Anda di halaman 1dari 22

MATERIAL RESTORASI

Fasilitator : drg. Sunnati, Sp. Perio

TUTORIAL 2

Naviatul ulfa (1813101010026)


Alya masthura safwan (1813101010059)
Fadia Melfany (1813101010008)
Siti Aisyatul Ulya (1813101010036)
Ndaru Shokhibul (1813101010060)
Haris Maulana (1813101010045)
Richa tesaliananda (1813101010063)
Jannatun Faradisa (1813101010048)
Sitti Mulya Rahmatunnisa (1813101010030)
Fajriana Rizki (1813101010051)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas


segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang selalu kita nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun sehat akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Material
Restorasi”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Banda Aceh, 1 April 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tujuan utama kedokteran gigi adalah untuk mempertahankan atau
meningkatkan kualitas hidup pasien. Tujuannya ini ia selesaikan dengan
mencegah penyakit, menghilangkan rasa sakit, meningkatkan efisiensi
pengunyahan, meningkatkan bicara, dan memperbaiki penampilan. Karena
banyak dari tujuan ini membutuhkan penggantian atau perubahan posisi gigi,
tantangan utama selama berabad-abad adalah pengembangan dan pemilihan
restorasi gigi biokompatibel, tahan lama, pengisian langsung dan bahan
prostetik yang diproses secara tidak langsung yang dapat menahan kondisi
yang beragam.
Secara historis, berbagai bahan telah digunakan sebagai mahkota gigi
dan penggantian akar, termasuk gigi hewan, tulang, gigi manusia, gading,
kerang, keramik, dan logam. Bahan restorasi untuk penggantian bagian
struktur gigi yang hilang telah berkembang lebih lambat selama beberapa
abad terakhir. Empat kelompok bahan yang digunakan dalam kedokteran gigi
saat ini adalah logam, keramik, polimer, dan komposit. Meskipun ada
peningkatan baru-baru ini dalam sifat fisik dari bahan-bahan ini, tidak
satupun dari ini permanen. Dokter gigi dan para ilmuwan akan melanjutkan
pencarian di abad ke-21 untuk bahan restoratif yang ideal. Bahan restoratif
yang ideal akan (1) biokompatibel, (2) berikatan secara permanen dengan
struktur gigi atau tulang, (3) sesuai dengan penampilan alami struktur gigi
dan jaringan yang terlihat lainnya, (4) menunjukkan sifat yang mirip dengan
enamel gigi , dentin, dan jaringan-jaringan lain, dan (5) berkemungkinan
melakukan perbaikan jaringan atau regenerasi jaringan yang hilang atau
rusak.
Material gigi dapat diklasifikasikan sebagai bahan pencegahan, bahan
restoratif, atau bahan tambahan. Bahan-bahan gigi preventatif termasuk pit
dan fissure sealant; zat penutup yang mencegah kebocoran; bahan yang
digunakan terutama untuk efek antibakteri; dan liner, basa, semen dan bahan
restoratif yang digunakan terutama karena mereka melepaskan fluoride
(compomer, ionomer hybrid; semen glass ionorner, semen zinc
silicophosphate), chlorhexidine, atau agen terapeutik lainnya yang digunakan
untuk mencegah atau menghambat perkembangan kerusakan gigi (karies
dental). Dalam beberapa kasus bahan pencegahan juga dapat berfungsi
sebagai bahan restoratif yang dapat digunakan untuk aplikasi jangka pendek
(hingga beberapa bulan), untuk periode waktu yang sangat lama (1 hingga 4
tahun), atau untuk periode yang lebih lama (5 tahun atau lebih). lebih).
Restorasi gigi yang memiliki sedikit atau tidak ada manfaat terapeutik juga
dapat digunakan untuk penggunaan jangka pendek (sementara), atau dapat
diindikasikan untuk aplikasi yang membutuhkan daya tahan sedang atau daya
tahan jangka panjang. Sebagai contoh, bahan restoratif yang tidak
mengandung fluoride dapat digunakan untuk pasien yang berisiko rendah
untuk karies. Bahan gigi restoratif terdiri dari semua komponen sintetis yang
dapat digunakan untuk memperbaiki atau mengganti struktur gigi, termasuk
primer, agen ikatan, liner, dasar semen, amalgam, komposit berbasis resin,
komposer, ionomer hibrida, logam cor, logam-keramik, keramik , dan
polimer gigi tiruan.

1.2. ANALISA MASALAH


1. Apa itu karies?
2. Bagaimana cara perawatan gigi karies?
3. Apa itu material restorasi?
4. Apa jenis-jenis dari material restorasi?
5. Apa sifat dari material restorasi?
6. Bagaimana cara pengaplikasian material restorasi?
7. Apa klasifikasi warna?
8. Apa saja alat yang dibutuhkan untuk pengaplikasian material restorasi?
9. Apa saja jenis sinar yang digunakan dalam material restorasi?
10. Bagaimana pengaruh teknik terhadap hasil material restorasi?
11. Bagaimana pengaruh durasi penyinaran terhadap warna material restorasi?
12. Bagaimana pengaruh jenis material terhadap perlekatan pada gigi?
1.3.TUJUAN
1. Mengetahui definisi material restorasi
2. Mempelajari jenis material restorasi
3. Mengetahui sifat material restorasi
4. Mengetahui cara pengaplikasian material restorasi
5. Mempelajari klasifikasi dari warna/shade gigi
6. Mengetahui alat yang dibutuhkan untuk pengaplikaian material restorasi
7. Mengetahui pengaruh teknik terhadap hasil material restorasi
8. Mengetahui pengaruh durasi penyinaran terhadap warna material restorasi
9. Mengetahui pengaruh jenis material terhadap perlekatan pada gigi
BAB II
PEMBAHASAN

1. MATERIAL RESTORASI
1.1. DEFINISI
Komponen sintesis yang digunakan untuk memperbaiki atau
mengganti struktur gigi. Material restorasi dapat digunakan untuk tujuan
sementara, jangka pendek atau untuk aplikasi yang lebih lama.

1.2. JENIS-JENIS
Menurut penggunaannya bahan restorasi dibagi dua tergantung
pada apakah mereka digunakan
• Secara intraoral secara langsung untuk membuat restorasi atau
perangkat palsu langsung pada gigi atau jaringan

• Secara ekstraoral dimana bahan tersebut dibentuk secara tidak


langsung pada gips/replika lain dari gigi dan jaringan lainnya

1. Direct restorative material


a. Resin komposit
- Komposit tradisional/ kovensional/ macrofilled
- Small-particles-filled composite
- Microfilled composite
- Hybrid composite
- Flowable composite

b. Dental cement
- Zinc phosphate cement
- Zinc polycarboxylate cement
- Glass ionomer cement
- Metal-reinforced glass ionomer cement
- Highly viscous conventional glass ionomer cement
- Resin modified glass ionomer cement (hybrid ionomer)
- Compomer
- Resin cement
- Zinc oxide-eugenol cement
- Calcium hydroxide

c. Dental amalgam
- Low copper alloys
- High copper alloys
- Admixed alloys
- Single composition alloys

d. Direct filling gold

2. Indirect restorative materials


- Dental casting dan soldering alloys
- Wrought alloys
- Dental ceramics
- Denture base resins
- Dental implants

2. NANOFILLER & MIKROHIBRID


2.1. DEFINISI
Komposit hibrid adalah dua jenis pengisi yang dicampur bersama:
(1) partikel halus berukuran rata-rata 2 hingga 4 μm dan (2) 5% hingga
15% dari partikel mikrofin, biasanya silika, dengan ukuran partikel 0,04
hingga 0,2 Pm. Dalam komposit microhybrid, partikel halus dengan
ukuran partikel rata-rata yang lebih rendah (0,04 hingga 1 μm) dicampur
dengan mikrofin silika. Partikel-partikel halus dapat diperoleh dengan
menggiling kaca (mis., Gelas borosilikat, litium atau gelas barium
aluminium silikat, strontium atau gelas seng), kuarsa, atau bahan keramik
dan memiliki bentuk tidak teratur.
Nano filler untuk memberikan opacity visual yang rendah pada
komposit gigi tidak berpigmen. Hal ini memungkinkan terciptanya
beragam warna dan kekeruhan sehingga dokter dapat merancang
restorasi yang sangat estetik.

2.2. SIFAT
1. Biocompability
Yaitu kemampuan suatu bahan yang tidak menimbulkan respon
biologis yang merugikan, jika bhan tersebut diletakkan didalam
tubuh.

2. Strength
Komposit dengan partikel pengisi(filler) yang lebih besar, maka dia
akan menjadi lebih kuat dalam tegangan (tarikan) dan kompresi
(bantalan) daripada komposit microfilm.

3. Wear
Komposit wear lebih cepat dari amalgam. Perbaikan terbaru telah
membuat generasi terbaru komposit lebih tahun aus daripada
komposit awal . konten pengisi memiliki efek pada tingkat keausan .
komposit dengan volume engisi yang rendah (mikrofil dan flowable)
lebih cepat aus daripada yang lebih banyak diisi.

4. Konduktivitas Termal
Resin komposit memiliki konduktivitas termal yang dapat
mendeteksi struktur alami alami gigi dan jauh lebih rendah daripada
logam. Oleh karena itu, resin komposit cocok digunakan sebagai
pelindungan pulpa gigi.

5. Peyerap Air
Matriks resin menyerap air dari rongga mulut seiring berjalannya
waktu. Semakin besar kandungan resin, semakin banyak ait yang
diserap. Oleh karena itu, mikrifil dan flowable cenderung memiliki
penyerapan air yang lebih besar. Air yang diserap ini dapat
melembutkan matriks resin dan menyebabkan degranasi material
secara terhadap.

6. Coefficient of thermal expansion (CTE)


Idealnya CTE dalam bahan pengisi akan sama ddengan struktur gigi.
Dalam halah komposit, CTE lebih besar dan aka nada perubahan
dimensi yang lebih besar dari pada strukturnya gigi yang berlekatan.
Hal ini menyebabkan bonding dan kebocoran restorasi semakin
membesar kontigensi, semakin rendah CTE komposit microfilm dan
flowable memiliki CTE yang lebih tinggi dari pada varies packable
atau hybrid.

7. Modulur elastis
Adalah kekakuan komposit, ditentukan oleh jumlah pengis, semakin
besar volumenya pengisi, semakin kaku dan lenih tahan aus

2.3. KLASIFIKASI
A.Klasifikasi Resin Komposit

Sejumlah sistem klasifikasi telah digunakan untuk komposit berbasis resin.


Jenis-jenis resin komposit dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran
bahan pengisi, viskositas dan polimerisasi.

1. Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Ukuran Partikel

A. Resin Komposit Hibrid

Resin komposit ini kuat dan memiliki hasil poles yang baik. Resin
komposit hibrid terdiri atas dua jenis partikel pengisi yaitu silika koloidal
dan partikel kaca yang dihaluskan. Ukuran partikel kaca rata-rata 0,6-
1µm. Sifat fisik dan mekanis sistem ini umumnya berkisar antara resin Commented [1]:
komposit tradisional dan berbahan pengisi partikel yang baik
B. Resin Komposit Mikrohibrid

Setelah berkembang resin komposit hybrid, dikembangkanlah resin


komposit mikrohibrid. Mikrohibrid memiliki beberapa jenis ukuran
partikel filler. Partikel filler dapat berupa butiran kaca atau quartz
dengan ukuran 2-4µm ditambah 5-15% partikel microfine berukuran
0,04-1µm.19

C. Resin Komposit Nanohibrid

Resin komposit nanohibrid merupakan campuran dari resin komposit


nanofiller dan microfiller. Resin komposit ini mengandung partikel yang
berukuran 0,005-0,01 µm pada matriks resinnya. Resin komposit
nanohibrid dapat dikategorikan sebagai resin komposit dengan
kemampuan penanganan dan kemampuan poles dari microfiller
komposit sehingga dapat digunakan sebagai restorasi pada bagian
anterior dan posterior. Bahan ini memiliki ketahanan pemakaian yang
cukup bagus karena ukuran partikelnya yang kecil dan memiliki
compressive strength yang bagus sehingga dapat digunakan sebagai
bahan tambalan pada gigi posterior dengan tekanan yang besar.
Kelemahan bahan ini yaitu polimerisasi shrinkage yang masih ada
sehingga operator harus memiliki teknik yang baik.

D. Resin Komposit Macrofiller

Resin komposit macrofiller disebut juga dengan resin komposit


konvesional atau resin komposit tradisional. Resin komposit ini
dikembangkan sejak tahun 1970-an. Resin komposit macrofiller memiliki
ukuran partikel filler 20-30µm. Ukuran rata-rata partikel filler 8-12µm,
tetapi partikel sebesar 50µm dapat ditemukan juga. Bahan ini
mempunyai permukaan yang kasar dan cenderung berubah warna

E. Resin Komposit Microfiller

Resin komposit microfiller memiliki ukuran partikel berkisar antara


0,04-0,4µm. Partikel yang lebih kecil dari pada resin komposit
makrofiller membuat resin komposit microfiller lebih tahan terhadap
aus. Karena memiliki ukuran filler yang kecil, komposit ini memiliki
ikatan yang lemah sehingga kekuatannya rendah, tetapi memiliki estetis
yang bagus dan permukaan yang halus.

F.Resin Komposit Nanofiller


Resin komposit nanofiller memiliki bahan pengisi yang tinggi, memiliki
estetis yang baik, serta kekuatan dan ketahanan yang hampir sama
dengan microfiller. Resin komposit nanofiller disebut juga dengan
nanocomposite dengan sistem partikel bahan pengisinya adalah
kombinasi antara silica nanofiller dengan ukuran partikel utama 20-70
nm dan zirconia silica nanocluster dengan diameter 0,6-1,4µm.Resin
komposit nanofiller memiliki ukuran partikel yang lebih kecil
memungkinkan hasil pemolesan yang lebih rapi dan lebih halus dari
pada resin komposit dengan ukuran partikel yang lebih besar. Resin
komposit ini juga memiliki sifat fisis yang mirip dengan resin komposit
hibrid sehingga diindikasikan untuk restorasi gigi posterior dengan
tekanan kunyah yang besar.

2. Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Viskositas

A.Resin Komposit Packable

Resin komposit ini disebut juga sebagai resin komposit condensable.


Resin komposit ini memiliki viskositas yang tinggi. Resin ini mengandung
muatan filler sebanyak 66-70% volume. Komposisi filler yang tinggi
menyebabkan viskositas resin komposit sehingga resin komposit ini
menjadi kental dan sulit mengatasi celah kavitas yang kecil. Sebaliknya,
dengan semakin besarnya komposisi filler akan dapat mengurangi
pengerutan selama polimerisasi.

B. Resin Komposit Flowable

Resin komposit flowable memiliki viskositas yang rendah. Resin ini


mengandung dimetacrylate resin dan inorganic filler dengan ukuran
partikel 0,4-3,0µm dan memiliki muatan filler 42-53% volume.
Komposisi filler yang rendah dan kemampuan flow yang tinggi membuat
resin ini memiliki viskositas yang lebih rendah sehingga dapat dengan
mudah mengisi atau menutup kavitas kecil

3 .Klasifikasi Resin Komposit Berdasarkan Mekanisme Polimerisasi

A. Resin Komposit Diaktivasi Secara Kimia

Resin komposit ini disebut juga resin komposit self-cured, yang terdiri
dari dua pasta yaitu base dan catalyst. Salah satu pasta mengandung
inisiator benzoyl peroksida (BP) dan yang lainnya mengandung aktivator
tertiary amine (N,N-dimethyl-p-toluidin). Jika kedua pasta dicampur
amine akan bereaksi dengan benxoyl peroksida dan membentuk radikal
bebas sehingga mekanisme pengerasan dimulai.

B. Resin Komposit Diaktivasi Dengan Sinar

Bahan resin komposit yang dipolimerisasi dengan sinar dipasarkan


dalam bentuk pasta dalam sebuah tube.16 Sistem pertama yang
diaktifkan dengan sinar menggunakan sinar UV untuk merangsang
radikal bebas.17 Sistem pembentukan radikal bebas yang terdiri atas
molekul-molekul atau aktivator amin terdapat dalam pasta tersebut.
Bila tidak disinari, maka kedua komponen ini tidak akan bereaksi. Foto-
inisiator yang umum digunakan adalah camphorquinone, dimana
memiliki penyerapan berkisar 400-500 nm yang berada pada region biru
dari spektrum sinar tampak. Inisiator ini sebesar 0,2% berat atau kurang
dan akselerator amin yang cocok bereaksi dengan champorquinone
seperti dimethylaminoethyl methacrylate(DMAEMA) sebesar 0,15%
berat.

C.Resin Komposit Diaktivasi Oleh Sinar dan Dilanjutkan Secara Kimia

Resin komposit dual-cured adalah sistem yang mengandung


inisiator dan aktivator dari kedua resin yang diaktivasi oleh sinar pada
tingkat yang lebih kecil dan bahan yang di aktifkan secara kimia.
Keuntungannya adalah ketika resin di campur dan ditempatkan di gigi,
sinar digunakan untuk pengaturan reaksi di awal dan kimia sebagai reaksi
lanjutan di daerah yang tidak terjangkau oleh sinar. Proses ini sangat
berguna pada perawatan endodontik pada gigi karena penempatan bahan
resinkomposit di dalam saluran akar yang tidak sampai ke dasar sehingga
resin komposit tersebut beraktivasi secara kimia dengan sendirinya

2.4. KLASIFIKASI WARNA


Berdasarkan Atlas of Mursell Color System (1915) oleh Albert
Henri Munsell, terdapat fenomena tiga dimensi warna. Ketiga dimensi
warna tersebut adalah hue (color tone), value (brightness), Chroma
(saturation).
Hue adalah kualitas warna yang dapat membedakan antara warna
yang satu dengan wanayang lainnya, missal kuning, merah dan lain-lain.
Warna gigi biasanya berada dalam kisaran kuning dan kuning-merah.
Seiring bertambahnya usia, variasi hue sering terjadi disebabkan oleh
factor intrinsic dan ekstrinsik serta pengaruh lainnya.
Chroma merupakan kualitas warna yang dapat membedakan anatra
warna yang kuat dengan yang lemah. Tingkat chroma gigi tiruan
bergantung dari ketebalan material gigi tiruan tersebut. Semakin tebal
material, maka efek warnanya akan semakin intens.
Value merupakan kualitas warna yang membedakan antara warna
terang dengan warna gelap. Hal ini dapat dipengaruhi oleh jarak antara
objek dan sumber cahaya. Objek akan terlihat terang bila objek tersebut
dekat dengan sumber cahaya dan objek akan terlihat lebih gelap bila jauh
dari sumber cahaya. Skala value diukur dari angka 0-10 yang artinya 0
untuk hitamdan 10 untuk putih. Warnagelap dapat diistilahkan dengan
value rendah dan sebaliknya.

 Shade Guide
Shade menurut glossary of prosthodontics Terms adalah
istilah yang digunakan untuk menggambarkan hue atau variasi dari
hue primer. Alat bantu untuk menentukan warna gigi disebut shade
guide, misalnya shade guide komersial vitapan classic dan vita 3D-
master.
Shade guide vitapan classic pertama kali dikenalkan oleh
Vita Zahnfabrik pada tahun 1965. Shade guide Vitapan classic
terdiri dari 16 bab yang disusun menjadi 4 kelompok berdasarkan
hue dan tiap kelompok ada peningkatan warna berdasarkan
chroma. Susunan shade guide Vitipan classic yang tersusun
berdasarkan hue adalah sebagai berikut A1, A2, A3, A3.5 dan A4
merupakan kelompok hue merah kecoklatan, B1, B2, B3, B4
adalah kelompok hue merah kekuningan, C1,C2, C3, C4 adalah
kelompok hue keabu-abuan sedangkan D1, D2, D3, D4 adalah
kelompok hue merah keabuan. Shade guide Vitipa classic bisa
disusun bedasarkan value, susunannya adalah sebagai berikut B1,
A1, B2, D2, A2, C1, C2, D4, A3, D3, B3, A3.5, B4, C3, A4 dan
C4. Kelemahan pada shade guide ini adalah terbatasnya distribusi
warna terhadap warna gigi.

2.5. TEKNIK
2.5.1. TEKNIK MANIPULASI
a. PULPAL PROTECTION
Jika ada rongga yang dalam setelah persiapan, lindungi pulpa
dengan liner rongga kalsium hidroksida atau ionomer kaca,
ionomer hibrid, atau basis kom- pomer.
b. ETCHING & BONDING
Untuk memberikan ikatan antara komposit dan struktur gigi,
etsa enamel dan dentin dari preparasi rongga dengan asam selama
30 detik dengan etsa yang dipasok oleh pabrikan, sering berupa
larutan 34% hingga 37% larutan asam gel atau gel. Bilas asam
dengan air, dan keringkan permukaan dengan lembut dengan
aliran udara. Terukir email akan tampak kusam. Zat pengikat
menembus permukaan enamel dan dentin terukir dan memberikan
retensi mikromekanis dari restorasi. Baru-baru ini, primer etsa
diri telah dikembangkan yang tidak memerlukan etsa dengan
asam fosfat atau pembilasan.
c. DISPENSING
Keluarkan sedikit tambahan komposit ke atas kertas dan
masukkan ke dalam rongga persiapan seperti dijelaskan
selanjutnya. Waktu pengaturan yang terkontrol memungkinkan
untuk polimerisasi individu dari peningkatan kecil komposit,
sehingga memungkinkan penggunaan beberapa corak komposit
dalam satu restorasi dan mengakomodasi penyusutan polimerisasi
dalam setiap kenaikan sebagai lawan dari penyusutan total dalam
metode penyembuhan massal. Komposit Self-dan Dual-Cured
Contoh komposit self-cured yang disediakan sebagai dua pasta.
Satu jarum suntik mengandung inisiator atau katalis peroksida
dan jarum suntik lainnya termasuk akselerator amina. Campurkan
pasta universal dan katalis dalam jumlah yang sama selama 20
hingga 30 detik. Gunakan spatula plastik atau kayu, tetapi hindari
spatula logam, karena partikel pengisi anorganik bersifat abrasif
dan sejumlah kecil logam dapat terkikis dan mengubah warna
komposit.
d. INSERTION
Komposit dapat dimasukkan ke dalam persiapan rongga
dengan beberapa metode. Tempatkan dengan instrumen plastik,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 9-7, A, yang tidak
menempel pada komposit selama penyisipan. Komposit juga
dapat ditempatkan di ujung plastik jarum suntik, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. 9-7, B, dan kemudian disuntikkan ke
dalam rongga persiapan. Jarum suntik atau komponen
memungkinkan penggunaan campuran kecil, mengurangi masalah
memasukkan rongga dalam komposit selama penyisipan, dan
memfasilitasi penempatan materi di bidang retensi.
e. POLYMERIZATION
Komposit Ringan-Cured Waktu pemajanan untuk polimerisasi
bervariasi tergantung pada jenis unit pengawetan cahaya dan
jenis, kedalaman, dan naungan komposit. Waktu dapat bervariasi
dari 20 hingga 60 detik untuk pemulihan setebal 2 mm. Komposit
yang diisi mikro membutuhkan paparan yang lebih lama daripada
komposit mikrohybrid karena partikel pengisi yang kecil lebih
banyak menyebarkan cahaya. Nuansa yang lebih gelap atau lebih
banyak komposit buram membutuhkan waktu paparan yang lebih
lama (hingga 60 detik lebih lama) daripada warna yang lebih
terang atau komposit yang lebih transparan. Dalam restorasi yang
dalam, tambahkan dan polimerkan komposit dalam lapisan. Satu
lapisan obligasi ke yang lain tanpa kehilangan kekuatan.
Waktu pengaturan komposit yang disembuhkan dengan cahaya
dan kedalaman penyembuhan dalam massa yang diberikan
tergantung pada intensitas dan penetrasi cahaya. Bahan dengan
koefisien absorpsi rendah menyembuhkan hingga kedalaman
terbesar. Kehadiran peredam ultraviolet untuk stabilisasi warna,
pewarna fluoresen untuk estetika, atau konsentrasi inisiator yang
berlebihan memiliki efek merugikan pada kelengkapan
penyembuhan.
Komposit Self-dan Dual-Cured Setelah pencampuran,
komposit self-cured memiliki waktu kerja (atau penyisipan) 1
hingga 11/2 menit. Campuran akan mulai mengeras, dan bahan
tidak boleh terganggu sampai waktu pengaturan sekitar 4 hingga
5 menit dari awal campuran. Komposit dual-cured mengandung
acerator kimia dan aktivator cahaya, sehingga polimerisasi dapat
dimulai oleh cahaya dan kemudian dilanjutkan dengan
mekanisme self-cured.
f. FINISHING DAN POLISHING
Untuk reduksi kotor, gunakan intan, bur finiside karbida, disk
akhir, atau strip alumina. Untuk finishing akhir baik komposit
microhybrid atau komposit, gunakan instrumen rotari yang
diimpregnasi dengan karet abrasif atau cangkir karet dengan
berbagai pasta pemoles. Finishing harus dilakukan di lahan basah
dengan pelumas yang larut dalam air. Finishing akhir komposit
dengan cured ringan dapat dimulai segera setelah curing ringan.
Poles adalah langkah terakhir dari finishing dan biasanya
dilakukan dengan abrasi aluminium oksida dengan ukuran grit
yang semakin halus. Polishing Komposit penting, karena
permukaan yang halus diinginkan untuk mencegah retensi plak
dan diperlukan untuk menjaga kebersihan mulut yang baik.
Ukuran kualitas pemolesan adalah kekasaran permukaan.
Perbandingan kekasaran permukaan berbagai komposit tercantum
pada Tabel 9-6. Permukaan yang paling halus dicapai dengan
menggunakan matriks Mylar. Bur karbida menghasilkan
permukaan yang lebih halus daripada bur intan, tetapi setelah
memoles permukaan kasarnya serupa.

2.5.2. TEKNIK PENYINARAN


a) Light –cured compositet
Waktu expose untuk polimerasi bervariasi tergantung pada
jenis unit light cured dan jenis , kedalaman dan shade dari
komposit. Waktu dapat bervariasi dari 20-60 detik untuk restorasi
setebal 2mm. Mikrofilled komposit memerlukan paparan yang
lebih lama daripada komposit mikrohibrid karena partikel filler
yang kecil lebih banyak menyebar cahaya. Shade yang lebih gelap
atau yang leboh opaque komposit membutuhkan waktu paparan
yang lebih lama (hingga 60 detik lebih lama) dari pada warna
yang lebih terang atau komposit yang lebih terang atau komposit
yang lebih translusen. Dalam restorasi yang dalam tambahkan dan
polimerkan komposit dalam lapisan .waktu setting dari light-
cured komposit dan kedalaman ccure dalam masa yang diberikan
tergantung pada intensitas dan penetrasi cahaya. Bahan dengan
koefesien absorpsi rendah cured hingga kedalaman terbesar.
Kehadiran ultraviolet absorbers untuk stabilitas warna, pewarna
fluoresen untuk estetika dan konsentrasi inisiator yang berlebihan
memiliki efek merugikan kelengkapan cured.

b) Self and dual cured composite


Setelah pencampuran , komposit self cured memiliki waktu
kerja hingga 1 ½ menit . campuran akan mulai mengeras dan
bahan tidak boleh terganggu sampai waktu pengaturan (4-5 menit
dari awal campuran) kompsit dual cured dapat memulai
polimerasi oleh cahaya dan kemudian dilanjutkan dengan
mekanisme selfcured.
2.5.3. ALAT
 Alat untuk shaping : sharp amalgam carvers dan scalpel blades,
seperti 12atau12b atau specific resin carving instrument yang
terbuat dari carbide, anodizedaluminium, atau nikel titanium.

 Alat untuk finishing dan polishing : diamond dan carbide burs,


berbagai tipe dariflexibe disks, abrasive impregnated rubber point
dan cups, metal dan plasticfinishing strips, dan pasta polishing.
 Diamond dan carbide burs
Digunakan untuk menghaluskan ekses-ekses yang besar
pada resin kompositdan dapat digunakan untuk membentuk
anatomi pada permukaan restorasi.

 Discs
Digunakan untuk menghaluskan permukaan restorasi.
Bagian yang abrasivedari disk dapat mencapai bagian
embrasure dan area interproksimal. Diskterdiri dari beberapa
jenis dari yang kasar sampai yang halus yang bisadigunakan
secara berurutan saat melakukan finishing dan polishing.
 Impregnated rubber points dan cups
Digunakan secara berurutan seperti disk. Untuk jenis yang
paling kasardigunakan untuk mengurangi ekses-ekses yang
yang besar sedangkan yang halus efektif untuk membuat
permukaan menjadi halus dan berkilau.Keuntungan yang
utama dari penggunaan alat ini adalah dapat
membuat permukaan yang terdapat ekses membentuk groove,
membentuk bentuk permukaan yang diinginkan serta membent
uk permukaan yang konkaf pada lingual gigi anterior
 Finishing stips
Digunakan untuk mengcontur dan memolish permukaan
proksimalmargin gingival untuk membuat kontak
interproksimal. Tersedia dalam bentukmetal dan plastik.Untuk
metal biasa digunakan untuk mengurangi ekses
yang besar namun dalam menggunakan alat ini kita harus berh
ati-hati karena jikatidak dapat memotong enamel, cementum,
dan dentin. Sedangkan plastic stripsdapat digunakan untuk
finishing dan polishing. Juga tersedia dalam
beberapa jenis dari yang kasar sampai halus yang dapat diguna
kan secara berurutan prosedur finishing dan polishing resin
komposit

o sharp-edge hand instrument


Digunakan untuk menghilangkanekses-ekses di area
proksimal, dan margin gingival dan untukmembentuk
permukaan proksimal dari resin komposit.

o 12b scalpel blade


Digunakan untuk menghilangkan flash dari
resinkomposit pada aspek distal.

o alumunium oxide disk


Digunakan untuk membentu kontur danuntuk
polishing permukaan proksimal dari restorasi resin
komposit.

o finishing diamond
Digunakan untuk membentuk anatomi oklusale.

o Impregnated rubber points dengan aluminium oxide


Digunakan untuk menghaluskan permukaan oklusal
restorasif.

o Aluminum oxide finishing strips


Untuk conturing atau
finishingatau polishing permukaan proksimal untuk membu
at kontak proksimal.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Material restorasi terdiri dari semua komponen sintesis dapat digunakan
untuk memperbaiki struktur gigi ,termasuk primer, penempelan, linear,dasar
semen , amalgam komposit berbasis resin ,composer ,ionomer hibrida, logam
cor, logam ceramic , ceramic dan polimer gigi tiruan.dapat digunakan untuk
tujuan sementara , jangka pendek , dan jangka panjang Pada restorasi direct
terdapat dua pembagian, sewarna gigi dan tidak sewarna gigi. Pada restoran
tidak sewarna gigi terdapat tambalan amalgam sedangkan pada restorasi
sewarna gigi terdapat restorasi glass ionomer cement dan restorasi komposit.
restorasi komposit dipakai karena memiliki nilai estetis berupa kemiripan
dengan warna gigi. resin komposit dapat diartikan kombinasi dari dua bahan
atau lebih dari bahan-bahan kimia dengan sifat-sifat unggul atau lebih baik dari
bahan itu sendiri. resin komposit terbagi berdasarkan ukuran partikel
berdasarkan packaging serta viskositas. adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh
resin komposit terbagi menjadi 4 yaitu sifat fisik, sifat kimia, sifat mekanik,
dan sifat biologi.
Dalam aplikasinya resin komposit memerlukan beberapa alat dan bahan
berupa Diamond dan cardiburs, Sharp Amalgam sharper, docs, unprepared
rubber point and cups, finishing strips, Dan pasta polishing. Adapun tahapan
manipulasi dari resin komposit ini terbagi menjadi beberapa tahapan yaitu
tahap isolasi, tahap pembersihan gigi, tahap preparasi, tahap linear atau basis,
tahap bonding, tahap tumpatan resin komposit, serta finishing, dan polishing.
3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini terdapat banyak
sekali kesalahan sehingga kritik dan saran sangat diperlukan penulis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Philip's Science of Dental Material.


2. Craigs_Restorative_Dental_Materials_13th_ed Powers
3. Hatrick.dental material

Anda mungkin juga menyukai