Anda di halaman 1dari 26

BLOK 7

MODUL 1

Disusun oleh : Kelompok 1


Khemal Ilham Rinaldy

1310015102

Jamilah Ibrahim

1310015110

Devi Sarfina

1310015105

Irmawati

1310015091

Dini Sylvana

1310015107

Cyinthia Clarissa

1310015104

Jumiati

1310015097

Shalahuddin Al Amin

1310015113

Betrik Sefyana M

1310015120

Tutor : drg. Masyhudi, M.Si


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah
laporan hasil diskusi kelompok kecil Dasar-Dasar Material Kedokteran Gigi ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi kelompok kecil (DKK) kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
makalah ini. Pertama-tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. drg. Verry Asfirizal, M.Kes selaku tutor kelompok 1 yang telah membimbing kami dalam melaksanakan
diskusi kelompok kecil (DKK) dalam skenario modul 1 blok 8 ini.
2. Teman-teman kelompok 1 yang telah mencurahkan pikiran dan tenaganya sehingga diskusi kelompok
kecil (DKK) 1 dan 2 dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan makalah hasil diskusi kelompok kecil
(DKK) kelompok 1.
3. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman khususnya program studi
kedokteran gigi angkatan 2013, segala fasilitas yang telah kami gunakan untuk menambah pengetahuan tentang
modul kami ini, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami sengaja menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah dengan sistem PBL. Dan
tentunya kami selaku penyusun juga mengharapkan agar makalah ini dapat berguna baik bagi penyusun sendiri
maupun bagi pembaca di kemudian hari.

Makalah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang
membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi makalah hasil diskusi
kelompok kecil (DKK) ini.
Samarinda, 25 Oktober 2014
Hormat kami,

Tim penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................ 1
Daftar Isi ...................................................................................................................... 2
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................
1.2 Tujuan ....................................................................................................................

1.3 Manfaat ...................................................................................................................


BAB II : Pembahasan
2.1 Step 1 : Identifikasi Istilah Asing ..........................................................................
2.2 Step 2 : Identifikasi Masalah .................................................................................
2.3 Step 3 : Curah Pendapat ........................................................................................
2.4 Step 4 : Peta Konsep ..............................................................................................
2.5 Step 5 : Learning Objective .................................................................................
2.6 Step 6 : Belajar Mandiri ........................................................................................
2.7 Step 7 : Sintesis ......................................................................................................
BAB III : Penutup
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................
3.2 Saran ....................................................................................................................
Daftar Pustaka .............................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang Pada awal abad ke 20, material kedokteran gigi yang digunakan sebagai retensi
dan marginal seal pada protesa-protesa seperti inlays, onlays, mahkota, dan jembatan gigi

hanyalah zinc oksida euglenol dan zinc fosfat semen. Pada abad ke 20,material yang dapat
digunakan dalam menempelkan protesa pada gigi hanya semen,oleh karena itu proses
memperbaiki protesa dengan menempelkan protesa pada gigidisebut sementasi. Namun
menjelang akhir abad ke 20 mulai bermunculan variasi-variasi material kedokteran gigi yang
bersifat adhesif. Pada akhir abad ke 20 bermuncuan variasi-variasi semen kedokteran gigi seperti
zinc polikarboksilat, glassionomer, dan resin modified glass-ionomer semen. Dalam
perkembangannya semen kedokteran gigi tidak hanya digunakan dalam menempelkan protesa
pada gigi, oleh karena itu proses menempelkan pada gigi disebut luting bukan lagi sementasi.
Semen gigi yang disiapkan untuk digunakan dalam pelapisan restorasi tidak langsung pada gigi
disebut luting. Basis, yaitu lapisan pelindung yang tebal yang ditempatkan dibawah tambalan
adalah mendukung pemulihan pulpa yang cidera dan melindunginya terhadap trauma yang
mungkin mengenainya. Banyak semen yang mempunyai kegunaan ganda. Pabrik pembuatnya
memodifikasi formula dasar untuk mengubah karakteristik penanganannya (misalnya waktu
pengerasan) atau sifatnya (misalnya ketebalan lapisan dan kekuatan) agar lebih sesuai dengan
tujuan pengguaan khususnya.

1.2 Tujuan
Dalam mempelajari material penunjang klinik ini kita bisa mengetahui tujuan utama dari
pemakaian dental semen yaitu sebagai bahan restorasi tunggal maupun gabungan dengan bahan
lain, sebagai perekat tambalan ataupun sebagai basis atau lapisan semen pelindung yang
berfungsi sebagai pengganti dentin pelindung yang rusak karena karies dan pengeboran kavitas

1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dental semen sebagai basis, restorasi, dan perekat
2. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam dari dental semen
3. Mahasiswa mampu menjelaskan manipulasi dari masing-masing bahan dental semen
4. Mahasiswa mampu menjelaskan syarat-syarat dari dental semen yang baik
5. Mahasiswa mampu menjelaskan kekurangan dan kelebihan dari masing-masing jenis dental

semen

BAB 2
PEMBAHASAN
SKENARIO
Gigi Berlubang
Tuti datang ke dokter gigi untuk memeriksakan gigi gerahamnya yang berlubang. Setelah

melakukan pemeriksaan klinis terlihat karies dentin pada gigi 36. Dokter gigi memutuskan untuk
melakukan penambalan dengan menggunakan dental amalgam pada gigi tersebut. Setelah
penambalan, dokter gigi melakukan proses finishing amalgam.

2.1 IDENTIFIKASI ISTILAH ASING


1. Amalgam : Salah satu jenis bahan tambalan yang komposisinya terdiri dari logam perak,
merkuri dan tembaga.
2. Base : Permukaan, fondasi/tempat melekatnya suatu bahan.
3. Karies : Lubang, pembusukan. Suatu penyakit yang mengakibatkan demineralisasi jaringan
gigi.
4. Iritasi : Respon jaringan tubuh akibat adanya reaksi dari iritan.
5. Dentin : Bagian dari gigi yang sebagian besar menutupi pulpa
6. Karies Dentin : Suatu proses pembusukan jaringan oleh reaksi kimia yang telah mencapai
detin.
2.2 STEP 2 (IDENTIFIKASI MASALAH)
Identifikasi Masalah
1. Apa nama bahan semen yang diperlukan untuk membuat base?
2. Apa kegunaan bahan semen, selain membuat base pada tambalan amalgam?
3. Apa saja syarat-syarat dental semen yang baik?
4. Apa saja macam-macam semen?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari bahan Glass Ionomer Cement (GIC)?
6. Apa bedanya bahan GIC biasa dengan bahan GIC modifikasi logam?
7. Apa kelebihan dan kekurangan dari bahan Seng fosfat?
8. Apa fungsi dari bahan semen silikat?
2.3 STEP 3 (CURAH PENDAPAT)
1. Bahan untuk membuat base: - Seng fosfat
- Zinc Oxide Eugenol (ZOE)
- Polikarboksilat
- Kalsium Hidroksida

2. Fungsi utama bahan dental semen : - Bahan tambal/retorasi


- Bahan untuk base/pulp capping
- Bahan perekat restorasi
- Bahan perekat ortodonti
Fungsi lain bahan dental semen : - Varnish
- Lining
- Luting
3. Syarat-syarat dental semen :

Tidak toksik
Biokompatibilitas
Tidak mudah larut dalam cairan rongga mulut
Mudah aplikasi
Melindungi dari rangsangan termal, kimia, dan fisik
Tidak kental (reologikal)
Radiopak

4. Macam-macam dental semen : - Resin


- Seng fosfat
- Zinc Oxide Eugenol (ZOE)
- Glass Ionomer Cement (GIC)
- Polikarboksilat
- Silikat
- Silikofosfat
- Kalsium Hidroksida
5.

Kelebihan GIC : - Memiliki kandungan fluoride untuk merangsang remineralisasi, dan


mencegah karies
Kekurangan GIC : - Cepat aus dibanding amalgam dan resin komposit
- Pilihan warna (shading) hanya satu macam

6. GIC biasa dengan GIC modifikasi logam kurang lebih sama, hanya saja GIC modifikasi

logam bahannya ditambah dengan logam untuk menambah kekuatannya.


7. Kelebihan Seng Fosfat : - Mudah manipulasinya
- Kekuatannya baik
Kekurangan Seng Fosfat : - Mengakibatkan iritasi pulpa
8. Fungsi bahan semen silikat adalah untuk restorasi gigi anterior karena bahan ini memiliki
estetik yang baik, hampir sebaik porselen juga bahan ini mengandung fluoride yang
merupakan anti karies. Tetapi bahan ini sudah tidak digunakan lagi karena sifatnya yang
mudah larut dalam cairan rongga mulut sehingga sering mengakibatkan terjadinya kebocoran
tepi pada tambalan.

2.4 STEP 4 (PETA KONSEP)

Dental Semen
Basis
Kalsium hidroksida,
polikarboksilat, ZOE

Restorasi
GIC, ZOE, semen silikat,
GIC modifikasi logam,
GIC resin

Perekat
Seng fosfat,
polikarboksilat, ZOE

- Komposisi
- Sifat
- Manipulasi
- Kelebihan dan
Kekurangan
- Syarat

2.5 STEP 5 (LEARNING OBJECTIVE)


Identifikasi sasaran belajar
1.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dental semen sebagai base baik dalam

2.

komposisi, sifat, manipulasi, syarat, kelebihan dan kekurangan


Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dental semen sebagai bahan restorasi baik

3.

dalam komposisi, sifat, manipulasi, syarat, kelebihan dan kekurangan


Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dental semen sebagai perekat baik dalam
komposisi, sifat, manipulasi, syarat, kelebihan dan kekurangan

2.6 STEP 6 (BELAJAR MANDIRI)


Pada step ini, kami melakukan pembelajaran mandiri secara individu dan kelompok serta
mencari jawaban learning objective dari berbagai referensi.
1.

Dental Cement Sebagai Base


Fungsi basis yaitu lapisan semen pelindung yang lebih tebal yang ditenpatkan dibawah

tambalan, untuk mendukung pemulihan dari pulpa yang cidera dan melindunginya terhadap
berbagai trauma yang mungkin mengenainya. Termasuk dalam trauma ini adalah syok panas dan
iritasi kimia, tergantung pada bahan restorasi yang digunakan. Basis ini pada dasarnya berfungsi
sebagai pengganti dentin pelindung yang rusak karena karies, pengeboran kavitas atau keduanya.

A. Zinc Fosfat
Semen seng fosfat merupakan bahan semen tertua yang masih digunakan sampai
sekarang. Semen seng fosfat terdiri dari bubuk dan cairan. Semen ini sering digunakan
sebagai bahan lutting pada penggunaan material restoratif metal maupun metal-keramik,
selain itu juga sering digunakan sebagai basis amalgam untuk melindungi pulpa dari
konduksi thermal amalgam yang cukup besar (Baum, 1997).
a) Komposisi Semen Seng Fosfat:

Komposisi terdiri dari powder seng oksida 90% dan Magnesium 10 % danasam
phorporic, garam logam dan air sebagai liquid. Penggunaan sebagai basis,konsistensi harus
seperti dempul, campuran bubuk dan liquid dengan ratio 6:1 atau sesuai kebutuhan,
membentuk adonan yang tidak cair tidak padat, aduk dengan putaran melawan jarum jam,
tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai subbasis. Waktu
pengerasan sekitar 5-9 menit dan kelebihan tumpatan dibuang (Phillips dalam Ricardo, R.
2004).
b) Sifat Semen Seng Fosfat
1. Semen seng fosfat menunjukkan daya larut yang relatif rendah didalam air
2. Pengerasan seng fosfat tidak melibatkan reaksi apapun dengan jaringan
keras disekitarnya atau bahan restorasi lainnya. Oleh karena itu, ikatan
utama adalah berupa kunci mekanis pada pertemuan keuda permukaan
dan bukan oleh interaksi kimia
3. Sifat biologi dari semen ini memiliki keasaman yang cukup tinggi pada saat
protesa ditempatkan pada gigi. Kemudian pH akan naik dengan cepat
tetapi masih sekitar 5,5 pada jam ke-24. Jika digunakan adukan yang encer
pHh akan lebih rendah dan akan tetap rendah pada jangka waktu yang
lama
4. Sifat semen seng fosfat yang lain diantranya : meminimalkan kebocoran
mikro, memberikan perlindungan terhadap pulpa, memiliki daya anti
bakteri, rasio bubuk dan cairan mempengaruhi kecepatan pengerasan
(diputra, 2001)
c) Fungsi Semen Seng Fosfat

1) Sebagai bahan tambalan sementara


Sebagai tambalan sementara, semen ini didasari oleh Seng okside yang
dicampur dengan cairan asam fosfat 50%. Bila menggunakan Seng phosphatemaka
kavitas tidak terlalu besar dan kekuatan pengunyahan yang dipusatkan pada daerah
gigi tersebut tidak boleh terlalu besar. Untuk menjamin kestabilan dan kekuatan
tambalan sementara serta mencegah fraktur dari sisa cups di sekeliling kavitas yang
besar, bahan ini di gunakan bersama dengan plat tembaga lembut yang dipotong
dan dibentuk yan gkemudian disemenkan di sekliling mahkota dan tambalan
sementara dengan menggunakan semen yang sama (Smith BGN dalam Ricardo, R.
2004).
2) Sebagai Bahan Basis dan Pelapik
Sedangkan sebagai basis, digunakan dalam bentuk dempul dan bentuk lapisan
yang relative tebal untuk menggantikan dentin yang sudah rusak dan untuk
melindungi pulpa dari iritasi kimia dan fisik serta menghasilkan penyekat terhadap
panas dan menahan tekanan yang diberikan selama penempatan bahan restorative
(Kidd EA dalam Ricardo, R. 2004).
3) Sebagai Bahan Perekat Inlay, Jembatan dan Pasak Inti
Sebelum memulai penyemenan, terlebih dahulu dilakukan pembersihan dan
pengeringan daerah kerja, semen fosfat dnegn slow setting dibuat dengan menmbah
bubuk dalam jumlah secukupnya dalam cairan sekitar 1-1,5 menit pada glass slab
yang dingin, semen yang telah dicampur dioleskan pada bahan resatoratif dan
dimasukkan kedalam kavitas kemudian ditekan secara intermitten sampai posisinya
benar-benar baik. Semen yang telah benar-benar mengeras, sangat penting untuk
membersihkan sisa-sisa semen di bagian proksimal dan servikal untuk menghindari
iritasi gingiva (Craig dalam Ricardo, R. 2004).
d) Manipulasi Semen Seng Fosfat
1. Siapakan 3-6 tetes cairan dan bubuk ke glass plate dengan perbandingan rasio
bubuk banding cairan 3:1. Semakin tinggi rasio semakin baik sifat-sifatnya.
2. Campur bubuk dengan cairan. Campur bubuk sedikit demi sedikit. Untuk
memperoleh konsistensi yang diinginkan, suatu aturan yang baik untuk diikuti
adlah mengaduk selama 15 detik setelah setiap kali menambahkan bubuk.

Penyelesaian pengadukan biasanya membutuhkan waktu selama 1,5 menit.


3. Konsistensi sebenarnya bervariasi sesuai dengan tujuan penggunaan semen.
Untuk penggunaan sebagai basis harus mencapai konsistensi seperti pasta.

e) Waktu pengerasan

Waktu pengerasan seng fosfat sesuai dengan spesifikasi ADA No.9 adalah antara 5-9
menit
f)

Faktor yang mempengaruhi waktu kerja dan pengerasan Semen Seng Fosfat.
1. Rasio bubuk dan cairan
Waktu kerja dan pengerasan dapat ditingkatkan dengan mengurangi rasio
bubuk:cairan. Tetapi prosedur ini bukan cara yang bisa diterima untuk
memperpanjang waktu pengerasan karena tindakan ini mengganggu sifat fisik
dan menghasilkan semen dengan pH awal yang rendah.
2. Kecepatan pencampuran bubuk
Sejumlah bubuk yang secara bertahap ditambahkan pada saat pencampuran
kedalam cairan akan menambah waktu kerja dan pengerasan dengan
mengurangi jumlah panas yang ditimbulkan dan memungkinkan lebih banyak
bubuk yang bisa digabungkan dalam adukan. Karena itu cara seperti ini
merupakan prosedur yang dianjurkan untuk semen seng fosfat.
3. Temperatur alas aduk
Pendinginan alas akan memperlambat reaksi kimia antara bubuk dan cairan
sehingga

pembentukan

matriks

juga

diperlambat.

Ini

memungkinkan

dimasukkannya bubuk dalam jumlah optimal kedalam cairan tanpa adonan


menjadi sangat kental.( Anusavice, 2004)

g) Keuntungan dan Kerugian


KEUNTUNGGAN :
- Manipulasi Mudah
- Kuat
KERUGIAN :
-

Iritasi Pulpa
Tidak Bersifat Bakteriostatik
Rapuh
Adhesinya Terhadap Struktur Kurang

B. Calsium Hydroxide
Disediakan dalam bentuk powder yang nantinya akan dicampur dengan air destilasi atau
dengan larutan kloroform. Penggunaannya pada kavitas yang dalam atau langsung pada pulpa
yang terbuka dimana fungsinya sebagai perangsang pembentukan dentin sekunder.
a)

Manipulasi dan Sifat Fisis


Sebagian besar kalsium hidroksida tersedia dalam bentuk 2 pasta. Tiap pasta

dengan panjang tertentu diletakkan diatas paper pad dan diaduk sampai warnanya
sama. Semen light-cured dipolimerisasi dengan sinar tampak selama 20 detik setiap
ketebalan 1 mm.
Kalsium hidroksida memiliki compressive strength 96 MPa dan tensile
strength 38 MPa. Semen ini memiliki konduktifitas termal yang rendah. pH dari
semen ini berkisar antara 11-12. Setting time bervariasi antara 2-7 menit.

C.

Semen Zinc Oxyde Eugenol


a)

Fungsi

1. Sebagai bahan perekat restorasi sementara dan permanen


2. Sebagai basis dan pelapik
3. Sebagai bahan pengisi saluran akar (sealer) pada perawatan pulpotomi
4. Penutup luka bedah periodontal (Phillips, 445)
b) Komposisi
Zinc Oxyde Eugenol (konvensional) terdiri dari bubuk Zinc Oxyde dan cairannya
berupa eugenol. Terkadang ada bahan tambahan seperti polimer (metil akrilat), alumina,
dan cairannya berupa EBA dimana penambahannya berfungsi untuk meningkatkkan
durabilitas dan kekuatan, tetapi menyebabkan penurunan daya tensile dan daya larut. Zinc
Asetat dan Asam asetat dalam jumlah hingga 1%, dipergunakan sebagai akselerator untuk
reaksi setting. (Buku Ajar Konservasi Gigi, 159-160)

c)

Kelebihan
1. Meminimalkan kebocoran mikro
2. Memberikan perlindungan terhadap pulpa
3. Daya antibakteri

d)

Kekurangan :
Mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan

e)

Manipulasi :
Semen ini dicampur dengan cara menambahkan sejumlah puder ke dalam cairan hingga
diperoleh konsistensi yang kental. Perbandingan jumlah puder dan liquidnya berkisar 4 :
1 atau 6 : 1 akan menghasilkan semen dengan sifat-sifat yang dikehendaki dan agar
didapat adonan berbentuk dempul. Pencampuran dapat dilakukan pada glass slab tipis
dan menggunakan spatula logam yang tahan karat.

e)

Reaksi setting
1. Reaksi kimia, membentuk senyawa zinc eugenolate
2. Dapat terjadi adsorbsi eugenol oleh zinc oxyde

f)

Waktu settingnya bergantung pada:


1. Puder: yaitu ukuran partikelnya, dimana puder yang lebih halus mempunyai permukaan
terbuka yang lebih luas terhadap eugenol sehingga akan bereaksi lebih cepat.
2. Perbandingan puder dengan cairan: adonan yang kental menghasilkan bahan yang lebih
cepat setting.
Peningkatan suhu juga menyebabkan waktu setting semakin cepat

g) Sifat
-

Minimalkan kebocoran mikro


Memberikan perlindungan terhadap pulpa
Daya antibakteri
PH nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling

banyak mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan


Rasio bubuk cairan akan mempengaruhi kecepatan pengerasan
Kekuatannya berkisar 3 55 Mpa

D. Semen Seng Polikarboksilat


Di dalam pencairan bahan semen adhesif yang dapat mengikat kuat dengan struktur gigi,
seng polikarboksilat adalah system semen pertama yang memiliki ikatan adhesif dengan struktur
gigi.

a)

Komposisi dan Kimiawi Semen Seng Polikarboksilat


Semen polikarboksilat adalah sistem bubuk-cairan. Cairannya adalah larutan air dari asam

poliakrilat atau kopolimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh,
misalnya asam itakonik. Berat molekul dari poliasam berkisar antara 30.000 sampai 50.000.
Konsentrasi asam dapat bervariasi di antara satu semen dengan semen lainnya tetapi biasanya
sekitar 40%
Komposisi dan prosedur pembuatan bubuknya mirip semen seng fosfat. Bubuknya
mengandung oksida seng dengan sejumlah oksida magnesium. Oksida stanium dapat
menggantikan oksida magnesium. Oksida-oksida lain, misalnya bismuth dan aluminium, juga
dapat ditambahkan. Bubuk ini juga dapat mengandung sejumlah kecil stannous fluorida, yang
mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat manipulasi. Unsur ini merupakan bahan
penambah yang penting karena juga meningkatkan kekuatan. Namun, fluorida yang dilepaskan
semen silikofosfat dan ionomer kaca.( Anusavice, 2004)
b) Fungsi
-

Cementation of Crowns and Bridges

Cementation of Inlays and Onlays

Orthodontic Cementation of Bands and Brackets

Base or Lining Material Under Composite , Amalgam or Glass Ionomer

Temporary Filling Material

c) Sifat
-

Compressive Strength Besar

Isolator Panas yang Baik

Adhesif Secara Kimia dengan Struktur Gigi

Waktu Pengerasan Lebih Cepat dari Seng Fosfat

Modulus Elastis Kurang dari Stengah Semen Fosfat

Daya Larut Rendah Terhadap Asam Namun Mudah Larut dalam Saliva

d) Waktu Kerja dan Pengerasan Seemn seng Polikarboksilat


Waktu kerja untuk semen polikarboksilat jauh lebih pendek daripada semen seng fosfat,
yaitu sekitar 2,5 menit dibanding 5 menit untuk seng fosfat. Ini digambarkan pada Gambar
25-14 dimana kekentalan semen seng fosfat, polikarboksilat dan ionomer kaca dicatat
sebagai fungsi dari waktu. Garis datar pada kurva mewakili waktu kerja. Penurunan
temperatur reaksi dapat meningkatkan waktu kerja yang diperlukan untuk sementasi
jembatan cekat. Sayangnya, temperatur alas aduk yang dingin dapat menyebabkan asam
poliakrilat mengental. Bertambahnya kekentalan membuat prosedur pengadukan menjadi
lebih sulit. Dianjurkan bahwa hanya bubuk yang didinginkan di lemari

pendingin.

( Anusavice, 2004)

e) Manipulasi
-Rasio bubuk : cairan yang dibutuhkan untuk mendapat semen dengan kekentalan yang
memadai akan bervariasi dari satu produk dengan produk lainnya. Tetapi pada umumnya,
rasio nya adalah 1,5 bagian bubuk dengan 1 bagian cairan menurut beratnya.
-Semen ini harus dicampur pada permukaan yang tidak menyerap cairan, misalnya alas aduk
dari kaca.. temperature dingin dapat memperpanjang waktu kerja tapi yang didinginkan
hanya bubuk semennya.
-Cairan tidak boleh dikeluarkan dulu sebelum pengadukan siap, karena cairan akan cepat
kehilangan kandungan airnya di udara terbuka. Hilangnya air dari cairan akan sangat

meningkatkan kekentalannya.
-Bubuk dicampurkan dengan cepat ke dalam cairan. Setelah pengadukan selama 30 detik
semen akan mengental. Semen jangan diaduk terlalu lama atau dibiarkan lebih lama diatas
alat aduk karena permukaan semen akan menjadi buram dan adukan menjadi lengket. Agar
terjadi ikatan yang baik antara semen dengan struktur gigi maka semen harus segera
ditempatkan pada gigi sebelum tampilannya yang mengkilat hilang. (Phillips,2003:485)

f) Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan
1. Tidak mengiritasi pulpa
2. Merekat baik pada struktur gigi
3. Perlekatannya melalui ikatan kimia dengan hirdoksiapatit sehingga tidak mudah
lepas
4. Insulator panas yang baik
Kekurangan
1.
2.
3.
4.
5.

Waktu kerja pendek


Disintegrasi tinggi
Tidak melekat baik pada logam mulia
Tidak sekaku semen fosfat
Sifat mekanis. Kekuatan kompresi dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55Mpa,
karena itu dalam hal ini, semen ini lebih rendah daripada semen Zinc Phospate.
namun, kekuatan tarik garis tengahnya sedikit lebih tinggi. Semen polikarboxylate
tidak sekaku semen fosfat. Modulus elastisitasnya kurang dari setengah dari semen
Zinc phospate. selain itu, tidak serapuh semen seng fosfat. Jadi lebih sulit untuk

membuang kelebihan semen setelah semen mengeras.


6. Daya larut. Daya larut semen di dalam air memang rendah, tetapi jika terpajan asamasam organik dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat besar.
Selain itu penurunan rasio bubuk :cairan akan meningkatkan daya larut dan
kecepatan disintegrasi secara nyata didalam rongga mulut. (Phillips, 483 dan
Combe,151-152)

2.

Dental Cement Sebagai Restorasi


Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai dibidang kedoteran gigi.
Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan merestorasi struktur gigi yang rusak.
Tujuan restorasi gigi tidak hanya membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembali
karies, tetapi juga mengembalikan fungsinya.

A. Glass Ionomer Cement


a)

Komposisi Glass Ionomer Cement


Bubuk glass ionomer adalah calcium fluoroaliminosilicate glass yang larut dalam asam.
Penambahan Lanthanum, Strontium, Barium, atau Zinc Oxide akan memberikan radiopacity.
Awalnya, cairan untuk GIC adalah larutan asam poliakrilat dalam konsentrasi sekitar 40%
sampai 50%. Cairan itu cukup kental dan cenderung berubah menjadi gel dari waktu ke
waktu. Dalam sebagian besar semen saat ini, komposisi asam dalam bentuk kopolimer
dengan itaconic, maleat atau asam trikarboksilat. Asam-asam ini cenderung meningkatkan
reaktivitas cairan, menurunkan viskositas, dan mengurangi kecenderungan untuk gelasi.
Tartaric acid juga terdapat dalam cairan untuk meningkatkan working time, tetapi
mempersingkat setting time. (Anusavice, 2003)

b) Sifat Fisik dan Mekanik Glass Ionomer Cement


-Sifat Fisik
Sifat fisik GIC yaitu adhesif kepermukaan enamel dan dentin, melepaskan fluorida ke
jaringan gigi. Biokompatibel pada jaringan pulpa dan koefisiensi ekspansi termal sama
dengan gigi sehingga bahan ini banyak digunakan. GIC melepaskan ion fluorida dalam
jangka waktu yang cukup lama sehingga dapat menghilangkan sensitivitas dan mencegah
terjadinya karies.
-Sifat Mekanik

Compressive Strength
Kekuatan kompresi GIC berkisar antara 90-230 Mpa. Nilai kekuatan tariknya
hampir sama dengan semen seng fosfat yaitu sebesar 4,2-5,3 Mpa. Modulus e
elastisitasnya sebesar 3,5-6,4 GPa sehingga GIC tidak terlalu kaku dan
lebih peka terhadap perubahan bentuk, lebih elastis dibandingkan seng fosfat. Kekuatan
kompresi dari GIC naik secara cepat apabila semen diisolasi dari kelembaban saat awal
pembentukan. Pengisolasian dari lingkungan yang lembab bertujuan untuk memberikan
perlindungan pada permukaan restorasi dari saliva dengan menggunakan larutan varnish
atau light-curing bonding agent.
Bond Strength
Kekuatan GIC untuk berikatan adalah sebesar 1-3 Mpa. GIC dapat berikatan
dengan baik dengan enamel, stainless steel, tin oxide-plated platinum, dan gold alloy.
Bond strength dapat dinaikkan dengan pemberian conditioner berupa asam
dan larutan FeCl 3 pada dentin.
Kekerasan
Semen memiliki sifat kekerasan yang baik, namun jauh inferior dibanding
kerasan bahan resin. Semen ini memiliki sifat anti karies karena kemampuannya
melepaskan fluorida. Dalam proses pengerasan harus dihindarkan dari saliva karena
mudah larut dalam cairan dan menurunkan kemampuan adhesi. Ikatan fisikokimiawi
antara bahan dan permukaan gigi sangat baik sehingga mengurangi kebocoran tepi
tumpatan (Anusavice, 2003: 425).
c) Jenis-jenis Glass Ionomer Cement
Ada tiga jenis semen ionomer kaca berdasarkan aplikasi klinisnya, formulanya dan potensi
penggunaannya. Tipe I untuk bahan perekat, Tipe II untuk bahan restorasi, dan tipe III untuk
basis. Juga ada semen ionomer kaca yang pengerasannya dilakukan oleh sinar. Jenis ini juga
disebut sebagai semen ionomer kaca modifikasi resin sebab melibatkan resin yang
dikeraskan sinar dalam formulanya. (Anusavice, 2003)
-Tipe I : luting cements, berguna untuk merekatkan gigi mahkota atau jembatan, tumpatan
tuang, dan alat-alat ortodonsi cekat. Semen perekat ini mencegah kebocoran tepi restorasi

dan lapisan semen harus dibuat setipis mungkin agar tidak terlarutkan oleh cairan mulut.
-Tipe II : restorative cement, sebagai tumpatan estetik yang sewarna dengan gigi.
-Tipe III : lining dan base cement
d) Kelebihan dan Kekurangan
-Kelebihan GIC
GIC dapat berikatan langsung dengan dentin dan enamel. Ikatan pada dentin adalah ikatan
hidrogen . Kekuatan untuk berikatan dengan enamel selalu lebih tinggi dari dentin karena
semakin besarnya kandungan anorganik dari enamel dan homogenitas yang lebih besar. GIC
mempunyai biokompatibilitas yang tinggi. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa ion
fluorida yang dilepaskan dari GIC dapat menghambat perkembangan karies sekunder
(Anusavice, 2003)
GIC bersifat translucent sehingga cocok digunakan untuk fungsi estetik. Kekuatan kompresif
dari GIC lebih besar daripada zinc phosphate cement. Modulus elastisitas GIC lebih besar
daripada zinc polyacrilate cement, serta GIC memiliki ikatan yang baik dengan enamel,
stainless steel, timah oksida-dilapisi platinum, dan gold alloy. (Craig, 2002)
-Kekurangan GIC
Selain memiliki kelebihan, glass ionomer cement juga memiliki beberapa kekurangan.
Kekurangan tersebut diantaranya adalah ketahanan terhadap fraktur dan jangka pemakaian
rendah apabila dibandingkan dengan komposit atau amalgam. GIC lebih rapuh dan juga
rentan terhadap elastic deformation. GIC dapat menyebabkan iritasi pulpa, untuk itu perlu
diberi varnish terlebih dahulu. Permukaan glass ionomer cement sensitif terhadap
kelembaban dan memiliki kekurangan mudah larut / solubility (Poor abrasion resistance).
Ketahanan terhadap abrasi jelek sehingga hanya dapat digunakan pada kondisi yang low
stress dan tidak dapat digunakan sebagai material restorasi gigi posterior yang permanen.
Metal-Reinforced Glass Ionomer Cements
Metal-reinforced glass ionomer cements pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977.
Penambahan bubuk campuran perak-amalgam pada bahan konvensional meningkatkan
kekuatan fisik semen dan memberikan radiopasitas.

Selanjutnya, partikel perak dilelehkan menjadi serpihan-serpihan


sejumlah

produk

kemudian

muncul

seperti

kaca,

dan

kandungan

kandungan campuran amalgam telah ditetapkan untuk memperbaiki keluhan sampai sampai
tingkat yang dikatakan menghasilkan sifat mekanis optimum untuk metal-reinforced glass
ionomer cements. Digunakan untuk area yang memiliki stress tinggi, ketebalannya lebih dari
45 m.

B. Semen Silikat
Penggunaan semen silikat saat ini telah sangat berkurang dengan munculnya komposit
berbasis resin unutk anterior dan kemudian berkembang semen ionomer kaca. Kegunaan
utama dari semen silikat ini adalah sebagai restorasi anterior.
a)

Komposisi
Bubuk semen silikat adalah kaca yang terdiri dari silika (SiO2), alumina (Al2O3),
senyawa

fluorida (seperti NaF, CaF2 dan Na3AlF6) dan beberapa garam kalsium

(seperti CaO). Bahan-bahan ini akan dipanaskan sampai suhu 1400o C unutk
membentuk kaca. Tujuan pemberian senyawa fluorida adalah unutk menurunkan
temperatur pencampuran dari kaca.
Bubuk kaca silikat adalah suatu kaca yang larut dalam asam. Cairannya adalah larutan
dari asam fosfor dengan garam-garam dapar. Ketika bubuk dan cairan dicampur,
permukaan partikel bubuk terpajan asam, dan melepaskan ion-ion Ca2+ , Al3+ , dan F-.
Ion-ion logam berpresipitasi sebagai fosfat yang membentuk matriks semen dengan
sisipan garam-garam fluorida.
b) Sifat Fisik
Semen silikat relatif kuat menahan tekanan kompresi tetapi lemah didalam menahan
tekanan tarik. Selain itu silikat juga mempunyai daya larut yang cukup besar.
c) Sifat Biologi
pH semen silikat adalah kurang dari 3 pada saat dimasukkan kedalam kavitas, dan tetap
berada di bawah 7 bahkan setelah satu bulan. Hal ini akan menyebabkan respon pulpa
yang besar sehingga semen silikat diklasifikasikan sebagai iritan yang buruk. Sehingga,
pada saat melakukan restorasi semen silikat sangat diperlukan pelindung pulpa.

d) Sifat Anti-Karies dari Fluorida


Diketahui bahwa terjadinya karies sekunder di struktur gigi yangbersebelahan dengan
restorasi silikat sangatlah rendah dibandingkan bahan tambalan lainnya. Selain itu,
insiden karies permukaan proksimal di dekat restorasi silikat lebih rendah daripada
karies permukaan proksimal didekat restorasi amalgam. Jadi, meskipun semen silikat
mempunyai banyak kelemahan seperti terjadi kebocoran bear di tepi restorasi silikat,
potensi anti-kariesnya sangat mengesankan.
Penelitian dilaboratorium menunjukkan bahwa fluorida dilepaskan dari silikat dan
semen lain yang mengandung fluorida ke dalam media berair dalam jumlah yang kecil
tetapi berarti untuk masa waktu yang tidak terbatas. Pelepasan fluorida ternyata
berlangsung sepanjang usia restorasi, tetapi kecepatan pelepasannya diduga mneurun
dengan berjalannya waktu.
Fluorida berperan untuk menghambat karies di dalam lingkungan mulut melalui
mekanisme fisik-kimia dan biologi. Dari sudut pandang fisik-kimia , fluorida
menghambat demineralisasi melalui pembentukkan fase tahan asam dan mneingkatkan
remineralisasi email yang karies dan belum berlubang. Sebaliknya, dalam mekanisme
biologi fluorida juga mneghambat metabolisme karbohidrat oleh mikroflora plak
asidogenik.
3. Dental Cement sebagai Perlekat
A. Semen Silikofosfat

Gambar 4.
Semen
silikofosfat
a) Definisi
semen siliko fosfat
Semen

silikofosfat merupakan salah satu semen yang sanggup melepas ion (Ion Leachenable
Glass), khususnya fluoride yang mampu mencegah terbentuknya
yang membuat semen silikofosfat masih dipergunakan di

karies sekunder, hal ini

kedoteran

merupakan hybrid, kombinasi dari bubuk semen zink fosfat dengan

gigi.
semen

Semen

ini

silikat dan

sering disebut dengan semen silikofosfat (Baum, 1997).


b) Fungsi Semen Silikofosfat
- Bahan perekat untuk restorasi, bahan tambalan sementara dan tambalan gigi desidu,
bahan perekat fixed restoration, bahan bandorthodontics.
- Bahan pembuatan die (Baum, 1997).
c) Komposisi Semen Silikofosfat
Bubuk semen silikofosfat adalah kombinasi dari bubuk semen silikat dan semen zink
fosfat, yang dikemas dalam satu bentuk powder dan liquid yang akan dimanipulasi
untuk mendapatkan kekentalan yang tepat (Baum, 1997).
1) Komposisi Bubuk
- Aluminosilicate Glass
- Seng okside
- Magnesium okside
2) Komposisi Cair
- Asam fosfat (phosporic acid)
- Air
- Seng dan aluminium salt
Salah satu semen silikofofat yang paling terkenal terdiri atas 90% bubuk semen
silikat dan 10% bubuk semen seng fosfat. Pada umumnya semen silikofosfat berisi
12%-25% flourida. Reaksi penyatuan bubuk dan cair dapat di gambarkan sebagai
berikut :
seng oxide/aluminosilicate glass + phosphoric acid

Seng aluminosilicate phosphate gel


d) Manipulasi Semen Seng Silikofosfat
Pemanipulasian semen silikofosfat sama dengan semen silika dan semen seng fosfat ,

dimana ada dua metode pemanipulasian manual dan metode pemanipulasian mekanis
(OBrien dalam Hermanto , L.FM.2007)
a. Manipulasi manual
1.

rasio bubuk dan cairan 2,2 gr : 1 m l

2.

tempat pencampuran bubuk dengan cairan menggunakan glass slab yang tebal dan
dingin, juga menggunakan spatula dari bahan plastik atau cobalt chromium

3.

pengadukan dilakukan dengan tehnik memutar (circular) selama 1 menit

4.

bubuk dicampurakn kedalam cairan sedikit demi sedikit untuk mendapatkan


konsistensi yang diinginkan dan baik

b. Manipulasi mekanis
1.

dengan menggunkan amalgamator

2.

bahan yang tersedia dalam bentuk kapsul, bubuk dan cairan dalam satu wadah yang
terpisah dengan sekat

3.

sekat ini dapat hancur dengan adanya tekanan dari amalgamator

4.

waktu pencampuran dapat disesuaikan dengan keinginan dan juga pada seng oksida
eugenol pencampuran terjadi panas yang mengakibatkan waktu kerja berkurang

Keuntungan dari sistem ini adalah (Combe, 1992)


1. Bahan tidak dipegang sampai selesai pengadonan sehingga kemungkinan
terkontaminasi berkurang.
2. Diperoleh perbandingan yang tepat antara bubuk dan cairan tanpa perlu
menimbang dan sekaligus menghemat waktu.
3. Hasil pencampuran dapat diperoleh dalam waktu yang lebih cepat, misalnya 10
sampai 15 detik.
Waktu setting terlalu panjang karena bila waktu yang panjang akan mengakibatkan
pekerjaan terhadap gigi yang lama, Waktu setting yang sesuai ada suhu mulut bagi
semen silikofosfat adalah 5-7 menit pada temperatur 37C.

e). Sifat-sifat Semen Silikofosfat


-

Sifat Mekanis
Compressive strength antara 140-170 Mpa atau 20000-25000 psi dalam 24 jam
Tensile Strength antara 8-13 Mpa, cocok untuk perekaat restorasi cekat
Ketebalan lapisan sekitar 20-40 um, memiliki sifat tounghness yang tahan

terhadap abrasive lebih tinggi dari golongan semen seng fosfat


Sifat Fisis
Anti karies, adanya kandungan fluoride dari semen silikat
Berbentuk butiran kasar, baik sebagai perekat restorasi tuang emas dan porselen
Sifat Kimia
Ketahanan terhadap kelarutan dan disintegrasi di dalam mulut. Kelarutan
tergantung pada manipulasi adonan
Sifat Biologis
Keasaman pada semen ini ditimbulkan karena adanya kandungan asam fosfat, ph
semen ini sangat rendah pada awal pengaplikasian pada kavitas
setelah setting 1 jam yaitu 4-5.Oleh karena itu, harus diberi perlindungan pada
pulpa agar tidak teriritasi pulpa, sehingga diperlukan CaH(Calcium Hidroksida)
agar tidak terjadi iritasi .(OBrien dalam Hermanto, L.FM.2007)

f)

Indikasi dan Kontraindikasi


-

Indikasi :
Basis
Sementasi untuk mulut yang angka karies nya tinggi

Kontraindikasi :
Kasus pulpa gangren atau mati (Harty, 2012).

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil diskusi yang telah kelompok kami lakukan sesuai dengan skenario meterial penunjang
klinik dapat disimpulkan bahwa penggunaan utama dari dental semen ini adalah sebagai bahan
restorasi untuk memperbaiki struktur gigi yang rusak, sebagai basis untuk melindungi pulpa
terhadap trauma seperti syok panas dan iritasi kimia, dan sebagai perekat yang merekatkan gigi
tiruan dan peralatan ortodontik serta merekatkan post dan pasak untuk retensi restorasi. Macam-

macam dari bahan dental semen adalah zinc fosfat, zinc oxyde eugenol, polikarboksilat, silikat,
silikofosfat, glass ionomer cement, glass ionomer cement modifikasi logam, resin dan calsium
hydroxide. Dan beberapa dental semen ini dipasok dalam dua komponen yaitu powder dan
liquid. Masing-masing bahan dental semen ini memiliki kegunaan sebagai basis, restorasi dan
perekat dan ada juga yang memiliki kegunaan sebagai ketiganya. Semua jenis bahan semen
memiliki kelebihan dan kekurangan, maka seorang dokter gigi bisa memilih yang mana yang
paling baik digunakan sebagai bahan restorasi, basis dan perekat.
3.2 Saran
Untuk lebih memahami dari material penunjang klinik ini mahasiswa diharapkan bisa
mempelajari lebih dalam lagi dari macam-macam bahan dental semen sehingga nanti akan sangat
membantu saat pengaplikasiannya pada saat menjadi seorang dokter gigi dan bisa menentukan
bahan dental semen apa yang paling baik digunakan untuk restorasi, basis dan perekat.

DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai