Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Epulis Gravidarum


2.1.1 Definisi
Epulis gravidarum merupakan lesi yang tumbuh dengan cepat dan
jinak, dan biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan. Epulis
gravidarum biasanya ditandai dengan lesi berwarna merah cerah dan banyak
vaskularisasi yang kadang memiliki flek putih di permukaannya, biasanya
bertangkai dan dapat mencapai diameter (Soulissa AG,2014).

2.1.2 Etiologi
Epulis gravidarum dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah, sebagai berikut (Magliarti, 2014):
1. Adanya reaksi perkembangan jaringan granulomatik pada saat
kehamilan
2. Peningkatan kadar hormon progesteron dan esterogen yang memicu
respon iritasi berlebih
3. Dapat didukung oleh overhanging, karies servikal ataupun poket
periodontal

2.1.3 Epidemiologi
Menurut hasil penelitian yang dimuat journal obstetric gynecology
tahun 2010 tercatat 5-10% ibu kerap mengalami efulis gravidarum selama
kehamilan. Selain itu, juga ada berdasarkan data riset kesehatan dasar 2009
menunjukkan 72,1% penduduk Indonesia mengalami gangguan kesehatan
gigi pada ibu hamil. Menurut jurnal periodontal Abidin Boy edisi 2009 77%
prevalensi epulis gravidarum pada ibu hamil yang melahirkan bayi prematur
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) juga menderita gingivitis (Stiawan
SM, 2017)

5
6

2.1.4 Manifestasi Klinis


Epulis gravidarum dapat terlihat secara klinis melalui pemeriksaan
fisik terhadap pasien setelah dilakukan anamnesa, diantaranya adalah
sebagai berikut (Soulissa AG, 2014):
1. Ditandai dengan lesi berwarna merah cerah dan banyak vaskularisasi
yang kadang memiliki flek putih di permukaannya, biasanya bertangkai
dan dapat mencapai diameter 2 cm, serta tidak menimbulkan rasa sakit
sehingga tidak menimbulkan keluhan berarti selain karena ukurannya.
2. Dapat timbul pada setiap lokasi di gingiva, epulis gravidarum
kebanyakan timbul di papila interdental, dan umumnya lebih sering di
daerah labial pada rahang atas.
3. Gigi yang berdekatan dengan epulis dapat bergeser dan menjadi lebih
mudah goyang, meskipun kerusakan tulang jarang terjadi di sekitar gigi
yang berdekatan dengan epulis.

2.1.5 Manifestasi Histopatologi (HPA)


Epulis gravidarum memiliki kemiripan dengan epulis yang lainnya
secara klinis. Maka dari itu, diperlukan pemeriksaan penunjang seperti
biopsi yang akan memperlihatkan gambaran histopatologi dari epulis
gravidarum yang dapat dilihat sebagai berikut (Esmaeil et al, 2012):

Secara histologist, gambaran epulis gravidarum serupa dengan


gambaran histologis epulis granulomatosa. Terdapat lapisan epitel
skuamosa stratifikasi (bertingkat), berisi kapiler-kapiler. Pada HPA juga
7

terdapat jaringan ikat yang menunjukkan adanya edema dan infiltrasi oleh
sel neutrofil, sel plasma dan limfosit. Selain itu terdapat jaringan granulasi
longgar yang kaya pembuluh darah dan proliferasi sel-sel endothelial secara
khusus menyertai campuran infiltrasi sel-sel inflamatori.

2.1.6 Terapi
Pada epulis gravidarum biasanya tidak ada pengobatan jika terjadi
selama kehamilan karena lesi bisa sembuh dengan sendirinya setelah
melahirkan dan dianjurkan menjaga kebersihan mulut, menyikat gigi dengan
baik dan teratur dan mengonsumsi makanan atau minuman yang
mengandung nutrisi (Selvan, 2016).
Apabila lesi terasa sakit dan mengganggu bisa dilakukan Eksisi
pembedahan. Eksisi pembedahan dapat dilakukan dengan scalpel, pulsed
laser surgery, cryosurgery, radiosurgery dan intralesional injeksi natrium
tetradecyl sulfat, etanol atau kortikosteroid dan dilakukan setelah
melahirkan karena sebagian lesi mengalami perdarahan (Riganelli, 2016).

2.1.7 Prognosa
Prognosa dari epulis garvidarum ini sangat baik. Umumnya lesi ini
akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya segera setelah ibu
melahirkan. Perawatan yang berkaitan dengan lesi ini sebaiknya ditunda
setelah kelahiran kecuali bila ada rasa sakit dan perdarahan terus terjadi
sehingga menggunakan penyikatan gigi yang optimal dan rutinitas sehari-
hari (Kusumawardani, 2019).

2.2. Epulis Granulomatosa


2.2.1 Definisi
Epulis granulomatosa adalah jaringan hiperplastik jinak yang
muncul sebagai pertumbuhan berlebih yang timbul dari soket gigi yang baru
saja diekstraksi. Pertumbuhan yang berlebihan berupa hyperplasia jarngan
granuloma. Bukan suatu tumor sejati, tetapi merupakan suatu pertumbuhan
jaringan gusi yang menyerupai tumor. Secara klinis terdapat ulser, tumbuh
nodul berupa jaringan berwarna pink kemerahan. ( Manovijay, 2015)
8

2.2.2 Etiologi
Epulis granulomatosa dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah, sebagai berikut (Magliarti, 2014):
1. Terdapat iritasi pada daerah penimbunan jaringan nekrotik tulang
sebagai proses pertahanan.
2. Adanya sisa tulang yang tajam setelah dilakukan ekstraksi gigi.
3. Tumpatan gigi yang tidak baik.
4. Kalkulus pada subgingiva.
5. Bagian yang tajam dari gigi yang berlangsung lama.
6. Sisa akar gigi yang tertinggal.

2.2.3 Epidemiologi
Berdasarkan penelitian, epulis granulomatosa dinyatakan dapat
timbul pada semua umur, namun terbanyak pada usia dewasa muda dan
lebih sering terjadi pada wanita akibat perubahan hormon selama pubertas,
kehamilan, dan monopouse (Manovijay, 2015)

2.2.4 Manifestasi Klinis


Epulis granulomatosa dapat terlihat secara klinis melalui
pemeriksaan fisik terhadap pasien setelah dilakukan anamnesa, diantaranya
adalah sebagai berikut (Kamal et al., 2012):
1. Lesi tampak sebagai pembesaran gusi yang muncul di antara dua gigi,
kaya vaskularisasi sehingga mudah berdarah dengan sentuhan dan
umumnya berwarna merah keunguan.
2. Ukurannya bervariasi, sebagian besar kasus biasanya berukuran kurang
dari 2 cm namun ada kasus yang ukurannya diameter melebihi 4 cm.
3. Lesi ini dapat tumbuh menjadi massa yang bentuknya tidak beraturan
yang dapat menjadi ulserasi dan mudah berdarah. Sebagian besar terdiri
atas jaringan granulasi. Konsistensi kenyal, mudah berdarah bila
tersenggol.
9

2.2.5 Manifestasi Gambaran Histopatologi


Epulis granulomatosa memiliki kemiripan dengan epulis yang
lainnya secara klinis. Maka dari itu, diperlukan pemeriksaan penunjang
seperti biopsi yang akan memperlihatkan gambaran histopatologi dari epulis
granulomatosa yang dapat dilihat sebagai berikut (Cristi, 2019; Suwandi,
2019):

(Gambar 1)
Pemeriksaan histologis mengungkapkan elemen jaringan ikat yang
terdiri dari proliferasi fibroblas yang montok dan sel endotel dengan inti
bentuk spindle. Banyak dan berbagai ukuran pembuluh darah.

(gambar 2)
Di sebagian besar daerah, epitel skuamosa berlapis non-keratin
yang terserang ulserasi.
10

Jaringan gusi dilapisi oleh epitel gepeng berlapis (stratified


squamous epithelium) yang mengalami proliferasi dengan rete peg tidak
beraturan. Stroma terdiri dari jaringan granulasi yang disusun oleh jaringan
ikat, pembuluh darah dan sebukan sel radang akut dan kronis.

2.2.6 Terapi
Terapi pada epulis granulomatosa dapat melibatkan bedah eksisi
dan kuretase tulang yang terlibat. Gigi yang berdekatan dengan epulis juga
perlu dicabut bila sudah tidak dapat dipertahankan atau juga dapat dilakukan
pembersihan karang gigi (scalling) dan penghalusan akar (root planning)
(Kamal, 2012).
Pro Biopsi Eksisi Epulis dengan anastesi lokal, Medikasi dengan
R/Amoxicillin tab. 500mg/8jam No. XV ditambahkan dengan
R/Paracetamol tab/. 500 mg/8 jam (Kamal, 2012).

2.3. Epulis Fibromatosa


2.3.1 Definisi
Berasal dari iritasi kronis yang menyerupai reaksi hyperplasia dari
jaringan fibrous. Lebih sering dijumpai daripada jenis lainnya dan sering
mengalami kekambuhan apabila operasi pengangkatannya tidak sempurna
(Manovijay, 2015).

2.3.2 Etiologi
Epulis fibromatosa dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah, sebagai berikut (Praba et al, 2015):
1. Adanya tumpatan yang overhanging
11

2. Calculus pada supragingiva dan subgingiva


3. Karies servikal

2.3.3 Epidemiologi
Epulis fibromatosa lebih sering dijumpai dibandingkan jenis
lainnya dan sering mengalami kekambuhan bila operasi pengangkatannya
tidak sempurna, umumnya dijumpai pada orang dewasa, terutama pada
bagian gingiva, bibir, dan mukosa bukal (Wicaksono A, 2014)

2.3.4 Manifestasi Klinis


Epulis fibromatosa dapat terlihat secara klinis melalui pemeriksaan
fisik terhadap pasien setelah dilakukan anamnesa, diantaranya adalah
sebagai berikut (Sukardi, 2014):
1. Letaknya antara 2 gigi, bertangkai, warna agak pucat, batas tegas,
padat, kokoh dan konsistensinya kenyal.
2. Terjadi pada rongga mulut terurama pada tepi gingival, pipi dan lidah.
3. Epulis ini tidak mudah berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit.

2.3.5 Manifestasi Gambaran Histopatologi


Epulis fibromatosa memiliki kemiripan dengan epulis yang lainnya
secara klinis. Maka dari itu, diperlukan pemeriksaan penunjang seperti
biopsi yang akan memperlihatkan gambaran histopatologi dari epulis
fibromatosa yang dapat dilihat sebagai berikut (Suwandi, 2019):

Jaringan gusi dilapisi oleh epitel gepeng berlapis (stratified


squamous epithelium) yang mengalami proliferasi dengan rete peg tidak
12

beraturan. Stroma terdiri dari jaringan ikat fibrosa padat, kolagen, dan sel
radang kronis.

2.3.6 Terapi
Apabila epulis fibromatosa ini tidak mengganggu makan atau
pernapasan, penatalaksanaan nonbedah dapat dilakukan. Apabila lesi
memiliki intervensi bedah maka harus dipertimbangkan untuk eksisi bedah
atau juga bisa menggunakn eksisi laser CO2 biasanya memerlukan anastesi
lokal, tetapi jarang perlu dijahit. Keuntungan eksisi laser ini lebih sedikit
perdarahan, nyeri pasca bedah lebih rendah dan penyembuhannya lebih
cepat (Ghadimi, 2015).

Anda mungkin juga menyukai