B. Metoda Palmer/Zygmondi
Metoda ini menggunakan simbol yang membedakan 4 kuadran. Disamping itu, juga
digunakan angka 1 sampai 8 untuk menentukan gigi central incisor permanen sampai
gigi molar ketiga. Huruf A sampai E, dengan simbol kuadran digunakan untuk
menunjukkan gigi desidui.
C. Sistem FDI
Federation Dentaire Internationale (FDI), sebuah organisasi kedokteran gigi
internasional, memperkenalkan sistem penomoran yang baru, yang merupakan usaha
untuk menstandardisasi bagi seluruh dunia. Sistem ini menggunakan sistem
penomoran dua angka, yang termasuk gigi permanen dan gigi susu. Angka pertama
menunjukkan kuadran.
1 - Permanent maxillary right quadrant
2 - Permanent maxillary left quadrant
3 - Permanent mandibular left quadrant
4 - Permanent mandibular right quadrant
5 - Deciduous maxillary right quadrant
6 - Deciduous maxillary left quadrant
7 - Deciduous mandibular left quadrant
8 - Deciduous mandibular right quadrant
Angka kedua menunjukkan gigi tertentu pada kuadran, seperti metoda Palmer untuk gigi
permanen (1-8). Gigi desidui pada kuadran diberi angka 1-5, angka nya meningkat dari
midline sampai bagian posterior.
1. Mahkota gigi susu anterior lebih luas secara mesiodistal dibanding panjang mahkota
daripada gigi permanen
2. Akar gigi susu anterior lebih sempit dan lebih panjang.
3. Akar dari gigi susu molar lebih panjang, lebih tipis dan lebih membentang. Bentangan
ini menyediakan tempat diantara akar untuk perkembangan mahkota gigi permanen.
4. Cervical ridge enamel pada gigi anterior lebih menonjol.
5. Mahkota dan akar dari gigi susu molar pada bagian servikal lebih tipis secara
mesiodistal.
6. Cervical ridge pada aspek bukal pada gigi susu molar lebih menonjol, terutama pada
molar pertama maksila dan mandibula.
7. Permukaan bukal dan lingual dari gigi susu molar lebih datar diatas kurvatur servikal
daripada gigi molar permanen, yang membuat permukaan oklusal menjadi sempit
8. Gigi susu biasanya kurang terpigmentasi dan lebih putih daripada gigi permanen.
B. Aspek lingual
Pada mahkota terlihat marginal ridge dan cingulum yang berkembang dengan baik
Cingulum memanjang cukup jauh menuju incisal ridge untuk membuat pembagian
concavity menjadi fossa mesial dan fossa distal
Cross section dari akar outline-nya berbentuk agak segitiga, permukaan labial
membentuk sisi segitiga, permukaan mesial dan distal membentuk 2 sisi lainnya
Ukuran mahkota pada 1/3 servikal berhubungan dengan panjang totalnya. Ukurannya
rata-rata 1 mm lebih kecil dari seluruh panjang mahkota secara servikoinsisal. Karena
ukuran mahkota yang pendek secara labiolingual, mahkota terlihat lebih tebal di 1/3
bagian tengah dan menipis pada 1/3 insisal
Akar terlihat lebih tumpul pada apeks, dibandingkan dengan aspek labial dan lingual
D. Aspek insisal
Permukaan mesial dan distal relatif luas dan memiliki contact area yang baik dengan
gigi sebelahnya
2. Insisivus 2 maksila
Secara umum mirip dengan insisivus 1 maksila dari segala aspek, namun dimensinya
berbeda
Panjang servikoinsisal pada lateral mahkota lebih besar daripada lebar mahkota
secara mesiodistal
Proposi akar lebih panjang daripada mahkota jika dibandingkan dengan insisivus 1
3. Insisivus 1 mandibula
A. Aspek labial
Sisi mahkota mesial dan distal melancip dari contact area, dan mengecil pada serviks
Lebar mahkota lebih besar daripada panjangnya jika dibandingkan dengan gigi
permanen
Akar panjang dan melancip ke arah apeks (runcing) dan berukuran hampir 2 kali lipat
panjang mahkota
B. Aspek lingual
1/3 bagian tengah dan 1/3 insisal dari permukaan lingual mahkota memiliki cekungan
tipis yang disebut fossa lingual
Bagian lingual mahkota dan akar bertemu sehingga lebih sempit ke akar lingual
(bukan ke labial)
C. Aspek mesial
Incisal ridge berpusat di tengah akar dan di antara punca kelengkungan mahkota,
secara labial dan lingual
Kecembungan dari garis luar servikal secara labial dan lingual di 1/3 servikal sama
jelasnya dengan insisivus sulung lainnya
Permukaan mesial akar hampir rata dan melancip, apeks terlihat lebih tumpul
dibandingkan dengan aspek labial dan lingual
D. Aspek distal
E. Aspek insisal
Outline mahkota menegaskan puncak pada puncak garis luar 1/3 servikal secara
labial dan lingual
4. Insisivus 2 mandibula
Incisal ridge condong ke slope secara distal sehingga contact area distal lebih rendah
secara apikal
Caninus
1. Caninus maksila
A. Aspek labial
Cusp gigi sulung lebih panjang dan tajam daripada cusp gigi permanen
Jika digambar garis, garis yang digambar melalui contact area akan membagi dua
garis yang digambar dari serviks ke puncak cusp (pada caninus permanen, contact
area tidak berada pada level yang sama)
Jika cusp utuh, slope mesial lebih panjang daripada slope distal
Memiliki akar yang panjang, ramping, melancip, dan berukuran lebih dari 2 kali lipat
panjang mahkota
B. Aspek lingual
Ridge enamel bergabung satu sama lain, yang terdiri dari cingulum, marginal ridge
mesial dan distal, cusp ridge insisal, dan juga tubercle pada cusp tip yang merupakan
lanjutan dari ridge lingual yang menghubungkan cingulum dengan cusp tip
Lingual ridge mebagi permukaan lingual menjadi fossa mesiolingual dan fossa
distolingual
Akar gigi melancip secara lingual dan biasanya condong secara distal di atas 1/3
bagian tengah
C. Aspek mesial
Peningkatan dimensi mahkota, yang berhubungan dengan lebar dan panjang akar,
meningkatkan resistensi terhadap gaya yang ditahan oleh gigi selama menjalankan
fungsinya
D. Aspek distal
Kecekungan garis servikal ke arah cusp ridge lebih kecil daripada permukaan mesial
E. Aspek insisal
Sudut pada contact area mesial dan distal, cingulum pada permukaan lingual, 1/3
servikal atau enamel ridge pada permukaan labial lebih jelas dan kurang membulat
dibandingkan dengan caninus permanen
2. Caninus mandibula
Ukuran mahkota 0,5 mm lebih pendek dan akar 2 mm lebih lebih pendek
Ukuran root trunk lebih besar daripada contact area secara mesiodistal dibandingkan
dengan caninus maksila
Perbedaan outline dengan caninus maksila sangat terlihat pada aspek labial dan
lingual, slope cusp distal lebih panjang daripada slope mesial (kebalikan dari caninus
maksila) untuk intercuspation saat mastikasi
Molar
Semua molar sulung mempunyai permukaan bukal yang rata di atas cervical ridge
1. Molar 1 maksila
A. Aspek bukal
Ukuran mahkota paling besar berada di contact area secara mesial dan distal
Mahkota berbentuk cekung ke arah serviks, ukuran serviks 2 mm lebih kecil daripada
ukuran contact area
Dari aspek ini, ukuran relatif antara molar 1 dan molar 2 maksila sangat terlihat
(molar 1 lebih kecil daripada molar 2)
Akar ramping, panjang, dan menyebar luas. Ketiga akar terlihat dari aspek ini
Bifurkasi akar dimulai hampir pada garis servikal (CEJ), yang termasuk trifurkasi,
dan merupakan karakteristik dari semua molar sulung baik maksila maupun
mandibula
B. Aspek lingual
Cusp mesiolingual merupakan cusp yang paling menonjol, paling panjang dan paling
tajam
Cusp distobukal dapat terlihat jika lebih panjang dan berkembang lebih baik daripada
cuspdistolingual
Memiliki 3 cusp
Ketiga akar dapat telihat dari aspek ini, akar lingual lebih panjang dari akar lainnya
C. Aspek mesial
Dimensi pada 1/3 servikal lebih besar daripada dimesi pada 1/3 oklusal
Cusp mesiolingual lebih panjang dan lebih tajam daripada cusp mesiobukal
Outline bukal pada 1/3 servikal terlihat cembung secara jelas, menjadi karakteristik
gigi ini yang menunjukkan overdevelopment pada area tersebut dibandingkan dengan
gigi lainnya
Akar mesiobukal dan lingual terlihat, akar distobukal terhalang akar mesiobukal
D. Aspek distal
Mahkota lebih sempit secara distal dan mesial, melancip ke arah ujung distal
Cusp distobukal panjang dan tajam, serta tidak berkembang dengan baik
Tonjolan yang terlihat secara mesial di 1/3 servikal tidak berlanjut secara distal
Garis servikal melengkung secara oklusal, atau memanjang lurus dari permukaan
bukal ke lingual
Ketiga akar dapat terlihat dari aspek ini, namun akar distobukal terhalang akar
mesiobukal sehingga hanya permukaan dan apeks bukal yang terlihat
Titik bifurkasi dari akar distobukal dan lingual dekat dengan CEJ
E. Aspek oklusal
Jarak antara line angle mesiobukal dan distobukal lebih besar daripada line angle
mesiolingual dan distolingual sehingga outline mahkota berpusat kelingual
Jarak antara line angle mesiobukal dan mesiolingual lebih besar daripada line angle
distal sehingga outline mahkota berpusat ke distal
Mempunyai central fossa. Mesial triangular fossa berada di dalam marginal ridge
mesial dengan sebuah pit mesial dan sulkus serta central groove yang
menghubungkan 2 fossa
Developmental groove bukal membagi cusp mesiobukal dan cusp distobukal secara
oklusal
Marginal ridge distal tipis dan tidak berkembang dengan baik dibandingkan dengan
mesial
2. Molar 2 maksila
A. Aspek bukal
Terlihat 2 cusp bukal yang jelas dengan developmental groove bukal di antara cusp
tersebut
Akar ramping, namun lebih panjang dan lebih berat daripada akar molar 1 maksila
Titik bifurkasi antara akar bukal dekat dengan garis servikal mahkota
B. Aspek lingual
Terlihat cusp mesiolingual yang besar dan berkembang dengan baik, cusp
distolingual yang berkembang dengan baik, dan cusp tambahan ketiga yang disebut
tubercle of Carabelli atau cusp kelima
Ketiga akar terlihat dari aspek ini, akar lingual besar dan tebal daripada 2 akar
lainnya dan memiliki panjang yang sama dengan akar mesiobukal
C. Aspek mesial
Mahkota 0,5 mm lebih panjang dari molar 1 sulung, namun 1,5 hingga 2 mm lebih
besar secara bukolingual
Cusp mesiolingual dan cusp tambahan terlihat besar daripada cusp mesiobukal yang
terlihat lebih pendek dan tajam
Ada lengkungan kecil pada garis servikal, biasanya hampir lurus dari aspek bukal ke
lingual
Akar mesiobukal dari aspek ini besar dan rata, memanjang secara lingual jauh
melampaui mahkota
Titik bifurkasi akar mesiobukal dan akar lingual 2 hingga 3 mm apikal ke garis
servikal mahkota
Cusp mesiolingual terletak tepat di bawah bifurkasi antara akar mesiobukal dan
lingual
D. Aspek distal
Outline mahkota secara lingual halus dan membulat, sedangkan secara bukal outline
hampir lurus dari puncak kelengkungan hingga ke cusp bukal
Ketiga akar terlihat dari aspek ini, meskipun akar mesiobukal hanya terlihat sebagian
karena terhalang akar distobukal
Titik bifurkasi antara akar distobukal dan distolingual lebih ke arah apikal
dibandingkan dengan titik bifurkasi lain, serta lebih berada di tengah di atas mahkota
dibandingkan dengan akar mesiobukal dan lingual
E. Aspek oklusal
Agak rhomboid serta memiliki 4 cusp yang berkembang dengan baik dan 1 cusp
tambahan: cusp mesiobukal, distobukal, mesiolingual, distolingual, dan cusp kelima
Permukaan bukal cukup rata, developmental groove antar cusp tidak begitu terlihat
seperti molar 1 permanen
Memiliki central fossa, dengan 1 central pit, mesial triangular fossa yang jelas,
mesial marginal ridgedan mesial pit di tengahnya
Bagian distal oblique ridge terdapat distal fossa sebagai pelabuhan distal
developmental groove
Distal groove memiliki cabang supplemental groove dalam distal triangular fossa,
membatasi cusp mesiolingual dan distolingual, dan berlanjut ke permuukaan lingual
menjadi lingual developmental groove
Distal marginal ridge berkembang sama baik dengan mesial marginal ridge
3. Molar 1 mandibula
Tidak menyerupai gigi lain, baik permanen maupun sulung sehingga terlihat asing
A. Aspek bukal
Outline mesial mahkota hampir lurus dari contact area ke serviks, mahkota sedikit
menyempit di serviks
Bagian distal mahkota lebih pendek daripada mesial, garis servikal menurun ke arah
apikal ketika bergabung dengan akar mesial
2 cusp bukal agak berbeda, tidak ada developmental groove di antara cusp tersebut,
cusp mesial lebih besar daripada cusp distal, sebuah developmental depression
memanjang di atas permukaan bukal dan membagi cusp
Akar panjang dan ramping, sangat menyebar pada 1/3 apikal melebihi outline
mahkota
Pada aspek ini terlihat bentuk gigi yang asing dan tidak biasa
Jika digambar garis dari bifurkasi akar hingga permukaan oklusal, gigi ini akan
terbagi rata secara mesiodistal
Bagian mesial mahkota hampir 2 kali lipat tinggi 1/2 bagian distal, dan bagian mesial
akar 1/3 dari bagian distal
B. Aspek lingual
Cusp mesiolingual panjang dan tajam pada pit jika dibandingkan cusp lainnya,
hampir berpusat ke arah lingual sejajar dengan akar mesial
Mesial marginal ridge berkembang sangat baik sehingga terlihat seperti titik puncak
kecil pada lingual
Panjang mahkota secara distal dan mesial lebih seragam dibandingkan pada aspek
bukal
C. Aspek mesial
Sangat terlihat lengkungan yang ekstrem ke arah bukal pada 1/3 servikal
Outline mahkota menyerupai aspek mesial molar 2 sulung dan molar permanen
mandibula
Cusp bukal terletak di atas dasar akar, dan outline lingual mahkota memanjang ke
arah lingual melebihi batas dasar akar
Outline bukal rata dari puncak kelengkungan permukaan bukal di 1/3 servikal hingga
cusp tip mesiobukal
Outline bukal dan lingual akar lurus dari mahkota, sedikit melancip pada 1/3 apikal
D. Aspek distal
Garis servikal tidak menurun ke arah bukal, memanjang hampir lurus ke arah
bukolingual
Distal marginal ridge tidak selurus dan tidak sejelas mesial marginal ridge
Akar distal lebih membulat, lebih pendek, dan melancip ke arah apikal
E. Aspek oklusal
Outline rhomboid
Cusp mesiobukal terlihat paling besar dan berkembang paling baik dari semua cusp
dan memiliki permukaan luas dan lurus ke arah lingual
Buccal developmental groove pendek, memanjang dari cusp ridge bukal ke titik
tengah outline mahkota di central pit, dan membagi 2 cusp bukal
4. Molar 2 mandibula
A. Aspek bukal
Daerah servikal lebih sempit daripada mahkota pada contact level secara mesiodistal
Permukaan bukal lurus sehingga terlihat cusp mesiobukal, bukal, dan distobukal
Akar terlihat ramping dan panjang, menyebar ke arah mesiodistal pada 1/3 bagian
tenga dan apikal, dan dapat berukuran 2 kali lipat panjang mahkota
B. Aspek lingual
2 cusp berukuran hampir sama dengan lingual groove yang pendek di antara cusp
tersebut
2 lingual cusp tidak sama luas dengan 3 cusp bukal sehingga mahkota menyempit ke
arah lingual
Garis servikal relatif lurus dan mahkota memanjang di atas akar lebih ke arah distal
daripada mesial
Akar yang terlihat dari aspek ini hampir sama dengan yang terlihat dari aspek bukal
C. Aspek mesial
Puncak kelengkungan ke arah buka lebih menonjol dan terlihat menyempit ke oklusal
akrena permukaan bukal yang rata di atas cervical ridge
Cusp bukal berada di atas akar dan outline lingual mahkota memanjang melebihi
garis akar
Marginal ridge tinggi sehingga cusp mesiobukal dan cusp mesiolingual terlihat agak
pendek
Cusp lingual lebih panjang atau lebih tinggi daripada cusp bukal
Akar mesial luas dan rata dengan apeks yang tumpul dan terkadang bergerigi
D. Aspek distal
Mahkota tidak seluas mesial sehingga dapat terlihat cusp distobukal dan mesiobukal
Cusp distobukal berkembang dengan baik, triangular ridge dari cusp tip memanjang
ke bawah menuju permukaan oklusal di atas distal marginal ridge
Distal marginal ridge menurun lebih tajam dan lebih pendek secara bukolingual
daripada mesial marginal ridge
Garis servikal mahkota teratur, namun condong ke atas ke arah bukolingual seperti
pada aspek mesial
Akar distal hampir seluas akar mesial dan rata di permukaan distal, serta melancip
lebih ke arah apikal daripada akar mesial
E. Aspek oklusal
Agak rectangular
Ketiga cusp bukal berukuran sama, kedua cusp lingual juga berukuran sama, namun
lebar total cusp lingual secara mesiodistal lebih kecil daripada lebar cusp bukal
secara mesiodistal
Triangular ridge jelas dan memanjang ke arah oklusal dari tiap cusp tip, berakhir di
tengah mahkota secara bukolingual di central developmental groove
Developmental groove bercabang dari central groove ke arah bukal dan lingual,
membagi cusp
Supplemental groove terdapat di slope triangular ridge serta di mesial dan distal
triangular fossa
Marginal ridge mesial berkembang lebih baik dan lebih terlihat daripada distal
Perbedaan dengan molar 1 pemanen adalah cusp mesiobukal, distobukal, dan distal
pada molar sulung berukuran dan berkembang hampir sama, sedangkan cusp distal
pada molar permanen lebih kecil daripada 2 cusp lainnya. Karena cusp bukal yang
kecil, mahkota gigi sulung lebih sempit secara bukolingual daripada mesiodistal jika
dibandingkan dengan gigi permanen
2.
3.
canine,
dan
premolar
sudah
terbentuk.
memperlihatkan
mahkota
gigi
yang
4.
Gigi dan Rahang anak usia 9 tahun gigi incisive sudah erupsi, terdapat perkembangan
pada odontogenesis molar2. Pada anak kecil laki-laki
telah menunjukan ekstraksi awal dari gigi 74 dan 75.
Perkembangan akar telah dimulai pada premolar (gigi 35)
7. Gigi dan rahang remaja usia 17 tahun. Pembentukan crowne molar 3 sudah jelas.
8. Gigi dan rahang dewasa umur 20 tahun. Molar 3 sudah terbentuk akarnya dan siap keluar
menuju rongga mulut.
MUKOSA ORAL
Yaitu jaringan lunak yang melapisi rongga mulut. Mukosa oral terdiri dari lapisan epitelium
dan lamina propria yang dibatasi oleh membran yang disebut membran basal. Berada di atas
lapisan submukosa dan otot atau tulang.
A. Lapisan Epitelium
Merupakan lapisan paling luar (superfisial) dari mukosa mulut. Tersusun dari sel-sel epitel
pipih berlapis (squamous), tidak memiliki pembuluh darah, dan berfungsi melindungi
jaringan di bawahnya. Lapisan epitelium terdiri dari:
1. Stratum corneum (keratin layer)
Bedasarkan keberadaan dan jenis keratin yang dimiliki, lapisan epitelium dibagi menjadi:
a. Epitelium terkeratinasi
i. Orthokeratinezed/Keratinized: sel mati, nukleusnya udah ga keliatan
ii. Parakeratinized: beberapa sel mati tanpa nukleus, dan beberapa sel mati dengan
nukleus berkerut
b. Epitelium tidak terkeratinasi: selnya sehat-sehat aja, berarti lapisan epiteliumnya
gapunya stratum corneum.
2. Stratum granulosum (granular layer): Punya granula yang disebut keratohyalin granula
dan lapisannya tebal.
3. Stratum spinosum
4. Basal layer
Memiliki sel berbentuk kuboid
B. Lamina Propria
Lamina propria merupakan jaringan ikat longgar di bawah lapisan epitelium. Di lamina
propria ada pembuh darah, syaraf, kolagen, fibroblas, PMN, sel mast, makrofag, dan limfosit.
Lamina propria terdiri dari dua lapisan bebeda yaitu:
1. Papillary layer: terdapat pemuluh darah
2. Dens fibrous layer: serat kolagen yang tersusun paralel
C. Jenis Mukosa Oral
1. Lining mucosa: epitelium tebal, tidak terkeratinasi, jaringan ikat teridiri dari serat
kolagen dan serat elastin.
2. Masticatory mucosa: epitelium tipis, terkeratinasi, jaringan ikat terdiri dari serat
kolagen
3. Specialized mucosa: epitelium tebal, terkeratinasi, bentuknya berupa tonjolan-tonjolan
(papila)
B. Palatum
1. Palatum mole
Termasuk lining mucosa. Lapisan epitelium tipis dan lamina propria tebal. Warnanya merah
muda kekuningan karena pembuluh darah di lamina propria dan jaringan adiposa di lapisan
submukosa. Permukaannya lembab karena ada kelenjar saliva minor di lapisan submukosa.
2. Palatum durum
Mukosanya termasuk masticatory mucosa. Berwana merah muda dan bersifat kaku. Cuma
bagian lateral palatum durum yang punya lapisan submukosa jadi bagian lateral lebih lunak.
Bagian anterior dari palatum durum lateral (daerah belakang caninus dan premolar) punya
jaringan adiposa sementara bagian posterior dari palatum durum lateral (daerah belakang
molar) punya kelenjar saliva minor. Area palatum durum yang gapunya submukosa, lamina
proprianya langsung nempel ke tulang. Perbatasan antara palatum durum di bagian anterior
dan palatum mole di bagian posterior disebut sutura palatine.
C. Lidah
Lidah merupakan otot lurik yang dilapisi oleh oral mukosa berupa masticatory mucosa dan
specialized mucosa. Sulkus terminalis membagi lidah menjadi 2/3 bagian anterior dan 1/3
bagian posterior. Bagian anterior bisa lebih banyak gerak dibanding bagian posterior karena
punya otot lurik lebih banyak dari jaringan adiposa.
Jenis papila di lidah yaitu filiform, fungiform, foliata, dan sirkumvalata. Sementara jenis
papila yang bisa buat ngecap (punya taste bud) yaitu fungiform, foliata, dan sirkumvalata.