Kelompok Tutorial L
Seorang anak laki-laki umur 9 datang ke RSGM FKG UNEJ bersama ibunya
untuk kontrol rutin kesehatan gigi setiap 6 bulan sekali. Dari hasil pemeriksaan
klinis tampak gigi 74 sudah mengalami goyang derajat 1. Mahkota klinis gigi
tersebut masih tampak bagus dan tidak berlubang. Tampak tuberkulum
zucherkandl di permukaan mesiobukal. Dari hasil fotorontgen periapikal
menunjukkan gigi tersebut memiliki 2 akar yang mulai teresorbsi oleh mahkota
gigi 34 (gambar 1).
LO (Learning Object)
1. Mahasiswa mampu mengkaji ciri-ciri anatomi gigi sulung posterior
2. Mahasiswa mampu mengkaji ciri-ciri anatomi gigi sulung anterior
3. Mahasiswa mampu mengkaji ciri-ciri anatomi gigi permanen posterior
4. Mahasiswa mampu mengkaji ciri-ciri anatomi gigi permanen anterior
5. Mahasiswa mampu mengkaji urutan erupsi gigi sulung
6. Mahasiswa mampu mengkaji urutan erupsi gigi permanen
7. Mahasiswa mampu menjelaskan nomenklatur yang dipergunakan untuk
penomoran pada gigi sulung dan gigi permanen
8. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme pembentukan gigi sulung
9. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme pembentukan gigi permanen
10. Mahasiswa mampu mengkaji perbedaan anatomis gigi sulung dan gigi
permanen
11. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme pergantian gigi sulung dengan
gigi permanen dan teresorbsinya gigi 74
GIGI SULUNG POSTERIOR
Gigi
Sulung
Molar 1
Rahang Atas
Aspek Buccal
• Ukuran mahkota
terbesar pada titik
kontak mesial
distal, mengecil ke
arah cervical
Aspek Buccal
• Permukaan buccal
halus, tidak ada
developmental
groove
Aspek Buccal
PR MBR
DBR
• Terlihat 3 akar.
Akarnya
panjang,
ramping. Akar
distal terlihat
lebih pendek
Aspek Buccal
• Bifurkasi akar
dimulai pada
daerah cervical
line
Aspek
Palatal
• Mahkota
mengecil dari
buccal ke arah
palatal
Aspek
Palatal
• Terlihat MLC
lebih menonjol
dibanding cusp
lainnya.
Aspek
Palatal
MBC MLC
Aspek Mesial
• Pada outline
buccal, pada 1/3
cervical
memperlihatkan
kecembungan
yang jelas
(daerah cervical
ridge menonjol)
Aspek Mesial
• Terlihat MBR
MBR
dan MPR MPR
Aspek Mesial
• LR atau PR
panjang,
ramping,
melengkung ke
buccal
arah palatal
sampai 1/3
tengah akar dan
membelok ke
arah buccal
Aspek Mesial
• Mahkota gigi
mengecil dari
mesial ke
distal
Aspek Mesial
• Bifurkasi akar
MB dan MP ke
arah apical dari
daerah cervical
line
Aspek Distal
• mahkota gigi
mengecil dari
mesial ke arah
distal (permukaan
mesial lebih besar
daripada distal)
• Disto buccal cusp
lebih tajam dan
miring dari disto
lingual cusp
Aspek Distal
• Penonjolan pada 1/3
cervical line kurang
jelas, servikal line
melengkung
• 3 akar telihat jelas
dimana akar mesio
buccal terhalang oleh
akar distobuccal
• Bifurkasi akar disto
buccal dan palatal
lebih ke apikal dari
cervical line
Aspek Occlusal
• Berbentuk segi 4
Aspek Occlusal
• Ada mesial
pit dengan
mesial
triangular
fossa
Aspek Occlusal
• Ada 4 cusp
(MBC, DBC,
MLC, DLC)
Aspek Occlusal
• Ada central
pit, central
development
al groove
Aspek Occlusal
• Ada central
developmental
groove membatasi
MBC dan MLC
Gigi
Sulung
Rahang
Molar 2
Atas
Buccal
• Menyerupai molar
tetap, kecuali
ukuran lebih kecil
• Terlihat 2 cusp,
mesio buccal dan
disto buccal
cusp
• Dibatasi oleh
buccal
developmental
groove
Buccal
Ukuran terbesar pada
titik kontak mesial dan
distal mengecil ke
arah cervical
2 cuspnya punya
perkembangan sama
sehingga besarnya
hampir sama
Mahkota lebih besar
daripada molar 1 susu
rahang atas
Akar lebih ramping
dan panjang daripada
molar 1 susu rahang
atas
Palatal
Biforkasi di cervical line
Ada 3 cusp : mesio
lingual, disto lingual dan
cusp tambahan di apical
mesio lingual cusp
(tuberculum carabelli)
Terlihat developmental
groove antara mesio lingual
cusp dan disto lingual cusp
(developmental groove ini
bersatu dengan
developmental groove yang
terdapat pada tuberculum
carabelli)
M D 3 akar terlihat, di mana akar
lingual lebih besar dan
tebal
Akar lingual panjangnya
hampir sama dengan mesio
buccal
Mesial
Terlihat seperti molar
tetap dimana ukuran
bucco lingual lebih
panjang daripada ukuran
cervio occlusal
Mahkota lebih pendek
Mesio lingual cusp
dengan cusp ke-5
(carabelli) terlihat lebih
besar daripada mesio
buccal cusp
Mesio buccal cusp lebih
pendek dan tajam
Mesial
Cervical line kadang-
kadang terlihat
lurus
Akar mesio buccal terlihat
besar dan datar sedangkan
akar lingual punya
kelengkungan seperti akar
lingual molar 1 susu rahang
atas, dimana
kelengkungannya melebihi
outline mahkota
Titik biforkasi antara akar
mesio buccal dengan akar
lingual ± 2-3 mm ke arah
apical dari cervical line
Distal
Ukuran distal mahkota
lebih kecil daripada
ukuran mesial
Dari aspek distal dan
mesial outline mahkota
di lingual berbentuk
hampir semi serkular
Cervical line hampir
lurus, sama dengan
aspek mesial
3 akar dapat dilihat dari
aspek ini
Titik biforkasi akar
terletak di pertengahan
mahkota
Occlusal
Menyerupai gigi molar 1
tetap, bentuknya rhomboid
dengan 5 cusp (disto buccal,
mesio buccal, disto lingual,
mesio lingual dan carabelli)
Terlihat datar karena
developmental groove tidak
jelas
Terdapat triangular ridge,
oblique ridge yang
menghubungkan disto buccal
dan disto lingual cusp
Terdapat distal
developmental groove yang
berlanjut ke arah lingual
menjadi lingual
developmental groove
Molar 1 Rahang
Bawah
Aspek Buccal
• Mesial outline hampir
lurus dari daerah kontak ke
cervix
• Distal outline lebih
cembung
• Mahkota bagian distal lebih
pendek
daripada mesial
Aspek Buccal
• Tidak terlihat ada
developmental
groove
• Mesial cusp lebih
besar dari distal
cusp, dibatasi oleh
depression
• Bifurcation root tepat
berada di tengah
Aspek Lingual
• Mahkota menyempit ke
arah lingual
• Distolingual cusp bundar
• Terdapat developmental
groove di antara
mesiolingual cusp dan
distolingual cusp
• Mesiolingual cusp panjang
dan tajam
Aspek Lingual
• Mesiolingual cusp letaknya
hampir di tengah
• Buccal cusp terlihat dari
aspek ini
• Panjang mahkota mesial
dan distal hampir sama
• Cervical line lebih lurus
Aspek Mesial
• Sepertiga cervical line
melengkung di
bagian buccal
• Ukuran mesiobuccal
labih besar dari
mesiolingual
• Apeks akar datar,
sehingga bentuk akar
seperti persegi panjang
Aspek Distal
• Cervical line tidak melengkung di bagian
buccal
• Panjang mahkota buccal dan lingual hampir
sama
Mesial-left Distal-right
Aspek Distal
• Distobuccal cusp dan distolingual cusp tidak
setajam mesial cusp
• Akarnya lebih bulat dan lebih pendek dari akar
aspek mesial
Mesial-left Distal-right
Aspek Occlusal
• Secara umum berbentuk jajar genjang
• Mesiobuccal cusp adalah cusp yang paling
besar
• Permukaan lingual lebar dan datar
MOLAR 2 MANDIBULA
Aspek Buccal
• Bentuk gigi menyerupai molar 1 mandibula
permanen, kecuali dalam ukuran mesio distal
pada titik kontak lebih besar dari ukuran
mesio distal pada cervix
cusp lingual
Aspek Occlusal
• Lebar mesio distal ketiga buah
cusp buccal lebih lebar dari
mesio distal cusp lingual
Mesial Distal
Buccal
Lingual
Left Right
MOLAR 2 MAXILLA
Right Left Left Right
Left Right
MOLAR 1 MANDIBULA
Right Left Left Right
Left Right
MOLAR 2 MANDIBULA
Left Right
Right Left
Left Right
MORFOLOGI GIGI
SULUNG ANTERIOR
Incisivus 1 Rahang Atas
Aspek Labial
• Crown
o Diameter mesiodistal > panjang
cervicoincisal
o Permukaan labial rata
o Incisal edge hampir rata
• Akar cone-shaped
Aspek
Palatal
• Cingulum meluas ke arah incisal ridge,
membagi daerah palatal menjadi
mesial dan distal fossa
• Akar menyempit, membentuk ridge
• Triangular
Aspek Mesial dan Distal
• Besar labiopalatal pada
1/3 cervical lebih lebar
karena adanya tonjolan.
• Lekukan pada cervical
line menuju incisal lebih
besar pada mesial dari
pada distal.
• Posisi cervical line lebih
apikal pada palatal dari
pada permukaan labial.
Aspek Mesial dan Distal
Aspek Incisal
• Labial outline pada mahkota
halus dan cembung.
• Incisal ridge (tebal 1mm)
sedikit melengkung
mesiodistally.
• Permukaan palatal mengecil
ke arah cingulum.
• Mahkota incisivus 1 maxilla
jauh lebih lebih lebar
mesiodistally daripada
faciopalatally dibandingkan
dengan incisivus 2 maxilla.
Aspek Incisal
Incisivus 2 Rahang Atas
ASPEK LABIAL
• Mahkota lebih kecil
daripada incisivus sentral
• Pada mahkota, panjang
cervicoincisal lebih besar
dari diameter mesiodistal
• Permukaan labial sangat
mulus dan ujung incisal
hampir rata
• Akarnya berbentuk cone
dan runcing
• Panjang akar lebih besar
dari panjang mahkota
ASPEK PALATAL
• Terlihat marginal ridge dan
cingulum
• Cingulum memanjang ke arah
incisal ridge dan membagi palatal
fossa menjadi mesial dan distal
fossa
• Akarnya mengarah ke palatal
• Akar mengecil dari labial ke
palatal dan pada potongan
melintang, akar dipotong ⅓
cervix terbentuk outline segitiga:
sisi mesial, distal, dan labial
Aspek Mesial, Distal, dan Incisal
• Sudut disto incisal lebih membulat
dibandingkan incisivus 1
incisivus 2 incisivus 1
Aspek Mesial, Distal, dan Incisal
• Ukuran mesio distal lebih kecil daripada
cervico incisal
• Akar lebih panjang daripada mahkota
• Incisal aspect kecil dan membulat
cervico incisal
distal
• Terlihat marginal ridge
mesial
dan cingulum
• 1/3 tengah dan 1/3
ASPEK LINGUAL
mesial distal incisal terdapat palatal
fossa
ASPEK LINGUAL
distal
• Permukaan mahkota
mesial
dan akar mengecil ke
arah palatal
ASPEK MESIAL
Aspek mesial
Aspek proksimal (mesial dan distal)
• Puncak cusp
mandibular canine
lebih dekat ke lingual
Aspek mesial
Aspek proksimal (mesial dan distal)
• Cervical line terletak
lebih ke apikal di
lingual daripada di
labial
Aspek mesial
Aspek proksimal (mesial dan distal)
• Cervical line lebih menonjol pada mesial
daripada distal
• Ukuran labiolingual lebih kecil dibanding caninus
rahang atas
• Cervical ridge tidak begitu jelas dibanding
caninus rahang atas
Aspek incisal
• Memiliki bentuk
berlian/ wajik yang
cukup simetris
Aspek incisal
• Cingulum terletak
di tengah atau
lebih dekat ke
distal
Mesial Distal
Aspek incisal
• Mesiodistal lebih
lebar dari labiolingual
Mesial Distal
ANATOMI GIGI
PERMANEN POSTERIOR
A. Premolar Pertama Bawah
Merupakan gigi bawah ke empat kiri dan kanan
dari median line
Mempunyai : cusp 2 : bukal dan lingual
Akar 1
1.Pandangan
Bukal
Terlihat cusp 1
Cervical line melengkung
ke arah apeks sedikit
Tinggi titik kontak mesial =
distal: + ½ cervical mesial
Puncak cusp agak
kesebelah mesial dan
runcing
2. Pandangan Lingual
Terlihat 2 cusp
Cusp bukal jelas terlihat
sebab cusp lingual jauh
lebih kecil
Juga permukaan mesial dan
distal terlihat, sebab
mengecil ke lingual
Cervical line hampir lurus
Terlihat mesio lingual
developmental groove
3. Pandangan Mesial
Terlihat 2 cusp
Permukaan bukal cembung
Puncak cusp bukal ada segaris dengan apeks
Puncak cusp lingual segaris dengan garis luar
akar sebelah lingual
Cusp lingual agak ke arahlingual dari pada
akar
Lanjutan......
fissure berbentuk u
• Terlihat ke 5 cuspnya
• Distal cusp terletak lebih ke
arah bukal
• Akar mesial terlihat sedikit
5. Pandangan Oklusal
• Terdapat 5 cusp
• Fissure berbentuk
mempunyai 4 groove, yaitu :
- Central groove
- Lingual groove
- Mesio bukal
groove
- Disto bukal
groove
• Terdapat pit
D. Molar Kedua Bawah
Merupakan gigi bawah ke-7 kiri dan kanan medial
line
Mempunyai cusp 4 : -cusp mesio bukal
-cusp disto bukal
-cusp disto lingual
-cusp mesio lingual
Mempunyai akar 2 : mesial dan distal
Orifice 3 : 1.Mesio bukal pada akar mesial
2.Mesio lingual pada akar mesial
3.Distal pada akar distal
1. Pandangan Bukal
Terlihat 4 cusp
Cusp lingual runcing dan
tinggi
Akar 2, tidak menyebar dan
membelok kedistal
2. Pandangan Lingual
Terlihat 2 cusp : Cusp
mesio lingual dan cusp
disto lingual
Terlihat 2 akar
3. Pandangan Mesial
Terlihat 1 akar mesial yg lebar
Mesial marginal ridge lebih
tinggi dari distal marginal ridge
Terdapat mesial
developmental depresion pada
akar
Bagian terlebar permukaan
lingual pada pertengahan
Bagian terlebar permukaan
bukal dekat cervix
4. Pandangan Distal
Terlihat ke 4 cuspnya
Akar mesial terlihat sedikit
5.
Sisi mesial lebih lebar dari sisi Pandangan
distal Oklusal
Jarak mesio distal hampir sama
dengan jark buko lingual
Terlihat 4 cusp yg sama besar
Umumnya cusp mesial lebih
besar dari pada cusp distal
Fissure berbentuk salib (+)
bertemu pada pit membentuk
sudut 90 drjt
Banyak groove-groove
tambahan
E. Molar Ketiga Bawah
Merupakan gigi bawah ke-8 kiri dan kanan median line
Gigi ini berfariasi dalam,
Bentuk : - cusp 4, 5 atau lebih
- akar berimpit, pendek, membelah ke distal.
Kadang-kadang mempunyai akar seperti akar molar satu
bawah.
-fissure, banyak fissure tambahan tapi kadang-
kadang seperti : m1 bawah/ m2 bawah
ukuran : lebih kecil dari M1 bawah atau M2 bawah tapi
kadang – kadang sebaliknya.
letak :
tumbuh : vertikal, horisontal, miring, terbalik dalam
tulang rahang
bisa tumbuh
bisa impactied
1.Pandangan Bukal
• Mahkota besar, akar kecil 2. Pandangan Lingual
• Akar sering berimpit tapi Akar membelok kedistal
kadang-kadang menyebar
• Cusp pendek dan bulat
4. Pandangan Distal
3. Pandangan Mesial • Mirip pandangan mesial, tapi
Akar terlihat pendek akar mesial terlihat sedikit
• Akar membelok ke distal
5. Pandangan Oklusal
1. Insisif Sentral
2. Insisif Lateral
3. kaninus
Insisif Sentral Atas
Aspek Labial
• Tampak bagian
mesioinsisal lebih bersudut
hampir 90, sedangkan
distoinsisal lebih membulat
• Akar satu lebih cenderung
membelok ke distal
• Memiliki tiga lobus
Aspek Palatal
• Terdapat singulum
dan lingir marginal
Aspek Mesial
• Terlihat mesial marginal
ridge
• Pada garis luar servikal
melengkung ke tepi
insisal urang lebih 1/3
panjang korona (3,5 cm)
Aspek Distal
• Terlihat cingulum
• Terlihat distal marginal ridge
• Garis luar servikalnya
melengkung ke tepi insisal
2,5 mm
Aspek Insisal
• Terlihat insisal edge
• Tepi insisal terletak di
tengah tebal korona
labiopalatal
• Terlihat mesial marginal
ridge dan distal marginal
Insisif Sentral Bawah
Aspek Labial
• Terlihat seperti kapak
• Titik kontak dekat dengan
insisal
• Akar membengkok ke arah
distal
• Sisi mesial distal lurus
kemudian mengecil
membentuk servikal line yang
melengkung ke ke arah apeks
Aspek Lingual
• Seperti pada
pandangan labial tetapi
servikal line
melengkung ke arah
apeks lebih dalam
• Cingulum, fosa, dan
ridge tidak begitu jelas
hampir rata
Aspek Mesial
• Permukaan labial cembung
dari servikal line sampai
kurang lebih 1/3 servik
kemudian lurus ke arah
servikal
• Permukaan lingual cembung
pada cingulum lalu cekung
menuju insisal
• Insisal edge agak ke arah
lingual
Aspek Distal
• Seperti pandangan
mesial
• Garis servikal
melengkung ke arah
insisal tetapi kurang
dari 1/3 servikal
Aspek Insisal
• Terlihat permukaan labial
lebih besar dari
permukaan lingual
• Sisi mesial dan distal sama
(simetris)
• Ukuran labio lingual lebih
besar dari labio distal
Insisif Lateral Atas
Aspek Labial
• Sudut mesio insisal agak
bulat
• Sudut disto insisal
sangat bulat
• Akar membelok ke
distal
• Servikal line
membengkok ke apeks
Aspek Palatal
• Terdapat cingulum
• Fosa palatinal yang
dalam dibanding insisif
atas
• Insisal ridge yang tebal
• Foramen caecum yang
terletak di antara
cingulum dan fosa
Aspek Mesial
• Seperti segita
• Servikal linenya
melengkung ke arah
distal
• Garis servikal tidak
beraturan pada
permukaan mesial
Aspek Distal
• Seperti pandangan
mesial, tetapi untuk
servikal linenya
melengkung ke arah
insisal tidak sedalam
sisi mesial
Aspek Insisal
• Permukaan labial
lebih lebar dari
permukaan palatal
• Garis insisal
mengikuti lengkungan
geligi, jadi bagian
distal dari garis insisal
lebih ke arah palatal
Insisif Lateral Bawah
Aspek Labial
• Sudut disto insisal agak bulat
• Garis insisal turun dari mesio
ke distal
• Servikal linenya melengkung
ke arah apeks
Aspek Lingual
• Sama seperti pandangan labial,
tetapi memiliki fosa dan singulum
• Servikal linenya melengkung ke
arah apeks
• Ridge, cingulum, dan fossa
berkembang baik daripada di
insisif sentral bawah
Aspek Mesial
• Servikal linenya
melengkung ke
arah insisal
• Permukaan
lingual terdapat
cingulum
Aspek Distal
• Memiliki servikal
line yang tidak
terlalu dalam
• Permukaan labial
lebih dari permukaan
lingual
Kaninus Atas
Aspek Labial
• Kurva yang dibentuk oleh garis
servikal lebih sempit daripada
insisif sentral
• Garis luar mesial dan korona
konveks dengan puncaknya pada
batas bagian sepertiga insisal
tempat kaninus berkontak dengan
insisif lateral
• Garis luar ini menuju ke ujung
tonjol dan bertemu dengan poros
gigi
Aspek Palatal
• Singulum, lingir
marginal, dan lingir
transversal mengecil
ke ujung tonjol
Aspek Mesial
• Seperti bentuk insisif
tetapi agak cembung
• Koronanya meruncing
dari puncak kurva labial
dan palatal ke ujung
tonjol
• Untuk garis luar labial
lebih sedikit cembung
dari puncak labial ke
ujung tonjol
Aspek Distal
• Permukaan ini
berlawanan dengan
permukaan mesial,
hanya saja permukaan
garis servikalnya tidak
begitu melengkung ke
insisal.
Aspek Insisal
• Garis luarnya terdiri
dari beberapa
lengkung, yaitu garis
mesial, labial, palatal,
dan distal
• Ujung tonjol terletak
pada garis yang
membagi garis
lengkung labial dan
palatal
Kaninus Bawah
• Memiliki groove labial yang sama dari semua
permukaan
• Koronanya lebih panjang servikoinsisal
• Lebih sempit mesiodistal daripada kaninus atas
• Singulum tidak terlihat begitu nyata
• Pada permukaan mesial dan distal, bagian 1/3
servikal tidak begitu tebal
Urutan Erupsi Gigi Sulung
Apa itu erupsi gigi ?
Proses pergerakan gigi yang dimulai dari
tempat pembentukan gigi didalam tulang
alveolar kemudian menembus gingiva
sampai akhirnya mencapai dataran
oklusal.
Tahap Tahap Erupsi
Tahap pre erupsi Tahap persiapan
Nomenklatur gigi adalah cara penulisan formula gigi geligi. Nomenklatur terdiri dari
beberapa cara, diantaranya :
1. Cara Zsigmondy
2. Cara Palmers
3. Cara Amerika
4. Cara applegate
5. Cara FDI
6. Cara Haderup
7. System Scandinavian
8. Cara Utrecht / Belanda
9. Cara G. B. Denton
Menurut masa pertumbuhan gigi manusia terbagi menjadi dua,
yaitu :
1. Gigi susu
Gigi susu berjumlah 20 buah dan mulai tumbuh pada umur 6 - 9 bulan dan lengkap
pada umur 2 – 6 tahun. Gigi susu terdiri dari 5 gigi pada setiap daerah rahang
masing – masing adalah : 2 gigi seri (incicivus),1 gigi taring (caninus), 2 gigi
geraham (molar)
2. Gigi permanen
Gigi permanen berjumlah 28 – 32 terdiri dari 2 gigi seri, 1 gigi taring, 2 gigi
premolar, dan 3 gigi molar pada setiap daerah rahang. Gigi permanen
menggantikan gigi susu. Antara umur 6 – 14 tahun 20 gigi susu diganti gigi
permanen. Gigi molar 1 dan 2 mulai erupsi pada umur 6 – 12 tahun
sedangkan gigi molar 3 mulai erupsi pada umur 17 – 21 tahun.
CARA ZSIGMONDY
• Gigi Tetap
87654321 123456 78
87654321 12345678
• Gigi Susu
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
Contoh : Gigi Caninus bawah kanan maka di tulis = III
• Gigi Susu
E D C B A A B C D E
E D C B A A B C D E
Contoh : Gigi Caninus bawah kanan maka di tulis = C
• Gigi Susu
X IX VIII VII VI V IV III II I
XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX
Contoh : Gigi Caninus bawah kanan maka di tulis =
XIII
• Gigi Susu
I II III IV V VI VII VIII IX X
XX XIX XVIII XVII XVI XV XIV XIII XII XI
Contoh : Gigi Caninus bawah kanan maka di tulis = XVIII
• Gigi Susu
Contoh : Gigi Caninus bawah kanan maka di tulis = 03 -
• Gigi Susu b a
c d
Contoh : Gigi Caninus bawah kanan maka di tulis = c.3
• Gigi Tetap
1 2
4 3
Contoh : Gigi P2 atas kanan maka di tulis = 15
• Gigi Susu 5 6
8 7
Contoh : Gigi Caninus bawah kanan maka di tulis = 83
a. Bud stage
Bud stage merupakan tahap pembentukan lamina dura.
Lamina dura adalah jaringan epitel yang mengalami
penebalan ditempat gigi akan muncul nantinya
(Harshanur,1995).
b. Cap stage
Cap stage adalah tahap proliferasi sel-sel menjadi organ
enamel. Sel-sel yang mengalami prolifersai akan
mengalami pembesaran dan membentuk seperti topi / cap
c. Bell stage
Pada tahap bell stage sel-sel mengalami
histodiferensiasi dan morfodiferensiasi.
Histodiferensiasi adalah perubahan sel secara
hisologis, contohnya organ enamel menjadi
ameloblas yang akan membentuk email gigi.
Morfodiferensiasi adalah perubahan sel-sel
membentuk garis luar dari mahkota dan akar
sehingga akan menjadi bentuk morfologi dari
tiap-tiap gigi.
Mekanisme Pertumbuhan
gigi permanen
Benih gigi:
1. Organ email yang berasal dari jaringan
epitel dan tumbuh di atas lamina gigi yang
berasal dari ektodermal. Organ email ini
nantinya akan berkembang menjadi email.
2. Dental papilla yang berasal dari jaringan
mesenkimal dan akan membentuk dentin.
3. Organ periodontal yang juga berasal dari
jaringan mesenkimal akan membentuk
struktur penyanggah gigi, sementum, tulang
alveolar dan selaput periodontal.
Tahap perkembangan suatu gigi
1. Tahap pertumbuhan
a). Tahap inisiasi c). Tahap histodiferensiasi
b). Tahap proliferasi d). Tahap morfodiferensiasi
2. Erupsi intraosseus
a. Tahap aposisi: pengendapan yang teratur dan berirama dari
matriks ekstraseluler yang tidak mempunyai kemampuan
sendiri untuk pertumbuhan yang akan datang. Sel yang
melakukan proses aposisi ini adalah osteoblast
5. Tahap Resorpsi
Penghapusan dari akar-akar gigi sulung oleh osteoclast
Faktor erupsi gigi:
1. Langsung: resorpsi dan aposisi tulang,
karakteristik vaskularisasi periodontal dan
perkembangan akar
2.Tidak langsung: nutrisi, ekstraksi dan
sebagainya
PERBEDAAN ANATOMIS
GIGI SULUNG DAN GIGI PERMANEN
Perbedaan gigi sulung dan gigi permanen
• Gigi sulung
1. Secara keseluruhan gigi sulung lebih
kecil daripada gigi permanen
2. Enamel gigi sulung lebih putih, yang
menyebabkan warna gigi sulung lebih
muda daripada gigi permanen
3. Kedalaman enamel lebih konsisten dan
lebih tipis daripada gigi permanen,
dengan ketebalan 0,5mm-1,0mm.
Enamel gigi permanen mempunyai
ketebalan sekitar 2,5mm
• Gigi permanen 4. Akar gigi sulung lebih pendek, kurang
kuat dan lebih muda warnanya daripada
akar gigi permanen.
5. Saluran akar gigi sulung sangat halus.
6. Gigi sulung terdiri dari 20 gigi,
sedangkan gigi permanen terdiri dari 32
gigi.
Mekanisme pergantian gigi
sulung dengan gigi permanen
dan resorpsi gigi 74
Resorpsi gigi sulung
Adalah penghapusan akar-akar geligi sulung oleh aksi dari
osteoklas. Proses resorbsi akar gigi sulung dimulai dari
bagian akar gigi sulung tersebut yang paling dekat dengan
bagian benih gigi permanen.
2 Jenis resorpsi
1. Resorpsi Akar Internal : yang dimulai dari pulpa