuup rendah. Sering digunakan untukr estorasi
cor penuh ketimbang aplikasi PFM. Komposisinya adalah emas 45%, tembaga
15%, perak 25%, dan palladium 5%.
b. Palladium-copper-gallium alloy
Mengandung tembaga dan kadang cendrung kendur selama pembakaran
porselen.Komposisisnya adalah palladium 79%, tembaga 7%, dan gallium 6%.
c. Palladium-Silver and Silver-Palladium alloy
Lebih rentan terhadap korosi namun disisi lain memiliki resistensi yang
tinggi. Bahan ini cendrung lebih castable dan lebih mudah untuk solder..
Komposisinya meliputi palladium 61%, perak 24%, timah juga terdapat dalam
beberapa formula. Komposisi pendukung adlaah perak 66% dan palladium 23%.
3. Base Metal Alloy
Base metal alloy mengandung logam mulia kurang dari 25%, tetapi dalam
kenyataannya sebagian besar tidak mengandung logam mulia sama sekali. Base metal alloy
dapat digunakan untuk casting penuh atau restorasi PFM serta untuk kerangka gigi tiruan
sebagian. Base metal alloy jauh lebih keras, kuat. Base metal alloy memiliki ketahanan

8
yang sangat baik. Nikel dan Berilium merupakan unsur yang paling umum digunakan
untuk logam dasar ini dapat menyebabkan reaksi alergi ketika kontak dengan gingiva.
Namun reaksi alergi hanya berefek pada gusi tidak untuk sistemik atau menyeluruh. Reaksi
alergi tampaknya terbatas untuk peralatan tetap (mahkota dan jembatan). Asupan nikel dan
berilium yang sangat tinggi bersifat karsinogenik (penyebab kanker). 7
1. Nickel-chornium alloy
60% adalah nikel dan 0,1% adlaah karbon sebagai pengeras. Biasanya
digunakan sebagai kerangka gigi tiruan lepasan.
2. Cobalt-chronium alloy
Dapat digunakan untuk fabrikasi kerangka PFM. Masalah utama adlaah
sulitnya bekerja dengan cobalt-kranium terutama pada titik leleh yang tinggi yang
menyebabkan harusnya menggunakan peralatan yang khusus. Kekerasan yang
rendah menyulitkan kita untuk memoles..

2.5 SIFAT ELEMEN LOGAM ALOI PORCELAIN FUSED TO METAL

Restorasi porcelain fused to metal melibatkan penggabungan dari kebaikan sifat mekanik
logam dengan sifat estetik porcelain yang baik. Secara umum, restorasi terdiri dari sub-struktur
logam campur yang berikatan dengan vinir porcelain. Syarat utama bahan yang digunakan dalam
restorasi PFM adalah kompatibilitas logam dan porcelain. Porcelain dan logam campur yang
digunakan dalam restorasi ini harus memenuhi syarat-syarat yaitu porselen dan logam harus
membentuk ikatan kuat (beberapa kegagalan disebabkan karena ikatan yang kurang adekuat),
porselen fusi pada suhu leleh yang lebih rendah dari suhu leleh logam. Logam tidak boleh leleh
pada suhu fusi porselen, porselen dan logam harus memiliki koefisien ekspansi termal yang sesuai,
sehingga porselen tidak akan pecah atau terlepas dari alloy saat proses pendinginan dan logam
harus mempunyai modulus elastisitas yang tinggi sehingga dapat menyalurkan tegangan yang baik
dari porselen.

Kekuatan ikatan antara porselen dan metal sangat penting sebagai syarat keawetan
restorasinya. Secara umum, ikatan ini adalah hasil dari penyerapan kimia secara difusi dari
permukaan lapisan oksida dari alloy dan porselen. Untuk alloy logam yang tidak mudah

9
teroksidasi, laposan oksida dibuat selama proses wetting dari alloy oleh porselen dan siklus
pembakaran yang berkelanjutan. Kegagalan mekanik yang paling sering untuk restorasi metal
keramik adalah pelepasan ikatan dari porselen ke metalnya. Banyak faktor yang memengaruhi
adesinya yaitu formasi dari ikatan kuat kimianya, mechanical interlocking kedua material, dan
tegangan residu termal. Sebagai tambahan, porselennya harus menyatu dengan permukaan untuk
membentuk sambungan yang tanpa celah. Sifat dasar yang dimiliki oleh porselen yang
memungkinkan terbentuknya restorasi PFM adalah adanya ikatan antara porselen dan logam.
Tanpa ikatan ini ,porselen akan cepat rusak didalam mulut karena rapuh. Sehingga ikatan yang
baik antara porselen dan logam alah sangat di perlukan. 7,8

ASPEK HIGH NOBLE ALLOY NOBLE ALLOY BASE METAL


ALLOY
Warna Dari putih-keemasan, Putih Putih
tergantung pada
kandungan emas
Melting Range 1149-1304Oc 1155 – 1304 Ot C 1155 – 1304 OC
Density 13,5-18,3 gr/cm3 10,5 – 11,5 gr/cm3 7,8 – 8,4 gr/cm3
Castability Mudah untuk di cast Tidak semudah high Sensistif pada teknik
noble alloy yang ekstrem
Hardness 182 - 220 VHN 189 – 270 VHN 175 – 360 VHN
Yield strength 450 - 572 Mpa 462 – 685 Mpa 310 - 828 Mpa
Percent Elongation 5 - 20% 10 – 34 % 10 – 28 %
Porcelin Bonding Lapisan oksida membantu Membantu perlekatan Membentuk lapisan
pembentukan ikatan dengan porcelin oksida adekuat yang
kimia bersama dengan unsur merupakan kunci
base metal alloy (Sn, perlekatan porcelain.
In, dll).
Sag Resistance Tahan hingga suhu lebih Tahan hingga suhu Sangat tidak stabil pada
o
dari 95 c lebih dari 950 derajat firing temperature dari
Celsius. porcelain.
Tarnish and Corrosion Adaftif terhadap rongga Adaftif terhadap Sangat tahan terhadap
mulut, sehingga tidak rongga mulut sehingga tarnish dan korosi.

10
mudah mengalami tidak mudah
tarnish. mengalami tarnish.
Biocompatibility Aman bagi lingkungan Sangat aman dan Nikel yang terkandung
rongga mulut biokompatible dengan dalam base metal alloy
lingkungan rongga dapat memicu reaksi
mulut. alergi pada beberapa
orang.
Scrap Value Baik Baik Buruk

2.6 FUNGSI ELEMEN LOGAM ALOI PORCELAIN FUSED TO METAL

1. NOBLE METALS
- Emas (Au)
Emas murni tidak pernah dipakaki dalam pengerjaan crown dan bridge,
tetapi selalu dalam bentuk alloy. Pencampuran logam lain pada emas ini
berdasarkan teori substisionil, dimana atom logam yang ditambahkan akan
mengganti tempat atom-atom emas didalam space latticenya. Pengaruh unsur-
unsur lainnya akan dibahas pada poin berikut.
- Platinum (Pt)
Platinum memiliki kekerasan yang mirip dengan tembaga. Platina murni
memiliki banyak aplikasi dalam kedokteran gigi karena titik fusi yang tinggi
dan resistensi terhadap kondisi mulut dan peningkatansuhu. Platinum
meningkatkan kekerasan dan kualitas elastis dari emas, dan beberapa paduan
dan kabel pengecoran gigi mengandung jumlah platinum hingga 8% gabungan
dengan logam lain. Platinum cenderung mencerahkan warna dari paduan
berbasis emas kuning.
- Palladium (Pd)
Paladium tidak digunakan dalam keadaan murni dalam kedokteran gigi,
tetapi digunakan secara luas dalam paduan gigi. Paladium dapat
dikombinasikan dengan emas, perak, tembaga, kobalt, timah, indium, atau

11
galium untuk paduan gigi. Palladium memiliki efek untuk memutihkan alloy
berbasis emas kuning.
- Iridum (IR), Ruthenium (RU), dan Rhodium (RH)
Iridium dan ruthenium digunakan dalam jumlah yang sedikit untuk menjaga
agar grain (butir) tetap dalam ukuran kecil. Ukuran grain yang kecil akan
meningkatkan sifat mekanis dan menyeragamkan elemen elemen lain dari
alloy. Rodium seingkali digunakan untuk membuat logam untuk termokopel.
Termokopel ini membantu mengukur suhu di tungkus porselin yang biasanya
digunakan untuk membuat restorasi gigi.
2. BASE METALS
- Silver (Ag)
Dalam paduan berbahan dasar emas, perak efektif dalam menetralkan warna
kemerahan dari paduan yang mengandung jumlah tembaga yang cukup besar.
Perak juga mengeraskan alloy berbasis emas melalui mekanisme pengerasan
larutan padat. Dalam alloy berbasis paladium, perak adalah penting dalam
mengembangkan warna putih paduan. Meskipun perak larut dalam paladium,
penambahan elemen lain pada paduan ini, seperti tembaga atau indium, dapat
menyebabkan pembentukan beberapa fase dan peningkatan korosi.
- Copper (Cu)
Ketika tembaga ditambahkan ke alloy berbasis emas, tembaga akan
memberikan warna kemerahan pada emas dan mengeraskan alloy tersebut
melalui mekanisme solid-solution maupun ordered-soulition. Tembaga juga
biasa digunakan dalam paduan berbasis paladium, tembaga digunakan untuk
mereduksi titik leleh dan memperkuat alloy melalui mkeniasme solid-solution.
- Zinc (Zn)
Saat dipanaskan di udara, seng teroksidasi dengan mudah membentuk
oksida putih dengan kepadatan relative rendah. Sifat pengoksidasi ini
digunakan dalam alloy pada kedokteran gigi. Meskipun seng hanya terdapat
1% - 2% berat, seng dapat bertindak sebagai agen deoksidasi. Jika terlalu
banyak seng, akan meningkatkan kerapuhanpaduan.

12
- Indium ( In)
Digunakan dalam beberapa alloy berbasis emas sebagai pengganti seng.
Baru-baru ini, indium digunakan dalam jumlah yang lebih besar (hingga 30%
berat) hingga memberikan warna kuning pada paduan paladium-perak.
- Tin (Sn)
Timah merupakan bahan dalam perawatan gigi berbahan dasar emas solder.
Timah umumnya digabungkan dengan platinum dan palladium untuk
menghasilkan efek pengerasan, tetapi juga dapat meningkat kerapuhan.
- Gallium (Ga)
Gallium tidak digunakan dalam bentuk murni dalam kedokteran gigi, tetapi
digunakan sebagai komponen dari alloy berbasis emas dan palladium. Oksiasi
dari galium penting untuk membentuk ikatan keramik ke logam.
- Nickel (Ni)
Saat digunakan dalam jumlah kecil dalam alloy berbasis emas, nikel dapat
menimbulkan warna putih pada alloy dan meningkatkan kekuatan serta
kekerasannya.7

2.7 PERBEDAAN SIFAT FISIS DAN OPTIS DARI PORSELEN DAN MENTAL

1. PORSELEN
- Logam tidak terlihat alami daripada keramik
- Keramik adalah senyawa yang dibentuk dari penyatuan antara unsur logam dan
nonlogam
- Kerapatan (Density), lebih ringan dibanding logam, tetapi lebih berat dibanding
polimer
- Biasanya penggabungan antara oksigen dan logam seperti: Si, Al, Ca, Mg
- Titik didih tinggi, dan bersifat insulator (konduktivitas termal dan elektrik
rendah)
- Dapat diproduksi dengan warna mendekati warna asli gigi
- Inert: tidak reaktif secara kimia

13
- Ketika cahaya datang memenuhi permukaan keramik, sebagian cahaya
dipantulkan dari permukaan, besarnya tergantung pada struktur keramik dan
tingkat kekasaran permukaan. Jika jalur cahaya tidak berubah saat melewati
material, keramik tersebut transparan; keramik murni amorf atau kaca
cenderung transparan. Keramik transparan jarang digunakan dalam kedokteran
gigi. Translusensi adalah sifat penting lainnya dari dental keramik. Translusensi
bahan untuk restorasi keramik semua bervariasi dengan sifat dan jumlah fase
kristal penguat. Keramik berbasis alumina dan zirkonia adalah opaque,
sedangkan kemarik berbasis leucite dan lithium disilicate lebih tembus cahaya.
- Penggunaan sebagai reiforcing agents atau fillers untuk komposit
- Contoh keramik: Gelas, beton (concrete), fine crystal, gypsum, porcelain (
2. METAL
- Memiliki konduktivitas termal dan elektrik yang tinggi.
- Opacity, yaitu tidak melewatkan cahaya.
- Luster (berkilau), memiliki permukaan yang dapat dengan kuat memantulkan
cahaya dan kelihatan terang dan berkilau
- Warna logam: abu-abu, kecuali emas berwarna kekuningan, dan tembaga:
kemerahmerahan
- Logam digunakan secara luas sebagai komponen struktur dari material
pengganti struktur gigi.
- Membentuk ikatan logam , lalu membentuk struktur kristal sehingga
menghasilkantitik lebur dan titik didih yang tinggi
- Terdapat satu logam berbentuk liquid pada suhu kamar: merkuri, yang
ditambahkan dengan perak, seng, atau tembaga untuk membentuk amalgam
yang merupakan restoration of decayed teeth9

14
2.8 SIFAT MEKANIS DARI METAL YANG DIGUNAKAN BERDASARKAN GRAFIK
TEGANGAN REGANGAN

Pada prinsipnya sifat bahan logam terbagi dalam dua kelompok sifat yaitu sifat fisis dan
sifat mekanik. Sifat –sifat mekanik bahan atau logam yang dikuantifikasikan dengan kuat tarik,
kuat luluh, perpanjangan atau elongasi atau ductility, koefesien pengerasan regang dan koefisien
anistropsi dapat diperoleh dengan pengujian yang disebut uji tarik. Sifat-sifat ini akan
menunjukkan perilaku bahan atau logam ketika diberi beban atau gaya. Berikut ini merupakan
sifat-sifat mekanis logam yaitu:

1. Stress, ketahanan internal dari dalam objek untuk mengimbangi gaya eksternal
tersebut.
2. Strain, jika stress (ketahanan internal tidak cukup untuk menahan gaya eksternal,
maka objek akan mengalami perubahan bentuk (deformasi). Perubahan bentuk
tersebut ditandai dengan strain (regangan yang terjadi).

GAMBAR V. KURVA STRESS-STRAIN


3. Modulus elastisitas/modulus young, adalah slope dari kurva stress-strain pada
bagian lurus pertama (daerah elastik). Menunjukkan kekakuan (stiffness/rigidity)
relatif dari material pada daerah elastik.
4. Stiffness/kekakuan, kemampuan suatu bahan untuk menerima tegangan atau beban
tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi.

15
GAMBAR VI. TITIK MODULUS YOUNGE SERTA SLOPE/STIFFNESS

5. Fleksibelitas, yaitu dengan stress yang sedang atau kecil dapat memberikan strain
yang besar. Maximum flexibility = proportional limit.
6. Proportional limit (batas proporsional), batas dimana material tidak lagi memenuhi
Hk.Hooke.
7. Kekuatan luluh (yield strength), kekuatan bahan terhadap deformasi awal.

GAMBAR VII. PROPORSIONAL LIMIT DAN YIELD STRENGTH

8. Plastic Deformation, jika sebuah bahan terus-menerus diberikan gaya sehingga


melewati batas Yield Point, maka akan memasuki daerah plastik, dimana pada
daerah ini bahan akan mengalami deformasi plastik, yaitu bahan tidak akan kembali
ke bentuknya semula jika gaya dihentikan.

16
GAMBAR VIII. PLASTIC REGION
9. Ultimate strength, Jika semakin besar gaya yang diberikan kepada suatu material, objek
akan mencapai suatu titik dimana material mengalami retak/patah (fractures/ruptures)
setelah melewati daerah plastik. Titik ini disebut ultimate strength.

GAMBAR IX. ULTIMATE STRENGTH


10. Elongation and Compression, Nilai Total deformasi plastik yang terjadi (antara datas
proporsional hingga ultimate strength) disebut sebagai percent elongation. Dari nilai
percent elongation inilah ditentukan suatu bahan apakah bersifat: ductility (derajat
kelenturan pada saat diberikan tarikan/tensile strenght: kemampuan bahan untuk menahan
deformasi plastik tanpa patahan), atau malleability (derajat kelenturan pada saat diberikan
tekanan: kemampuan bahan untuk menahan deformasi plastik tanpa patahan ketika diberi
tekanan).
11. Resilience and Toughness, Energi yang dibutuhkan untuk membuat material berubah
bentuk secara permanen menunjukkan sifat resilience (derajat kelentingan): kapasitas
bahan untuk menyerap energi pada daerah elastis, Energy yang dibutuhkan material untuk
patah menunjukkan sifat toughness (derajat ketangguhan).

17
GAMBAR X. RESILIENCE AND TOUGHNESS

12. Kekerasan (hardness), ketahanan bahan terhadap penetrasi, (deformasi plastis)


pada permukaannya
13. Kelelahan (fatique), ketahanan bahan terhadap pembebanan dinamik
14. Mulur (creep), Menyatakan kecenderungan bahan mengalami perubahan bentuk
(deformasi platis) yang besarnya merupakan fungsi waktu saat menerima beban
yang besarnya tetap.10,11

18
BAB III

KESIMPULAN

Porcelain fused to metal (PFM) yang merupakan kombinasi kekuatan dari logam cor
dengan estetika porselen. Restorasi ini dengan substruktur metal cor dan dikombinasi dengan
perselen telah sukses digunakan lebih dari tiga puluh tahun, baik sebagai restorasi mahkota
ataupun restorasi gigitiruan jembatan (GTJ). Gabungan antara logam dan keramik (porselen fusi
logam) merupakan perpaduan yang tepat untuk mendapatkan restorasi yang kuat sekaligus estetik. 1

Aloi Porcelain Fused to Metal dapat dibagi menjadi 3 yaitu High noble alloy, noble alloy,
dan base metal alloy. 2,3 Ketiga jenis alloy ini memiliki karakteristik, komposisi, dan fungsi yang
berbeda. Elemen logam yang terkandung pada porcelain fused to metal antara lain emas, platinum,
paladium, iridum, ruthenium, rhodium, silver, cooper, zinc, indium, tin, gallium, dan nickel.7,9

Metal merupakan elemen khemis yang lebih sulit untuk mengkarakteristikkannya daripada
elemen yang lain. 5 Namun secara umum karakteristik logam dapat dilihat dari struktur kimianya
dan sifatnya (kimia, mekanik, fisik, dan teknologi). Pada tabel periodik, metal sendiri terletak
pada sebelah kiri tabel periodik. Proses solidifikasi logam murni secara umum dapat dibagi
menjadi 3 tahap yaitu (1)pembekuan inti stabil, (2) pertumbuhan inti menjadi butir, dan (3)
pembentukan struktur menjadi butir). 3Sifat mekanis dari metal sendiri ditunjukkan oleh grafik
tegangan-regangan yang didalamnya dapat dilihat modulus elastisitas, kekakuan, fleksibelitas,
proportional limit, kekuatan luluh, plastic deformation, ultimate strength, elongation and
compression, resilience and toughnes, dll.10,11

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Darwis D, Prasetya E, Trisnon D,et al. Analisis Sifat-Sifat Fisik Keramik dengan Bahan
dasar Tulang Sapi and Lempung Asal Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru. Journal of
Science and Technology2018;7(2): 259-67.
2. Syafiar L. Rusfian. Sumadhi S. Yudhit A. Harahap K.I. Harahap S.A. Ilmu Material Dan
Teknologi Kedokteran Gigi. Ed Revisi. Medan: USU Press , 2019: 206.
3. Fiqrotul. Logam. 13Desember2011. https://fiqrotul.wordpress.com/2011/12/13/logam-
lebih-dalam-mengenai-material-logam/. 25 November 2020.
4. Juwita R. Kimia Dasar.Padang: STKIP,2017:77-8.
5. Rachna C. Difference Between Metals, Non-Metals and Metalloids. 27 April 2019.
https://biodifferences.com/difference-between-metals-non-metals-and-metalloids.html. 25
November 2020.
6. Jatoth R, Naik G V. Solidification Process of Pure Metal. IJETSR2017; 4(12):705-15.
7. Craig RG. Restorative Dental Materials. Fourteenth Edition. China: Elsevier,2019.
8. Sukma DAD, Aziza KR, Prismasari S, et al. Porcelain Fused to Metals. Tesis. Yogyakarta:
UNY,2012:4-12.
9. Anusavice, Kenneth J. Science of Dental Materials. Twelve Edition. China: Elsevier
Saunders,2003.
10. Hosford WF. Metal Forming, Mechanics & Metallurgy. Second Edition. New Jersey:
Printice Hill Inc, 1993.
11. Nugroho AW.
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/16470/mod_resource/content/3/Materi
al%20Teknik_I_4_Sifat%20Mekanik2_.pdf. Diakses pada 25 November 2020.

20

Anda mungkin juga menyukai