Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RADIOLOGI

KISTA PERIAPIKAL

Ditujukan untuk memenuhi tugas radiologi yang diberikan drg. Farina Pramanik, Sp.RKG

Disusun oleh:

Bya Nabila Aulia

160110150106

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR
Kista

Kista merupakan rongga patologis yang berisi cairan, dibatasi oleh sel epitel, dan dikelilingi
oleh jaringan ikat yang jelas. Kista terjadi lebih sering pada rahang daripada daerah tulang
lainnya karena kebanyakan kista berasal dari sisa jaringan epitelium odontogenik yang
tertinggal setelah pembentukan gigi. Cairan kista merupakan sekresi dari lapisan sel pada
kavitas atau berasal dari cairan di sekitar jaringan. Kista berbentuk spherical atau bulat
tergantung pada akumuasi cairan di dalam kavitas. Tanpa resistensi, contohnya, di dalam
rongga udara seperti sinus maksilaris, kista tumbuh dengan cara yang konsentris dalam bentuk
spherical, tetapi ketika tumbuh di dalam tulang, bentuknya dipengaruhi oleh resistensi dari
jaringan keras yang berdekatan. Contohnya, balon yang terisi oleh cairan akan menghasilkan
sisi yang rata ketika ditempatkan pada meja; sama hal nya, kista yang mencapai segmen yang
tebal dari tulang kortikal mungkin akan menghasilkan sisi yang rata.

Ciri-ciri Klinis

Ciri ciri klinis yang paling umum dari kista adalah pembengkakan dan kurangnya rasa sakit
(kecuali kista tersebut terifeksi kedua kali (sekunder) atau berhubungan dengan gigi yang non-
vital). Kista sering berhubungan dengan gigi yang belum bererupsi, terutama molar ke-3.

Ciri-ciri gambar

Lokasi

Kista bisa terjadi secara sentral (termasuk tulang) pada bagian maksilla dan mandibula tapi
jarang terjadi pada kondilus dan prosesus coronoid. Kista odontogentik paling sering
ditemukan pada daerah bantalan gigi. Pada mandibula, kista berasal dari atas kanal saraf
inferior. Kista odontogenik bisa tumbuh kearah sinus maksila. Beberapa kista
nonodontogenik juga berasal dalam antrum. Sedikit kista timbul pada jaringan lunak pada
regio orofasial.

Batas luar

Kista yang berasal dari tulang biasanya di sekelilingnya dapat terlihat dengan baik dan
terkortikasi (ditandai oleh garis radioopak yang cukup seragam dan tipis). Namun, sebuah
infeksi sekunder atau keadaan kronis dapat merubah penampisan ini menjadi lebih tebal,
lebih banyak batas sklerotik atau membuat korteks terlihat kurang jelas.
Bentuk

Kista biasanya berbentuk bulat atau oval, menyerupai balon yang berisi cairan. Beberapa
kista mempunyai batas bergigi (scalloped).

Struktur internal

Kista merupakan gambaran radiolusen yang total. Namun, kista yang sudah berjalan lama
dapat terjadi kalsifikasi dystrophic, yang bisa memberi aspek internal yang jarang,
danpenampilan yang partikulat. Beberapa kista memiliki septa, yang memproduksi lokulasi
multipel yang terpisahkan oleh dinding tulang atau septa. Kista yang mempunyai batas
bergigi akan terlihat memiliki septa internal. Terkadang, alur tulang yang diproduksi oleh
skalloping perifer diposisikan agar gambaran mereka tumpang tindih dengan aspek internal
dari kista, hal ini memberikan kesan yang salah pada septa internal.

Efek di sekeliling gigi

Kista tumbuh secara perlahan, kadang-kadang menyebabkan perpindahan tempat dan


resorpsi pada tulang. Penyerapan gigi sering mempunyai batas yang tajam dan melengkung.
Kista dapat menyebar pada mandibula, biasanya pada bagian halus, melengkung dan
merubah plat kortikal bukal dan lingual menjadi batas kortikol yang tipis. Kista dapat
menggantikan saraf alveolar inferior kanal dalam arah inferior atau meluas ke arah antrum
maksillaris, mempertahankan lapisan tipis dari tulang memisahkan aspek internal kista dari
antrum.

Kista Odontogenik

Kista Radikular

Sinonim

Kata lain dari kista radikular adalah kista periapikal, kista apikal periodontal, dan kista dental

Mekanisme penyakit

Kista radikular adalah kista yang tumbuh dari epitel rest of Malassez pada ligamen periodontal
yang terstimulasi untuk berproliferasi dan mengalami degenerasi oleh produk inflamasi dari
gigi yang nonvital. Kista ini tumbuh karena tekanan osmotik. Kista radikuler itu unik karena
tidak ada kista di dalam tubuh yang mempunyai patogenesis yang serupa. Kista radikular
kemungkinan terbentuk oleh proliferasi inflamasi dari sel epitel yang berada pada ligamen
periodontal yang terinflamasi. Kista radikuler adalah sebuah kavitas patologis yang dibatas
oleh epitel berlapis squamosa berkeratin jelas yang memiliki ketebalan bervariasi dalam 3
struktur dimensi pada lesi periodontitis apikalis. Kista radikuler bisa menjadi kantung kista
(tersambung pada foramen apikal) atau kista sejati (tidak tersambung pada stuktur akar), tapi
kista ini tidak dapat terbentuk dengan sendirinya. Karena itu, kista radikuler tidak boleh
dianggap penyakit yang terpisah dari asimtomatik periodontitis apikalis. Kista radikuler
(kantung atau sejati) ini diklasifikasikan sebagai sebuah inflamasi bukan lesi neoplastik dalam
WHO Histological Typing of Odontogenic Tumors, Jaw Cyst and Allies Lesions. Prevalensi
dari kista radikuler dalam lesi periodontitis apikalis dari gigi yang diekstraksi sekitar 15%-
20%.

o Sel Biologi

Sebagai tambahan pada kemunculan dari semua sel inflamasi yang


kronik, sel epitel adalah sel yang paling menonjok yang ditemukan pada
asimtomatik periodontitis apikalis dengan pembentukan kista. ERM bisa
dipertimbangan unipotent atau sebgai pembatas potensial sel induk. Mereka
bisa berstimulasi untuk membelah secara asimetris dan simetris menjadi sel
basal dan sel squamous suprabasal garis epitel dari kista radikuler. Banyak teori
tentang pembentukan kista apikalis yang sudah diusulkan. Teori defisiensi
nutrisi berasumsi bahwa pusat sel dari pulau epitel akan bergerak lebih jauh
menjauhi penyediaan sumber nutrisi dan mengalami nekrosis dan degnerasi
likuifaksi. Akumulasi produk memancing netrofil dan granulosit ke daerah
nekrosis. Kavitas mikro lalu bersatu untuk membuat sebuah kavitas kista yang
berbatas epitel bertingkat squamosa. Teori abses mendalilkan bahwa ketika
sebuah abses terbentuk pada jaringan ikat, sel eopitel berproliferasi dan
mematasi kavitas abses karena kecenderungan tidak dapat dipisahkan mereka
untuk menutupi permukaan jaringan ikat yang terbuka. Teori dari menyatunya
helaian epitel mengusulkan bahwa helaian epitel yang berproliferasi menyatu
pada semua arah untuk membentuk struktur tiga dimensi lonjong yang terdiri
dari jaringan ikat fibrovaskular, dengan bermacam-macam derajat dari sel
inflamasi yang terjebak, yang secara berangsur-angsur memburuk karena
kurangnya penyediaan darah. Hal ini menunjukan pembentukan kavitas kista.
Tanpa melihat bagaimana kista radikuler (kantung atau sejati) itu terbentuk, hal
ini mungkin dikarenakan oleh proliferasi inflamasi (hyperplasia) dari sel epitel
yang tertinggal didalam lesi.

Hal ini sudah dispekulasi bahwa perluasan kista radikuler dikarenakan


meningkatnya tekanan osmotik pada kavitas kista, tapi hipotesis ini
memperlihatkan aspek seluler dari perkembangan kista dan destruksi tulang
biokimia. Perluasan kista radikuler mungkin dikarenakan oleh degradasi dari
kapsul jaringan ikat fibrosa oleh makriks metalloproteinase, yang diproduksi
oleh sel netrofil aktif, fibroblas, dan makrofag dan resorpsi tulang. ERM juga
telah menunjukan faktor kesanggupan untuk mensekresi penyerapan tulang.
Kebanyakan mediator inflamasi dan proinflamasi sitokin yang menstimulasi
proliferasi dari sel epitel yang tertinggal juga bertindak sebagai resorpsi tulang
pada lesi periodontitis apikalis.

Mediator inflamasi

Mediator pada dasarnya mempunyai kesamaan dengan semua periodontitis apikalis


kronik.

Histopatologi

Dua macam kista telah dijelaskan pada lesi periodontitis apikalis kronik. Saluran kantung kista
terbuka ke dalam kanal akar pada gigi yang terlibat. Kista sejati sepenuhnya terbuka oleh garis
epitel, dan salurannya tidak punya keterlibatan dengan kanal akar pada gigi yang terlibat. Kista
apikalis dibatasi oleh hyperplastik epitelium bertingkat squamous tidak berkeratin dari
bermacam-macam ketebalan, yang memisahkan dari kapsul jaringan ikat fibrovaskular oleh
membran dasar. Garis epitelium dan kapsul jaringan ikat biasanya disusupi oleh sel inflamasi,
mengindikasi bahwa sel inflamasi tertarik kepada jaringan ini oleh iritasi kemotaktik, pada
sistem kanal akar dan atau pada janringan periapikal. Pada epitel yang tidak berproliferasi,
ditemukan sedikit sel inflamasi yang menyusup. Kadang-kadang, sel mukosa metaplasia atau
sel siliata tipe pernafasan terdapat pada batas epitel berkista. Sel epitel dari garis epitel tidak
menunjukan karakteristik dari perubahan neoplasma, seperti morfisme, kekurangan olaritas,
pembesaran nuclea, rasio nukleoli besar, nukleus/citoplasmik yang abnormal,
hyperkromatisme, atau mitosis yang abnormal. Tidak seperti kista keratosit odontogenik dan
kalsifikasi odontogenik, sel basal dari batas epitel kista radikuler tidak sanggup untuk
berproliferasi dengan sendirinya tanpa stimulasi dari faktor perkembangan atau pelepasan
sitokin oleh sistem imun spesifik dan nonspesifik selama inflamasi periapikal. Saluran kista
dapat mengandung eksudat inflamasi, kristal kolesterol, cairan bening, atau koloni bakteri.

Ciri ciri klinis

Kista radikular merupakan tipe kista yang paling umum yang terjadi pada rahang. Kista ini
muncul/timbul dari gigi yang nonvital (i.e., gigi yang mengalami nekrotik pulpa karena ada
perluasan karies, resorasi yang besar, atau trauma sebelumnya). Kista radikular sering tidak
menimbulkan gejala kecuali terjadi infeksi sekunder. Kista yang menjadi besar bisa membuat
bengkak. Ketika di palpasi, pembengkakan tersebut bisa terasa seperti tulang dan keras jika
korteksnya utuh, krepitasi saat tulang menipis, kenyal dan berfluktuasi jika korteks luar
mengalami perforasi. Masalah kista radikular biasanya lebih sering terjadi pada 3/6 dekade dan
lebih sering terjadi pada laki-laki.

Gigi yang terlibat biasanya asitomatik. Lesi periapikal osteolitik dari gigi yang terlibat secara
endodontik terkadang menunjukan sebuah batas yang jelas disekeliling oleh garis radioopak
yang melingkar.

Lesi biasanya ditemukan pada pasien anak-anak dan pada molar pertama mandibular yang
biasanya banyak terlibat. Gigi serig memliki lesi karies yang kasar dan bisa vital atau nonvital.
Mereka biasanya asimtomatik. Secara radiografi, lesi dapat memiliki massa yang jelas atau
tidak jelas terkait dengan apeks gigi terlibat dan sudah diendodonti. Gambaran lamina dura di
sekitar apeks akar biasanya utuh.

Ciri Gambar

Lokasi

Pada kasus yang sering, bagian pusat dari kista radikular terletak disekitar apeks
gigi nonvital. Kadang-kadang muncul pada bagian mesial atau distal dari
permukaan akar gigi pada pembukaan dari kanal aksesori atau di bagian soket
periodontal yang dalam. Rata-rata kista radikular (60%) ditemkan pada
maksilla, tertama disekitar insisif dan kaninus. Karena inklinasi distal akar, kista
yang timbul pada insisif lateral maksilla bisa meluar kedalam antrum. Kista
radikular bisa saya terbuat karena relasi dengan molar sulung yang nonvital dan
ditempatkan pada bukal untuk perkembangan bikuspid.

Batas luar dan bentuk


Batas luar biasanya memiliki perbatasan kortikal yang jelas. Jika kista
mengalami infeksi sekunder, reaksi inflamasi disekitar tulang bisa
mengakibatkan kehilangan korteks ini atau perubahan korteks menjadi
perbatasan yang lebih sklerotik. Garis luar dari kista kadikular ini biasanya
melengkung atau membulat, kecuali dia terpengaruh oleh struktur
disekelilingnya seperti batas kortikal.

Struktur internal

Pada kasus yang sering terjadi, strutur internal dari kista radikular adalah
radiolusen. Kadang, kalsifikasi distrofik dapat berkembang dalam kista yang
sudah terjadi lama, muncul dengan tersebar dan berjarak, dalam bentuk kecil
radiokapasitas partikular.

Efek pada struktur di sekeliling

Jika kista radikular dalam ukuran besar, perpindahan tempat dan resorpsi akar
bisa terjadi. Pola resorpsi memiliki garis luar yang melengkung. Pada kasus
yang jarang, kista ini dapat mengisap akar yang berhubungan dengan gigi
nonvital. Kista itu dapat menginvaginasi sinus, tapi biasanya terdapat bukti dari
batas kortikal diantara isi dari kista dan kavitas sinus. Dasar luar kortikal dari
maksilla atau mandibulla dapat meluas dalam bentuk melengkung atau bulat.
Kista dapat memindahkan kanal saraf alveolar mandibula dalam arah inferior.

Perbedaan diagnosis

Perbedaan dari kista radikular yang kecil dari granuloma apikal atau kantung
kista periapikal akan sulit untuk dibedakan atau tidak mungkin terjadi pada
beberapa kasus. Bentuk yang bulat, batas kortikal yang jelas, dan ukuran yang
lebih besar dari diameter 2 cm lebih menandakan karakteristik dari kista.
Gambaran radiolusen yang lain untuk mempertimbangkan tahap awal dari
periapikal osseous (semental) dysplasia dan lesi apikal atau luka karena
pengoperasian karena tulang yang normal tidak akan pernah mengisi luka
tersebut dalam beberapa kasus. Sejarah pasien membantu membedakan. Kista
radikular yang berasal dari insisif lateral maksila dan diposisikan diantara akar
insisif lateral dan bonjol akan sulit untuk dibedakan dari tumor keratocyst
odontogenik, yang dikenali juga sebagai keratocyst odontogenik, atau kista
periodontal lateral. Vitalitas dari gigi yang terkena harus dilakukan tes. Gigi
yang nonvital akan memiliki kamar pulpa yang lebih besar dari gigi tetangganya
karena memiliki dentin sekunder yang kurang, yan dimana akan teerbentuk
secara normal sewaktu-waktu pada kamar pulpa atau kanal dari gigi yang vital.

Kista radikular yang besar yang sudah menyerang antrum maksilla dapat hancur
dan mulai terisi dengan tulang baru. Dengan biopsy, analisis histologi dapat
menghasilkan sebuh diagnosis erraneous dari fibroma ossifyig atau lesi fibro-
osseous. Secara radiografi, ciri yang paling penting yaitu tulang yang baru akan
selalu pertama terbentuk pada batas luar dari dinding kista dan tumbuh ke arah
tengah bersamaan menciutnya kista; hal ini merupakan perbedaan antara pola
formasi tulang dengan apa yang terlihat pada lesi pembentukan tulang jinak.

Manajemen

Pengobatan gigi dengan kista radikular dapat dilakukannya ekstraksi, terapi endodontik, dan
operasi apikal. Pengobatan untuk kista radikular yang besar biasanya melibatkan operasi untuk
menghilangkan atau marsupialisasi. Gambaran radiografi daerah periapikal dari gigi yang
sudah diobati secara endodontik harus diperiksa secara berkala untuk memastikan
penyembuhan normal sedang terjadi. Secara karakteristik, tulang baru tumbuh kedalam defek
dari perbatasan, kadang-kadang menghasilkan pola radiasi. Namun, dalam beberapa kasus,
tulang yang normal bisa saja tidak mengisi defek secara sempurna, terutama jika terjadi infeksi
sekunder atau destruksi tulang, termasuk bukal dan lingual plat kortikal. Kista radikular
rekuren tidak munngkin terjadi bila sudah dihilankan secara sempurna.

Hasil

Tidak ada bukti yang efiden bahwa periodontitis apikalis asimtomatik dengan pembentukan
kista (kantung atau sejati) dapat atau tidak dapat mengalami kemunduran setelah non-operasi
terapi saluran akar. Sangat disayangkan, kista apikalis tidak dapat didagnosa secara klinis dan
hanya bisa didagnosa setelah biopsi operasi atau ekstraksi dari gigi dengan periodontitis
apikalis. Pembelajran hasil klinis telah menunjukan bahwa setelah terapi saluran akar non-
operasi, gigi dengan periodontitis apikalis sembuh 78% dari kasus, tidak peduli apakah kultrasi
pre-obturasi bakteri adalah negatif atau positif. Karena itu, dispekulasikan bahwa beberapa
kista, terutama kantung ksita, dapat sembuh setelah terapi saluran akar non-operasi karena
faktor pertahanan alami mereka; keterlibatan operasi itu penting. Meskipun begitu, sama
dengan kantung kista periapikal, kista periapikal sejati juga terbentuk dengan lesi periodontitis
apikalis dan bukan lesi neoplastik. Setiap penyakit yang disebabkan oleh inflamasi/infeksi
harus disembuhkan jika iritasi kausatif dihilangkan, kecuali kalau yang mengirtasi adalah agen
induksi neoplasma atau karsinogen.

Kabanyakan lesi periodontitis apikalis dengan pembentukan tulang reaktif menunjukan


ksembuhan setelah terapi saluran akar non-operasi. Kelebihan tulang padat pada kebanyakan
kasus akan kembali ke penampilan normal.
Daftar Pustaka

Cohen, S. &Bum. 2011. Pathway of The Pulp. 10thed. Mosby Inc., St Louis: Missouri.

White, C. Stuart and Pharoah. J. Micheal. 2014. Oral Radiology Principles and Interpretation
7th Edition St. Louis : Mosby.

Anda mungkin juga menyukai