Disusun Oleh :
Rasbina Anggriani Beru Sembiring Pandia
190600091
Kelompok 9
B. Deskripsi Topik
Penyusun : drg. Sumadhi S, Ph.D; drg. Lasminda Syafiar, M.Kes; Siti Utari,
S.Si,M.Sc.
Hari/ Tanggal : Jum’at / 27 November 2020
Skenario:
Seorang perempuan berusia 45 tahun ingin memperbaiki giginya yang berlubang
besar. Dari pemeriksaan intra oral terdapat gigi 34 karies pada regio bukal, mesial dan
distal. Dokter gigi merencanakan membuatkan gigi tiruan porcelain fused to metal
pada gigi tersebut. Dokter gigi melakukan preparasi pada gigi tersebut dilanjutkan
dengan pengambilan cetakan anatomis dan fisiologis dan pembuatan model die.
Model die kemudian dikirim ke laboratorium untuk pembuatan gigi tiruan tersebut.
Pertanyaan:
1. Jelaskan karakteristik suatu metal!
2. Jelaskan perbedaan metal dengan metaloid!
3. Jelaskan proses solidifikasi logam murni!
4. Jelaskan jenis-jenis aloi porcelain fused to metal!
5. Jelaskan sifat-sifat elemen logam aloi porcelain fused to metal!
6. Jelaskan fungsi elemen logam aloi porcelain fused to metal!
7. Jelaskan perbedaan sifat fisis dan optis dari porselen dan metal.
8. Jelaskan sifat mekanis dari metal yang digunakan berdasarkan grafik tegangan
regangan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Jelaskan karakteristik suatu metal!
Jawab :
Bahan metal (logam) dalam dunia kedokteran gigi digunakan sebagai komponen
struktural internal dan/atau eksternal dari banyak restorasi prostetik. Bahan metal
memiliki bidang indikasi yang luas karena sifat mekaniknya yang baik berkontribusi
pada kekuatan struktur, dan kemampuan untuk menahan deformasi plastis di bawah
beban yang diberikan. Logam dan paduannya memiliki sifat, seperti: modulus
elastisitas tinggi dan daya dukung beban yang membuat bahan ini menjadi bahan yang
diperlukan dalam kedokteran gigi. Selain itu, jika ditanamkan ke dalam tubuh, atau
jika bersentuhan dengan jaringan, bahan logam harus memiliki sifat lain seperti:
biokompatibilitas, ketahanan terhadap korosi, kekuatan dan ketangguhan statis dan
dinamis yang tinggi, serta tidak boleh melepaskan ion logam dalam lingkungan
tempat mereka berada.
Metal adalah elemen khemis yang cukup sulit untuk mengarakteristikkannya
dibandingkan dengan elemen yang lain. Dalam keadaan normal, metal merupakan
benda padat (kecuali Hg dan gallium). Metal memiliki sifat khas yang sulit dimiliki
oleh substansi yang lain yang bila di-polish memperlihatkan permukaan yang
mengkilap. Secara umum, metal atau logam yang beku tentu akan lebih keras, lebih
kuat, dan lebih padat dibandingkan dengan elemen- elemen lain. Metal juga memiliki
karakteristik berupa konduktor thermal dan electrical yang baik. Perlu diingat bahwa
setiap elemen khemis yang berionisasi positif di dalam larutannya disebut logam.
Referensi :
1. Slokar L, Pranjić J, Carek A. Metallic materials for use in dentistry. The holistic
approach to environment. 2017;7(1):39-58.
2. Syafiar L, Rusfian, Sumadhi, Yudhit A, Harahap KI, Harahap SA. Ilmu Material
dan Teknologi Kedokteran Gigi. Revisi. Medan , Indonesia: USU Press; 2019.
2. Jelaskan perbedaan metal dengan metaloid!
Jawab :
Metal (Yunani: Metallon) yang berarti logam. Metaloid berasal dari bahasa
Yunani, yaitu metallon yang berarti logam dan eidos mirip. Jadi metaloid adalah
kelompok unsur kimia yang memiliki sifat antara logam dan non logam. Metaloid
sulit dibedakan dengan metal (logam),
Perbedaan utamanya ialah umumnya metaloid adalah semikonduktor sedangkan
logam konduktor. Logam memiliki warna yang mengkilap sedangkan metaloid tidak
mengkilap dan logam mudah ditempa sedangkan metaloid sulit untuk ditempa.
Referensi :
1. Avilina D. Ensiklopedia Materi dan Kimia Unsur. Alprin.2010
Temperatur terlihat akan turun secara teratur mulai dari A sampai ke B' kemudian
terjadi sedikit kenaikan temperatur sampai di B dan menjadi konstan sampai di C.
Setelah ini temperatur kembali turun secara teratur sampai ke temperatur kamar. Tf
yang merupakan bagian yang lurus dari grafik itu (B - C) adalah Fusion/lVlelting
Temperature. Selama pembekuan (solidifikasi) akan terjadi pelepasan panas ketika
logam tersebut berubah dari bentuk liquid menjadi solid. Hal ini terjadi karena adanya
tenaga yang dikeluarkan jika cairan berubah menjadi padat. Panas ini disebut dengan
Latent Heat of Fusion (panas laten) dan didefinisikan sebagai jumlah kalori panas
yang dibebaskan dari 1 grm bahan bila terjadi. perubahan dari keadaan liquid menjadi
solid. Panas ini akan berbeda pada setiap substansi. Di atas temperatur B - C logam
tersebut dalam keadaan cair sedang di bawah temperatur itu logam tersebut dalam
keadaan padat. Pendinginan permulaan sampai ke B disebut dengan Super Cooling,
dan pada saat inilah terjadi permulaan kristalisasi.
Mekanisme solidifikasi :
Kristalisasi logam terbentuk oleh difusi atom-atom yang dimulai dari inti
kristalisasi yang terbentuk selama periode super cooling. Jika telah terbentuk inti ini
maka kristal-kristal akan mulai bertumbuh dan bercabang keluar berbentuk seperti apa
yang clisebut Dendrite (S).
Kristal-kristal tidak berbentuk secara teratur, tetapi membentuk posisi lattice
secara tidak teratur. Jadi setiap kristal mempunyai unit tersendiri dengan kedudukan
yang berbeda dengan yang bersebelahannya.
Jika dua atau lebih kristal bertemu dalam pertumbuhannya maka pertumbuhan
itu akan terhenti sampai akhirnya keseluruhan ruallgan akan terisi oleh kristal-kristal.
Walaupun demikian setiap kristal akan tetap tinggal sebagai unit tersendiri. Oleh
karena itu metal akan merupakan bangunan dari berjuta-juta kristal yang kecil dan
clisebut dengan Poly Cristallin. Setiap kristal disebut dengan Grain (butir) dan grain
ini tumbuh terus sehingga akhirnya akan membentuk Grain Boundaries. Jika suatu
metal di-polish dengan baik dan permukaan logam itu diberi bahan khemis teftentu
(reagentia) maka grain boundaries dapat dilihat dibawah microscop. Hubungan kristal
tergantung pada inti kristalisasi pada saat soliditlkasi dan bila lnempunyai jarak yang
sama satu dengan yang lain, maka kristal-kristal yang terjadi akan hampir sama
besamya.
Solidifikasi dapat digambarkan sebagai pertumbuhan inti ke segala arah yang
berbentuk bola dan dalam waktu yang bersamaan bertambah besar secara kontan. Bila
bola-bola ini bertemu akan terjadi bentuk yang datar sepanjang permukaan yang
bertemu itu. Walaupun demikian ada kristal-kristal yang tetap berbentuk Spherical
dan mempunyai diameter yang sama. Kristal-kristal seperti ini disebut dengan
Equiaxed.
Pada umumnya dental casting mempunyai kecenderungan untuk
mempertahankan struktur kristal yang equiaxed.
Referensi :
1. Syafiar L, Rusfian, Sumadhi, Yudhit A, Harahap KI, Harahap SA. Ilmu Material
dan Teknologi Kedokteran Gigi. Revisi. Medan , Indonesia: USU Press; 2019.
2. Noble alloy
Mengandung 25% berat logam mulia. Terdiri dari emas, palladium atau perak.
Noble alloy memiliki kekuatan, daya tahan serta kekerasan yang relative
tinggi dan berwarna kuning atau putih.
Gold Copper Silver Palladium Alloy
Gold Copper Silver Palladium Alloy termasuk dalam kategori mulia
tinggi. Memiliki titik leleh yang cukup rendah dan sering digunakan
untuk restorasi cor penuh ketimbangan aplikasi PFM.
Palladium Copper Gallium Alloy
Palladium Copper Gallium Alloy mengandung tembaga dan
kadang-kadang cenderung kendur selama pembakaran porselen.
Gallium ditambahkan untuk mengurangi suhu leleh dari Palladium
Copper Gallium Alloy secara keseluruhan.
Palladium Silver and Silver Palladium Alloy
Palladium Silver and Silver Palladium Alloy lebih rentan terhadap
korosi. Di sisi lain, mereka memiliki resistensi yang tinggi terhadap
kendur selama pembakaran porselen dan sangat kaku, sehingga baik
untuk bentang panjang.
Referensi:
1. Anusavice KJ, Shen C, Rawls HR, editors. Phillips' science of dental materials.
Elsevier Health Sciences; 2012 Sep 27.
Referensi :
1. Amalia EA, Kusuma HA, Wahyuningtyas E. Perbedaan Ketahanan Fraktur
Mahkota Zirkonia-Porselen Dan Porcelain Fused To Metal Dengan Finishing Line
Chamfer Dan Shoulder. Jurnal Kedokteran Gigi; 2015 : 6 (3):278-283
7. Jelaskan perbedaan sifat fisis dan optis dari porselen dan metal.
Jawab :
Sifat fisis adalah perubahan yang dialami suatu benda tanpa membentuk zat baru.
Sifat ini dapat diamati tanpa mengubah zat-zat penyusun materi tersebut. Sifat fisika
antara lain wujud zat, warna, bau, titik leleh, titik didih, massa jenis, kekerasan,
kelarutan, kekeruhan, kemagnetan, dan kekentalan, konduktivitas termal dan
konduktivitas elektrik. Sifat optic suatu material adalah respon material tersebut
terhadap paparan gelombang elektromaknetik, radiasi, khususnya untuk range cahaya
tampak. Porselen merupakan salah satu bagian dari keramik.2 Secara kimiawi,
keramik mengandung senyawa dari unsur logam dan unsur non-logam, sedangkan
porselen mengandung fase matriks glass dan satu atau lebih fase kristalin. Berikut
table perbandingan sifat fisis dan optis dari porselen dan metal
Sifat Bahan
Metal Porselen
Fisis Wujudnya padat (ada juga Wujudnya padat
yang liquid pada suhu
kamar)
Konduktivitas thermal dan Konduktivitas thermal dan
elektrik yang tinggi elektrik yang rendah
Ductile (bisa dibengkokkan Brittle Materials (tidak bisa
tanpa mematahkannya) dibengkokkan tanpa
mematahkannya)
Optik Opacity: tidak melewatkan Dapat diproduksi dengan
cahaya. warna mendekati warna
Luster (berkilau): Memiliki asli gigi.
permukaan yang dapat
dengan kuat memantulkan
cahaya dan kelihatan terang
dan berkilau.
Warna logam: abu-abu,
kecuali emas berwarna
kekuningan, dan tembaga:
kemerah-merahan.
Referensi :
1. Kristanto D. Sifat Optik Material (Callister Chapter 21) [Internet]. SlideShare. 2014
[cited 2020Nov23]. Available from:
https://www.slideshare.net/kevinmitnick520/sifat-optik-material-ca
3. KJ A. Phillips: Buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi. 10thed. Jakarta: EGC. 2004
8. Jelaskan sifat mekanis dari metal yang digunakan berdasarkan grafik tegangan
regangan.
Jawab :
Sifat mekanik dari metal adalah :
a). Batas proposionalitas (Proportionality Limit) Adalah daerah batas dimana
tegangan dan regangan mempunyai hubungan proporsionalitas satu dengan lainnya.
b). Batas elastis (Elastic limit) Adalah daerah dimana bahan akan kembali kepada
panjang semula bila tegangan luar dihilangkan. Daerah proporsionalitas merupakan
bagian dari batas elastik. Bila beban terus diberikan tegangan maka batas elastis pada
akhimya akan terlampaui sehingga bahan tidak kembali seperti ukuran semula
c). Titik Luluh (Yield Point) dan Kekuatan Luluh (Yield Strength)
Adalah batas dimana material akan terus mengalami deformasi tanpa adanya
penambahan beban. Tegangan (stress) yang mengakibatkan bahan menunjukkan
mekanisme luluh ini disebut tegangan luluh (yield stress).
Referensi :
BAB III
KESIMPULAN
Porcelain fused to metal crown adalah restorasi yang terdiri dari mahkota logam
tuang penuh yang di veneer dengan lapisan dari porselen agar menyerupai penampilan
gigi asli. Metal (logam) dibidang kedokteran gigi digunakan karena memiliki bidang
indikasi yang luas karena sifat mekaniknya yang baik berkontribusi pada kekuatan
struktur, dan kemampuan untuk menahan deformasi plastis di bawah beban yang
diberikan. Jika logam ditanamkan ke dalam tubuh, atau jika bersentuhan dengan
jaringan, bahan logam harus memiliki sifat lain seperti: biokompatibilitas, ketahanan
terhadap korosi, kekuatan dan ketangguhan statis dan dinamis yang tinggi, serta tidak
boleh melepaskan ion logam dalam lingkungan tempat mereka berada.
Metal berbeda dengan metalloid dalam segi sifat maupun kandungannya. Metal
(logam) dapat mengalami pembekuan (solidifikasi) yaitu dimana akan terjadi
pelepasan panas ketika logam tersebut berubah dari bentuk liquid menjadi solid. Hal
ini terjadi karena adanya tenaga yang dikeluarkan jika cairan berubah menjadi padat.
Jenis - jenis porcelain fused to metal adalah base metal alloy, high noble alloy dan
noble alloy.
Sifat mekanis dari metal adalah batas proposionalitas (Proportionality Limit) ,
batas elastis (Elastic limit) , titik Luluh (Yield Point) dan Kekuatan Luluh
(Yield Strength), kekuatan Tarik Maksimum (Ultimate Tensile Strength) , kekuatan
Putus (Breaking Strength), keuletan (Ductility), modulus Elastisitas (Modulus
Young), modulus Kelentingan (Modulus of Resilience), modulus Ketangguhan
(Modulus of Toughness)
Alloy logam porcelain fused to metal biasanya digunakan untuk bahan pasak
yang dapat membuat restorasi menjadi kuat namun alloy logam kurang estetis karena
adanya logam yang memberikan efek gelap, sehingga harus diberikan opaker agar
bayangan logam tidak terlihat.
Perbedaan sifat metal dan porselen ialah metal berwujud padat dan liquid
sedangkan porselen padat, konduktivitas thermal pada metal tinggi sedangkan pada
porselen rendah, pada metal terdapat sifat ductile sedangkan porselen brittle materials,
metal memilik sifat opaq, luster dan berwarna abu-abu kecuali pada emas kekuningan
dan tembaga kemerahan sedangkan porselen dapat diproduksi mendekati warna gigi
asli.
DAFTAR PUSTAKA
1. Slokar L, Pranjić J, Carek A. Metallic materials for use in dentistry. The holistic
approach to environment. 2017;7(1):39-58.
2. Syafiar L, Rusfian, Sumadhi, Yudhit A, Harahap KI, Harahap SA. Ilmu Material
dan Teknologi Kedokteran Gigi. Revisi. Medan , Indonesia: USU Press; 2019.
4. Sifat Mekanik. LSM Spada. [internet] [cited 24nov,20] Available from :
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/16470/mod_resource/content/3/Mate
rial%20Teknik_I_4_Sifat%20Mekanik2_.pdf
5. NN. Material Teknik. Universitas Brawijaya. Available from :
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/16470/mod_resource/content/3/Mate
rial%20Teknik_I_4_Sifat%20Mekanik2_.pdf
6. Rahayu SI. Bahan ajar Material Kedokteran Gigi (Sifat Fisis, Optis dan Mekanis).
Universitas Sumatera Utara. 2019
7. Kristanto D. Sifat Optik Material (Callister Chapter 21) [Internet]. SlideShare.
2014 [cited 2020Nov23]. Available from:
https://www.slideshare.net/kevinmitnick520/sifat-optik-material-ca
8. Gunawan J, Taufik D, Takarini V, Hasratiningsih Z. Perbandingan porselen
kedokteran gigi swa-sintesis berbahan baku pasir felspar Pangaribuan dan Sukabumi.
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia. 2017 Dec 29;3(3):49-54.
9. KJ A. Phillips: Buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi. 10thed. Jakarta: EGC. 2004
10. Powers JM, Wataha JC. Dental Materials-E-Book: Properties and Manipulation.
Elsevier Health Sciences; 2014 Apr 14.
Effendy R, Lunardhi CGJ, Rukmo M. Kerusakan Gigi Pasca Perawatan Edondontik.
Airlangga University Press. 2016
11. Horas B, Machmud E. Pengaruh korosi bahan restorasi porcelain fused to metal
terhadap terjadinya gingivitis. Makassar Dental Journal; 2014 : 3 (6)
12. Amalia EA, Kusuma HA, Wahyuningtyas E. Perbedaan Ketahanan Fraktur
Mahkota Zirkonia-Porselen Dan Porcelain Fused To Metal Dengan Finishing Line
Chamfer Dan Shoulder. Jurnal Kedokteran Gigi; 2015 : 6 (3):278-283
13. Anusavice KJ, Shen C, Rawls HR, editors. Phillips' science of dental materials.
Elsevier Health Sciences; 2012 Sep 27.
14. Avilina D. Ensiklopedia Materi dan Kimia Unsur. Alprin.2010