DOSEN PEMBIMBING:
drg. I Wayan Arya K. F., M.Kes
DISUSUN OLEH
KELOMPOK5:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya kami selaku kelompok limadapat menyelesaikan
makalahpemilihan anasir gigi tiruan sebagian lepasan di blok empatbelasFakultas
Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat tahun ajaran 2019/2020.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pembaca dan untuk pembelajaran
selanjutnya.
Kami selaku kelompok lima mengucapkan terima kasih, terutama kepada
drg. I Wayan Arya K. F.,M.Kes.,selaku dosen pengampu mata kuliah tersebut.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan pada penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, dengan terbuka kami memohon maaf atas segala
kekurangan kami dan kami bersedia menerima saran dan masukkan dari pembaca.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
ii
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi ................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................1
1.4Manfaat Penulisan...............................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DefinisiAnasir Gigi Tiruan Sebagian Lepasan..................................................4
2.2 Faktor Penentu dalam Pemilihan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan........................
2.2Pemilihan Anasir Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Anterior.................................4
2.3 Pemilihan Anasir Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Posterior.................................
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................................17
3.2 Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.4 ManfaatPenulisan
Berdasarkan tujuan penulisan di atas, manfaat penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
a. Didapatkan definisi anasir gigi tiruan sebagian lepasan.
b. Didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan anasir gigi tiruan
sebagian lepasan.
c. Didapatkan penjelasan tentang pemilihan anasir gigi tiruan sebagian lepasan.
d. Didapatkan penjelasan tentang pemilihan anasir gigi tiruan sebagian lepasan
posterior.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
dari anasir gigi berbahan resin komposit adalah hanya dapat digunakan
pada gigi tiruan yang berlawanan dengan gigi asli.
3) Porselain
Anasir gigi berbahan porselain memiliki beberapa kelebihan seperti dapat
dilakukan rebased tanpa harus mengganti gigi tiruan, tidak larut dalam
cairan rongga mulut, dimensi lebih stabil dan keras daripada soft resin lain,
dan tidak menyebabkan deformasi permanen akibat tekanan pengunyahan.
b. Bentuk anasir gigi
Pemilihan bentuk anasir gigi dipengaruhi oleh hal-hal di bawah ini:
1) Bentuk lengkung
Bentuk lengkung rahang secara umum diklasifikasikan menjadi bentuk
square, tapering, dan ovoid. House mengklasifikasikan bentuk lengkung
rahang menjadi 3 yaitu:
a) Class I: Square
b) Class II: Tapering
c) Class III: Ovoid
Bentuk lengkung rahang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
tersebut antara lain genetik, lingkungan, ras, dan jenis kelamin. Menurut
Zarb pada tahun 2012, bentuk lengkung rahang yang ditunjukkan oleh
linggir dari sudut pandang oklusal dapat digunakan sebagai pedoman dalam
pemilihan anasir gigi tiruan. Pada setiap bentuk lengkung rahang, gigi
terlihat seperti bentuk lengkungnya. Menurut Ahmad dkk pada tahun 2013,
metode pemilihan bentuk anasir gigi tiruan dapat dilakukan dengan melihat
bentuk lengkung rahang.
2) Bentuk Wajah
Menurut Leon Williams dalam Koralakunte, bentuk wajah dapat
diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu square, tapering, dan ovoid. Bentuk
wajah memiliki hubungan yang sama dengan bentuk gigi insisivus sentralis
atas sesuai dengan bentuk garis luar wajah dalam arah terbalik. Menurut
Vasantha dkk. pada Nallaswamy, bentuk wajah dapat menjadi panduan
dalam pemilihan bentuk gigi anterior. Pada setiap bentuk wajah, gigi
terlihat seperti bentuk lengkungnya.
2
3) Jenis Kelamin
Pria cenderung memiliki gigi yang lebih persegi dan permukaan labial yang
melengkung.Sedangkan wanita memiliki bentuk gigi seperti bulat telur dan
permukaan labialnya lebih datar.
4) Usia
Seiring bertambanya usia seseorang, maka tepi insisalnya akan mengalami
perubahan akibat pemakaian.
c. Warna anasir gigi
Pemilihan warna anasir gigi untuk GTSL bergantung pada usia, jenis kelamin,
warna kulit, dan kondisi lingkungan.
1) Usia
Warna gigi menjadi lebih gelap dan kekuningan seiring bertambahnya usia.
2) Jenis kelamin
Wanita memiliki warna gigi yang cenderung lebih terang daripada pria
pada usia yang sama.
3) Warna kulit
Orang dengan warna kulit yang lebih gelap cenderung memiliki warna gigi
yang lebih terang.
4) Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan berhubungan dengan warna pakaian pasien, warna
dinding, dan efek yang kontras saat pemilihan warna anasir gigi.
Waktu yang ideal untuk melakukan pemilihan warna adalah saat hari yang
cerah (12.00-15.00) dengan sumber cahaya matahari (Zarb et al., 2012; Shay et
al., 2011; McCord & Grant, 2000; Sharma et al., 2010).
2) Fonetik
Masalah fonetik dapat dilihat dari pengucapan huruf “M”, “F”, dan “S”.
Bunyi huruf ‘M’ diartikan sebagai posisi istirahat, yaitu ketika gigi geligi
dipisahkan oleh freeway space. Bunyi huruf ‘F’ menentukan inklinasi
sagital insisivus rahang atas. Sepertiga insisal bukal insisivus rahang atas
harus berkontak dengan mukosa bibir bawah. Jika tidak terdapat kontak
tersebut, mungkin insisivus terlalu pendek atau protrusi. Bunyi dari
pengucapan huruf ‘S’ akan memiliki jarak yang disebut closest speaking
space.
b. Pertimbangan estetis
1) Bentuk wajah
Penentuan bentuk anasir gigi untuk GTSL anterior disesuaikan dengan
kebalikan dari bentuk wajah pasien. Pasien yang memiliki bentuk wajah
persegi atau square dan rahang lebar memerlukan gigi yang bentuknya
persegi, Sedangkan bentuk anasir gigi segitiga dengan kontur membulat
disarankan lebih baik untuk wanita.
2
2) Tekstur
Tekstur anasir gigi yang tidak teratur dan kontur bulat akan membuat gigi
terlihat lebih alami. Tekstur gigi juga berpengaruh terhadap warna gigi.
Permukaan gigi dengan tekstur halus akan memantulkan cahaya secara
merata pada permukaan gigi.
3) Warna Bahan
Warna anasir gigi tiruan harus disesuaikan dengan warna gigi-geligi asli,
warna kulit, warna rambut, dan juga warna mata.Cahaya matahari pada hari
yang cerah merupakan waktu yang ideal untuk melakukan pemilihan
warna.Selain itu, pengamatan juga perlu dilakukan di bawah sinar lampu
jika pasien merupakan individu yang sering menghabiskan waktu di dalam
ruangan.
4) Bahan
Bagi pasien yang memiliki jaringan periodontal kurang kuat, maka
penggunaan bahan untuk anasir gigi GTSL disarankan untuk menggunakan
resin akrilik.
5) Ukuran
a) Panjang gigi
Pedoman yang dapat digunakan untuk menentukan panjang gigi adalah
posisi istirahat. Tepi insisal gigi anterior maksila akan terlihat 2-3 mm
dalam keadaan istirahat, tetapi hal tersebut tergantung pada umur dan
panjang bibir atas. Pada pasien yang lebih tua, ukuran tersebut bisa jadi
lebih pendek karena gigi sudah aus akibat pemakaian. Bila bibir atas
panjang, maka gigi yang terlihat pada pasien tersebut saat tertawa (akan
terlihat sampai 2/3).
b) Lebar gigi
Pedoman yang dipakai dalam menentukan lebar gigi adalah indeks
nasal dan sudut mulut. Indeks nasal yaitu ketika lebar dasar hidung
sama dengan jarak antara puncak kaninus rahang atas. Jarak tersebut
diukur secara garis lurus. Sedangkan sudut mulut digunakan sebagai
pedoman untuk menentukan lebar gigi dengan cara mengamati letak
tepi distal dari gigi kaninus maksila pada saat oklusi statik (posisi
4
istirahat). Jarak antara kedua sudut mulut sama dengan lebar keenam
gigi anterior maksila. Cara pengukuran lebar keenam gigi anterior
maksila adalah sebagai berikut.
i. Intercanine Tip Width (ICTW)
Pengukuran ICTW dilakukan dengan mengukur lebar gigi anterior
maksila menggunakan kaliper digital dari titik puncak kaninus
regio 1 ke regio 2 secara horizontal.
ii. Mesio-Distal Width
WDC merupakan pengukuran lebar mesio-distal enam gigi anterior
maksila dengan kaliper digital, kemudian hasil keenamnya
dijumlahkan.
iii. Width of Distal Canine (WDC
Pengukuran WDC dilakukan dengan kaliper digital dari distal
kaninus maksila secara horizontal.
iv. Metode keliling kranial
Metode keliling kranial menggunakan pengukuran horizontal
kranial yang memotong titik glabella anterior dan titik oksipital
pada posterior dengan measuring tape.
v. Metode jarak interpupil
Jarak interpupil diukur dari jarak tengah antara pupil kedua mata
saat pandangan lurus ke depan. Hasil pengukuran metode ini
memiliki hasil yang lebih constant dari metode lainnnya.
vi. Metode jarak interkantal
Jarak interkantal adalah jarak sudut median mata dari fisura
palpebral kedua mata. Metode ini menggunakan alat yang disebut
boley gauge dan bisa juga dengan kaliper digital
vii. Metode interalar
Metode interalar dilakukan dengan mengukur jarak interkaninus
melalui puncak kaninus pada pasien tanpa pre-extraction
record.Metode interalar menggunakan kaliper digital dan pasien
diminta untuk menahan napas sejenak untuk menghindari
kesalahan selama pengukuran.
2
Bahan anasir GTSL posterior terdiri dari akrilik, porselain, dan metal.Jika
beban kunyahnya besar, maka bahan logam lebih baik digunakan.
e. Penyusunan anasir
Penyusunan anasir GTSL posterior harus memerhatikan hal-hal berikut:
1) Tepat di atas linggir alveolus.
2) Mengikuti lengkung rahang.
3) Menyesuaikan gigi antagonis sehingga tercipta oklusi yang harmonis.
4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Gigi Tiruan
Sebagian Lepasan (GTSL) merupakan gigi tiruan yang menggantikan satu atau
beberapa gigi yang hilang pada rahang atas maupun rahang bawah. Dimana gigi
tiruan sebagian lepasan terdiri atas beberapa komponenen, salah satunya anasir
gigi. Anasir gigi adalah bagian dari gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) yang
berfungsi untuk mengganti gigi asli yang hilang. Pemilihan anasir gigi tiruan
bertujuan untuk memenuhi fungsi mastikasi, estetis, fonetik, dan tidak melukai
jaringan di atas lingir alveolar. Pemilihan anasir dilakukan berdasarkan beberapa
pertimbangan seperti bentuk wajah, jenis kelamin, dan sebagainya. Juga terdapat
faktor penentu yang harus diperhatikan, yaitu: bahan, bentuk dan juga warnanya.
Tidak hanya itu, pemilihan anasir gigi juga harus memperhatikan berbagai
pertimbangan antara gigi anterior dan gigi posterior. Untuk gigi anterior
pertimbangan yang perlu diperhatikan, seperti pertimbangan estetis dan juga
fungsional. Sedangkan pada gigi posterior dapat memperhatikan ukuran, bentuk
anasir gigi, bahan yang akan digunakan serta penyusunan dari anasir gigi tersebut.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan, dalam melakukan
pemilihan anasir gigi tiruan, sebaiknya memperhatikan beberapa faktor yang
sudah dijelaskan dalam makalah ini. Pemilihan anasir gigi tiruan yang tepat dapat
memberikan rasa nyaman pada penggunanya, dan tidak menyebabkan masalah
lain dalam rongga mulutnya. Namun, keberhasilan pembuatan anasir gigi tiruan
juga harus mendapat dukungan dari penggunanya agar kiranya dapat selalu
menjaga kebersihan rongga mulut sehingga dapat menjaga ketahanan gigi tiruan
sebagian lepasan selama digunakan.
.
DAFTAR PUSTAKA
JF McCord, AA Grant. Prosthetics: Stage III - Selection of the teeth. British Dent
J 2000 June; 188 (12): 665.
Shay K, Grasso JE, Barrack KS. The Complete Denture Prosthesis: Clinical and
Laboratory Applications-Fabricating the Trial Denture. Continuing
Education Course. 2011 August: 2-3.
Sipayung NV, Nasution ID. 2019. Hubungan Bentuk Lengkung Rahang dan
Wajah Berdasarkan Jenis Kelamin pada Pasien Edentulus Penuh. J Ked Gi
Unpad: 31(2); 129-133.