Anda di halaman 1dari 12

Gambaran Klinis dan Histopatologi Kista Odontogenik

Disusun Oleh : Kelompok E Paralel 2 Annisa Rama Dhana (04011236) Ayu Prami asari (0401123!) "e#alia Aisarahma$ani (04011234) %arah &ur#i riani (0401123') %e(ri %ahma)a i (04011233) *a$is Ayu Per i)i (04011232) +es ary D)i Per i)i (0401122,) -aria An..elia / (04011231) &o0ia 1ilya (04011232) / e#an Daniel /imon (0401123,) 3ashin a Ra4hma0i a (040110,3) 3umin$i (0401122!) 3osua A$i /e ia)an (0401122') 5akia 6elasu#a (04011230)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNI ERSITAS TRISAKTI TAHUN A!ARAN "#$$%"#$" !l& K'ai Tapa No& "(#) Grogol) !akarta

Kista Dentigerous

Foto panoramik Kista Dentigereous

Gambaran klinis Kista Dentigereous

Epitelium ini perlekatan jaringan konektiv biasanya berbentuk datar, walaupun pada kasus dengan second inflamasi, nampak adanya bercak bercak. Gambaran klinis Kista dentigerous merupakan kista yang paling sering ber ubungan dengan gigi molar ketiga impaksi di mandibula, kaninus maksila, molar tiga maksila, dan premolar dua mandibula. !aling banyak ditemukan pada usia dekade kedua dan ketiga, lebi banyak pada pria daripada perempuan, dengan rasio ".# ingga ". $iasanya asimptomatik, namun terdapat penundaan erupsi yang merupakan indikasi yang paling sering dari adanya pembentukan kista dentigerous. Kista ini memiliki kemampuan untuk mencapai ukuran yang signifikan, biasanya ber ubungan dengan perluasan tulang kortikal namun jarang membesar pada pasien dengan predisposisi ingga menyebabkan fraktur pat ologi. %ecara radiografi, kista dentigorous menunjukan gambaran yang baik, unilokular atau multilokular radiolusen dengan margin kontikal yang ber ubungan dengan ma kota gigi yang un&erupted. Gigi yang tidak erupsi ini biasanya di gantikan posisinya. !ada mandibula ubungan radiolusen akan meluas ke superior dari molar tiga ingga ke ramus atau anterior inferior sepanjang mandibula. !ada kista dentigerous maksila yang mengenai regio kaninus, perluasan terjadi ingga ke sinus maksila atau ingga ke dasar orbital. 'esorbsi dari akar yang melekat pada gigi yang erupsi juga dapat terli at.

Gambaran Histopatologis Fibrosa jaringan pendukung pada kista ini biasanya menunjukan adanya epitel %(uamos yang strafikasi. !ada kista dentigerous yang tidak terinflamasi memiliki epitel lining yang tidak berkeratin dan memiliki sel layers sebanyak empat ingga enam ketebalannya. Kemudian, mungkin ditemukan sel mukosa, sel siliasi, dan terkadang sel sebaceous pada epitelium lining.

Kista Periodontal
1. Lateral

Gambar 1. Lokasi tipikal dari kista periodontal lateral berada antara akar gigi premolar bawah yang masih vital

Gambaran Klinis )empat predileksi di sepanjang akar kaninus bawa atau premolar bawa . $ersifat asimptomatik dan ditemukan pada pemeriksaan radiologis rutin. *arang mengalami rekurensi sesuda perawatan dengan enukleasi, namun kemungkinan rekurensi bertamba pada bentuk polikistik

Gambaran Histopatologis Gambaran istopatologi kista periodontal lateral bersifat spesifik dan penamaannya berdasarkan gamabaran karakteristik dari gambaran istopatologis tersebut. Kista dilapisi epitel gepeng berlapis dengan keratin tipis atau dua lapisan epitel kubis renda atau ole epitel yang tak berkeratin. Kista periodontal lateral yang berbentuk polikistik secara mikroskopis dinamakan kista +botryoid odontogenik,. 2. Periapikal

Gambar 2. Lokasi tipikal dari kista periodontal periapikal berada diantara gigi premolar bawah

Gambaran Klinis Kista periapikal merupakan kista ra ang yang terjadi sebanyak setenga atau tiga perempat dari semua kista ra ang yang ada. Distribusi usia terjadi pada dekade ke tiga ingga ke enam. *arang sekali di temukan kista periapikal pada dekade pertama, walaupun munculnya karies dan gigi non& vital sering terjadi pada usia ini. Kebanyakan kista terjadi pada ra ang atas, terutama pada regio anterior, lalu pada regio posterior ra ang atas kemudian gigi posterior ra ang bawa , terak ir pada regio anterior ra ang bawa . Kista periapikal biasanya asimptomatik dan sering ditemukan saat pemeriksaan dental rutin dengan radiografi. Kista ini menyebabkan resorbsi tulang namun tidak menyebabkan ekspansi tulang. Dengan pengertian, gigi non&vital biasanya ber ubungan dengan diagnosa dari kista periapikal.

Gambaran Histopatologis Kista periapikal dibentuk dari epitel s(uamos nonkeratinasi dengan ketebalan yang beragam. !erpinda an dari sel inflamasi ke epitelium mungkin akan terjadi, dengan jumla polymorphonuclear leukosit -!./s0 yang besar dan beberapa limposit. *aringan yang berada di bawa nya mungkin akan mengalami infiltrasi fokal atau difuse dengan campuran dari sel inflamasi. 1nflamasi plasma sel dan ubungan refractile dan interselular sp erical Russel Bodies, menunjukan adanya akumulasi gamma globulin, sering di temukan dan kadang mendominasikan pada gambaran mikroskopis. Kalsifikasi Foci of distrop i, peca an kolesterol, multinukleal dari benda asing& tipe giant sel akan terli at subse(uent ingga emor age pada dinding kista. $eni dari granuloma biasanya juga sering ditamakan pada dinding ista periapikal, yang menunjukan ba wa terdapat ubungan dengan rongga mulut terutama pada sekitar root canal dan lesi karies. !ada presentasi kista periapikal yang lebi kecil -dan kista dentigerous0, mungkin juga dapat ditemuihyaline atau yang juga biasa di sebut dengan Rusthon bodies. 2ang mana di pada epitel lining di tandai dengan karateristik hairpin kurva atau kurva yang tipis, konsentrasi lamina dan mineralisasi dari basip il. 3danya al ini dipercaya menunjukan ubungan dengan emor age yang terjadi sebelumnya. Dimana tidak terdapat data klinis yang signifikan.

Kista Radikuler

Kista 'adikuler

Kista 'adikuler !eriapikal

Gambaran klinis %ering kali tidak menimbulkan gejala, ditemukan dengan pemeriksaan radiologi rutin. Gigi yang terkena nonvital, umumnya mempunyai karies.

!ada beberapa kasus, ada riwayat trauma, umumnya tidak menyebabkan ekspansi ra ang. Kadang&kadang kista radikuler sulit dibedakan dengan granuloma secara radiologi. !ermukaan kista dapat kasar atau alus tergantung tingkat perkembangannya. 1sinya dapat bergumpal&gumpal, berisi kristal kolesterol yang sedikit berkilauan. Gambaran Histopatologis Kista radikuler terdiri atas kapsul dinding kista serta cairan dalam rongga kista. Dinding kista dilapisi ole epitel gepeng berlapis tak berkeratin yang menunjukkan adanya penonjolan ke luar, spongiosis, dan iperplasia. Epitel gepeng berlapis umumnya relatif tebal, sering dijumpai akantosis, ulserasi, sedangkan keratinisasi jarang dijumpai. 4apisan epitel tersebutmerupakan asil proliferasi sisa sel epitel .alasse5. Ketebalan lapisannya bervariasi, yaitu antara " sampai 67 lapisan sel dan pada kebanyakan kasus memiliki ketebalan antara # sampai 87 lapisan sel. Kadang&kadang lapisan sel basal tidak lengkap atau mungkin juga tidak ada sama sekali. !roliferasi aktif sisa epitel .alasse5 dapat membentuk lapisan epitel yang tidak beraturan, iperplastik, tampak seperti jalan, cincin ataupun berbentuk arcade dan tampak adanya sel radang akut. !roliferasi aktif epitel ber ubungan dengan peradangan. 4apisan epitel dapat memperli atkan gambaran peradangan kapsular yang mencolok, yang secara umum merupakan tanda adanya proliferasi aktif dari sel epitel. %elama proliferasi aktif ini akan tampak adanya sel radang akut. %ering pula ditemukan infiltrasi sel radang kronis dan cela &cela kolesterol. !ada keadaan tertentu sel&sel epitel gepeng berlapis tida berkeratin ini akan mengalami metaplasia se ingga dapat berbentuk sel&sel mukus dan sel epitel kolumnar bersilia. Keberadaan kedua sel ini sedikit berbeda, sel mukul atau sel goblet ditemukan pada kista radikular ra ang atas dan bawa , sedangkan sel&sel bersilia ditemukan pada kista radikular ra ang atas. %elain kedua sel tersebut, terkadang juga ditemukan adanya badan ialin Rhuston dengan gambaran eosinofilik. $esarnya sekitar 7,"mm dan bentuknya dapat beraneke ragam, misalnya seperti jepitan, lurus, berlekuk&lekuk, ataupun memanjang. Kadang&kadang ditemukan sel datia benda asing sekitar pulau epitel, terutama pada kista radikular yang baru terbentuk. !ada kista yang masi muda ini, dapat ditemukan bermacam&macam sel misalnya istiosit - foam cell0, sel limfosit, dan sel plasma. !ada kista dengan ketebalan # sampai "8 lapisan sel, lapisan epitel sama sekali tidak menunjukkan adanya rete peg yang mengelilingi lumen kista.

!ada kista radikular yang suda tua lapisan epitelnya akan menjadi semakin tipis dan lebi rata atau beraturan. %elain itu, akan terjadi pembentukan kolagen aseluler yang tebal pada jaringan ikat subepitel. !ada bagian dinding maupun lumen kista dapat juga ditemui adanya kalsifikasi, cela kolesterol dengan sel datia benda asing multinuklear yang berfungsi sebagai makrofag, sel dara mera , dan daera pigmen emosiderin. 9ela kolesterol yang ditemukan biasanya berbentuk seperti jarum. Dibawa lapisan epitel kista radikular terdapat jaringan penyambung yang berbentuk seperti kapsul. Kapsul jaringan penyambung ini terdiri atas jaringan ikat fibrosa, yang pada masa awal proliferasi banyak sekali disebuki ole sel radang kronis, yang didominasi ole sel plasma dan sel limfosit. %ebukan sel radang kronis akan berkurang apabila kista bertamba dewasa. %elain itu, disekitar kapsul kista radikular juga ditemukan adanya aktivitas osteoklas yang mengakibatkan resorpsi tulang disekitar kista tersebut. %erat kolagen dalam dinding jaringan ikat ditemukan sirkumferensial. %erat oksilatan yang merupakan unsur normal dari lingkungan periodontal dapat dijumpai juga pada granuloma dan kista radikular. 9airan yang terdapat didalam lumen kista terdiri atas kolesterol protein, leukosit yang tela rusak serta foam cell yang mengandung lemak. !rotein pada cairan kista berasal dari asil autolisis sel&sel epitel yang mengalami degenerasi, sedangkan kolesterol yang berwarna kekuningan berasal dari degenerasi sel plasma dan sel limfosit yang terlibat dalam proses radang.

Keratosis Odontogenik

Gambaran istopatologis Keratosis :dontogenik :dontogenik

Foto

panoramik

Keratosis

Keratosis odontgenik -:K90 adala kista odontogenik yang paling penting dan merupakan kista odontogenik terbanyak ketiga dan termasuk dalam diagnosa banding beberapa radiolusensi pada ra ang. !ada ta un ";6#, istila +odontogenic keratocyst, -kista keratosis odontogenik0 diperkenalkan untuk menamai semua jenis kista pada ra ang yang mengandung keratin. Kemudian diperli atkan ba wa kista primordial memang secara mikroskopik merupakan kista keratosis odontogenik se ingga da ulu kista ini dianggap sebagai sinonim dari kista primordial. )api sekarang diketa ui ba wa kista keratosis odontogenik berbeda dengan kista primordial. Kista keratosis odontogenik terbentuk dari epit elium odontogenik selain organ email, seperti lamina dentis atau sisa epitel email yang terdapat pada ra ang atas atau bawa . %edangkan untuk kista primordial terbentuk melalui retrogesi atau degenerasi stelat retikulum pada organ email sebelum terbentuknya struktur yang mengalami klasifikasi. Kista keratosis odontogenik menunjukkan mekanisme perkembangan dan sifat biologis yang berbeda dengan kista dentigerous dan kista radikular. $erdasarkan penelitian yang dilakukan, insidensi dari kista ini adala sekitar <= sampai ""= dari keseluru an kista odontogenik. Kista ini dibagi menjadi dua jenis yaitu jenis ortokeratin dan parakeratin. Etiologi dan !atogenesis Epitel tampak seragam tanpa rete ridges, lapisan basal dibatasi ole sel&sel silindris>kubis. Epitelnya diliputi lapisan ortokeratin dan parakeratin tipis yang membedakannya dengan kista&kista yang lain. %ebenarnya sampai saat ini belum diketa ui dengan jelas penyebab kista keratosis odontogenik. /amun menurut para a li patologi sepakat ba wa kista ini disebabkan karena kelainan perkembangan yang berasal dari epitel odontogenik. )etapi bisa juga terjadi selama proses pembentukan gigi belum sempurna yaitu pada ak ir ta ap bell stage. .eskipun banyak pendapat menyatakan ba wa kista ini berasal dari lamina dentis sebelum pembentukan gigi sempurna, pendapat ini masi sulit diterima apabila terjadi pada usia dewasa. 3k irnya ditemukan ba wa kista ini berasal dari proliferasi sel basal dari epitel mulut. )erdapat akumulasi pulau&pulau epitel di dalam mukosa superfisial kista keratosis odontogenik yang tela dieksisi, terutama pada ramus asendens. Kadang&kadang pulau ini terli at sebagai lapisan basal epitel mukosa mulut dan kista keratosis odontogenik melekat ke mukosa mulut melalui fenestrasi tulang. Fenomena ini diambil dari pasien dengan sindrom karsinoma sel basal nevoid.

Kista keratosis odontogenik yang multiple dan ber ubungan dengan sindrom karsinoma sel basal nevoid disebut kista epidermoid, kolesteratoma, disembrioplasia epidermik. )anda karakteristik kista keratosis odontogenik adala adanya lapisan atau dinding tebal, lumen yang berisi massa seperti rum, keju dan kristal&kristal. 3da tiga macam sisa jaringan yang masing&masing berperan sebagai asal kista odontogenik? ". ) e epit elial rest or glands of %erres yang tersisa setela terputusnya dental lamina. :dontogenik keratosis dapat berasal dari jarinagn ini, dan beberapa kista lain seperti kista gingival. 8. Email epit elium tereduksi yang berasal dari organ email dan selubung gigi yang belum erupsi namun tela terbentuk sempurna. Kista dentigerous dan kista erupsi berasal dari jaringan ini. <. ) e rests of .alasse5 yang terbentuk melalui fragmentasi dari epit elium root selubung @ertwig. Gambaran Klinis Kista keratosis odontogenik yang kecil biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukannya anya ketika melakukan pemeriksaan radiografis. Gejala biasanya baru tampak saat terjadi perluasan kista dalam tulang atau terjadi peradangan. !ada gambaran radiografis, perluasan ke tulang ra ang tidak begitu terli at jelas dibandingkan dengan perluasan kista. Kista ini bisa terjadi di semua tempat dalam ra ang. .enurut penelitian menunjukkan ba wa kista ini lebi sering terjadi pada ra ang bawa -#6=0 dibandingkan dengan ra ang atas -<6=0 dengan rasio 8?". $a kan ada juga penelitian yang mengatakan perbandingan ra ang bawa -AB=0 banding ra ang atas -88=0. Cntuk ra ang bawa biasanya terjadi pada regio posterior yaitu daera molar tiga ramus asendens, molar pertama, molar kedua dan terak ir daera anterior. Cntuk ra ang atas lebi sering dijumpai pada daera molar tiga diikuti daera kaninus. Kista ini cenderung menjadi besar dan umumnya multiokular. !ada tipe parakeratin lebi sering ditemukan pada laki&laki dengan usia rata&rata D7ta un dibandingkan wanita. %edangkan untuk tipe ortokeratin bisa dijumpai rata&rata <Dta un baik pada pria maupun wanita. Komplikasi jangka panjang yang utama dari kista ini adala rekurensi yang diperkirakan mencapai angka 86&<7=. 'ekurensi bisa terjadi "7 ta un setela terapi awal. Cntuk komplikasi ekstrem yang jarang terjadi adala dalam bentuk karsinoma sel skuamosa. Gambaran Histopatologis

!erlu ditekankan ba wa diagnosis dari kista keratosis odontogenik arus ditegakkan berdasarkan asil pemeriksaan istopatologi karena gambaran radiografisnya menyerupai kista&kista odontogenik lain dan tumor dalam tulang. Gambaran k as dari kista ini secara mikroskopik adala adanya dinding kista yang tipis umumnya kurang dari 8 mm. 4apisan epitelnya tersusun ole epitel skuamosa bertingkat yang seragam, biasanya ketebalannya sekitar #&B lapisan epitel. !ada kista ini dinding epitel tidak bersentu an atau terpisa dari lapisan jaringan ikatnya. Komponen jaringan ikat fibrosa dari dinding kista biasanya tipis dan longgar atau berbentuk miksoid. *ika terjadi infeksi atau radang epitel akan ke ilangan permukaan keratinisasinya, menebal, membentuk retepeg atau terulserasi meng asilkan gambaran mirip kista radikular. 4umen kista mengandung cairan jerni atau kekuningan yang tipis atau ba an yang agak kental mirip dengan transudat serum, kolestrol, massa seperti rum, keju, kristal, dan ialin pada daera terinflamasi.

Calcifying Odontogenic Cyst

Gambaran istopatologis 9alcifying :dontogenic 9yst :dontigenic 9yst

Foto

panoramik

9alcifying

Gambaran klinis 9alcifying odontogenic cyst adala lesi yang sering berbentuk 1ntraosseus atau berada di dalam tulang, walaupun "<=&<7= terdapat juga bentuk eEtraosseus atau sering disebut juga lesi p erip eral. Kedua bentuk lesi ini dapat terjadi pada mandibula dan maksila. %ekitar #6= kasus terdapat pada area incicivus dan caninus. Kista jenis ini sering bersifat unilokular dengan radiolusensi pada gambaran roentgen, walaupun terkadang berifat multilokular. 'adioopak dalam lesi ini dapat berbentuk tidak beraturan -iregular0 kalsifikasi atau densitas yang berbentuk seperti gigi. Daera radioopak dapat menutupi sepertiga ingga setenga bagian. Diameter kista pada umumnya 8&D cm. Diameter terbesar yang perna tercatat adala sebesar "8 cm. Dapat juga terli at adanya resorbsi akar, diastema dan pembesaran gingiva lokal yang menyerupai fibromatosis ginggiva atau kista gingiva. Gambaran Histopatologis !ada lesi kista, pada umumnya sering ditemukan kapsul yang terdiri dari jaringan ikat dan lapisan epitel odontogenik setebal D&"7 sel. %el basal dari lapisan epitel dapat berbentuk kuboid atau kolumnar dan berbentuk seperti ameloblast. !ada lapisan atas dari epitel terdapat sel yang menyerupai sel stellate retikulum pada ameloblastoma. !ada calcifying odontogenic cyst terdapat g ost cell di dalam lapisan epitel yang menjadi karakteristik istopatologi jenis kista ini. G ost cell yang eosinofilik ini adala sel epitel yang suda tua dengan nukleus yang ilang. )erdapat kontroversi ter adap terbentuknya g ost cell. $eberapa orang mengatakan ba wa peruba an ini karena adanya nekrosis, sedangkan yang lainnya beranggapan, peruba an ini karena proses keratinisasi. G ost cell dapat berfusi dan membentuk suatu masa amorf yang besar dan aselular. $iasanya terdapat kalsifikasi di dalam sel ini. $erbentuk granula basofil pada awalnya, dan lama&lama akan membesar dan membentuk masa dengan material kalsifikasi. )erdapat beberapa varian dari kista jenis ini. !ada beberapa kasus terdapat proliferasi eppitel yang akan masuk ke dalam lumen, se ingga terdapat g ost cell dan distrofik kalsifikasi di dalam lumen. %elain itu, terdapat juga multipel daug ter cell pada dinding jaringan ikat. Farian yang lainnya terdapat unilokular atau multilokular proliferasi epitel yang akan

masuk ke dalam lumen dan akan menyerupai ameloblastoma. %ekitar 87=, kista ini berasosiasi dengan odontoma, berbentuk lesi unilokular dan membentuk kompleks atau kompound dengan odontoma. )ipe yang paling jarang adala /eoplastic -solid0 calcifying odontogenik cyst -8&"#=0. )ipe inni dapat berbentuk intraosseus dan ektraosseus. !ada eEtraosseus terdapat pulau yang terdiri dari odontogenik epitel pada stroma jaringan ikat, palisade kolumnar sel dan stellate retikulum.selain itu terdapat juga jaring&jaring dari g ost sel dan juEtaepitel dentinoid. !ada intraosseus, terdapat solid tumor yang terdiri dari benang&benang yang mirip ameloblastoma dan pulau yang terdiri odontogenik epitel dan stroma jaringan ikat. %elain itu terdapat juga sejumla kecil sel g ost yang bersifat aggresif atau malignant. %el ini terli at pleomorfik dengan aktivitas mitosis dan menginvasi jaringan sekelilingnya.

Daftar Pustaka
17 27 37 47 27

Ka n, .ic ael 3. 877". Dasar Oral dan Maxillofacial Patologi. Folume " $urk art, G. /ancy. General And Oral Pathology for the Dental ygienist! 4eslie De4ong %udiono, *. 87"7. "ista Odontogenik. !enerbit $uku Kedokteran EG9? *akarta. @lm "6&87 %udiono, *, Kurniad i, $, @endrawan, 3, Djimantoro, $. 877<. #lmu Patologi. EG9? *akarta. @lm "A< /eville, $.GH dkk. 8778. Oral $ maxillofacial Pathology . !ensylvania? G.$. %aunders

Anda mungkin juga menyukai