Anda di halaman 1dari 11

1.

Email :
1. Tidak mengandung ameloblast
2. Tidak mengalami reparative
3. Terdiri dari enamel rods
4. Lapisan yang sangat peka terhadap rangsang luar
2. Dentin
1. Lapisan terluar dari mahkota
2. Merupakan jaringan lunak
3. Mengandung pembuluh darah
4. Terdiri dari tubuli-tubuli yang berisi saraf
3. Semen (cement)
1. Merupakan lapisan terluar dari akar
2. Mengandung odontoblast
3. Mempunyai struktur yang sama dengan tulang
4. Merupakan lapiasan yang mengandung pembuluh lymphe
4. Gigi permanen Incisivus pertama
1. Merupakan gigi anterior terlebar
2. Akarnya satu besar dengan apex bulat
3. Fungsinya untuk memotong makanan
4. Erupsinya umur 7-8 tahun
5 . Gigi permanen incisivus kesatu atas
1. Garis mesial tegak lurus terhadap incisal
2. Bentuk mahkotanya pada aspek labial segitiga
3. Pada permukaan labial ada dua lekukan
4. Panjang akar dua kali lipat panjang mahkota
6 . Gigi permanen incisivus kesatu atas
1. Bentuk mahkota pada aspek mesial segitiga
2. Lengkungan garis servikal ke incisal pada distal lebih kecil dari yang mesialnya.
3. Pada aspek incisal, garis incisal tepat di tengah-tengah
4. 1/3 incisal mahkota pada distal lebih tebal dari pada mesial

7 . Gigi permanen incisivus kedua atas


1. Banyak bentuk mahkota yang anomali
2. Bentuk dan fungsinya sama dengan gigi permanen incisivus kesatu
3. Erupsinya umur 8-9 tahun
4. Mempunyai akar bercabang dua
8 . Gigi permanen incisivus kedua RA
1. Mempunyai palatinal fossa yang lebih dalam daripada
2. Sudut mesioincisal tegak lurus
3. Mempunyai foramen caecum
4. Apex bengkok ke arah mesial
9 . Gigi permanen incisivus kedua RA
1. Cingulumnya tidak jelas
2. Garis servik di mesial melengkung lebih dalam dari pada distal
3. Incisal ridge lebih tipis dari pada gigi I.1 RA
4. Pada pernukaan distal ada depression di mahkota dan akar
10 . Gigi permanen caninus RA
1. Mempunyai akar terpanjang
2. Mempunyai satu cusp
3. Ukuran labiopalatinal lebih besar dari I.2 dan I.1
4. Jarang rusak
11 . Gigi permanen caninus RA
1. Puncak cusp ada di tengah-tengah mahkota dan akar
2. Permukaan palatinal mahkota dan akar lebih kecil dari permukaan labial
3. Titik kontak di mesial 1/3 panjang mahkota
4. Pada cuspnya, lereng mesial lebih pendek dari lereng distal
12 . Gigi permanen caninus RA
1. Puncak cusp pada aspek mesial tidak pada pertengahan
2. Erupsinya 11-12 tahun
3. Mempunyai depression pada akar permukaan distal
4. Pada mahkota, jarak labio palatinal lebih kecil dari jarak mesio distalnya

13 . Gigi premolar kesatu RA


1. Erupsinya 12-13 tahun
2. Mempunyai 2 cusp
3. Banyak kelainan agenesis
4. Mempunyai dua saluran akar
14 . Gigi premolar kesatu RA
1. Buccal cusp lebih tinggi dari palatinal cusp
2. Pada aspek mesial buccal cusp segaris dengan apex akar buccal
3. Pada aspek mesial palatinal cusp segaris dengan garis luar akar palatinal
4. Pada yang mempunyai akar satu, saluran akarnyapun satu
15 . Aspek distal dibandingkan aspek mesial pada gigi P.1 RA
1. Tidak ada depression
2. Tidak ada marginal groove
3. Bifurkasi lebih ke apex
4. Cervical line hampir datar
16 . Perbedaan P.1 dan P.2 RA
1. Pada P.2 mempunyai akar satu
2. Pada P.1 terdapat mesiomarginal groove
3. Ukuran P.2 lebih kecil
4. Tinggi cusp P.2 hampir sama
17. Gigi tetap molar kesatu RA
1. Mempunyai 4 cusp
2. Distobuccal cusp merupakan cusp tertinggi
3. Mempunyai 2 akar
4. Erupsinya pada umur 5 tahun
18. Perbedaan gigi tetap M.1 dan M.2 RA
1. Apex M.1 saling berjauhan
2. Garis cervix hampir lurus
3. Di permukaan palatinal terdapat depression
4. M.2 mempunyai 3 cusp
19. Aspek occlusal gigi tetap M.1 RA
1. Bentuknya belah ketupat
2. Sisi bagian buccal lebih pendek dari palatinal
3. Semua cusp terlihat
4. Mempunyai oblique ridge yang jelas
20. Gigi tetap M.2 RA
1. Mempunyai 3 akar
2. Ukurannya lebih kecil dari M.1 RA
3. Tinggi mahkota M.2 RA lebih pendek dari M.1 RA
4. Mempunyai tuberculum carabeli
21. Gigi tetap M.3 RA
1. Umumnya mmepunyai tiga akar yang berimpit
2. Distopalatinal cusp kecil sehingga bentuk mahkota sepeti jantung
3. Pada permukaan occlusal banyak terdapat groove
4. Tinggi mahkota jauh lebih pendek dari M.1 RA
22. Incisivus Kesatu Tetap RB
1. Merupakan gigi yang terkecil pada lengkung geligi
2. Erupsi pada usia 6-7 tahun
3. Akarnya terbentuk sempurna pada usia 9 tahun
4. Tidak memiliki cingulum
23. Incisivus Kedua Tetap RB
1. Bererupsi pada usia 7-8 tahun
2. Lebih besar dari gigi incisivus kesatu bawah tetap
3. Sisi mesial mahkota lebih panjang dari sisi distal mahkota
4. Titik kontak distal lebih ke arah cervikal dibandingkan titik kontak mesial
24. Caninus bawah tetap
1. Permukaan lingula lebih halus dibandingkan caninus atas
2. Memiliki 2 cusp
3. Distalcusp ridge lebih panjang dari mesial
4. Cingulumnya lebih bulat jika dibandingkan dengan cingulum caninus atas tetap

25. Premolar kesatu tetap RA


1. Mempunyai 2 cusp
2. Mempunyai satu akar
3. Mempunyai cusp buccal & cusp lingual
4. Cusp lingual lebih pendek dari pada cusp buccal
26. Tampak buccal premolar kesatu RB tetap
1. Puncak buccal cusp terletak lebih ke mesial dari pada garis pertengahan mahkota
2. Daerah kontak mesial dan distal sama tinggi
3. Terdapat buccal ridge yang berjalan dari puncak cusp ke cervikal
4. Akar lebih pendek dari pada akar caninus bawah
27. Premolar kedua RB tetap
1. Prenolar kedua RB lebih kecil dari pada Premolar kesatu RB
2. Umumnya mempunyai 2 cusp
3. Mmepunyai 2 akar
4. Mempunyai 1 akar
28. Molar pertama RB tetap
1. Mempunyai mesiolingual cusp, mesio buccal cusp, disto lingual cusp, disto buccal dan mesial cusp
2. Mempunyai 2 akar , akar lingual dan akar buccal
3. Mempunyai 3 akar, 2 di buccal dan 1 di lingual
4. Merupakan gigi di RB dengan 3 cusp
29. Tampak lingual molar pertama RB tetap
1. Tampak semua cusp (3 cusp)
2. Hanya tampak lingual cusp saja
3. Distolingual cusp lebih besar dari pada mesio lingual cusp
4. Diantara 2 cusp lingual terdapat lingual developmental groove
30. Gambaran occlusal molar pertama RB tetap
1. Groove occlusal berbentuk
2. Terdapat central groove
3. Terdapat lingual groove
4. Terdapat mesiobuccal groove

31. Molar kedua RB tetap


1. Mempunyai 4 buah cusp
2. Mempunyai 2 buah cusp
3. Mempunyai fissure berbentuk
4. Cusp mesial umumnya lebih besar dari cusp distal
32. Gigi Incisivus kesatu RB tetap
1. Gigi terkecil dari manusia
2. Ukuran panjang mahkota hampir sama dengan Incisivus kesatu RA tetap
3. Ukuran mesio distal lebih kecil dari I.2 RB
4. Akarnya berbentuk bulat
33. Gigi Incisivus kesatu RB tetap
1. Cingulumnya besar dan jelas
2. Ujung akarnya runcing
3. Bagian mesial dan distal asimetris
4. Garis incisal lurus dan tegak lurus terhadap garis luar mesial dan garis luar distal
34. Gigi Incisivus kedua RB tetap
1. Ukuran panjang mahkota di bagian mesial lebih panjang dari pada bagian distal
2. Bentuk dan fungsinya tidak memnyerupai I.1 RB tetap
3. Titik kontak distal lebih rendah dari pada mesial
4. Merupakan gigi terkecil dari manusia
35. Gigi Incisivus kedua RB tetap
1. Incisal ridgenya menurun dari mesial ke distal
2. bagian mesial dan bagian distal asimetris
3. Sudut distoincisal membulat
4. Dilihat dari incisal sisi distal I.2 RB lebih miring ke arah lingual
36. Gigi caninus RB tetap
1. Ukuran mesiodistalnya lebih kecil dari C RA tetap
2. Akarnya lebih pendek dari C RA tetap
3. Apexnya runcing
4. Cingulum besar

37. Gigi C RB tetap


1. Lengkung garis cervix lingkaran
2. Jarak cervico incisal lebih panjang dari C RA tetap
3. Titik kontak mesial ada di panjang mahkota
4. Lereng mesiallebih pendek dari lereng distal
38. Gigi premolar kesatu RB
1. Lingual cuspny lebih besar dari buccal cusp
2. Mempunyai 2 akar
3. Ukuran B-L lebih kecil dari C RB tetap
4. Permukaan occlusal condong ke arah lingual
39. Gigi premolar kesatu RB
1. Bentuk mahkotanya sama dengan P.2 RB
2. Panjang akar lebih pendek dari C RB
3. Pada bagian lingual mahkota terdapat mesiolingual developmental groove
4. Bentuk fissure berupa bulan sabit
40. Gigi premolar kedua RB
1. Lebih kecil dari P.1 RB
2. Mempunyai 3 cusp
3. Lingual cuspnya sama besar dengan P.1
4. Akarnya sedikit lebih panjang dari akar P.1 RB
41. Type fissure P.2 RB
1. Bentuk Y
2. Bentuk H
3. Bentuk U
4. Bentuk +
42. Gigi molar kesatu RB tetap
1. Merupakan gigi terbesar pada RB
2. Mempunyai 5 cusp
3. Mempunyai 3 akar
4. Dari arah buccal mempunyai 3 groove
43. Gigi molar kesatu RB tetap
1. Jarak mesio-distal lebih besar dari pada bucco-lingual
2. Sisi mesial lebih panjang dari sisi distal
3. Akar mesial lebih besar dari akar distal
4. Sisi buccal lebih panjang dari sisi lingual
44. Gigi molar kedua RB tetap
1. Mempunyai 5 cusp
2. DMR lebih rendah MMR
3. Buccal cusp lebih runcing dari lingual cusp
4. Brntuk fissure (---+----)
45. Gigi molar ketiga RB tetap
1. Fissure tidak jelas
2.
3. Jumlah cusp bisa 4 atau 5
4. Erupsinya pada usia 15-25 tahun
PETUNJUK I: PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN B. Kelas I tipe 3
YANG BENAR DI BAWAH INI C. Kelas III tipe 1
1. Gigi yang paling sering dijadikan patokan sebagai kunci D. Kelas III tipe 2
oklusi normal adalah : E. Kelas III tipe 3
A. Molar pertama sulung
B. Molar pertama permanen 9. Pada maloklusi Angles kelas III, gigi anterior rahang
C. Molar kedua sulung bawah biasanya mengalami :
D. Molar kedua permanen A. Inklinasi ke depan
E. Molar pertama permanen dan molar kedua sulung B. Inklinasi ke belakang
C. Inklinasi normal
2. Tipe maloklusi mana yang paling sering berhubungan D. Protrusif
dengan fraktur gigi anterior rahang atas adalah : E. Tipping
A. Class I tipe 1
B. Class I tipe 3 10. Klasifikasi Angles didasarkan pada posisi gigi yang
C. Class II divisi 1 stabil dan dijadikan panduan dalam oklusi adalah :
D. Class II divisi 2 A. Molar pertama permanen rahang atas
E. Class III tipe 2 B. Molar pertama permanen rahang bawah
C. Molar kedua permanen rahang atas
3. Maloklusi yang ditandai dengan kontriksi/ penyempitan D. Molar kedua permanen rahang bawah
lengkung gigi rahang atas, insisif rahang atas labioversi, deep E. Kaninus permanen rahang atas
overbite, dan overjet besar. Tanda tanda maloklusi ini
menurut klasifikasi Angle adalah : 11. Sudut ANB menggambarkan hubungan :
A. Kelas I tipe 2 A. Maksila terhadap basis kranii
B. Kelas II divisi 1 B. Mandibula terhadap basis kranii
C. Kelas II divisi 2 C. Maksila terhadap mandibula
D. Kelas III tipe 1 D. Maksila terhadap insisif rahang atas
E. Kelas III tipe 3 E. Mandibula terhadap insisif rahang bawah

4. Istilah tipe dan divisi dalam klasifikasi Angles 12. Menurut analisis sefalometri Steiners, orang dewasa
dikemukakan oleh : dengan maloklusi skeletal kelas III, nilai sudut ANB
A. Paul Simon menunjukkan ?
B. Edward H. Angle A. Besar
C. Anderson B. Kecil
D. Martin Dewey C. Normal
E. Proffit Ackerman D. O
E. Negatif
5. Profil wajah cekung berhubungan dengan :
A. Hubungan rahang kelas I 13. Seorang anak laki laki dengan sudut ANB 6o , maka
B. Hubungan rahang kelas II pada pasien ini mempunyai kasus :
C. Hubungan rahang kelas III A. Kelas I dental
D. Hubungan rahang kelas I dan II B. Kelas II dental
E. Hubungan rahang kelas I dan III C. Kelas III dental
D. Kelas II skeletal
6. Klasifikasi yang pertama digunakan di bidang ortodonti E. Kelas III skeletal
dan sampai sekarang masih digunakan secara luas diseluruh
dunia adalah : 14. Jika hubungan kelas II hanya ada pada satu sisi dan sisi
A. Klasifikasi Angles lainnya hubungannya kelas I dan tanda tanda/ simtom kelas
B. Klasifikasi insisif II tidak ada, maka kasus ini disebut maloklusi :
C. Klasifikasi kaninus A. Kelas II divisi 1 D. Kelas I subdivisi
D. Klasifikasi Simon B. Kelas II divisi 2 E. Kelas I tipe 5
E. Klasifikasi Proffit Ackerman C. Kelas II subdivisi

7. Jika gigi molar pertama permanen hilang pada periode gigi 15. Enam kunci oklusi normal diperkenalkan oleh :
permanen, klasifikasi apa yang akan saudara pilih ? A. Angle
A. Klasifikasi Angles B. Dewey
B. Klasifikasi insisif C. Simon
C. Klasifikasi kaninus D. Andrews
D. Klasifikasi Simon E. Steiners
E. Kombinasi B dan C
16. Dalam oklusi ideal, hal hal dibawah ini yang tidak
8. Klasifikasi yang menunjukan gigitan edge to edge : dikehendaki adalah :
A. Kelas I tipe 2 A. Lengkung gigi simetris
B. Gigi gigi dengan ukuran dan bentuk normal 24. Stabilisasi mandibula pada proses penelanan infantil
C. Gigi gigi RA berkontak lebih ke arah bukal/ labial dari dilakukan oleh :
pada gigi gigi RB A. Otot bibir
D. Bidang oklusal relatif datar B. Otot wajah
E. Gigi gigi sedikit mengalami rotasi C. Otot maseter
D. Otot buksinator
17. Distal step pada gigi sulung cenderung menjadi : E. Otot lidah
A. Hubungan normal pada gigi permanen
B. Maloklusi kelas I pada gigi permanen 25. Stabilisasi mandibula pada pola penelanan orang dewasa
C. Maloklusi kelas II pada gigi permanen dilakukan oleh :
D. Maloklusi kelas III pada gigi permanen A. Otot bibir
E. Hubungan end to end pada gigi permanen B. Otot wajah
C. Oklusi gigi dan otot elevator mandibula
18. Individu individu dengan mesocephalic, biasanya D. Otot mentalis
mempunyai : E. Otot lidah
A. Lengkung gigi sempit
B. Lengkung gigi lebar 26. Posisi lidah yang normal pada saat istirahat adalah :
C. Lengkung gigi normal/ oval A. Di palatum D. Di bagian anterior rongga mulut
D. Kombinasi A dan B B. Di dasar mulut E. Di antara gigi insisif rahang atas dan
E. Kombinasi B dan C bawah
C. Di bagian posterior rongga mulut
19. Jika dalam oklusi sentrik bonjol palatinal gigi rahang atas
berkontak dengan bonjol bukal gigi gigi rahang bawah, 27. Resorpsi akar dapat terjadi karena :
keadaan ini disebut : A. Tekanan pada gigi pada perawatan ortodonti
A. Cross bite B. Prematur kontak pada pemakaian oklusal rest
B. Reverse bite C. Prematur kontak pada penambalan logam
C. Deep bite D. Kemampuan jaringan periodontal untuk merespon tekanan
D. Open bite berkurang/ menurun
E. Scissor bite E. Semua jawaban di atas benar

20. Proporsi tinggi wajah bagian bawah yang ideal terhadap 28. Trauma oklusi dapat menyebabkan hal-hal dibawah ini,
tinggi wajah secara keseluruhan adalah : kecuali :
A. 1 : 1 A. Perubahan pada ligamen periodontal
B. 1 : 2 B. Perubahan pada struktur jaringan keras gigi
C. 1 : 3 C. Perubahan pada pulpa gigi
D. 1/3 : 2/3 D. Perubahan pada TMJ
E. 2 : 3 E. Abses tulang alveolar

21. Otot otot yang termasuk ke dalam triangular forced 29. Yang termasuk Lima Hukum Artikulasi dari Hanau
concept adalah sebagai berikut, kecuali : seperti dibawah ini, kecuali :
A. Otot lidah A. Condilar guidance dan incisal guidance
B. Otot orbicularis oris B. Curve of compentation
C. Otot maseter C. Plane of oklusal
D. Otot buksinator D. Bennet movement
E. Otot mentalis E. Cusple guidance

22. Pada umumnya orang dewasa melakukan aktivitas 30. Pada oklusi Ideal :
penelanan selama 24 jam sebanyak : A. Berguna untuk penyusunan gigi gigi, esthetik dan
A. 2000 kali keberhasilan fungsi
B. 2400 kali B. Diperlukan untuk penyusunan gigi sesuai dengan stabilitas
C. 1000 kali oklusal
D. 1500 kali C. Adalah sama seperti oklusi normal (Angle kelas I)
E. 1800 kali D. Pernyataan A dan B benar
E. Pernyataan A, B, dan C benar
23. Peranan otot lidah dalam triangular forced concept
adalah sebagai : 31. Pernyataan di bawah ini berhubungan dengan oklusi
A. Pendorong dan penahan sentrik :
B. Stabilisasi A. Adalah maksimum intercusp dari gigi gigi
C. Ujung lidah diletakkan di antara gigi insisif rahang atas B. Adalah posisi kontak awal pada saat membuka dan
D. Menghasilkan daya ke arah posterior menutup mulut
E. Posisi lidah berada di dasar mulut C. Paling baik ditentukan dengan model gips batu
D. Adalah hampir selalu tepat bila model dipasang pada
relasi sentrik
E. Pernyataan A, B, C, dan D benar C. Infiltrasi sel sel radang
D. Piknosis intisel osteoblast
32. Pernyataan di bawah ini berhubungan dengan oklusi E. Pernyataan A, B, C, dan D benar
sentrik :
A. Mungkin dipengaruhi oleh gaya gigit 40. Respon jaringan periodontal terhadap peningkatan daya
B. Mungkin tidak tercatat pada model dengan tepat karena oklusal adalah :
lilin tipe lunak digunakan untuk mencatat interoklusal A. Jejas jaringan
C. Mungkin tidak dapat diperoleh dengan tepat pada model B. Peningkatan aktivitas perbaikan jaringan
karena penggunaan bahan cetak yang tidak tepat C. Pembentukan jaringan periodontal
D. Mungkin dipengaruhi oleh TMJ D. Pernyataan A, B, dan C benar
E. Pernyataan A, B, C, dan D benar E. Pernyataan A, B, dan C salah

33. Pernyataan di bawah ini berhubungan dengan oklusi 41. Gejala subjektif dari trauma oklusi adalah sebagai
sentrik : berikut, kecuali :
A. Dapat digunakan dalam menentukan hubungan rahang A. Rahang atau otot kunyah sakit D. Sukar membuka mulut
atas dan rahang bawah tanpa kesalahan B. Gigi terasa goyang E. Gigi Linu
B. Dapat digunakan pada model tanpa ada sangkutan C. Gigi tidak berpindah tempat
C. Tidak selalu lebih anterior dari relasi sentrik
D. Tidak diperoleh pada binatang 42. Trauma oklusi adalah :
E. Pernyataan A, B, C, dan D benar A. Tekanan oklusal yang berlebihan
B. Perubahan patologik pada periodontium sebagai akibat
34. Saat berfungsi, kesehatan jaringan periodontal tergantung dari adanya tekanan pengunyahan yang abnormal
dari : C. Kemampuan periodontium untuk mengakomodasi tekanan
A. Besarnya daya oklusal yang berlebihan
B. Arah daya oklusal D. Dapat terjadi akut maupun kronis
C. Kekuatan otot otot pengunyahan E. Pernyataan A, B, C, dan D benar
D. Pernyataan A, B, dan C benar
E. Pernyataan A, B, dan C salah 43. Trauma oklusi primer adalah :
A. Trauma oklusi yang disebabkan oleh tekanan oklusal yang
35. Bruxism adalah : abnormal
A. Keadaan para fungsi B. Trauma oklusi yang disebabkan oleh tekanan oklusal yang
D. Pernyataan A, B, dan C benar normal mengenai gigi yang mengalami pengurangan jaringan
B. Menggerindakan gigi pada waktu tidur periodontal pendukung
E. Pernyataan A, B, dan C salah C. Gejala klinisnya adalah gigi goyang tanpa adanya poket
C. Gerakan yang tidak terkendali periodontal
D. Kerusakan pada zona iritasi periodontum
36. Kemampuan adaptif fisiologik jaringan periodontal E. Pernyataan A, B, C, dan D benar
adalah :
A. Kemampuan jaringan terhadap trauma 44. Trauma oklusi dapat disebabkan oleh :
B. Kemampuan jaringan terhadap kekuatan otot A. Malposisi gigi D. Kebiasaan bruxism
C. Kemampuan jaringan terhadap kekuatan daya kunyah B. Kontak gigi yang abnormal E. Pernyataan A, B, C, dan D
D. Pernyataan A, B, dan C benar benar
E. Pernyataan A, B, dan C salah C. Kehilangan gigi gigi

37. Perubahan pada jaringan periodontal dapat disebabkan 45. Kelainan sendi temporomandibular diantaranya adalah
oleh : posisi kondilus mandibula bertranslasi ke anterior di depan
A. Kekurangan fungsi eminensia artikularis dan ke superior pada saat pembukaan
B. Kelebihan fungsi mulut serta terkunci pada posisi ini. Kelainan ini disebut :
C. Lama dan frekwensi daya oklusal A. Disk displacement with reduction
D. Pernyataan A, B, dan C benar B. Disk displacement without reduction
E. Pernyataan A, B, dan C salah C. Dislokasi
D. Ankilosis
38. Trauma oklusi primer terjadi oleh karena : E. Deviasi
A. Tambalan gigi yang terlalu tinggi
B. Perawatan ortodontik yang tidak adequat 46. Posisi diskus terletak lebih ke anterior dan medial dari
C. Protesa gigi yang tidak cocok kondilus pada saat menutup, dan pada saat membuka posisi
D. Pernyataan A, B, dan C benar kondilus bergerak ke posterior dari diskus serta segera
E. Pernyataan A, B, dan C salah kembali ke posisi kondilus yang normal. Keadaan ini terjadi
pada kelainan :
39. Akibat trauma oklusi terhadap jaringan periodontal A. Disk displacement with reduction
adalah : B. Disk displacement without reduction
A. Gangguan peredaran darah C. Dislokasi
B. Thombosis vaskuler ligamen periodontal D. Ankilosis
E. Deviasi A. Dislokasi kondilus
B. Bony ankilosis
47. Posisi diskus terletak lebih ke anterior dari kondilus, dan C. Osteoarthrosis
kondilus tidak dapat bertranslasi ke anterior secara penuh D. Disk displacement with reduction
sehingga mencegah pembukaan mulut yang maksimal. E. Fraktur koronoid
Keadaan ini terjadi pada kelainan:
A. Disk displacement with reduction 55. Pengunyahan satu sisi yang berlangsung lama dapat
B. Disk displacement without reduction mengakibatkan kelainan TMJ berupa :
C. Dislokasi A. Fraktur kondilus
D. Ankilosis B. Ankylosis TMJ
E. Deviasi C. Dislokasi
D. Neoplasia
48. Pada saat pembukaan mulut, mandibula mengalami E. Internal derangement
defleksi ke sisi TMJ yang mengalami kelainan. Gejala ini
biasanya terjadi pada keadaan : 56. Etiologi kelainan TMJ yang merupakan faktor
A. Disk displacement with reduction predisposisi (meningkatkan resiko) adalah sebagai berikut,
B. Disk displacement without reduction kecuali :
C. Dislokasi A. Karakeristik emosional D. Malformasi skeletal yang parah
D. Ankilosis B. Kelainan neurologik E. Bruxisem
E. Deviasi C. Penyakit infeksi tingkah laku

49. Pada kelainan TMJ dimana terdapat jaringan lunak yang 57. Rasa nyeri pada kelainan sendi temporomandibular
menyatukan diskus, kondilus, dan kompleks fossa sehingga terjadi karena :
terjadi keterbatasan pembukaan mulut; kelainan ini disebut : A. Kondilus menekan eminensia artikularis pada saat
A. Disk displacement with reduction pergerakan translasi
B. Disk displacement without reduction B. Kondilus menekan fossa temporalis pada saat gerakan
C. Fibrous ankylosis rotasi
D. Bony ankylosis C. Diskus menekan eminensia artikularis pada saat translasi
E. Extracapsuler ankylosis D. Ligament diskus mengalami elongasi atau tertekan pada
saat pergerakan kondilus
50. Trauma pada daerah lengkung zigomatik menyebabkan E. Diskus bergerak bersama kondilus kearah anterior pada
depresi dan fraktur prosesus koronoideus sehingga saat translasi
pembukaan mulut menjadi terbatas. Keadaan ini disebut :
A. Disk displacement with reduction 58. Berikut ini adalah kelainan yang terjadi pada otot-otot
B. Disk displacement without reduction pengunyahan, kecuali :
C. Bony ankylosis A. Myofascial pain D. Hipermobiliy
D. Intracapsuler ankylosis B. Myositis E. Hipertropy
E. Extracapsuler ankylosis C. Muscle spasme

51. Gejala umum kelainan sendi temporomandibular adalah 59. Closed lock pada kelainan TMJ terjadi karena :
sebagai berikut, kecuali : A. Pergeseran diskus ke anterior dari kondilus yang terus
A. Bunyi kliking sendi D. Pembukaan mulut deviasi bertahan
B. Nyeri pada sendi E. Pembukaan mulut defleksi B. Pergeseran diskus melewati eminensia artikularis
C. Pembukaan mulut lebar C. Pergeseran kondilus ke anterior yang terus bertahan
D. Pergeseran kondilus melewati eminensia artikularis
52. Bunyi kliking pada TMJ terjadi pada saat : E. Pergeseran kondilus ke posterior dari fosa
A. Kondilus bergerak dari posterior melewati fossa
B. Kondilus bergerak dari posterior melewati diskus konkaf 60. Instrumen/ alat yang paling sering digunakan untuk
ke medial mengevaluasi aktivitas otot otot orofacial adalah :
C. Kondilus bergerak melewati eminensia artikularis A. Electromyograph D. Tonometer
D. Diskus bergerak kearah fossa B. Holograph E. Tensimeter
E. Diskus bergerak melewati eminensia artikularis C. Bronchoscope

53. Etiologi kelainan sendi temporomandibular adalah 61. Profil jaringan lunak pada pasien dengan kebiasaan
sebagai berikut, kecuali : menghisap ibu jari adalah :
A. Trauma A. Cekung D. Datar
B. Aktivitas parafungsi B. Cembung E. Cekung sekali
C. Abnormal habits C. Normal
D. Hipersalivasi
E. Infeksi 62. Tonus bibir atas pada pasien yang bernafas melalui mulut
adalah :
54. Berikut ini adalah kelainan senditeporomandibular A. Bertambah/ hipertonus D. Normal
intracapsuler, kecuali :
B. Berkurang/ hipotonus E. Pernyataan A, B, C, dan D benar 2. Kelas II divisi 2 4. Kelas III tipe 2
semua
C. Tidak berpengaruh 72. Klasifikasi kaninus kelas III terdapat pada maloklusi :
1. Kelas I tipe 1 3. Kelas III tipe 1
63. Maloklusi kelas III pseudo biasanya selalu berhubungan 2. Kelas I tipe 3 4. Kelas III tipe 3
dengan :
A. Deep bite 73. Pola penelanan infantil ditandai dengan :
D. Cross bite anterior 1. Konstraksi aktif otot bibir
B. Insisif rahang atas protrusif 2. Ujung lidah berkontak dengan bibir bawah
E. Open bite 3. Lidah bagian posterior dan pharingeal sedikit berkontraksi
C. Insisif rahang atas retrusif 4. Pola penelanan infantil berlangsung sampai usia dua tahun

PETUNJUK II : PILIHLAH A. Jika 1,2 dan 3 benar 74. Proses penelanan orang dewasa yang normal adalah :
B. Jika 1 dan 3 benar 1. Ujung lidah diletakkan dibelakang insisif rahang atas
C. Jika 2 dan 4 benar 2. Bagian tengah lidah terangkat sehingga berkontak dengan
D. Jika 4 saja yang benar palatum durum
E. Jika semua benar 3. Bagian belakang lidah membentuk posisi 450 terhadap
64. Masalah TMJ dapat terjadi karena maloklusi seperti dinding pharing
dibawah ini : 4. Otot maseter dan buksinator menekan ke arah mid-line,
1. Prematur kontak dapat menyebabkan trauma TMJ otot orbicularis oris menekan ke arah gigi insisif
2. Deep bite sebagai predisposisi trauma TMJ
3. Cross bite anterior dengan mandibula prognatik dapat 75. Cara mendeteksi ketidakseimbangan otot orofasial adalah
menyebabkan trauma TMJ sebagai berikut :
4. Lengkung gigi asimetris sebagai predisposisi trauma TMJ 1. Penempatan posisi lidah yang salah 3. Kebiasaan mulut
yang buruk
65. Yang termasuk maloklusi pada bidang sagital adalah : 2. Pola penelanan yang salah 4. Oklusi yang buruk
1. Cross bite anterior 3. Kelas III skeletal
2. Kelas II divisi 1 4. Cross bite posterior 76. Kondisi oklusi yang buruk seperti :
1. Keausan oklusal 3. Gigi hilang akibat pencabutan
66. Yang termasuk maloklusi pada bidang vertikal adalah : 2. Kerusakan gigi akibat karies 4. Bentuk gigi abnormal
1. Cross bite 3. Under jet
2. Deep bite 4. Open bite 77. Kelainan anatomi lidah yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan otot otot orofasial adalah :
67. Maloklusi yang diklasifikasikan menurut Angle dalam 1. Ankilosis 3. Ikatan frenulum lingualis rendah
mempertimbangkan ketidakteraturan gigi gigi adalah : 2. Makroglosia 4. Ikatan frenulum labialis rendah
1. Bidang vertikal 3. Bidang transversal
2. Bidang sagital 4. Bidang anteroposterior 78. Pada kasus open bite anterior akan terjadi ketidak
seimbangan otot :
68. Pasien dengan oklusi ideal akan mempunyai gambaran 1. Tekanan otot maseter normal 3. Otot lidah berfungsi
oklusi : sebagai daya pendorong
1. Gigi gigi tersusun sangat sempurna baik dalam arah 2. Tekanan otot maseter lemah 4. Otot mentalis berkontraksi
buko-lingual maupun okluso-gingival
2. Tidak ada crowding atau spacing 79. Pada kasus pasien dengan kehilangan gigi gigi posterior
3. Garis median gigi rahang atas dan rahang bawah sesuai secara bilateral akan terjadi ketidak seimbangan otot :
dengan garis median wajah 1. Otot mentalis berkontraksi 3. Otot orbicularis oris lemah
4. Over jet 1/3 insisif rahang bawah 2. Otot maseter lemah 4. Lidah menempati daerah gigi yang
hilang
69. Pernyataan yang benar tentang maloklusi kelas III
skeletal adalah : 80. Anak yang bernafas melalui mulut ditandai dengan :
1. Sudut ANB > 0o 3. Titik BO terletak jauh lebih kebelakang 1. Lips seal negatif 3. Posisi lidah di dasar mulut
ari titik AO 2. Palatum sempit 4. Mukosa mulut kering
2. Sudut ANB < 0o 4. Titik BO terletak jauh lebih ke depan
dari titik AO 81. Prinsip kontraksi otot adalah :
1. Hukum All or none 3. Refleks miotatik
70. Maloklusi yang parah, dapat menyebabkan : 2. Tonus otot 4. Mekanisme buksinator
1. Kesulitan dalam proses pengunyahan
2. Kesulitan atau tidak mungkin menghasilkan suara dengan 82. Fase fase pada pola penelanan orang dewasa adalah :
jelas 1. Fase oral 3. Fase esophangeal
3. Gangguan fungsi TMJ 2. Fase pharingeal 4. Fase preparatori
4. Pemicu terjadinya clenching dan grinding
83. Gerak maju mandibula (protrusive) adalah :
71. Klasifikasi insisif kelas II terdapat pada maloklusi: 1. Merupakan gerakan simetris bilateral mandibula
1. Kelas II divisi 1 3. Kelas I tipe 2 2. Merupakan gerakan asimetris bilateral mandibula
3. Dimulai dari keadaan oklusi sentrik mandibula bergerak 91. Oklusi yang tidak mempunyai oklusal stop adalah :
kedepan sampai terjadi kontak incisal gigi gigi anterior 1. Gigi posterior hilang satu sisi
4. Kondilus dan diskus masing masing melakukan gerakan 2. Masih terdapat gigi gigi kodrat
3. Gigi gigi posterior hilang dua sisi
84. Sudut insisal/ incisal guidance adalah : 4. Terdapat dua titik kontak di posterior dan satu di anterior
1. Sudut yang dibentuk oleh bidang labial gigi gigi anterior
rahang atas 92. Cara untuk mendapatkan oklusi sentrik adalah :
2. Sudut yang dibentuk oleh gigi gigi anterior rahang 1. Tidak menggunakan alat 3. Menggunakan alat Gothic
bawah Arch Tracer
3. Sudut yang dibentuk oleh gigi anterior waktu gerakan ke 2. Hand Artikulator 4. Face Bow Transfer
lateral
4. Sudut yang dibentuk oleh kemiringan permukaan palatinal 93. Segitiga Bonwill :
gigi anterior dengan bidang horizontal 1. Di tarik dari kondilus kiri dan kanan ke pertemuan titik
insisive sentral bawah
85. Gerakan menyamping kanan/ kiri (lateral excursion) 2. Harus ada pada artikulator Free Plane
adalah : 3. Untuk menentukan jarak dan kedudukan rahang atas
1. Gerakan mandibula asimetris bilateral kanan/ kiri terhadap kondilus kiri dan kanan
2. Gerakandimulai oklusi sentrik bergeser ke lateral sampai 4. Merupakan segitiga sama kaki
kontak gigi lawan
3. Tonjol bukal dan palatinal kontak (working side) 94. Coronoplasty :
4. Tonjol palatinal rahang atas kontak dengan bukal rahang 1. Pengurangan suprakontak oklusal secara mekanis 3.
bawah (balancing side) Menstabilkan posisi mendibula
2. Pembentukan kembali permukaan mahkota gigi 4.
86. Gerak menyamping mandibula (lateral excursion) lateral Memperbaiki kontak proksimal
kanan :
1. Poros rotasi mandibula sebelah kanan 3. Proc condylaris 95. Untuk koreksi supra kontak dilakukan dengan cara :
kiri melakukan translasi 1. Pointing 3. Grooving
2. Poros rotasi mandibula sebelah kiri 4. Proc condylaris 2. Spheroiding 4. Fremitus test
kanan melakukan translasi
96. Untuk menentukan lokasi adanya kontak prematur,
87. Pergerakan mandibula sekitar sumbu/ sendi horizontal : dibantu dengan :
1. Gerakan membuka mulut 3. Gerakan menutup mulut 1. Kertas artikulasi
2. Gerakan lateral kanan 4. Gerakan lateral kiri 2. Wax
3. Mylar strips
88. Gothic arch Tracer adalah suatu alat : 4. Fremitus test
1. Mencatat pergerakan mandibula dalam arah horizontal PETUNJUK III : COCOKKAN JAWABAN DIBAWAH
2. Memakai alat recording plate pada gigi rahang atas, INI DENGAN SOAL
recording stylus pada rahang bawah A. Oklusi ideal
3. Memakai alat recording plate pada rahang bawah B. Oklusi normal
C. Maloklusi
89. Otot otot membuka mandibula : D. Oklusi sentrik
1. Otot digastrikus 3. Otot geniohioid E. Relasi sentrik
2. Otot milohioid 4. Otot maseter
97. Oklusi abnormal
90. Otot otot menutup mulut : 98. Oklusi yang sangat sempurna
1. Otot temporal 3. Pterigoid media 99. Oklusi yang sangat jarang ditemukan pada populasi
2. Otot maseter 4. Stylohioid 100. Oklusi yang sedikit mengalami penyimpangan dari
oklusi ideal

Anda mungkin juga menyukai