Anda di halaman 1dari 5

Porcelain fused to metal

I.                   Pengertian Porcelain fused to metal


Porcelin fused to metal merupakan salah satu dental material keramik yang
menggabungkan antara 2 bahan yaitu porcelain dan alloy. Porcelain fused to metal ini
merupakan salah satu dental material yang kuat namun juga bisa digunakan sebagai pengganti
gigi anterior karena warnanya yang masih menyerupai gigi yang lainnya (Mc Cabe dan Willss,
2008).
Porcelain fused to metal juga bisa disebut sebagai alloy yang di coating atau di beri
jaket porcelain. Kedua materi yang berbeda ini dapat bersatu dikarenakan oleh kemampuan
ikatan kimiawi antara alloy dan porcelain (Sukma, dkk., 2012).
Porcelain fused to metal ini sangat populer digunakan, selain karena adanya
lapisan porcelain yang membuatnya terlihat aesthetic namun material ini juga memiliki jaringan
dasar yang kuat yaitu berupa alloys  (Fahmy, 2012).
Porcelain fused to metal senfiri dibagi menjadi 4 yaitu: high-gold alloys, low-gold-
content alloys, silver-palladium alloys, dan nickel-chromium alloys (Mc Cabe dan Wills, 2008).

II.                Komposisi Logam dalam Porcelain Fused to Metal


Masing-masing dari macam porcelain fused to metal mempunyai kdanungan yang berbeda-beda.
Berikut merupakan susunan komposisi dari logam pada tipe logam porcelain fused to metal yang
ada (Mc Cabe dan Wills, 2008):
A.    High-gold Alloys
Komposisi high-gold alloys adalah:
1.      85%     Emas
2.      10%     Platinum
3.      3%       Palladium
4.      1%       Silver
5.      0.5%    Tin
6.      0.5%    Indium
B.     Low-gold Alloys
Komposisi low-gold alloys adalah:
1.      50%     Emas
2.   30%  Palladium (untuk meningkatkan titik leleh dan menurunkan koefisien temperatur
pemuaian)
3.      10%     Silver
4.      10%     Indium dan Tin (untuk pengikat porcelain)
C.     Silver-palladium Alloy
Komposisi silver-palladium alloys  adalah:
1.      60%     Palladium
2.      30%     Silver
3.      10%     Indium dan/atau tin
D.    Nickel-chromium Alloys
Komposisi nickel-chromium Alloys adalah
1.      70-80%  Nikel
2.  10-25%  Chromium (dengan sedikit tambahan seperti molyndenum, tungsen, dan beryllium.)

III.             Mekanisme Ikatan Porcelain Fused to Metal


Porcelain fused to metal merupakan salah satu bentuk dental maerial yang
menggabungkan 2 materi yang berbeda. Kedua materi yang berbeda ini harus mempunyai suatu
ikatan agar crown atau bridge bisa menyatu ke gigi dengan baik. Apabila tidak ada ikatan antara
kedua material ini maka alat akan cepat rusak dan rapuh (Sukma, dkk., 2012).
Ikatan pertama yang membuat porcelain fused metal ini kuat adalah ikatan kima pada
permukaan logam dan porcelain. Pada base metal melalui chromaric oxide sedangkan
pada nobel metal melalui tin oxide dan iridium oxide terdapat pelekat berupa oksida yang
penting agar kedua bahan tersebut dapat melekat dengan baik. Selain itu ada juga penguncian
mekanis karena terdapat modul-modul pada permukaan porselin dan metal. logam dan keramik
ini harus mempunyai tingkat koefisien ekspansi termal yang berbeda. Apabila kedua bahan ini
kontrak pada tingkat yang berbeda selama pendinginan maka akan menyebabkan porcelain fused
to metal ini kuat dan tidak menyebabkan kegagalan langsung (Sukma, dkk., 2012).

IV.             Sifat Porcelain Fused to Metal


Sifat dari porcelain fused to metal ini bisa dibilang kuat karena terdapat bahan campuran yang
berupa logam. Tidak seperti pada crown atau bridge dengan all porcelain atau GIC (Glass
Ionomer Cement) yang bersifat rapuh, porcelain fused to metal ini merupakan bahan yang kuat
dan juga terlihat aesthetic karena lapisan jaketnya (Mc Cace dan Wills, 2008).

Ikatan keduanya yang kuat ini juga memunculkan sifat porcelain fused to metal yang bisa
bertahan terhadap fraktur dan deformasi. Selain itu, karena harus berada pada salah satu organ
kita, maka sifat porcelain fused to metal ini harus biokompatibel sehingga tidak menyebabkan
infeksi dan menambah suatu penyakit baru (Mc Cabe dan Wills, 2008).

V.                Keuntungan dan Kelemahan Dibdaningkan Dengan All porcelain


A.    Keuntungan:
1.      Mempunyai kekuatan yang baik karena diberi base alloys, namun walaupun diberi base
alloys porcelain fused to metal ini tetap bisa terlihat aesthetic  karena diberi
lapisan porcelain sehingga warna logam tersamarkan (Sinabutar, 2008; Anusavice, 2013).
2.      Memiliki modulus elastisitas yang kuat sehingga bisa bertahan saat proses firing (Mc Cabe dan
Wills, 2008).

B.     Kekurangan:
1.      Ada beberapa alloys yang mempunyai harga sangat mahal karena mengdanung emas, berbeda
dengan all porcelain yang tidak menggunakan bahan logam (Venkatachalam, dkk., 2009).
2.      Ada yang tidak bisa beradaptasi dengan sistem keramik yang merupakan pelapisnyaa
(Venkatachalam, dkk., 2009).
3.      Harus dicarving menggunakan tangan manual, tidak seperti all porcelain ceramics yang bisa
menggunakan sistem computer-aided design/computer-aided manufacturing (CAD/CAM)
(Matinlinna, 2015).
4.      Pasien yang memiliki alergi terhadap suatu logam bisa mengalami gingivitis maupun
periodontitis karena terpapar oleh logam pada alloys (Horas dan Machmud, 2014).

VI.             Pemanfaatan Porcelain Fused to Metal


Porcelain fused to metal biasanya dimanfaatkan sebagai crown untuk mengganti gigi
yang sudah hilang. Pada penggantiannya dibutuhkan kira-kira 1.5 mm ketebalannya untuk
coping logam (0.3-0.5mm) dan veneer porcelain (1.0 mm). Terkadang memang terjadi dimana
gigi yang ingin di preparasi terlalu besar sehingga crown tidak cukup untuk masuk melapisi gigi.
Pada saat hal ini terjadi, kita tidak boleh begitu saja mengurangi dari ketebalan crown itu sendiri,
kita diharuskan untuk mengurangi jaringan yang ada di gigi tersebut. Hal ini disebabkan apabila
kita mengurangi ketebalan veneer porcelainnya maka pada crown tersebut akan terlihat
bayangan-bayangan dari logam sehingga mengurangi aesthetic dari crown itu sendiri dan apabila
kita mengutangi coping logam dari crown tersebut bisa mengurangi tingkat kekuatan
dari crown itu sendiri. (Mc Cabe dan Wills, 2008).
Selain digunakan sebagai crown, perawatan dengan menggunakan metode bridge juga
bisa menggunakan material ini. Cara penggunaannya hampir sma dengan pembuatan crown,
namun berbeda prinsip karena pembatan bridge dan crown berbeda pada dasarnya (Zarone, dkk.,
2011).
Semakin berjalannya waktu penggunaan porcelain fused to metal ini sudah mulai
ditinggalkan. Hal ini dikarenakan oleh proses pembuatannya yang harus menggunakan banyak
sekali langkah-langkah perbaikan dan siklus pendaulatan, selain itu juga perlu teknik restorasi
yang sangat sensitif untuk membuat kualitas final dalam pembuatannya. Hal ini ditambah lagi
oleh penggunaan porcelain yang diharuskan lapisannya harus sesuai agar logam tidak transparan
dan terlihat aesthetic. Lagi-lagi ini juga sudah mulai ditinggalkan karena harga logam yang
semakin lama semakin mahal (Zarone, dkk., 2011).
                    

                       
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K.J., Shen, C., dan Rawls, H.R., 2013, Phillps' Science of Dental Materials, Elsevier
Science, Missouri.
Fahmy, A. M., 2012, Comparison of marginal fit beeween collarless metal ceramic and two all ceramic
restortions, Journal of American Science, 8(6): 528-534.
Horas, B., dan Machmud, E., 2014, Pengaruh korosi bahan restorasi porcelain fused to metal terhadap
terjadinya gingivitis, Makasar Dental Journal, 3(6):1-5.
Matinlinna, J.P., 2015, Handbook of Oral Biomaterials, Taylor and Francis Group, United State.
Mc Cabe, J.F. dan Wills, A.W.G., 2008, Applied Dental Materials, Blackwell Publishing Ltd, Carlton.
Sinabutar, E. R., 2008, Perbedaan marginal gap cavosurface margin berbentuk shoulder danchamfer
overlay porcelain fused to metal dengan coping collarless pada gigi pasca edodonti (penelitian in
vitro), Skripsi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan
Sukma, D. A. D., Aziza, K. R., Prismasari, S., Yulyana, Y., Amalia, R., Alpiyana, E.,
2012, Alloy: Porcelain Fused to Metal, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Venkatachalam, B., Goldstein, G. R., Pines, M.S., dan Hittelman, E.L., 2009, Ceramic pressed to metal
versus feldphatic porcelain fused to metal: a comparative study of bond strength, The
International Journal of Prosthodontics, 22(1): 94-100.
Zarone F, Russo S, dan Sorrentino R. 2011. From porcelain-fused-to-metal to zirconia: Clinical and
experimental considerations. Dental Materials. 27: 83-96.

Anda mungkin juga menyukai